DESKRIPSI KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU GEOGRAFI SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA METRO PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2011

(1)

ABSTRAK

DESKRIPSI KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU GEOGRAFI SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA METRO

PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2011

Oleh

Adang Sudla Nuroho

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai jumlah guru geografi yang dibutuhkan, latar belakang pendidikan guru geografi dan sebaran guru geografi Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Metro Provinsi Lampung Tahun 2011. Deskripsi kebutuhan guru geografi ditelusuri melalui tiga aspek, yaitu (1) jumlah kelas, (2) jumlah jam bidang studi per minggu, dan (3) jumlah jam maksimal wajib mengajar guru per minggu. Penelitian ini dilaksanakan di enam belas SMA di Kota Metro Lampung Tahun 2011. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan teknik perhitungan kebutuhan guru.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa total kebutuhan guru geografi SMA di Kota Metro sebanyak dua puluh enam orang guru. Total guru yang mengajar geografi saat ini adalah dua puluh tiga orang guru, yang terdiri dari empat belas orang guru lulusan S1 Pendidikan Geografi, tiga orang guru lulusan S1 Pendidikan Sejarah, lima orang guru lulusan S1 Pendidikan Ekonomi, dan satu orang guru lulusan sarjana muda.

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa (1) terdapat kesenjangan rasio antara jumlah guru geografi, jumlah jam mengajar, dan jumlah kelas di beberapa SMA di Kota Metro Tahun 2011, (2) kebutuhan guru geografi SMA di Kota Metro adalah dua puluh enam orang guru. Namun, jumlah guru geografi yang ada di Kota Metro adalah empat belas orang guru, sehingga total kekurangan guru geografi SMA di Kota Metro Tahun 2011 yakni sebanyak dua belas orang guru, (3) sebaran guru geografi SMA di Kota Metro adalah tidak merata.


(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses interaksi bertujuan, interaksi ini terjadi antara guru dan siswa, yang bertujuan meningkatkan perkembangan mental siswa sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan satuan tindakan yang memungkinkan terjadinya belajar dan perkembangan. Berdasarkan GBHN (1999,20) tujuan pendidikan nasional yaitu mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia sendiri secara optimal disertai dengan hak dukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya. Sebagai perwujudan pencapaian tersebut maka belajar (pendidikan) merupakan suatu proses aktif memerlukan dorongan dan bimbingan kearah tercapainya tujuan yang dikehendaki. Sudah barang tentu guru lah yang mendorong dan membimbing untuk mencapai tujuan tersebut.

Kebijaksanaan pemerintah sudah semestinya diarahkan kepada pemerataan dan perluasan pendidikan agar segenap lapisan masyarakat dapat memperoleh pendidikan, dengan maksud meningkatkan kualitas manusia Indonesia agar semakin maju dan berkembang.

Untuk memperoleh kesempatan pendidikan, dibutuhkan pemerataan pendidikan. Usaha perluasan dan pemerataan pendidikan ini dilaksanakan secara menyeluruh dari segi kualitas dan kuantitasnya. Dari segi kuantitas diantaranya jumlah sekolah, jumlah gedung/kelas, jumlah sarana penunjang pendidikan lainnya, jumlah guru yang sesuai dengan kebutuhan, tenaga laboratorium, serta tenaga perpustakaan. Sedangkan dari segi kualitas yaitu pengadaan pelatihan


(3)

terhadap guru bidang studi, membina dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi guru supaya menjadi tenaga pendidik yang profesional.

Guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional tersebut, sehingga perlu dikembangkan sebagai tenaga profesi yang bermartabat dan profesional. Hal ini dikarenakan guru merupakan titik sentral dari peningkatan kualitas pendidikan yang bertumpu pada kualitas proses pembelajaran. Sebagai penggerak pendidikan guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian yang pertama dan utama. Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan., karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Figur penggerak pendidikan ini juga merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Oleh karenanya upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal dari guru dan berujung kepada guru pula.

Namun, dalam praktik pendidikan masih banyak kita jumpai penyimpangan. Padahal sudah sangat jelas tertuang dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 “tentang Guru dan Dosen”, (pasal 7, ayat 1) bahwa, “Guru harus memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya.”


(4)

Pada kenyataannya masih banyak ketidaksesuaian latar belakang pendidikan guru dengan bidang tugasnya. Misalnya, pada bidang studi geografi bukanlah guru yang memiliki kualifikasi akademik S1 pendidikan geografi tetapi sarjana pendidikan fisika ataupun lainnya (S1 non pendidikan geografi). Hal ini jelas melangggar prinsip profesionalitas guru. Padahal, idealnya pada bidang studi geografi materi pelajaran tersebut disampaikan oleh guru yang memiliki kualifikasi akademik atau berlatar belakang sarjana pendidikan geografi dikarenakan lebih menguasai materi keilmuannya.

Dengan demikian, masalah yang berkaitan dengan guru baik masalah kualitas dan kuantitas serta persebaran guru sangat perlu diperhatikan oleh pihak yang terkait dalam rangka usaha pembangunan pendidikan tersebut. Hal ini dikarenakan guru adalah subyek yang menentukan efektif atau tidaknya proses pembelajaran, termasuk penggunaan sarana lainnya. Sehingga dibutuhkan perencanaan yang baik tentang masalah guru khususnya jumlah kebutuhan guru secara umum dan penempatan guru secara merata disetiap sekolah. Karena dengan kuantitas guru yang tepat dan memiliki kualitas yang baik maka peningkatan mutu pendidikan dapat tercapai dengan baik.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pendidikan, masalah kebutuhan guru dan kesesuaian latar belakang pendidikan guru dengan bidang studi yang diajarkan perlu dikaji lebih lanjut oleh pihak yang terkait.

Masalah kebutuhan guru dan kesesuaian latar belakang pendidikan guru merupakan masalah yang tidak hanya terjadi pada daerah tertentu, namun terjadi juga di beberapa daerah baik di sekolah negeri maupun swasta di Indonesia. Salah satunya adalah di Kota Metro Provinsi Lampung, yang terdapat 16 SMA juga mengalami masalah kebutuhan guru dan kesesuaian latar


(5)

belakang pendidikan guru dengan bidang studi yang diajarkannya. Khususnya pada masalah kebutuhan dan kesesuaian latar belakang pendidikan guru geografi.

