Internal Rate of Return IRR

Kabupaten Parigi Moutong merupakan daerah agraris sehingga pertanian mempunyai peranan yang dominan dalam struktur perekonomian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB selalu berada di atas 51,59 persen atau sebesar 4,932,872 juta rupiah pada tahun 2013. Secara keseluruhan PDRB Kabupaten Parigi Moutong terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa Kabupaten Parigi Moutong tengah mengalami fase perkembangan daerah yaitu dengan mulai bergesernya peranan sektor primer yang digantikan oleh sektor sekunder maupun tersier. Dilihat dari kontribusi masing-masing sub sektor terhadap perekonomian Kabupaten Parigi Moutong pada tahun 2013, maka sub sektor yang memiliki kontribusi terbesar adalah sub sektor tanaman bahan makanan dengan kontribusi sebesar 20,13 persen. Sub sektor perkebunan memberikan kontribusi sebesar 17,04 persen, sub sektor perikanan dengan kontribusi sebesar 8,42 persen, sub sektor peternakan dengan kontribusi sebesar 3,19 persen. Sedangkan sub sektor yang memberikan kontribusi terkecil yaitu sub sektor kehutanan sebesar 2,82 persen dari PDRB Kabupaten Parigi Moutong Tabel 11. Tabel 11 Peranan sektor dan sub sektor pertanian terhadap PDRB atas dasar harga berlaku di Kabupaten Parigi Moutong periode 2009-2013 No. Sektor dan Subsektor Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 1. Sektor Pertanian 52.98 52.54 51.78 51.55 51.59 a. Tanaman Bahan Makanan 20.42 20.85 20.21 20.01 20.13 b. Tanaman Perkebunan 18.40 17.59 17.47 17.30 17.04 c. Peternakan 3.43 3.36 3.30 3.24 3.19 d. Kehutanan 3.04 2.96 2.91 2.87 2.82 e. Perikanan 7.69 7.79 7.89 8.13 8.42 2. Sektor Lain 47.02 47.46 48.22 48.45 48.41 PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 Sumber: BPS Kab. Parigi Moutong 2014b Kondisi Perikanan Tangkap Unit penangkapan ikan merupakan satu kesatuan teknis dalam suatu pengoperasian alat tangkap dimana terdiri dari nelayan, perahukapal penangkap ikan dan alat tangkap yang digunakan.

1. Nelayan

Nelayan menurut UU No. 45 Tahun 2009 Tentang Perikanan adalah orang yang mata pencahariananya melakukan usaha penangkapan ikan. Nurani 1987 mendefenisikan nelayan sebagai orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan. Nelayan di Kabupaten parigi Moutong dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu: nelayan penuh, nelayan sambilan utama dan nelayan sambilan tambahan. Jumlah nelayan tahun 2009 mencapai 8.302 orang dan tahun 2013 sebanyak 8.818 orang Tabel 12. Seiring dengan peningkatan jumlah nelayan juga diikuti peningkatan jumlah armada kapal Gambar 17 di Kabupaten Parigi Moutong diharapkan akan memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan produksi perikanan laut dengan tetap memperhatikan keberlanjutan sumberdaya ikan. Tabel 12 Perkembangan jumlah nelayan berdasarkan klasifikasi nelayan di Kabupaten Parigi Moutong tahun 2009-2013 Tahun Klasifikasi Nelayan Jumlah Nelayan Nelayan Penuh Nelayan Sambilan Utama Nelayan Sambilan Tambahan 2009 6.911 940 452 8.302 2010 7.053 959 462 8.474 2011 7.053 959 462 8.474 2012 7.053 959 462 8.474 2013 7.338 997 483 8.818 Sumber: DKP Kab. Parigi Moutong 2014b Peningkatan jumlah nelayan berpengaruh terhadap peningkatan jumlah jumlah rumah tangga perikanan RTP. Jumlah RTP di Kabupaten Parigi Moutong berdasarkan jenis armada penagkapan dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 jumlah RTP sebesar 3.527 dan tahun 2013 sebesar 4.380 RTP Tabel 13. Tabel 13 Jumlah rumah tangga perikanan RTP laut menurut jeniskapal di Kabupaten Parigi Moutong tahun 2009-2013 Tahun Jukung Perahu Papan Motor Tempel Kapal Motor Jumlah RTP 2009 444 1.316 1.741 26 3.527 2010 444 1.316 1.741 26 3.527 2011 444 1.316 1.741 27 3.528 2012 444 1.351 1.752 29 3.576 2013 392 1.987 1.963 38 4.380 Sumber: DKP Prov. Sulawesi Tengah 2014

