CITRA PESANTREN DALAM MEDIA MASSA (Analisis Framing Berita pada Website Harian Kompas dan Republika Edisi Bulan November-Desember 2005)
CITRA PESANTREN DALAM MEDIA MASSA (Analisis Framing Berita
pada Website Harian Kompas dan Republika Edisi Bulan November–
Desember 2005)
Oleh: Sefrina Widianto ( 01220097 )
Communication Science
Dibuat: 20080923 , dengan 3 file(s).
Keywords: Citra, Pesantren, Konstruksi, dan Analisis Framing
Ditengah maraknya aksi terorisme di Indonesia, adanya rencana pengambilan sidik jari santri di
sejumlah pesantren oleh aparat keamanan dan juga isu tentang rencana perubahan kurikulum
pesantren. Isu tersebut mengundang banyak prokontra dalam masyarakat yang pada akhirnya
menjadi pro kontra yang berkembang itu menjadi perhatian media massa dalam menurunkan
berita. Penelitian ini tertarik untuk mengkaji bagaimana media massa, dalam hal ini KOMPAS
dan REPUBLIKA mencitrakan pesantren dalam berita yang terkait dengan isu pengambilan sidik
jari santri pesantren.
Media massa di dalam menyebarkan berita, sangat sarat dengan berbagai kepentingan
kepentingan yang menyertai keberadaan media massa tersebut dan untuk mengakomodasi
kepentingankepentingan tersebut, maka pengusaha media massa mengkonstruksi isi media
massa mengkonstruksi isi media massa sedemikian rupa. Realitas yang ditampilkan media adalah
realitas yang sudah diseleksi realitas tangan kedua (second hand reality). Berita bukan
merupakan cermin dari refleksi realitas karena tidak menggambarkan realitas yang sebenarnya
melainkan telah menggambarkan potret antara berbagai pihak dan faktor yang
mempengaruhinya. Oleh karena itu, dalam meneliti berita digunakan penelitian deskriptif, yaitu
penelitian yang berusaha menggambarkan fenomenafenomena sistematis melalui data yang
diperoleh. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis teks media. Model penelitian Pan
dan Konsicki menjadi acuan peneliti dalam melakukan penelitian. Model penelitian ini
mengelaborasikan elemenelemen wacana yakni, tematik, skematik, sintaksis, stilistik dan
retoris. Metode Pan dan konsicki ini juga disebut sebagai kognisi sosial dan berkaitan dengan
karakteristik pendekatan yang diperkenalkannya.
KCM tampak berhatihati dalam memberitakan wacana tentang pengambilan sidik jari santri.
Dari 8 berita yang diturunkan, 2 berita berisi dukungan tentang perlunya pengambilan sidik jari
santri. 3 berita berisi tentang penolakan/ pendapat yang kontra tentang perlunya pengambilan
sidik jari santri dan 3 berita tidak mempunyai orientasi yang jelas apakah berisi dukungan atau
penolakan. Kehatihatian KCM ini lebih dikarenakan oleh Idiologi Kompas yang memang
beridiologi nasionalis katolik. KCM yang beridiologi katolik yang kemudian di hadapkan pada
dilema dalam memberitakan wacana prokontra pengambilan sidik jari santri sebab KCM
merupakan media non muslim yang hidup dalam realitas sosial dimana umat Islam menjadi
kaum mayoritas. Jika berita yang dikonstruksi oleh KCM tidak mengedepankan kepentingan
umat Islam, KCM akan dituduh telah memperburuk citra pesantren. Namun disisi lain,
pemberitaan yang terlalu bersimpati pada Islam, khususnya pesantren bisa jadi akan
menimbulkan dampak yang tak kalah serius pada preferensi pembaca tradisionalnya yang
mayoritas beragama Kristen. Republika, sebagai Koran yang berafiliasi kepada ICMI banyak
memunculkan gambaran positif tentang pesantren. Hal ini terlihat dari datadata yang
menunjukan bahwa Republika cenderung berorientasi untuk menolak/kontra terhadap rencana
pengambilan sidik jari, menonjolkan sudut pandang dari tokoh Islam dan pengasuh pesantren
dan menggambarkan pesantren secara positif. Pada titik ini, Republika dihadapkan pada suatu
dilema antara memberitakan wacana tentang penolakan rencana pengambilan sidik jari santri
oleh tokoh Islam selengkap mungkin disatu sisi dengan keharusan untuk menciptakan kondisi
yang kondusif untuk meredam aksi terorisme yang marak di Indonesia disisi yang lain. Pilihan
pertama mengandung konsekuensi logis dituduh memperpanas suasana dan provokatif, serta
cenderung untuk melukiskan realitas berdasarkan kepentingan umat Islam. Pilihan kedua
mengandung konsekuensi bahwa Republika tidak menggambarkan fakta tentang penolakan
ulama terhadap rencana pengambilan sidik jari terhadap pembacanya. Republika dalam hal ini
lebih memilih pilihan pertama dalam mengkonstruksi beritanya.