Kondisi jumlah guru geografi di setiap SMA di Kota Metro Provinsi Lampung Tahun 2011 dapat dilihat dari Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Daftar Nama Sekolah, Jumlah Guru Geografi, Jumlah Siswa, dan Jumlah Kelas di Setiap SMA di Kota Metro Tahun 2011

No Nama Sekolah Jumlah Guru Geografi Jumlah Kelas Jumlah Siswa

1 SMAN 1 2 19 571

2 SMAN 2 2 19 674

3 SMAN 3 2 19 633

4 SMAN 4 2 24 793

5 SMAN 5 2 15 504

6 SMA MA’ARIF 1 1 5 108

7 SMA PGRI 1 1 5 84

8 SMA MUHAMMADIYAH 2 1 7 253

9 SMA MUHAMMADIYAH 1 2 20 618

10 SMA KRISTEN 1 2 12 385

11 SMA UTAMA WACANA 1 11 365

12 SMA TARUNA GAJAHMADA 1 6 129


(6)

14 SMA YOS SUDARSO 1 10 312

15 SMA TELADAN 1 1 6 188

16 SMA KARTIKATAMA 1 16 857

JUMLAH 23 203 6700

Sumber : Data Dinas Pendidikan Tahun 2011

Berdasarkan Tabel 1 di atas, terlihat jumlah kelas yang banyak tetapi guru geografinya hanya 1 atau 2 orang. Dengan kata lain, terdapat kesenjangan yang cukup signifikan antara jumlah guru geografi dan jumlah kelas di setiap SMA di Kota Metro. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti masalah kebutuhan dan latar belakang pendidikan guru geografi serta sebarannya di setiap SMA di Kota Metro Provinsi Lampung Tahun 2011.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah kebutuhan dan sebaran yang meliputi:

1. Rasio antara jumlah guru geografi dengan jumlah jam mengajar dan jumlah kelas di setiap SMA.

2. Jumlah guru geografi yang dibutuhkan di setiap SMA.

3. Banyaknya guru geografi yang latar belakang pendidikannya merupakan lulusan dari program studi pendidikan geografi.


(7)

5. Peranan Dinas Pendidikan Nasional Kota Metro tentang distribusi tenaga guru bidang studi di setiap SMA.

6. Apakah setiap guru bidang studi yang ada di setiap SMA di Kota Metro mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

C. Batasan Masalah

1. Rasio jumlah guru, jam mengajar dan jumlah kelas.

2. Jumlah guru geografi yang dibutuhkan di setiap SMA di Kota Metro. 3. Sebaran guru geografi di setiap SMA di Kota Metro.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah rasio antara jumlah guru geografi, jumlah jam mengajar dan jumlah kelas di setiap SMA di Kota Metro Tahun 2011?

2. Berapakah jumlah guru geografi yang dibutuhkan di setiap SMA di Kota Metro Provinsi Lampung Tahun 2011?

3. Bagaimanakah sebaran guru geografi di setiap SMA di Kota Metro Provinsi Lampung Tahun 2011?


(8)

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mendapatkan informasi tentang rasio jumlah guru geografi , jumlah jam mengajar, dan jumlah kelas di setiap SMA di Kota Metro Tahun 2011.

2. Untuk mendapatkan informasi tentang jumlah guru geografi yang dibutuhkan di setiap SMA di Kota Metro Provinsi Lampung Tahun 2011.

3. Untuk mendapatkan informasi tentang sebaran guru geografi SMA di Kota Metro Provinsi Lampung Tahun 2011.

2. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah:

1. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi Dinas Pendidikan Nasional Kota Metro dalam penempatan dan sebaran guru geografi SMA di Kota Metro.


(9)

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi dan pertimbangan bagi Pemerintah Kota Metro agar penempatan guru geografi SMA dilakukan secara merata sesuai dengan kebutuhan setiap sekolah.

4. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pendidikan terutama pengetahuan bidang pendidikan. Selain itu, dapat dijadikan sebagai referensi bagi para peneliti yang akan meneliti masalah-masalah lain yang relevan.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup penelitian ini meliputi:

1. Ruang lingkup objek penelitian adalah kebutuhan dan sebaran guru geografi di setiap SMA di Kota Metro Provinsi Lampung.

2. Ruang lingkup subyek penelitian adalah kepala dinas pendidikan Kota Metro, kepala sekolah, dan guru geografi di setiap SMA di Kota Metro Provinsi Lampung.

3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah 16 SMA, yang terdiri dari 5 SMA Negeri dan 11 SMA Swasta di Kota Metro Provinsi Lampung.

4. Ruang lingkup waktu penelitian adalah Tahun 2011.

5. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Pendidikan Geografi.

Menurut Dalyono (1996:5) pendidikan adalah tahap kegiatan yang bersifat kelembagaan yang digunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya. Sedangkan menurut hasil Seminar dan Lokakarya di Semarang 1988, Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan atau lingkungan dalam konteks keruangan (Cut Merah:2006).


(10)

Jadi pendidikan geografi adalah tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan mengenai persamaan dan perbedaan fenomena-fenomena geosfer yang terjadi di permukaan bumi serta interaksi antara manusia dengan lingkungannya dalam konteks keruangan dan kewilayahan.


(11)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Lingkup Penelitian Geografi

Menurut Para Pakar Geografi pada seminar dan lokakarya di Semarang tahun 1988 dalam (Cut Merah:2006), Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kewilayahan atau lingkungan dalam konteks keruangan.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa geografi merupakan studi yang mempelajari fenomena alam dan manusia dan keterkaitan keduanya di permukaan bumi dengan menggunakan pendekatan keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah. Dalam pengertian itu beberapa aspek yang essensial, yaitu:

1. Adanya hubungan timbal balik antara unsur alam dan manusia (reciprocal).

2. Hubungan itu dapat bersifat interelatif, interaktif, dan integratif sesuai dengan konteksnya. 3. Cara memandang hubungan itu bersifat keruangan.

2. Pengertian Guru

Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan guru adalah “pendidik profesional dengan


(12)

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Dari pengertian tersebut, tersirat bahwa seorang guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional khususnya di bidang pendidikan. Oleh karena itu, sudah sepantasnya seorang guru memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan pendidikan nasional.

3. Persyaratan Guru

Di dalam Bab IV Pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, disebutkan bahwa:”guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional”.

Terkait dengan hal di atas, terdapat beberapa persyaratan untuk menjadi guru. Adapun persyaratan menjadi guru menurut Roestiyah N. K (1994), yaitu sebagai berikut:

1. Persyaratan fisik, yaitu kesehatan jasmani, maksudnya seorang calon guru harus berbadan sehat, tidak berpenyakit menular, dan tidak memiliki cacat tubuh yang mengganggu kelancaran tugasnya mengajar di muka kelas.

2. Persyaratan psikis, yaitu tidak mengalami gangguan penyakit jiwa atau penyakit syaraf, yang tidak memungkinkan menunaikan tugasnya dengan baik, selain itu juga diharapkan memiliki bakat dan minat keguruan.


