Tren Sifat Hujan Ekstrim Sebaran Sifat Hujan Ekstrim

18 Gambar 9. Simpangan baku panjang Deret Hari Kering DHK maksimum kiri dan Deret Hari Basah DHB maksimum kanan di Jawa Barat

4.4.2. Tren Sifat Hujan Ekstrim

Hasil analisis terhadap data seri DHK dan DHB menunjukkan bahwa pada bebeberapa stasiun ditemukan adanya kecendrungan panjang DHK yang semakin panjang, sedangkan panjang DHB maksimum cendrung memen- dek. Tren perubahan seperti ini dapat dilihat secara nyata di stasiun Geo- fisika Bandung Gambar 10 dan 11. Namun demikian pola kecendrungan sebaliknya juga ditemukan di beberapa wilayah Gambar 9 dan 10. Gambar 10. Grafik DHK atau CDD pada stasiun Geofisika Bandung 19 Gambar 11. Grafik DHB atau CWD pada stasiun Geofisika Bandung Tren peningkatan panjang DHK maksimum umumnya terjadi di sepanjang pantai utara Jawa Barat dengan laju penambahan panjang DHK antara 1 sampai 5 hari per sepuluh tahun Gambar 12. Sumedang, Majalengka dan Subang, merupakan daerah yang mempunyai kecenderungan penam- bahan DHK yang cukup tinggi yaitu berkisar antara 4 sampai 5 hari per sepuluh tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa resiko kekeringan di wi- layah ini juga cendrung semakin tinggi. Hal yang sama juga diamati di sebagian kecil wilayah Malangbong. Gambar 12. Peta Tren Deret Hari Kering DHK Jawa Barat 20 Untuk panjang DHB maksimum, stasiun yang menunjukkan adanya tren peningkatan panjang DHB maksimum yang nyata hanya di sebagin kecil wilayah Jawa Barat Gambar 13. Wilayah yang menun- jukkan adanya tren peningkatan panjang DHB maksimum yang tinggi ia- lah di sebelah tenggara Tasikmalaya sekitar daerah Sukawening, kemu- dian di sebagian wilayah Depok, Cibinong dan Ciampea. Laju penamba- han panjang DHB maksimum di wilayah ini ialah antara 5 sampai 10 hari per sepuluh tahun Gambar 13. Gambar 13. Peta Tren Deret Hari Basah DHB Jawa Barat

4.4.3. Sebaran Sifat Hujan Ekstrim

Hasil analisis bentuk sebaran statistik yang sesuai dengan sebaran data hu- jan ekstrim menunjukkan bahwa sebaran yang paling sesuai ialah sebaran normal baik untuk data panjang DHK maupun DHB. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya stasiun yang data panjang DHK dan DHB mengikuti se- baran ini. Hasil analisis yang disajikan pada Tabel 5 menunjukkan bahwa hampir semua dari 90 stasiun di Jawa Barat sebaran data DHK dan DHB mengikuti sebaran, yaitu 78 stasiun untuk data DHK dan 83 stasiun untuk data DBK. Sedangkan untuk sebaran statistik lainnya, banyaknya stasiun yang data DHK dan DBH sesuai dengan sebaran statistik tersebut lebih rendah dibandingkan dengan yang sebaran normal Tabel 5. Berdasarkan 21 hasil ini, maka pengelompokkan stasiun menurut kesamaan sifat hujan ek- strim dilakukan dengan menggunakan nilai rata-rata dan simpangan baku DHK dan DHB maksimum. Tabel 5. Jumlah dari total 90 stasiun yang sebaran data DHK dan DHB mengikuti sifat sebaran statistik tertentu Sebaran DHK DHB Normal 78 83 Log-Normal 69 69 3-Parameter LogNormal 57 50 Gamma 67 58 3-par Gamma 52 42 Exponential 64 57 2-Parameter Exponential 73 56 Smallest Extreme Value 63 56 Weibull 63 60 2 Parameter Weibull 61 55 Largest Extreme Value 57 52 Logistic 57 51 Log Logitic 61 52 3-Parameter LogLogistic 56 54 Dari hasil analisis gerombol diperoleh dendogram yang menun- jukkan bahwa stasiun di Propinsi Jawa Barat dapat dikelompokkan ke da- lam 4 kelompok utama Gambar 14. Kelompok 1 merupakan wilayah yang paling kering dan memiliki rata-rata panjang DHK maksimum ter- panjang dan DHB terpendek sedangkan Kelompok 4 memiliki panjang de- ret hari kering maksimum terpendek, tetapi rata-rata DHB bukan yang ter- panjang. Secara rata-rata stasiun Kelompok 3 memiliki DHB lebih pan- jang dari Kelompok 4, namun demikian keragamannya jauh lebih tinggi disbanding kelompok 4 Tabel 15. Hal ini menunjukkan bahwa walau- 22 pun kelompok 3 memiliki rata-rata DHB terpanjang namun simpangannya lebih dari dua kali yang di Kelompok 4. Sebaran stasiun menurut kelompok berdasarkan sifat dari DHK dan DBH adalah sebagai berikut: 1 Kelompok 1: Sebagian wilayah Pantai Utara memanjang dari Barat sampai wilayah timur seperti Kab Bekasi, Kerawang, sebagian Sub- ang, Indramayu sampai daerah Cirebon. 2 Kelompok 2: Sebagian besar daerah Jawa Barat khususnya untuk wi- layah bagian tengah sampai selatan, bagian timur Ciamis, Tasikma- laya, kemudian meluas ke arah barat sampai Sukabumi, Bagian utara sebagia Bekasi bagian selatan, Subang dan Purwakarta. 3 Kelompok 3: mengelompok di wilayah Jawa Barat bagian timur, yaitu sekitar Kuningan , Sumedang, Bandung, Cimahi dan sekitar Soreang. 4 Kelompok 4, berada di wilayah tengah bagian timur yaitu sekitar wi- layah Jakarta, Bogor, Depok, sampai Puncak dan sebagian wilayah Cianjur. Tree Diagram for 90 Variables Ward`s method Euclidean distances Linkage Distance 10 20 30 40 50 JB41 JB25 JB75 JB65 JB68 JB74 JB52 JB77 JB71 JB51 JB90 JB86 JB73 JB76 JB50 JB45 JB43 JB40 JB70 JB47 JB44 JB48 JB36 JB80 JB89 JB4 JB79 JB88 JB69 JB37 JB61 JB33 JB54 JB83 JB26 JB66 JB35 JB46 JB42 JB30 JB9 JB39 JB38 JB17 JB29 JB21 JB20 JB7 JB87 JB31 JB72 JB67 JB22 JB23 JB18 JB19 JB24 JB13 JB28 JB16 JB27 JB12 JB85 JB32 JB8 JB82 JB81 JB11 JB10 JB5 JB57 JB3 JB6 JB2 JB63 JB59 JB55 JB62 JB58 JB49 JB78 JB60 JB34 JB56 JB15 JB14 JB64 JB53 JB84 JB1 Gambar 14. Dendogram Pengelompokan Pos Hujan di Jawa Barat 23 Gambar 15. Peta Pengelompokan Pos Hujan berdasarkan parameter DHK dan DHB dengan rata-rata dan standar deviasinya Tabel 6. Simpangan Baku dan Rata-rata DHK dan DHB Kelompok DHK DHB Rata-rata Simpangan Baku Rata-rata Simpangan Baku 1 138 112 18 8 2 82 60 18 9 3 68 47 26 18 4 42 52 18 8

4.4.4. Pembahasan