In the middle of the glow of terrorism actions in Indonesia, there is a plan to withdraw religious
pupils’ fingerprint in some religious boarding school by the police and also the rumors about
curriculum changes plan in religious boarding school. The rumors rise many pro and contra in
society that ultimately it becomes mass media attention to release news. This research is
interested to review how mass media, in here is KOMPAS and REPUBLIKA, imaging religious
boarding school in the news in accordance with the religious pupils’ fingerprint withdrawal.
In delivering news, mass media is full of much importance. To accommodate those activities,
hence mass media entrepreneur constructs its content in such a way. The displayed reality in
media is a having selected reality, second hand reality. News is not reflection of reality because it
does not describe the actual reality but it has described the image among parties and its
influential factors. Therefore, in studying news, it is used descriptive research, that attempts to
describe systematical phenomenon through the obtained data. The research method uses media
text analysis. The research model of Pan and Konsicki becomes the reference. This model
elaborates discourse elements, that is thematic, schematic, syntax, stylistic, and rhetorical. This
Pan and Konsicki method is also referred to Social Cognition and related to the introduced
approach characteristics.
KCM seems to be very careful in informing discourse about the religious pupils’ fingerprint
withdrawal. From 8 released news, 2 news has content supporting the necessary of the religious
pupils’ fingerprint withdrawal, 3 news rejecting/opinion of contra the necessary to withdraw
religious pupils’ fingerprint and its remains, 3 news, does not have a clear orientation whether it
is supporting or rejecting it. The carefulness of this KCM is caused by Kompas ideology that
indeed it has catholicnationalism ideology. This KCM faced on the dilemma in informing pro
and contra discourse about the religious pupils’ fingerprint withdrawal because it is nonmoslem
media living in social reality, where Moslem becomes majority community. If the constructed
news by KCM is not setting out the Moslem importance, KCM will be accused to be exacerbated
religious boarding school images. In the other hand, however, too sympathetic press on Islam,
especially religious boarding school, it might be able to rise serious impact on reader preference,
that traditionally majority of Christian. Republika as the newspaper affiliated on ICMI, rises
positive description about religious boarding school. It can be seen from its data showing that
Republika tends to have orientation to reject/contra to the fingerprint withdrawal plans. It shows
off Islamic characters’ and religious boarding school caretaker’s point of view positively. At this
point, Republika is confronted with a dilemma between reported on the rejection of religious
pupils’ fingerprint withdrawal plan by Islam character as complete as possible and the necessity
to create a conducive conditions to muffle terrorism action in Indonesia. The first choice contains
logical consequence to be accused make the atmosphere getting worse and provocative, and
tends to describe the reality based on the Islam Community importance. The consequence of
second choice is Republika do not describing facts about clergy to fingerprint withdrawal plan to
its readers. In this case, Republika chooses the first choice in constructing its news.
pada Website Harian Kompas dan Republika Edisi Bulan November–
Desember 2005)
Oleh: Sefrina Widianto ( 01220097 )
Communication Science
Dibuat: 20080923 , dengan 3 file(s).
Keywords: Citra, Pesantren, Konstruksi, dan Analisis Framing
Ditengah maraknya aksi terorisme di Indonesia, adanya rencana pengambilan sidik jari santri di
sejumlah pesantren oleh aparat keamanan dan juga isu tentang rencana perubahan kurikulum
pesantren. Isu tersebut mengundang banyak prokontra dalam masyarakat yang pada akhirnya
menjadi pro kontra yang berkembang itu menjadi perhatian media massa dalam menurunkan
berita. Penelitian ini tertarik untuk mengkaji bagaimana media massa, dalam hal ini KOMPAS
dan REPUBLIKA mencitrakan pesantren dalam berita yang terkait dengan isu pengambilan sidik
jari santri pesantren.
Media massa di dalam menyebarkan berita, sangat sarat dengan berbagai kepentingan
kepentingan yang menyertai keberadaan media massa tersebut dan untuk mengakomodasi
kepentingankepentingan tersebut, maka pengusaha media massa mengkonstruksi isi media
massa mengkonstruksi isi media massa sedemikian rupa. Realitas yang ditampilkan media adalah
realitas yang sudah diseleksi realitas tangan kedua (second hand reality). Berita bukan
merupakan cermin dari refleksi realitas karena tidak menggambarkan realitas yang sebenarnya
melainkan telah menggambarkan potret antara berbagai pihak dan faktor yang
mempengaruhinya. Oleh karena itu, dalam meneliti berita digunakan penelitian deskriptif, yaitu
penelitian yang berusaha menggambarkan fenomenafenomena sistematis melalui data yang
diperoleh. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis teks media. Model penelitian Pan
dan Konsicki menjadi acuan peneliti dalam melakukan penelitian. Model penelitian ini
mengelaborasikan elemenelemen wacana yakni, tematik, skematik, sintaksis, stilistik dan
retoris. Metode Pan dan konsicki ini juga disebut sebagai kognisi sosial dan berkaitan dengan
karakteristik pendekatan yang diperkenalkannya.
KCM tampak berhatihati dalam memberitakan wacana tentang pengambilan sidik jari santri.