(13)

3. Persyaratan moral, yaitu sifat susila dan budi pekerti luhur, maksudnya calon guru dan pendidik adalah mereka yang sanggup berbuat suatu kebajikan, serta bertingkah laku yang dapat dijadikan teladan oleh masyarakat.

4. Persyaratan intelektual dan akademis, yaitu yang mengenai pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari lembaga pendidikan guru yang memberikan bekal untuk menunaikan tugas pendidikan formal di sekolah.

Menjadi guru menurut Zakiah Daradjat dan kawan-kawan dalam Syaiful Bahri Djamarah (2000:32) tidak sembarangan, tetapi harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut: 1. Takwa kepada Allah SWT, maksudnya tidak mungkin guru mendidik murid agar bertakwa

kepada Tuhan, jika ia sendiri tidak bertakwa kepada Tuhannya.

2. Berilmu, maksudnya guru harus memiliki ijazah sebagai bukti, bahwa pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesaanggupan tertentu yang diperlukannya untuk suatu jabatan yaitu sebagai guru agar diperbolehkan mengajar.

3. Sehat jasmani, maksudnya seorang guru harus berbadan sehat, tidak mengidap penyakit menular, dan tidak memiliki cacat yang dapat mengganggu kelancaran tugasnya mengajar di muka kelas.

4. Berkelakuan baik, budi pekerti guru penting dalam pendidikan watak anak didik. Guru harus menjadi teladan, karena anak didik bersifat suka meniru. Diantara tujuan pendidikan yaitu membentuk akhlak yang mulia pada diri pribadi anak didik dan ini hanya mungkin bisa dilakukan jika pribadi guru berakhlak mulia pula.


(14)

Di Indonesia untuk menjadi guru diatur dengan beberapa persyaratan, yakni berijazah, profesional, sehat jasmani, dan rohani, takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kepribadian yang luhur, bertanggung jawab, dan berjiwa nasional.

Berdasarkan persyaratan di atas, dapat dikatakan bahwa tidak semua orang dapat menjadi seorang guru, karena selain dibutuhkan kecerdasan intelektual atau berilmu. Berilmu maksudnya adalah seorang guru harus memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai seorang guru. Selain memiliki kecerdasan intelektual, seorang guru juga harus memiliki kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Seorang guru harus memiliki kedua kecerdasan terseebut karena tugas seorang guru adalah menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, maka seorang gurupun juga harus berkualitas.

4. Kriteria Profesional Guru

Guru adalah jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian khusus. Sebagai suatu profesi, maka harus memenuhi kriteria professional (hasil Lokakarya Pembinaan Kurikulum Pendidikan Guru UPI, dalam Oemar Hamalik: 2004) sebagai berikut.

a. Fisik

1. Sehat jasmani dan rohani.

2. Tidak mempuyai cacat tubuh yang bisa menimbulkan ejekan/cemoohan atau rasa kasihan dari anak didik.

b. Mental/kepribadian

1. Berkepribadian/berjiwa Pancasila. 2. Mampu menghayati GBHN.

3. Mencintai bangsa dan sesame manusia dan rasa kasih sayang kepada anak didik. 4. Berbudi pekerti luhur.

5. Berjiwa kreatif, dapat memanfaatkan rasa pendidikan yang ada secara maksimal. 6. Mampu menyuburkan sikap demokrasi dan rasa penuh tenggang rasa.

7. Mampu mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab yang besar akan tugasnya. 8. mampu mengembangkan kecerdasan yang tinggi.

9. Bersifat terbuka, peka, dan inovatif.


(15)

11. Kataatannya akan disiplin. 12. Memiliki sense of humor. c. Keilmiahan/pengetahuan

1. Memahami ilmu yang melandasi pembentukan pribadi.

2. Memahami ilmu pendidikan dan keguruan dan mampu menerapkannya dalam tugasnya sebagai pendidik.

3. Memahami, menguasai, serta mencintai ilmu pengetahuan yang akan diajarkan. 4. Memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidang-bidang yang lain.

5. Senang membaca buku-buku ilmiah.

6. Mampu memecahkan persoalan secara sistematis, terutama yang berhubungan dengan bidang studi.

7. Memahami prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar. d. Keterampilan

1. Mampu berperan sebagai organisator dalam proses belajar mengajar.

2. Mampu menyusun bahan pelajaran atas dasar pendekatan sruktural, interdisipliner, fungsional, behavior, dan teknologi.

3. Mampu menyusun garis besar program pembelajaran.

4. Mampu memecahkan dan melaksanakan teknik-teknik mengajar yang baik dalam mencapai tujuan pendidikan.

5. Mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan.

6. Memahami dan mampu melaksanakan kegiatan dan pendidikan luar sekolah.

5. Tugas dan Peran Guru

Menurut Hamzah B. Uno, guru memiliki beberapa tugas yaitu: 1) Tugas Pengajar sebagai pengelola pembelajaran

a. Tugas manajerial

Menyangkut fungsi administrasi (memimpin kelas), baik internal maupun eksternal. - Berhubungan dengan peserta didik.

- Alat perlengkapan kelas (material). - Tindakan-tindakan professional. b. Tugas edukasional


(16)

Menyangkut fungsi mendidik, bersifat: - Motivasional

- Pendisiplinan

- Sanksi sosial (tindakan hukuman) c. Tugas instruksional

Menyangkut fungsi mengajar, bersifat: - Penyampaian materi

- Pemberian tugas-tugas pada peserta didik - Mengawasi dan memeriksa tugas

2) Tugas Pengajar sebagai Pelaksana (Executive Teacher)

Secara umun tugas guru sebagai pengelola pembelajaran adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas yang kondusif bagi bermacam-macam kegiatan pembelajaran agar mencapai hasil yang baik.Sedangkan secara khusus, tugas guru sebagai pengelola proses pembelajaran sebagai berikut:

a. Menilai kemajuan program pembelajaran.

b. Mampu menyediakan kondisi yang memungkinkan peserta didik belajar sambil bekerja (learning by doing).

c. Mampu mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan alat-alat belajar.

d. Mengkoordinasi, mengarahkan, dan memaksimalkan kegiatan kelas. e. Mengomunikasikan semua informasi dari dan atau ke peserta didik. f. Membuat keputusan instruksional dalam situasi tertentu.

g. Bertindak sebagai manusia sumber.

h. Membimbing pengalaman peserta didik sehari-hari.

i. Mengarahkan peserta didik agar mandiri (member kesempatan pada peserta didik untuk sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungan pada guru).

j. Mampu memimpin kegiatan belajar yang efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal.