2. Armada Perikanan Tangkap

Armada penangkapan ikan di Kabupaten Parigi Moutong periode 2009- 2013 terus mengalami peningkatan. Tahun 2009 jumlah armada mencapai 3.173 unit dan tahun 2013 sebanyak 4.513 unit Gambar 24. Armada penangkapan ikan yang digunakan adalah jukung, perahu papan, motor tempel, dan kapal motor. Peningkatan jumlah armada penangkapan yang tidak terkontrol akan mengakibatkan tekanan yang cukup serius terhadap keberlajutan sumberdaya ikan sehingga menyebabkan peningkatan jumlah upaya penangkapan. Fauzi 2010 mengatakan peningkatan jumlah armada penangkapan dipengaruhi oleh rezim perikanan yang bersifat open access. Ketiadaan pengendalian menyebabkan penangkapan perikanan mengalami eskalasi dan terjadi ekstraksi terhadap sumberdaya ikan. Gambar 17 Grafik perkembangan armada penangkapan ikan berdasarkan jenis perahukapal di Kabupaten Parigi Moutong tahun 2009-2013 DKP Prov. Sulawesi Tengah 2014 Seiring dengan peningkatan jumlah nelayan dan armada penangkapan secara langsung maupun tidak langsung diduga mempengaruhi peningkatan jumlah unit alat tangkap yang ada di kabupaten Parigi Moutong. Dalam kurun waktu tujuh tahun tahun terakhir jumlah alat tangkap mengalami peningkatan. Meskipun tahun 2012 jumlah unit alat tangkap mengalami penurunan dengan jumlah alat tangkap sebesar 7.974 unit dan tahun 2013 jumlah alat tangkap mengalami kenaikan yang cukup signifikan sehingga mencapai 8.662 unit Gambar 18. Peningkatan jumlah unit alat tangkap yang tak terkendali akan mempengaruhi tekanan terhadap keberdaan sumberdaya ikan akibat upaya penangkapan yang juga tak terkendali. Gambar 18 Perkembangan alat tangkap perikanan laut di Kabupaten Parigi Moutong tahun 2009-2013 DKP Prov. Sulawesi Tengah 2014