Dari 8 berita yang diturunkan, 2 berita berisi dukungan tentang perlunya pengambilan sidik jari
santri. 3 berita berisi tentang penolakan/ pendapat yang kontra tentang perlunya pengambilan
sidik jari santri dan 3 berita tidak mempunyai orientasi yang jelas apakah berisi dukungan atau
penolakan. Kehatihatian KCM ini lebih dikarenakan oleh Idiologi Kompas yang memang
beridiologi nasionalis katolik. KCM yang beridiologi katolik yang kemudian di hadapkan pada
dilema dalam memberitakan wacana prokontra pengambilan sidik jari santri sebab KCM
merupakan media non muslim yang hidup dalam realitas sosial dimana umat Islam menjadi
kaum mayoritas. Jika berita yang dikonstruksi oleh KCM tidak mengedepankan kepentingan
umat Islam, KCM akan dituduh telah memperburuk citra pesantren. Namun disisi lain,
pemberitaan yang terlalu bersimpati pada Islam, khususnya pesantren bisa jadi akan
menimbulkan dampak yang tak kalah serius pada preferensi pembaca tradisionalnya yang
mayoritas beragama Kristen. Republika, sebagai Koran yang berafiliasi kepada ICMI banyak
memunculkan gambaran positif tentang pesantren. Hal ini terlihat dari datadata yang
menunjukan bahwa Republika cenderung berorientasi untuk menolak/kontra terhadap rencana
pengambilan sidik jari, menonjolkan sudut pandang dari tokoh Islam dan pengasuh pesantren
dan menggambarkan pesantren secara positif. Pada titik ini, Republika dihadapkan pada suatu
dilema antara memberitakan wacana tentang penolakan rencana pengambilan sidik jari santri
oleh tokoh Islam selengkap mungkin disatu sisi dengan keharusan untuk menciptakan kondisi
yang kondusif untuk meredam aksi terorisme yang marak di Indonesia disisi yang lain. Pilihan
pertama mengandung konsekuensi logis dituduh memperpanas suasana dan provokatif, serta
cenderung untuk melukiskan realitas berdasarkan kepentingan umat Islam. Pilihan kedua
mengandung konsekuensi bahwa Republika tidak menggambarkan fakta tentang penolakan
ulama terhadap rencana pengambilan sidik jari terhadap pembacanya. Republika dalam hal ini
lebih memilih pilihan pertama dalam mengkonstruksi beritanya.
In the middle of the glow of terrorism actions in Indonesia, there is a plan to withdraw religious
pupils’ fingerprint in some religious boarding school by the police and also the rumors about
curriculum changes plan in religious boarding school. The rumors rise many pro and contra in
society that ultimately it becomes mass media attention to release news. This research is
interested to review how mass media, in here is KOMPAS and REPUBLIKA, imaging religious
boarding school in the news in accordance with the religious pupils’ fingerprint withdrawal.
In delivering news, mass media is full of much importance. To accommodate those activities,
hence mass media entrepreneur constructs its content in such a way. The displayed reality in
media is a having selected reality, second hand reality. News is not reflection of reality because it
does not describe the actual reality but it has described the image among parties and its
influential factors. Therefore, in studying news, it is used descriptive research, that attempts to
describe systematical phenomenon through the obtained data. The research method uses media
text analysis. The research model of Pan and Konsicki becomes the reference. This model
elaborates discourse elements, that is thematic, schematic, syntax, stylistic, and rhetorical. This
Pan and Konsicki method is also referred to Social Cognition and related to the introduced
approach characteristics.
KCM seems to be very careful in informing discourse about the religious pupils’ fingerprint
withdrawal. From 8 released news, 2 news has content supporting the necessary of the religious
pupils’ fingerprint withdrawal, 3 news rejecting/opinion of contra the necessary to withdraw
religious pupils’ fingerprint and its remains, 3 news, does not have a clear orientation whether it
is supporting or rejecting it. The carefulness of this KCM is caused by Kompas ideology that
indeed it has catholicnationalism ideology. This KCM faced on the dilemma in informing pro
and contra discourse about the religious pupils’ fingerprint withdrawal because it is nonmoslem
media living in social reality, where Moslem becomes majority community. If the constructed
news by KCM is not setting out the Moslem importance, KCM will be accused to be exacerbated
religious boarding school images. In the other hand, however, too sympathetic press on Islam,
especially religious boarding school, it might be able to rise serious impact on reader preference,
that traditionally majority of Christian. Republika as the newspaper affiliated on ICMI, rises
positive description about religious boarding school. It can be seen from its data showing that
Republika tends to have orientation to reject/contra to the fingerprint withdrawal plans. It shows
off Islamic characters’ and religious boarding school caretaker’s point of view positively. At this
point, Republika is confronted with a dilemma between reported on the rejection of religious
pupils’ fingerprint withdrawal plan by Islam character as complete as possible and the necessity
to create a conducive conditions to muffle terrorism action in Indonesia. The first choice contains
logical consequence to be accused make the atmosphere getting worse and provocative, and
tends to describe the reality based on the Islam Community importance. The consequence of
second choice is Republika do not describing facts about clergy to fingerprint withdrawal plan to
its readers. In this case, Republika chooses the first choice in constructing its news.