Menjumlahkan dengan menggunakan jari mengikuti tanda Menjumlahkan dengan cara bersususun mengikuti tanda Menjumlahkan dengan menggunakan jari mengikuti tanda

menyebutkannya dengan istilah diagram panah. Diagram panah yang di maksud adalah pergerakan arah panah pada garis bilangan. Jika bilangan bernilai positif arah panah menuju ke kanan angka 0 nol. Kemudian jika ditambah bilangan bulat positif ujung anak panah di tarik kekanan sepanjang bilangan penjumlahnya. Di bawah ini adalah contoh kegiatan subyek saat melakukan penghitungan dengan menggunakan diagram panah: 1 AR pada saat menyelesaikan soal penjumlahan 9 + 2 juga menyelesaikan soal tersebut dengan diagram panah. Awal mula subyek menggambar garis bilangan dengan bilangan yang telah ditentukan. Karena kedua bilangan bernilai positif arah diagram panah tersebut ke kanan. Dari angka nol ke kanan sebanyak sembilan satuan dan berhenti di angka sembilan kemudian dari angka sembilan ke kanan sebanyak dua satuan dan berhenti di angka sebelas. 2 AY saat menyelesaikan soal penjumlahan 3 + 4. Pada penyelesaian soal ini. Subyek awalnya menggambar garis bilangan dengan bilangan yang telah di tentukan. Dari titik nol ke kanan tiga satuan berhenti di angka tiga. Dari angka tiga ke kanan lagi empat satuan dan berhenti di titik angka tujuh. 2. Penjumlahan Bentuk a + -b Subyek menyelesaikan penjumlahan dalam bentuk a + -b dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut:

a. Menjumlahkan dengan menggunakan jari mengikuti tanda

Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 3 subyek yang menggunakan cara penjumlahan yang menggunakan jari dengan mengikuti tanda. Jika tanda negatif pada bilangan yang bernilai besar maka hasilnya negatif. Demikian pula apabila biangan yang besar bernilai positif maka hasilnya akan positif. Berikut adalah contoh subyek yang menggunakan penjumlahan mengunakan jari dengan mengikuti tanda: 1 DN menghitung dengan jari, dengan cara empat di kurangi tiga. Jari empat lalu dari jari empat tersebut subyek melipat jarinya tiga, kemudian menghasilkan angka satu. Subyek berpendapat jika bilangannya berbeda positif di kurangi negatif maka bilangan yang besar dikurangi bilangan yang kecil. Jadi jika di dapati bilangan negatif lebih besar maka hasilnya juga negatif, tetapi jika bilangan positifnya lebih besar hasil yang di peroleh lebih kecil. 2 AR menghitung dengan cara jari sepuluh dilipat tiga kemudian di tambah dengan jari sisa angka sebelas tadi sebanyak satu. 3 AY menghitung dengan menggunakan jari, jari lima dilipat dua, karena tandanya bilangan yang lebih besar maka hasilnya negatif.

b. Menjumlahkan dengan cara bersususun mengikuti tanda

Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 3 subyek yang menggunakan cara penjumlahan bersusun dengan mengikuti tanda. Subyek menghitung dengan menyusun bilangan yang lebih dari 10 jika terdapat tanda negatif maka akan disertakan. Jika tanda negatif pada bilangan yang bernilai besar maka hasilnya negatif. Demikian pula apabila biangan yang besar bernilai positif maka hasilnya akan positif. Ini adalah contoh subyek yang mengerjakan dengan cara bersusun: Subyek menggunakan cara bersusun seperti penjumlahan biasa. Tetapi dengan mengikut sertakan tanda pada bilangan tersebut.