Selain menjalankan tugas, seorang juga memiliki peran dalam proses pembelajaran. Adapun peran guru dalam interaksi pembelajaran adalah:

a. Guru sebagai pemimpin belajar, dalam arti guru sebagai perencana, pengorganisasi, pelaksana, dan pengontrol kegiatan belajar peserta didik.

b. Guru sebagai fasilitator belajar, dalam arti guru sebagai pemberi kemudahan kepada peserta didik dalam melakukan kegiatan belajarnya melalui upaya dalam berbagai bentuk.

c. Guru sebagai moderator belajar, dalam arti guru sebagai pengatur arus kegiatan belajar peserta didik.


(17)

d. Guru sebagai motivator belajar, dalam arti guru sebagai pendorong peserta didik agar mau melakukan kegiatan belajar.

e. Guru sebagai evaluator belajar, dalam arti guru sebagai penilai objektif dan komprehensif.

Berdasarkan pemaparan diatas, seorang guru tentunya harus dapat menempatkan dirinya sesuai dengan tugas dan perannya sebagai seorang guru, sehingga dengan penempatan diri yang tepat maka proses pembelajaran pun dapat berjalan dengan baik dan lancar, dan apa yang telah direncanakan dapat terwujud.

6. Kompetensi dan Profesional Guru

Kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Adapun pengertian kompetensi-kompetensi tersebut adalah sebagai berikut.

a. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.

b. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa, serta menjadi teladan peserta didik.

c. Kompetensi profesional adalah kemampuan menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam.


(18)

d. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesame guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Kompetensi profesional guru merupakan salah satu dari kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang apapun. Adapun kompetensi profesional guru menurut Oemar Hamalik (2004) adalah sebagai berikut:

1. Menguasai landasan pendidikan 2. Menguasai materi pelajaran

3. Mampu mengelola proses belajar mengajar 4. Mampu mengelola pengajaran

5. Mampu mengelola interaksi belajar mengajar 6. Mampu menggunakan media dan sumber belajar 7. Mampu mengevaluasi hasil belajar

8. Mengenal fungsi dan prinsip bimbingan konseling

9. Memahami prinsi dan hasil penelitian untuk keperluan pendidikan dan pengajaran 10. Memahami dan mampu menyelenggarakan administrasi pendidikan

Dengan adanya kompetensi profesional guru tersebut, diharapkan seorang guru mampu memahami kompetensi tersebut dan selanjutnya mampu mengaplikasikan dalam aktivitasnya sebagai seorang guru yaitu melaksanakan kewajiban, tugas, dan perannya sebagai seorang guru, sehingga kelak dapat menghasilkan output yang berkualitas dan berkompeten. Dari kompetensi itu juga tersirat bahwa kompetensi-kompetensi tersebut hanya dapat diperoleh dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).

7. Kebutuhan Guru

Kebutuhan guru adalah jumlah guru yang dibutuhkan pada setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah pada waktu tertentu. Berkaitan dengan pengertian tersebut, kebutuhan guru di setiap


(19)

sekolah dan setiap jenjang pendidikan adalah berbeda. Kebutuhan guru di SMA pastinya tidak sama dengan kebutuhan guru di Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tentang guru dan dosen Bab IV Pasal 24 ayat (1), tercantum bahwa Pemerintah wajib memenuhi kebutuhan guru, baik dalam jumlah, kualifikasi akademik, maupun dalam kompetensi secara merata untuk menjamin keberlangsungan satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal serta untuk menjamin keberlangsungan pendidikan dasar dan menengah yang diselenggarakan oleh pemerintah.

Berdasarkan Undang-Undang di atas, dapat dinyatakan bahwa pemenuhan akan kebutuhan guru di setiap daerah merupakan kewajiban pemerintah, termasuk pula sebaran dan kualifikasi untuk menjadi seorang guru. Untuk mewujudkan hal tersebut, kerja sama yang baik antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah tentunya sangat dibutuhkan.

Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Kepegawaian Tahun 1999 tentang kepegawaian, perencanaan kebutuhan guru merupakan formasi yang telah ditetapkan pemerintah untuk diangkat menjadi guru sebagai Pegawai Negeri Sipil, di samping itu kebutuhan juga dipengaruhi oleh banyaknya jam pelajaran yang ada di lapangan. Kedua hal inilah yang memerlukan perencanaan yang baik agar tidak terjadi kelebihan dan kekurangan guru pada suatu sekolah atau daerah tertentu. Bagi sekolah negeri kebutuhan guru ditentukan oleh formasi guru yang ada dan juga ditentukan oleh dana yang ada (anggaran pemerintah), tapi bagi sekolah swasta akan berbeda kebijaksanaannya. Bila terjadi kekurangan guru di sekolah negeri maka akan ada pengangkatan baru untuk mengisi kekurangan guru tersebut, hal ini mungkin bila ada formasi dari pemerintah. Akan tetapi, apabila terjadi kekurangan guru di sekolah swasta maka kebijaksanaannya akan lain dengan pemerintah.


(20)

Terkait dengan hal di atas, maka untuk menghitung kebutuhan guru harus diketahui terlebih dahulu komponen-komponennya yakni jumlah kelas, jumlah jam bidang studi per minggu, dan jumlah jam maksimum wajib mengajar guru per minggu. (Sumber: Biro Perencanaan Depdikbud, 1987. Perencanaan Akan Kebutuhan Guru. Sekjen Depdikbud. Jakarta).

1. Jumlah kelas, yaitu banyaknya kelas murid yang mengikuti pelajaran bidang studi tertentu pada suatu sekolah.

2. Jumlah jam bidang studi per minggu, yaitu jumlah jam untuk tiap kelas pada bidang studi tertentu setiap minggu pada suatu sekolah.

3. Jumlah jam maksimum wajib mengajar guru per minggu, maksudnya adalah jumlah jam wajib maksimum seorang guru untuk mengajar. Jumlah jam maksimum wajib mengajar seorang guru adalah 24 jam.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka kondisi tersebutlah yang akan dijadikan indikator dalam menghitung jumlah kebutuhan guru geografi yang ada di setiap SMA di Kota Metro.

8.Guru Geografi

a. Pengertian Guru Geografi

Guru Geografi adalah seorang guru lulusan S1 Pendidikan Geografi yang mengajar bidang studi Geografi pada suatu SMA yang mana bidang studi yang diajarkan oleh guru tersebut adalah bidang studi Geografi. Idealnya, pelajaran geografi di SMA hanya diajarkan oleh seorang lulusan S1 Pendidikan Geografi. Namun, pada kenyataannya, kondisi di lapangan tidak selamanya sesuai harapan. Sebagai contoh, banyak guru lulusan bidang studi lain (non S1 Pendidikan Geografi) yang kini mengajar geografi. Sangat miris memang, tetapi itulah kenyataan yang ada saat ini.