3. Produksi Perikanan Tangkap

Berdasarkan data jumlah unit alat tangkap dan jumlah nelayan yang terus mengalami peningkatan di Kabupaten Parigi Moutong, secara langsung mempengaruh jumlah upaya penangkapan effort. Pada tahun 2009 jumlah effort mencapai 2.447.205 trip, tahun 2010 sebanyak 2.447.637 trip, tahun 2011 jumlah effort mencapai 2.468.976 trip, tahun 2012 sebesar 2.485.878 trip, dan tahun 2013 jumlah effort mengalami penurunan yang cukup signifikan mencapai 1.689.078 trip Tabel 14. Penurunan jumlah effort tersebut disebabkan faktor cuaca yang kurang baik sehingga nelayan tidak bisa turun melaut, adanya perubahan harga input usaha perikanan tangkap seperti BBM bahan bakar minyak, peningkatan jumlah armada, alat tangkap dan jumlah nelayan yang tdidak terkontrol 7.824 7.918 8.114 8.126 8.131 7.974 8.662 7.400 7.600 7.800 8.000 8.200 8.400 8.600 8.800 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 J u m la h A la t T a n g k a p U n it Tahun mempengaruhi kapasitas ruang penangkapan semakin berkurang yang mengakibatkan over capacity alat tangkap. Akan tetapi fenomena ini masih memerlukan telaah lebih mendalam melalui penelitian yang komprehensif. Produksi perikanan tangkap di Kabupaten Parigi Moutong selama periode 2009-2013 terus mengalami peningkatan. Tahun 2009 produksi perikanan mecapai 22.026,00 ton dengan nilai produksi sebesar Rp. 259.815.962 juta dan tahun 2013 mencapai 24.004,60 ton dengan nilai prouksi sebesar Rp. 278.320.012 juta Tabel 14. Tabel 14 Perkembangan produksi dan nilai produksi perikanan tangkap Kabupaten Parigi Moutong tahun 2007-2013 Tahun Effort Trip Produksi Ton Nilai Produksi Rp 2007 2.414.349 17.448,30 238.022.200 2008 2.428.085 20.370,70 244.796.852 2009 2.447.205 22.026,00 259.815.962 2010 2.447.637 22.683,98 246.470.234 2011 2.468.976 22.821,05 263.789.179 2012 2.485.878 23.460,40 277.208.656 2013 1.689.078 24.004,60 278.320.012 Rataan 2.340.172 21.830,72 258.346.156 Sumber: DKP Prov. Sulawesi Tengah 2014 KERAGAAN PRODUKTIVITAS ALAT TANGKAP PURSE SEINE DAN PANCING TONDA Alat tangkap Pukat Cincin purse seine dan Pancing Tonda troll line merupakan alat tangkap yang banyak digunakan nelayan di Kabupaten Parigi Moutong untuk menangkap ikan pelagis besar khususnya pada ikan cakalang. Kedua alat tangkap tersebut merupakan alat tangkap yang cukup potensial digunakan di perairan Kabupaten Parigi Moutong, karena wilayah perairan tersebut merupakan bagian dari perairan Teluk Tomini yang kaya akan berbagai jenis ikan pelagis. Menurur DKP Kabupaten Parigi Moutong 2014b Teluk Tomini merupakan daerah migrasi ikan dan fishing ground ikan pelagis besar dan kecil yang meliputi ikan tuna, cakalang, tongkol dan selar. Tahun 2013 jumlah alat tangkap purse seine sebayak 38 unit dan pancing tonda sebayak 1.963 unit dengan jumlah produksi masing-masing sebesar 11.023,90 ton dan 3.123,80 ton Tabel 15. Tabel 15 Perkembangan jumlah effort, unit, dan produksi alat tangkap purse seine dan Pancing Tonda di Kab. Parigi Moutong periode 2007-2013 Tahun Jumlah Trip Effort Jumlah Alat Tangkap Unit Jumlah Produksi Ton PS PT PS PT PS PT 2007 9.732 636.320 37 1.617 10.581,59 4.201,49 2008 9.658 681.231 38 1.621 11.161,29 4.365,06 2009 8.872 660.432 39 1.741 10.907,53 4.890,78 2010 8.664 670.432 39 1.741 10.756,46 4.642,53 2011 9.234 683.274 41 1.741 11.993,17 5.206,00 2012 10.017 690.960 44 1.752 15.964,17 3.890,78 2013 6.957 374.724 38 1.963 11.023,90 3.123,80 Rataan 8609 628.196 39 1.739 11.769,73 4.331,49 Keterarangan : PS = Purse Seine; PT = Pancing Tonda Sumber: DKP Kabupaten Parigi Moutong 2014b Tabel 15 di atas menunjukkan rata-rata produksi