Gambar 10 Suhu permukaan laut bulan Mei 2010, Juli 2010 dan Februari 2011
Coral Reef Watch 2011.
4.2 Pemutihan Karang Coral Bleaching
4.2.1 Perbandingan Katagori Pemutihan Karang
Pemutihan karang atau yang dikenal juga dengan sebutan coral bleaching ini merupakan suatu respon visual yang sangat mencolok dan sering dikaitkan
dengan naiknya suhu permukaan laut serta gangguan dari lingkungan terhadap terumbu karang Obura 2005. Beberapa peneliti melihat kejadian pemutihan
karang sebagai suatu gejala stress lingkungan dan merupakan indikator penyakit serta berisiko kematian. Sedangkan para peneliti lain melihatnya sebagai adaptasi
hewan karang untuk perubahan kondisi lingkungan Sebastian 2009. Dari hasil survey pengamatan yang dilakukan pada bulan Mei 2010, Juli 2010 dan Februari
2011 menunjukkan bahwa katagori pemutihan karang pada setiap pengamatan mengalami perubahan yang kontras Gambar 11.
Gambar 11 Persentase katagori pemutihan karang coral bleaching pada bulan
Mei 2010, Juli 2010 dan Februari 2011. Pada pengamatan pertama yakni pada bulan Mei 2010 ditemukannya banyak
karang mengalami pemutihan mulai dari katagori pucat sampai putih 100. Katagori putih 100 persentasenya mencapai 40. Selain itu persentase katagori
pucat C2 saat pengamatan bulan Mei 2010 merupakan katagori dengan nilai
10 20
30 40
50 60
70 80
Normal Pucat
0-20 putih 20-50
putih 50-80
putih 80-100
putih Mati
K a
ta g
o ri
P e
m u
ti h
a n
Mei 2010 Juli 2010
Februari 2011
tertinggi dibandingkan dengan waktu pengamatan lainnya Gambar 11 yaitu 20
karang pada saat tersebut menggalami katagori pucat. Tingginya pemucatan yang terjadi pada karang merupakan respon pertama karang terhadap tekanan misalnya
peningkatan suhu dan bersifat sementara. Karang yang mengalami pemucatan akan mengalami dua kemungkinan yaitu sembuh kembali atau menjadi putih yang
kemudian mati McClanahan 2004. Pada saat bulan Juli 2010 suhu permukaan laut sudah berangsur menurun
hingga menjadi 30
o
C Gambar 2, hal ini berpengaruh juga terhadap turunnya persentase katagori putih. Pada bulan Juli 2010 untuk katagori Normal hingga 50-
80 putih masih dijumpai dengan nilai yang sangat rendah jika dibandingkan dengan bulan Mei 2010. Namun banyak juga karang yang ditemukan dalam
kondisi katagori 80-100 putih C6 dengan nilai 35. Intensitas upwelling juga sangat berkontribusi selama bulan-bulan terpanas yang dapat mengurangi stres
pada karang Sebastian et al. 2009. Namun pada pengamatan bulan Juli 2010 hampir 30 karang pada perairan Pulau Weh mengalami tingkat kematian yang
merupakan tingkat kematian tertinggi selama pengamatan. Hal ini kemugkinan disebabkan oleh banyaknya karang yang mengalami pemutihan pada bulan Mei
2010 yang berujung pada kematian. Pada Februari 2011 tidak terjadinya fenomena pemutihan karang. Hal ini
dibuktikan dari hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa hampir70 karang kembali pada kondisi normal atau katagori C1. Tingginya karang yang telah
normal kembali atau rendahnya karang yang berkategori putih dikarenakan bahwa pada Februari 2011 suhu permukaan air laut telah mengalami penormalan kembali
atau adanya perubahan suhu yang lebih cepat yang dapat ditoleransi oleh karang Gambar 9 dan Gambar 10. Sehingga persentasi karang berkatagori pucat relative
sangat kecil dan yang berkatagori putih hampir tidak ditimukan lagi. Selain itu peningkatan persentase karang normal sangat dipengaruhi oleh kondisi bio-
ekologis antara lain tipe reproduksi karang induk, konsentrasi alga simbion, kompetisi dan predasi Suharsono 1984 dan Nybaken 1992.
Reproduksi dan rekolonisasi merupakan suatu kejadiaan dari suatu proses kehidupan karang untuk membantu melakukan pemulihan. Reproduksi dan
rekolonisasi tidak akan dapat terjadi jika dalam keadaan kondisi terganggunya
faali biota karang Fitt et al. 2001. Pada bulan Februari 2011 tingkat kematian karang menurun hingga 15 dari pengamatan bulan Juli 2010 Gambar 3.
Penurunan ini terjadi karena kebanyakan karang yang sudah lama mati sudah menyatu dengan batu rock terutama untuk karang kerak encrusting dan sudah
dipenuhi alga sehingga sulit untuk membedakannya. Dalam tekanan yang bersifat terus menerus dan dalam jangka waktu yang lama maka akan dapat menyebabkan
kematian bagi hewan karang Fitt et al. 2001.
4.2.2 Indeks Pemutihan Bleaching Index Pada Setiap Lokasi
Indeks pemutihan pada setiap lokasi di Pulau Weh Sabang mempunyai nilai yang bervariasi Gambar 12. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor-faktor lokal
yang mempengaruhi respon terumbu karang terhadap kenaikan suhu permukaan laut secara tiba-tiba. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap respon terumbu
karang adalah fisika kimia perairan, kualitas perairan, topografi perairan, pola arus, cahaya matahari, polusi dan sedimentasi Veron dan Minchin 1992.
Secara umum indeks pemutihan karang pada bulan Mei 2010 bervariasi, berkisar antara 83,07 hingga 48,07. Indeks pemutihan karang paling tinggi
dibulan Mei 2010 terjadi di Gapang yaitu 83,07. Tingginya tingkat pemutihan karang pada daerah Gapang dapat dikarenakan akibat daerah ini yang membentuk
teluk, sehingga kemungkinan massa air yang panas terperangkap lebih lama. Reuteuk merupakan daerah yang paling kecil indeks pemutihan karang pada bulan
Mei 2010 dibandingkan dengan lokasi-lokasi lainnya yaitu 48,25. Indeks pemutihan karang memberikan infomasi mengenai pemutihan karang pada suatu
lokasi. Semakin tinggi indeks pemutihan karang maka semakin tinggi pula pemutihan karang yang terjadi pada suatu lokasi. Begitu juga sebaliknya, semakin
rendah nilai indeks pemutihan karang pada suatu lokasi maka semakin rendah juga pemutihan yang terjadi dilokasi tersebut.
Pada bulan Juli 2010 terjadi penurunan indeks pemutihan karang pada stiap lokasi pengamatan dari indeks respon pemutihan karang bulan Mei 2010. Indeks
pemutihan tertinggi pada bulan Juli 2010 terjadi pada lokasi Gapang yaitu 62,29, lokasi ini mengalami penurunan indek pemutihan karang sekitar 20.
Indeks pemutihan karang paling rendah terjadi di Sumur Tiga yaitu sebesar