c. Mengelompokkan bilangan

Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 5 subyek yang menggunakan cara pengelompokan bilangan. Mengelompokkan bilangan ini misal terdapat bilangan yang bernilai besar jika dijumlahkan dengan bilangan yang kecil maka hasilnya mengikuti tanda pada bilangan yang bernilai lebih besar. Jika tanda negatif pada bilangan yang bernilai besar maka hasilnya negatif. Demikian pula apabila biangan yang besar bernilai positif maka hasilnya akan positif. Berikut adalah salah satu contoh pada subyek yang menggunakan cara pengelompokan bilangan: 1 DN pada pengelompokan bilangan subyek menyebutkan dua ditambah negatif lima sama dengan negatif tiga. Subyek menyatakan “karena kalau tanda positif dan negatif berbeda, angka yang besar di kurangi yang kecil.” Jadi cara menghitungnya lima di kurangi dua. 2 AR menyelesaikan dengan cara mengurangkan angka yang besar dikurangkan dengan angka yang kecil. Jika bilangan yang besar positif. Maka hasilnya positif, jika bilangan yang besar negatif maka hasilnya juga negatif. Menjumlahkan dengan menggunakan garis bilangan Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 5 subyek yang menggunakan penjumlahan dengan bantuan garis bilangan, tetapi pada saat di wawancara siswa menyebutkannya dengan istilah diagram panah. Diagram panah yang di maksud adalah pergerakan arah panah pada garis bilangan. Jika bilangan bernilai positif arah panah menuju ke kanan angka 0 nol. Kemudian jika ditambah bilangan bulat negatif ujung anak panah berbalik arah kekiri dan berhenti pada bilangan yang ditentukan. Begitu juga sebaliknya. Berikut adalah salah satu contoh subyek yang menggunakan cara garis bilangan. 1 DN mengerjakan soal penjumlahan dengan menggunakan diagam panah. Dimulai dari menggambar garis bilangan sesuai dengan bilangan yang ditentukan. Pada soal 4 + -3 diagram panah kekanan dari titik nol sebanyak empat satuan dan berhenti di angka empat. Kemudian dari angka empat diagram panahnya berbalik kekiri sebanyak tiga satuan. Dan berhenti di titik angka satu. 2 RM menggunakan diagram panah untuk bilangan yang bernilai positif arah diagram panah kekanan yang dimulai dari titik nol. Sedangkan untuk bilangan yang bernilai negatif ini diagram panah kearah kiri yang dimulai dari bilangan yang akan di tambahkan. 3 AR mengerjakan soal tersebut dengan menggunakan diagram panah, empat ke kanan berhenti di titik empat dari angka nol, lalu dari angka empat berbalik arah ke kiri berhenti di angka satu. 4 AY mengerjakan soal penjumlahan dengan menggunakan diagram panah. Dimulai dari menggambar garis bilangan sesuai dengan bilangan yang ditentukan. Pada soal 4 + -3 diagram panah kekanan dari titik nol sebanyak empat satuan dan berhenti di angka empat. Kemudian dari angka empat diagram panahnya berbalik kekiri sebanyak tiga satuan. Dan berhenti di titik angka satu. Kemudian dari angka nol di tarik garis putus-putus sampai ke angka satu. 5 TN menyelesaikan dengan menggunakan diagram panah. Untuk biangan positif arah diagram panah kearah kanan sedangkan pada bilangan yang bernilai negatif kearah kiri yang di mulai dari titik nol kekanan sebanyak 11 satuan kemudian kekiri dari angka sebelas sebanyak 14 satuan berhenti di titik -4. 3. Penjumlahan Bentuk –a + b Subyek menyelesaikan penjumlahan dalam bentuk -a + b dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut:

a. Menjumlahkan dengan menggunakan jari mengikuti tanda

Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 3 subyek yang menggunakan cara penjumlahan yang menggunakan jari dengan mengikuti tanda. Jika tanda negatif pada bilangan yang bernilai besar maka hasilnya negatif. Demikian pula apabila biangan yang besar bernilai positif maka hasilnya akan positif. Berikut ini adalah salah satu contoh pada subyek yang menggunakan cara ini. Subyek menghitung -4 + 5 dengan cara negatif empat dikurangi lima. Dimana lima jari dan empatnya dilipat. Karena tanda pada angka lima bernilai positif maka hasilnya adalah positif.

b. Menjumlahkan dengan cara bersususun mengikuti tanda