(21)

Sebuah konsekuensi yang logis bahwasanya apabila seseorang yang lulusan bidang ilmu tertentu, misalnya Pendidikan Geografi, akan lebih menguasai materi/pelajaran Geografi tersebut dibandingkan dengan seorang yang bukan lulusan Pendidikan Geografi, karena hal tersebut sudah menyangkut profesionalisme, dimana profesionalisme guru akan berdampak kuat terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Namun, kenyataan di lapangan adalah masih banyak guru Geografi yang bukan lulusan S1 Pendidikan Geografi. Salah satu contohnya yakni seorang guru lulusan S1 Pendidikan Fisika yang mengajar bidang studi geografi.

b. Kompetensi Guru Mata Pelajaran Geografi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tanggal 4 Mei 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dijelaskan bahwa setiap guru mata pelajaran harus memiliki kompetensi dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Kompetensi guru mata pelajaran geografi adalah sebagai berikut:

a. Menguasai hakekat struktur keilmuan, ruang lingkup dan objek geografi. b. Memberikan pendekatan-pendekatan geografi.

c. Menguasai materi geografi secara luas dan mendalam. d. Menunjukkan manfaat mata pelajaran geografi.

Setiap guru mata pelajaran harus memiliki kompetensi sesuai mata pelajaran yang diajarkannya. Kompetensi tersubut harus dimiliki karena akan sangat membantu pada saat guru tersebut menyampaikan materi kepada anak didik. Apabila kompetensi guru mata pelajaran dalam hal ini adalah mata pelajaran geografi sudah dimiliki maka guru tersebut mampu menyampaikan materi kepada anak didik dengan baik.


(22)

9. Latar Belakang Pendidikan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), pengertian latar belakang adalah dasar (alasan) suatu tindakan (perbuatan). Sedangkan pengertian pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dari pengertian tersebut, penulis berpendapat bahwa pengertian latar belakang pendidikan adalah ijazah pendidikan akademik terakhir yang dimiliki oleh seseorang.

Latar belakang pendidikan erat kaitannya dengan profesionalitas tenaga kependidikan. Tenaga kependidikan yang dimaksud adalah seorang guru. Profesionalitas seorang guru akan berdampak kuat terhadap peningkatan kualiatas pendidikan, dan peningkatan kualitas pendidikan akan berkonsekuensi logis pada peningkatan kualitas sumber daya manusia yang sangat diperlukan bagi pembangunan bangsa, terutama untuk menghadapi berbagai peluang dan tantangan di era otonomi daerah.

Sehubungan dengan hal tersebut, tentunya dibutuhkan suatu upaya untuk memprofesionalisasi tenaga kependidikan. Menurut Oemar Hamalik, upaya-upaya untuk memprofesionalisasi tenaga kependidikan adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan tenaga kependidikan, harus menekankan secara siembang wawasan akademik, kemampuan adaptasi dan generalisasi, serta jiwa pengabdian kepada masyarakat. Untuk kepentingan ini, kurikulum pendidikan tenaga kependidikan harus mempunyai keseimbangan ketiga ranah tersebut, serta diberikan porsi aplikasi yang seimbang pula. Jika perlu, sistem penilaian penguasaan ranah ketiga tersebut oleh subyek didik harus dikembangkan, sehingga


(23)

tamatan lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) telah diyakini memiliki kemampuan yang memadai dalam ketiga ranah tersebut.

2. Sistem penjaringan (recruitment) dan penempatan tenaga kependidikan harus secara sungguh-sungguh didasarkan pada prinsip the right man on the right place. Seorang calon guru berijazah Pendidikan Geografi misalnya, hanya boleh di jarring dan tugaskan umengajar Geografi, tidak untuk mengajar Bahasa Indonesia misalnya. Kenyataan seperti ini masih cukup banyak ditemukan dalam praktek pendidikan di negara kita. Bahkan masih cukup banyak ditemukan seorang yang tak pernah mendapatkan pendidikan sebagai guru, bertugas sebagai guru. Kenyataan seperti ini akan sangat mempengaruhi profesionalitas tenaga kependidikan, khususnya guru.

3. Sistem promosi dalam jabatan baik dalam jabatan stukturan maupun professional harus didasarkan pada profesionalitas yang ditunjukkan tenaga kependidikan. Serta menjauhkan praktek-praktek promosi dalam jabatan yang didasarkan atas kolusi dan nepotisme.

Dari berbagai upaya di atas, diharapkan pada masa mendatang setiap tenaga pendidik memiliki profesionalitas sesuai dengan spesifikasi bidang masing-masing, sehingga tujuan Pendidikan Nasional pun dapat segera terwujud.

10. Sebaran Guru

Pengertian sebaran guru dalam penelitian ini adalah jumlah guru geografi yang ada di setiap SMA di Kota Metro, dilihat dari jumlah jam mengajar geografi. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, Pemerintah Republik Indonesia merumuskan peraturan tentang Pemerintah Daerah dalam rangka otonomi daerah. Pasal 11 ayat (2) dari undang-undang tersebut menegaskan bahwa pekerjaan di bidang pendidikan dan kebudayaan merupakan salah satu


(24)

kewajiban yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Dengan adanya perubahan pola pengaturan penyelenggaraan pendidikan dari yang sepenuhnya di atur secara sentralistik oleh Pemerintah Daerah, maka saatnya setiap daerah dapat menggali dan mengembangkan potensi di bidang pendidikan.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999, Pemerintah Daerah diberikan kewenangan untuk mengelola kepegawaian di daerah. Kewenangan itu diuraikan dalam Pasal 76 undang-undang tersebut sebagai berikut: “daerah mempunyai kewenangan untuk melakukan pengangkutan dan pemindahan, pemberhentian, penetapan pensiun, gaji, tunjangan, dan kesejahteraan pegawai, serta pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah, berdasarkan peraturan perundang-undangan”. Landasan hukum ini hendaknya dapat digunakan sebagai pijakan Pemerintah Daerah dalam menata kepegawaian daerah.

Terkait dengan Undang-Undang di atas, selain masalah pengelolaan kepegawaian, terdapat pula beberapa masalah kepegawaian yang terkait langsung dengan pembangunan pendidikan, yang secara memerlukan penataan guna tercapainya pemerataan pembangunan pendidikan, antara lain: pemerataan pengajar di daerah perkotaan dan pedesaan, pengangkatan pengajar dan pegawai administrasi lainnya, dan kesejahteraan guru didaerah terpencil. Sehubungan dengan ketiga masalah kepegawaian tersebut dapat dipecahkan secara integratif karena masalah satu dengan yang lainnya saling terkait.

