Tabel 14 menunjukkan bahwa dari 50 responden kelompok pendidikan rendah 40 responden 80,0 patuh minum obat dan dari 40 responden kelompok
pendidikan menengah-tinggi, 33 responden 82,5 patuh minum obat. Hasil uji statistik didapatkan p=0,976 pada
α=0,05 yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kepatuhan minum obat anti
filariasis.
4. Hubungan antara Pekerjaan dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Filariasis
Tabel 15. Hubungan antara Pekerjaan dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Filariasis
Pekerjaan Kepatuhan Minum Obat
Jumlah p
value Patuh Tidak
Patuh n n n
Bekerja 29 78,4 8 21,6 37 100,0
0,780 Tidak
Bekerja 44 83,0 9 17,0 53 100,0 Jumlah
73 81,1 17 18,9 90 100,0
Tabel 15 menunjukkan bahwa dari 37 responden yang bekerja, 29 responden 78,4 patuh minum obat dan dari 53 responden yang tidak bekerja, 44
responden 83,0 patuh minum obat. Hasil uji statistik didapatkan p=0,780 pada
α=0,05 yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan kepatuhan minum obat anti
filariasis.
5. Hubungan antara Pengetahuan dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Filariasis
Tabel 16. Hubungan antara Pengetahuan dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Filariasis
Pengetahuan Kepatuhan Minum Obat
Jumlah p
value Patuh Tidak
Patuh n n n
Buruk 9 60,0 6 40,0 15 100,0
0,033 Sedang-Baik 64 85,3 11 14,7 75 100,0
Jumlah 73 81,1 17 18,9 90 100,0
Tabel 16 menunjukkan bahwa dari 15 responden yang memiliki pengetahuan buruk, 9 responden 60 patuh minum obat dan dari 75 responden yang
memiliki pengetahuan sedang-baik, 64 responden 85,3 patuh minum obat. Hasil uji statistik didapatkan p=0,033 pada
α=0,05 yang artinya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kepatuhan minum obat anti filariasis.
IV.3. Pembahasan IV.3.1 Usia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penduduk usia remaja yang patuh minum obat sebesar 91,7 dan penduduk usia dewasa-lansia yang patuh minum
obat sebesar 79,5 . Berdasarkan uji statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara usia dengan kepatuhan minum obat karena p value 0,450 0,05 sama
dengan penelitian Santoso et al 2008 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara usia remaja, dewasa, dan lansia dalam kepatuhan
minum obat anti filariasis. Hal ini sama dengan Hutabarat 2008 bahwa menurut Dunbar dan Waszak
dalam Smeat 1994 kepatuhan dalam aturan pengobatan pada anak-anak, remaja, dan dewasa adalah sama.
IV.3.2. Jenis Kelamin
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penduduk laki-laki yang patuh minum obat sebesar 79,3 dan penduduk perempuan yang patuh minum obat sebesar
82,0 . Berdasarkan uji statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kepatuhan minum obat karena p value 0,990
α 0,05 berbeda dengan penelitian Santoso et al 2008 bahwa ada hubungan yang bermakna
antara jenis kelamin dengan kepatuhan minum obat anti filariasis. Hal ini berbeda dengan pendapat Smeat dalam Hutabarat 2008 bahwa kaum
wanita cenderung mengikuti anjuran dokter termasuk anjuran untuk teratur minum obat karena kodrat wanita yang ingin tampak terlihat cantik dan tidak ingin ada
cacat pada tubuhnya. Tidak adanya hubungan antara jenis kelamin dengan kepatuhan minum obat
anti filariasis disebabkan peran aktif kader kesehatan dalam promosi kesehatan dan intervensi yang kuat dari tokoh masyarakat di RW 09 Kelurahan Pondok Petir
Kecamatan Bojongsari Kota Depok. Hal ini sesuai dengan Hutabarat 2008 yang