KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA

dipilih melalui pemilihan umum. Pemerintah kota dipimpin oleh walikota.

B. KERANGKA PEMIKIRAN

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, nampak bahwa penyelenggaraan desentralisasi memerlukan dukungan pembiayaan, yang diharapkan secara konkrit diperoleh dari investasi. Sesuai dengan peranan dalam sistem demokrasi dan perekonomian global, pemerintah menjadi mediator diantara berbagai faktor dan aktor melalui optimalisasi pelayanan dengan watak yang responsif. Dengan dukungan sistem regulasi dan kelembagaan birokrasi, maka responsivitas diharapkan akan menjadi wujud utama pertanggungjawaban kebijakan desentralisasi itu demi kepentingan masyarakat. Kebijakan desentralisasi § UU No. 322004 § UU No. 332004 Pembiayaan Pemerintahan Daerah Investasi Responsivitas Pelayanan Birokrasi

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PENGEMBANGAN SISTEM PELAYANAN BIROKRASI DALAM KEBIJAKAN INVESTASI DAERAH di KABUPATEN SRAGEN

Investasi daerah merupakan faktor penting dalam memajukan pertumbuhan ekonomi daerah oleh karena itu Pemerintah Daerah harus mengedepankan upaya menumbuhkan investasi di daerah sebagai sumber pertumbuhan ekonomi daerah. Guna menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi daerah, Pemerintah Kabupaten Sragen melakukan pengembangan sistem pelayanan birokrasi dalam kebijakan investasi daerah di Kabupaten Sragen. Adapun pengembangan sistem tersebut yaitu efisiensi pelayanan birokrasi dengan menerapkan layanan satu pintu, transparansi pelayanan birokrasi dengan menerapkan electronic government dan pemberian kemudahan pelayanan perizinan bagi investor pemula.

1. Efisiensi Pelayanan Birokrasi Dengan Menerapkan Layanan Satu

Pintu Kinerja birokrasi dalam memberikan pelayanan kepada publik merupakan variabel yang mempengaruhi iklim investasi. Dalam pada itu, diharapkan daerah tidak mempersulit usaha investasi dengan memperpanjang birokrasi dari pengusaha serta jaminan keamanan dan ketertiban setempat atau daerah. Jangan sampai soal perizinan investasi di daerah semakin dipersulit, justru di era globalisasi dimana persaingan semakin tajam HAW. Widjaja, 2005: 57. Berkaitan dengan kinerja birokrasi, di Indonesia ternyata kualitasnya masih buruk. Dengan mengambil fokus kepada birokrasi investasi, survei The Political and Economic Risk Consultancy Ltd yang mengambil 1.000 responden ekspatriat di Asia, Indonesia menduduki peringkat kedua terburuk. Dalam survei tersebut, digunakan skala penilaian 0 sampai dengan 10. Semakin mendekati angka 10, maka sistem