Latar Belakang iv hari ekstrim basah Extremely wet Days

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akhir-akhir ini isu tentang perubahan iklim sangat ramai dibicarakan oleh berbagai fihak baik kalangan nasional maupun internasional. Hasil sintesis terhadap hasil penelitian yang dilakukan di dunia oleh IPCC Intergovernmental Panel on Climate Change menunjukkan bahwa frekuensi dan intensitas kejadian iklim ek- strim cendrung semakin meningkat akibat dari pemanasan global. Perubahan sifat iklim ekstrim akan memberikan dampak besar pada berbagai sektor. Salah satu sek- tor yang paling rentan terhadap dampak perubahan sifat iklim ekstrim ini ialah sector pertanian. Namun demikian kajian terkait dengan perubahan sifat iklim ekstrim ma- sih sangat terbatas di Indonesia. Beberapa sifat iklim ekstrim yang berpengaruh besar terhadap pertanian di- antaranya . Zhang, dan Yang, 2004 ialah i wet spells atau deret hari basah DHB yaitu hujan yang terjadi beberapa hari berturut-turut dalam periode yang panjang, ii dry spell atau deret hari kering DHK, yaitu tidak hujan yang terjadi beberapa hari berturut-turut dalam periode yang lama, iii hari sangat basah very wet days adalah jumlah curah hujan dalam satu tahun dimana jumlah curah hujannya lebih besar dari 95 persentil R 95

p, iv hari ekstrim basah Extremely wet Days

, total hujan satu tahun, dimana jumlah curah hujannya lebih besar dari 99 persentil R99p. Kejadian deret hari kering yang panjang dapat memberikan dampak negative khususnya pada sector pertanian. Dikshit et al., 1987 menemukan bahwa cekaman kekeringan akibat terjadinya 16 deret hari kering selama pertumbuhan 20 varietas padi berumur genjah dapat menyebabkan mundurnya umur panen antara 2 sampai 27 hari dan menurunnya hasil tanaman antara 10-91. Selanjutnya Niewolt 1989 menemukan bahwa di daerah tropis terjadinya deret hari kering selama 7 hari atau lebih mempunyai dampak yang serius terhadap tanaman. Castillo et al. 1992 me- nemukan bahwa tidak adanya hujan 15 hari berturut-turut baik sebelum ataupun se- sudah inisiasi malai dapat menurunkan hasil tanaman antara 18 dan 38. Oleh 2 karena itu, penelitian tentang perubahan sifat iklim ekstrim sangat diperlukan dalam pengelolaan risiko iklim.

1.2 Perumusan Masalah