pada alat tangkap purse seine dan pancing tonda selama periode 2007-2013 masing-masing sebesar 11.769,73 dan 4.331,49 ton. Selanjutnya rataan jumlah produksi ikan cakalang dari kedua alat tangkap tersebut selama periode 2007-2013 masing-masing sebesar 2.624,75 ton purse seine dan 1.514,70 ton pancing tonda. Sedangkan rata-rata kontribusi produksi ikan cakalang terhadap total produksi pada alat tangkap purse seine hanya mencapai 22,55 persen. Hal ini diduga bahwa produksi ikan cakalang pada alat tangkap purse seine merupakan hasil tangkapan sampingan bycatch. Sementara rata-rata kontribusi produksi ikan cakalang terhadap total produksi pada alat tangkap pancing tonda mencapai 36,37 persen. Dengan demikian dapat diduga bahwa produksi ikan cakalang dengan menggunakan alat tangkap pancing tonda di Kabupaten Parigi Moutong juga merupakan hasil tangkapan sampingan bycatch. Berdasarkan hal tersebut, kontribusi ikan cakalang terhadap total produksi dari kedua alat tangkap tersebut lebih besar pada alat tangkap pancing tonda Tabel 16. Tabel 16 Perkembangan produksi ikan cakalang dan kontribusinya terhadap total produksi berdasarkan alat tangkap di Kab. Parigi Moutong periode 2007-2013 Tahun Produksi Cakalang Kontribusi Purse Seine Pancing Tonda Purse Seine Pancing Tonda 2007 2.368,66 1.639,20 22,38 39,01 2008 2.495,93 1.219,20 22,36 27,93 2009 2.012,32 1.534,24 18,45 31,37 2010 2.803,36 1.652,94 26,06 35,60 2011 2.663,58 1.089,71 22,21 20,93 2012 2.956,57 1.786,53 18,52 45,92 2013 3.072,81 1.681,09 27,87 53,82 Rataan 2.624,75 1.514,70 22,55 36,37 Sumber: Data primer diolah 2015 Secara umum perikanan tangkap di Kabupaten Parigi Moutong saat ini masih tergolong skala kecil. Hal ini sangat mempengaruhi produktivitas hasil tangkapan nelayan yang tergolong masih rendah. Hal demikian menjadi salah satu faktor penyebab pendapatan nelayan tidak seperti apa yang diharapkan. Melihat adanya potensi yang cukup potensial di perairan Kabupaten Parigi Moutong yang terletak di kawasan Teluk Tomini maka perlu dilakukan penelitian mengenai analisis tingkat produktivitas perikanan tangkap dengan menggunakan alat tangkap purse seine dan pancing tonda. Tabel 17 Perkembangan jumlah trip per unit, produktivitas per trip, dan produktivitas per unit alat tangkap purse seine dan Pancing Tonda di Kabupaten Parigi Moutong Tahun Jumlah Trip Per Unit Effort Produktivitas Per Trip Ton Produktivitas Per Unit Ton PS PT PS PT PS PT 2007 263 394 1.0873 0.0066 285.99 2.60 2008 254 420 1.1557 0.0064 293.72 2.69 2009 227 379 1.2294 0.0074 279.68 2.81 2010 222 385 1.2415 0.0069 275.81 2.67 2011 225 392 1.2988 0.0076 292.52 2.99 2012 228 394 1.5937 0.0056 362.82 2.22 2013 183 191 1.5846 0.0083 290.10 1.59 Rataan 229 365 1.3130 0.0070 297.23 2.51 Keterarangan : PS = Purse Seine; PT = Pancing Tonda Sumber: Hasil analisis data 2015 Pada Tabel 17 di atas, menggambarkan keragaan jumlah trip per unit alat tangkap purse seine dan pancing tonda priode 2007-2013. Rataan jumlah trip selama priode tersebut untuk alat tangkap purse seine sebanyak 229 trip per unit dengan rataan jumlah produksi per trip sebesar 1.3130 ton per tahun sedangkan alat tangkap pancing tonda dengan jumlah rataan per trip per unit sebanyak 365 dengan jumlah rataan produksi per trip per tahun sebesar 0.0070 ton. Selain itu, rataan produktivitas per unit per tahun alat tangkap purse seine dan pancing tonda masing-masing sebesar 297.23 ton dan 2.51 ton. Berdasarkan hasil penelitian produktivitas alat tangkap purse seine lebih tinggi dibandingkan alat tangkap pancing tonda. Hal ini disebabkan alat tangkap purse seine memiliki kemampuan