Berkaitan dengan masalah kepegawaian yang terkait langsung dengan pendidikan, pemerataan sebaran guru merupakan salah satu permasalahannya. Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2003 tentang guru dan dosen, telah dipaparkan pula kebijakan pada


(25)

Pasal 41 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, telah dinyatakan pula bahwa: “ pengangkatan, penempatan, dan penyebaran pendidik dan tenaga kependidikan diatur oleh lembaga yang mengangkatnya berdasarkan kebutuhan satuan pendidikan formal”.

Berdasarkan undang-undang di atas, terlihat jelas bahwa Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mempunyai hak dan kewajiban untuk melakukan pengangkatan dan penempatan guru, dimana masalah penempatan guru terkait dengan sebarannya yakni merata atau tidak, karena apabila hal ini tidak disikapi dengan baik, maka akan menimbulkan masalah-masalah baru yang muncul akibat ketidakmerataan sebaran guru tersebut.

B. Kerangka Pikir

Usaha perbaikan dan pemerataan pendidikan dapat terwujud dengan baik jika adanya pemerataan sarana dan fasilitas pendidikan, serta persebaran guru. Persebaran guru yang merata di sini adalah apabila terjadi kelebihan guru maka harus ada suatu kebijakan agar tenaga guru tersebut tidak menumpuk, contohnya yaitu diadakannya mutasi ke sekolah-sekolah atau daerah yang kekurangan guru, maka harus ada pula kebijakan yang tepat untuk menyikapi permasalahan tersebut, contohnya yaitu penambahan jumlah guru baik melalui tes penerimaan guru sebagai Pegawai Negeri Sipil maupun guru kontrak/honorer.

Untuk menyikapi kondisi tersebut, maka melalui penelitian ini penulis akan mencoba mendeskripsikan kondisi tersebut yakni dengan cara:

1. Menghitung jumlah kebutuhan guru geografi SMA di Kota Metro.


(26)

3. Menggambarkan sebaran guru geografi SMA di Kota Metro dalam sebuah peta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan penelitian berikut:

Bagan 1. Kerangka Pikir

Pemerataan Guru Geografi SMA

di Kota Metro 1. Rasio jumlah guru,

jumlah kelas, dan jam mengajar

2. Menghitung Kebutuhan Guru


(27)

C. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2009:96), hipotesis merupakan jawabansementara terhadap rumusan masalah.Karena sifatnya masih sementara, maka perlu dibuktikan kebenarannya melalui data empirik yangterkumpul.Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalahsebagai berikut :

C.1 Terdapat kesenjangan rasio antara jumlah guru geografi, jumlah jam mengajar, dan jumlah kelas di beberapa SMA di Kota Metro Tahun 2011.

C.2 Jumlah guru geografi yang berlatar belakang pendidikan geografi yang dibutuhkan di beberapa SMA di Kota Metro belum terpenuhi.


(28)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Seperti yang dinyatakan oleh Moh. Pabundu Tika (2005) bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2005), metode deskriptif (descriptive research) merupakan metode yang bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya. Metode penelitian ini mengkaji bentuk aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaan dari fenomena lain.

Maka dengan menggunakan metode deskriptif diharapkan permasalahan penelitian ini yang dikemukakan dapat terjawab dengan analisis berdasarkan data yang dikumpulkan. Sasaran penelitian ini adalah 16 Sekolah Menengah Atas di Kota Metro Provinsi Lampung Tahun 2011.


(29)

2

Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian (Suharsimi Arikunto:2002). Populasi dalam penelitian ini adalahkepala dinas pendidikan, guru geografi dan kepala sekolah dari 16 SMA, yang terdiri dari 5 SMA Negeri dan 11 SMA Swasta di Kota Metro. Penelitian ini adalah penelitian populasi sehingga tidak menggunakan sampel.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Kebutuhan Guru

Yang dimaksud dengan kebutuhan guru dalam penelitian ini adalah jumlah guru geografi yang dibutuhkan di setiap SMA di Kota Metro. Terkait dengan hal tersebut, maka untuk menghitung kebutuhan harus diketahui terlebih dahulu komponen-kompenennya yakni jumlah kelas, jumlah jam bidang studi per minggu, dan jumlah jam maksimum wajib mengajar per minggu. (Sumber: Biro Perencanaan depdikbud, 1987. Perencanaan Akan Kebutuhan Guru. Sekjen Depdikbud. Jakarta).

1. Jumlah guru geografi di setiap SMA di Kota Metro Tahun 2011.

2. Jumlah kelas geografi, yaitu jumlah kelas yang mengikuti pelajaran geografi di setiap SMA di Kota Metro.

3. Jumlah jam bidang studi geografi , yaitu jumlah jam pelajaran geografi per minggu di setiap SMA di Kota Metro.

4. Jumlah jam mengajar guru geografi, yaitu jumlah jam mengajar guru bidang studi geografi per minggu di setiap SMA di Kota Metro.


(30)

3

Maksud latar belakang pendidikan dalam penelitian ini adalah ijazah pendidikan akademik terakhir yang dimiliki oleh seorang guru bidang studi geografi di setiap SMA di Kota Metro yang spesifikasi mengajarnya adalah bidang studi Geografi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan Bab IV Pasal 29 ayat (4), salah satunya dinyatakan bahwa pendidik pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat memiliki Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1).

Adapun kemungkinan-kemungkinan latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh guru Geografi SMA di Kota Metro adalah adanya kesesuaian dan ketidaksesuaian dengan bidang studi yang diajarkan, yaitu sebagai berikut.

1. Seorang guru geografi dikatakan memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya (Geografi) jika guru tersebut merupakan seorang lulusan:

a. S1 Pendidikan Geografi.

b. D2 atau D3 Pendidikan Geografi dan selanjutnya melakukan penyesuaian S1 Pendidikan Geografi.

c. S1 Fakultas Geografi yang mengambil Akta IV (Akta Mengajar).

