cm, ujung seperti paruh, berwarna hitam jika masak, berisi biji tiga sampai empat. Biki bulat memanjang dengan panjang 15-18 m, lebar 8-11 mm, tebal 5-7 mm,
dan berwarna kuning kecoklatan Dalimartha, 2009.
2.1.3 Kandungan kimia tumbuhan secang
Kayu secang mengandung brazilin, brazilein, asam galat, tanin, resin, resorsin, dan d-
α-phellandrene. Daun dan ranting mengandung tetraacetylbrazilin, proesapanin A, 0,16-0,20 minyak atsiri yang berbau enak dan hampir tidak
berwarna Dalimartha, 2009.
2.1.4 Kegunaan Tumbuhan Secang
Di Indonesia, kayu secang dimanfaatkan sebagai pewarna merah minuman. Biji tumbuhan ini berfungsi sebagai bahan sedatif, kayu dan batangnya
dapat mengobati TBC, diare, dan disentri, sedangkan daun-daunnya dapat dimanfaatkan untuk mempercepat pematangan buah pepaya dan mangga Pusat
Pendidikan Lingkungan Hidup, 2007. Kayu secang juga berkhasiat mengaktifkan aliran darah, melarutkan
gumpalan darah, mengurangi bengkak swelling, meredakan nyeri analgesik, menghentikan perdarahan, dan antiseptik Dalimartha, 2009.
2.2 Zat Warna Kayu Secang
Hasil isolasi yang dilakukan terhadap ekstrak kayu secang menunjukkan bahwa komponen utama yang terkandung di dalamnya adalah brazilin C
16
H
14
O
5
. Brazilin merupakan kristal berwarna kuning, akan tetapi jika teroksidasi akan
menghasilkan senyawa brazilein C
16
H
12
O
5
yang berwarna merah Holinesti, 2009; Prakash dan Majeed, 2008. Adapun struktur kimia brazilin dan brazilein
dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Brazilin Brazilein
Gambar 2.1 Strukturkimia Brazilin dan Brazilein Lioe, dkk., 2012.
2.3 Pirogalol
Pirogalol mempunyai struktur kimia seperti terlihat pada Gambar 2.2 berikut:
Gambar 2.2 Pirogalol Sweetman, 2009.
Pemerian : Padatan hablur putih atau hablur tidak berwarna dengan berat
molekul 126, 1 Suhu lebur : 133
o
C Ditjen POM, 1995. Pirogalol bersifat sebagai reduktor mudah teroksidasi. Dalam bentuk
larutan akan menjadi warna gelap jika terkena udara. Jika pemakaiannya dicampur dengan zat warna yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, pirogalol berfungsi
sebagai zat pembangkit warna dan dikombinasikan dengan pewarna logam lain. Ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan agar zat warna dapat menempel
lebih kuat lagi pada rambut dibandingkan pada saat sebelum dicampur. Pirogalol diizinkan digunakan sebagai zat pembangkit warna dengan batas kadar 5 Ditjen
POM, 1985.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Tembaga II sulfat
Tembaga II sulfat merupakan senyawa logam yang dapat digunakan sebagai pewarna pada rambut.
Pemerian : Berbentuk serbuk atau granul berwarna biru, transparan dengan
berat molekul 249,68 Ditjen POM, 1995. Kelarutan
: 1 g larut dalam 3 ml air; 0,5 ml air panas; 1 g dalam 500 ml alkohol; 1 g dalam 3 ml gliserol Sweetman, 2009.
Tembaga II sulfat digunakan dalam cat rambut yang memberikan warna cokelat dan hitam. Warna tersebut terjadi karena tembaga sulfat berubah menjadi
tembaga oksida Bariqina dan Ideawati, 2001. Tembaga II sulfat termasuk ke dalam zat warna senyawa logam. Daya lekat zat warna senyawa logam umumnya
tidak sekuat zat warna nabati, karena itu jika digunakan langsung harus dilakukan tiap hari hingga terbangkit corak warna yang dikehendaki Ditjen POM, 1985.
2.5 Xanthan gum