2. Seorang guru geografi dikatakan tidak memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya (Geografi) jika latar belakang pedidikan guru tersebut adalah sebagai berikut.

a. Guru geografi yang bukan lulusan S1 Pendidikan Geografi dan bukan bergelar sarjana Pendidikan geografi. Dalam hal ini, terdapat beberapa kemungkinan. Kemungkinan pertama, guru tersebut merupakan lulusan


(31)

4

Sarjana Pendidikan tetapi bukan Sarjana Pendidikan program studi Pendidikan Geografi. Kemungkinan kedua, guru tersebut lulusan S1 tetapi bukan Sarjana Pendidikan (non FKIP).

b. Guru geografi lulusan D2, atau D3 FKIP tetapi bukan program studi Pendidikan Geografi.

c. Guru geografi lulusan D1, D2 atau D3 yang non FKIP.

d. Guru geografi lulusan SMA/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah. (UPT Dinas Pendidikan Kota Metro)

3. Sebaran Guru

Sebaran guru yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah persebaran guru yang berlatar belakang pendidikan geografi SMA di Kota Metro, Indikator tersebut dapat lihat dari jumlah guru geografi guru geografi dari setiap SMA di Kota Metro dan jumlah jam mengajar guru geografi per minggu di setiap sekolah. Dimana di dalam sebaran tersebut ada kemungkinan sebarannya merata, tidak merata, dan mengelompok. Dikatakan merata jika persebaran guru geografi SMA yang berlatar belakang S1 pendidikan geografi di Kota Metro tercukupi di setiap SMA dalam suatu kecamatan/kota, sedangkan dikatakan tidak merata jika sebaran guru geografi yang berlatar belakang pendidikan geografi (S1 Pendidikan Geografi) SMA di Kota Metro tidak tersebar di setiap SMA dalam suatu kecamatan/kota. Kemudian, dikatakan mengelompok jika guru geografi yang berlatar belakang pendidikan geografi yang ada hanya mengelompok pada suatu kecamatan/kota.

Dalam penelitian ini, sebaran guru akan ditampilkan dalam bentuk sebuah peta. Peta akan mempermudah memberikan gambaran secara visual dalam melihat


(32)

5

sebaran maupun kebutuhan guru yang diperlukan di lapangan secara keruangan, sehingga kebijaksanaan dalam menentukan kebutuhan guru dan sebarannya lebih terarah dan tepat sasaran.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Wawancara Terstruktur

Teknik pengumpulan data dengan wawancara digunakan melalui percakapan langsung kepada Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kota Metro, dan para Kepala SMA di Kota Metro, dengan menggunakan pedoman wawancara, sehingga pertanyaan yang diajukan peneliti lebih terarah dan tanpa mengurangi kebebasan dalam mengembangkan pertanyaan dengan menciptakan suasana percakapan yang sopan, terarah dan tepat sasaran sehingga wawancara dapat berjalan baik dan lancar, serta menghasilkan data yang tepat dan akurat.

Kegunaan teknik wawancara dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah untuk memperoleh keterangan dari:

1. Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kota Metro Provinsi Lampung Tahun 2011, mengenai sebaran guru setiap bidang studi dan berbagai upaya dari pihak Dinas Pendidikan Nasional untuk memecahkan permasalahan tentang kebutuhan guru tersebut, dan lain-lain.

2. Para Kepala SMA dan Guru Geografi di Kota Metro Provinsi Lampung Tahun 2011 mengenai: jumlah guru Geografi, jumlah kelas bidang studi Geografi, jumlah lokal, jumlah jam bidang studi Geografi per minggu, dan jumlah jam maksimum wajib mengajar per minggu.


(33)

6

2. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto:2002).

Teknik pengumpulan data dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder yang berupa catatan, buku-buku, foto-foto, agenda, keterangan dari pihak SMA di Kota Metro, dan Dinas Pendidikan Nasional Kota Metro, serta referensi lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

E. Teknik Analisis Data

Menurut Sofian Effendi (1989:263), Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian mengenai kebutuhan guru geografi SMA di Kota Metro Provinsi Lampung Tahun 2011 adalah sebagai berikut.

1. Untuk menghitung hipotesis 2 digunakan rumus:

JMG JBP JK

KG  

Keterangan:

KG = Kebutuhan guru

JK = Jumlah kelas murid geografi

JBP = Jumlah jam bidang studi geografi per minggu

JMG = Jam maksimal wajib mengajar guru per minggu (24 jam)

(Sumber: Sisdiknas, 2008. Perencanaan akan kebutuhan Guru. Biro Perencanaan. http://menghitung-kebutuhan-guru-bidang studi.wordpress.com/2008/10/21. 2. Untuk menghitung hipotesis 1 dan 3 analisis yang digunakan:

Pada analisis hipotesis 1 dan 3 ini digunakan prosentase tabulasi tunggal atas dasar data yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi. Dari data tabel


(34)

7

maka akan dijadikan dasar interpretasi untuk memberikan arti dari data tersebut, dan selanjutnya dibuat deskripsi secara sistematis sebagai laporan hasil penelitian.


(35)

86

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat kesenjangan rasio antara jumlah guru geografi, jumlah jam mengajar,

dan jumlah kelas di beberapa SMA di Kota Metro Tahun 2011, dimana jumlah jam mengajar dan jumlah kelas di beberapa SMA belum sesuai dengan jumlah guru geografi yang ada.

2. Kebutuhan guru geografi SMA di Kota Metro adalah 26 orang guru. Namun, jumlah guru geografi (lulusan S1 Pendidikan Geografi) dari 16 SMA yang ada di Kota Metro terdapat 14 orang guru. Dengan demikian total kekurangan guru geografi SMA di Kota Metro yakni sebanyak 12 orang guru.

3. Sebaran guru geografi SMA di Kota Metro adalah tidak merata karena ada beberapa sekolah yang mengalami kekurangan jumlah guru georafi, dan adanya sekolah yang mengalami kelebihan guru geografi.

B. Saran

Saran penulis terhadap hasil penelitian ini adalah:

1. a. Kepada Dinas Pendidikan Kota Metro hendaknya menempatkan guru geografi di setiap SMA secara tepat dengan bidang tugasnya, guna


(36)

86 mengatasi kesenjangan rasio antara jumlah guru geografi, jumlah jam mengajar, dan jumlah kelas di SMA di Kota Metro Tahun 2011.

b. Kepada Dinas Pendidikan Kota Metro hendaknya di masa mendatang merencanakan suatu sistem persebaran guru Geografi di setiap SMA secara merata sehingga kebutuhan guru dapat terpenuhi dan pelayanan mutu pendidikan dapat ditingkatkan.

2. Pemerintah sebaiknya melakukan perekrutan guru-guru geografi baru yang sesuai kualifikasi akademiknya untuk menutupi jumlah kekurangan guru geografi yang dialami beberapa SMA di Kota Metro.


(37)

DESKRIPSI KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU GEOGRAFI SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA METRO

PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2011

( Skripsi )

Oleh

Adang Sudla Nuroho

0713034014

Pembimbing I : Dr. Sumadi, M.S.

Pembimbing II : Dedy Miswar, S.Si. M.Pd.

Pembahas : Dra. Hj. Nani Suwarni, M.Si.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(38)

(39)

DESKRIPSI KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU GEOGRAFI SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA METRO

PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2011

Oleh

AdangSudlaNuroho

Skripsi

SebagaiSalah Satu SyaratuntukMencapaiGelar SarjanaPendidikan

pada

ProgramStudiPendidikanGeografiJurusanPendidikanIPS FakultasKeguruan dan IlmuPendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(40)

(41)

xvi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI………... xi

DAFTAR TABEL ... …… xiv

DAFTAR GAMBAR ... ……. xvi

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 7

1. Tujuan Penelitian ... 7

2. Kegunaan Penelitian... 8

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA dan KERANGKA PIKIR ... 10

A. Tinjauan Pustaka ... 10

1. Lingkup Penelitian Geografi ... 10

2. Pengertian Guru ... 11

3. Persyaratan Guru ... 11

4. Kriteria Profesional Guru ... 13

5. Tugas dan Peran Guru ... 15

6. Kompetensi dan Profesional Guru ... 16

7. Kebutuhan Guru ... 18

8. Guru Geografi ... 20

9. Latar Belakang Pendidikan ... 21

10.Sebaran Guru ... 23

B. Kerangka Pikir ... 25

C. Hipotesis ... 27

III.METODE PENELITIAN ... 28

A. Metode Penelitian... 28

B. Populasi Penelitian ... 29

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 29

1. Kebutuhan Guru ... 29


(42)

xvi

3. Sebaran Guru ... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

1. Teknik Wawancara Terstruktur... 32

2. Teknik Dokumentasi ... 33

E. Teknik Analisa Data ... 33

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Tinjauan Umum Daerah Penelitian ... 35

1. Sejarah Singkat Kota Metro ... 35

2. Letak Geografis dan Luas Wilayah ... 37

3. Admistrasi Pemerintahan ... 39

4. Kependudukan... 42

5. Kepadatan Penduduk ... 43

6. Bidang Pendidikan ... 44

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan... 50

1. Kebutuhan dan Latar Belakang Pendidikan Guru Geografi SMA di Kota Metro Provinsi Lampung Tahun 2011 ... 52

a. Kebutuhan dan Latar Belakang Pendidikan Guru Geografi di SMA N 1 Metro ... 52

b. Kebutuhan dan Latar Belakang Pendidikan Guru Geografi di SMA N 2 Metro ... 53

c. Kebutuhan dan Latar Belakang Pendidikan Guru Geografi di SMA N 3 Metro ... 54

d. Kebutuhan dan Latar Belakang Pendidikan Guru Geografi di SMA N 4 Metro ... 56

e. Kebutuhan dan Latar Belakang Pendidikan Guru Geografi di SMA N 5 Metro ... 57

f. Kebutuhan dan Latar Belakang Pendidikan Guru Geografi di SMA Ma’arif Metro ... 58

g. Kebutuhan dan Latar Belakang Pendidikan Guru Geografi di SMA PGRI 1 Metro ... 59

h. Kebutuhan dan Latar Belakang Pendidikan Guru Geografi di SMA Muh. 2 Metro ... 61

i. Kebutuhan dan Latar Belakang Pendidikan Guru Geografi di SMA Muh. 1 Metro ... 62

j. Kebutuhan dan Latar Belakang Pendidikan Guru Geografi di SMA Kristen 1 Metro ... 63

k. Kebutuhan dan Latar Belakang Pendidikan Guru Geografi di SMA Utama Wacana Metro ... 65

l. Kebutuhan dan Latar Belakang Pendidikan Guru Geografi di SMA Taruna Gajahmada Metro ... 66

m. Kebutuhan dan Latar Belakang Pendidikan Guru Geografi di SMA TMI Roudlatul Qur’an Metro... 67

n. Kebutuhan dan Latar Belakang Pendidikan Guru Geografi di SMA Yos Sudarso Metro ... 69


(43)

xvi

o. Kebutuhan dan Latar Belakang Pendidikan Guru

Geografi di SMA Teladan 1 Metro ... 70

p. Kebutuhan dan Latar Belakang Pendidikan Guru Geografi di SMA Kartikatama Metro ... 71

2. Sebaran Guru Geografi SMA di Kota Metro Provinsi Lampung Tahun 2011 ... 73

3. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 76

a. Kebutuhan Guru Geografi SMA di Kota Metro Provinsi Lampung Tahun 2011 ... 76

b. Latar Belakang Pendidikan dan Sebaran Guru Geografi SMA di Kota Metro Provinsi Lampung Tahun 2011 ... 80

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 85

A. Simpulan ... 85

B. Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87


(44)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daftar Nama Sekolah, Jumlah Guru Geografi, Jumlah Siswa, dan Jumlah Kelas di Setiap

SMA di Kota Metro Tahun 2011 ... 5 2. Luas Wilayah Tiap Kecamatan di Kota Metro

Provinsi Lampung Tahun 2011 ... 37 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Menurut Kecamatan di Kota Metro ... 42 4. Jumlah TK di Kota Metro ... 44 5. Jumlah SD dan Madrasah Ibtidaiyah

di Kota Metro ... 44 6. Jumlah SMP dan Madrasah Tsanawiyah

di Kota Metro ... 45 7. Jumlah SMA, Madrasah Aliyah, dan Sekolah

Menengah Kejuruan di Kota Metro ... 46 8. Nama, Kelurahan, Kecamatan, dan Jumlah

SMA di Kota Metro ... 47 9. Jumlah Sekolah Luar Biasa di Kota Metro ... 49 10.Jumlah Perguruan Tinggi yang ada


(45)

xvi

11.Daftar Nama Sekolah, Jumlah Guru yang Mengajar Geografi, Jumlah Jam, dan Jumlah Kelas di setiap

SMA di Kota Metro Provinsi Lampung Tahun 2011... 50 12.Daftar Sebaran Guru Geografi SMA per Kecamatan

di Kota Metro Tahun 2011 ... 73 13.Daftar Nama Sekolah, Kebutuhan Guru, Guru

Geografi Berdasarkan Kesesuaian Latar Belakang Pendidikan, dan Guru Geografi yang ada Saat ini

di SMA Kota Metro Tahun 2011 ... 77 14.Daftar nama, Jumlah Guru Geografi yang ada,

Pendidikan Terakhir, dan Kesesuaian Latar Belakang Pendidikan Guru Geografi SMA


(46)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Peta Administratif Kota Metro Provinsi Lampung

Tahun 2011... 38 2. Peta Persebaran Sekolah Menengah Atas di Kota Metro

Provinsi Lampung Tahun 2011 ... 48 3. Peta Sebaran Guru Geografi SMA di Kota Metro Provinsi

Lampung Tahun 2011 ... 75 4. Peta Kebutuhan Guru Geografi SMA di Kota Metro Provinsi

Lampung Tahun 2011 ... 78 5. Peta Kesesuaian Latar Belakang Pendidikan Guru Geografi


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Afnil Guza. 2008. Undang-Undang Sisdiknas dan Undang-Undang Guru dan Dosen. Asa Mandiri. Jakarta.

Cut Meurah dan Wangsa Jaya. 2006. Geografi untuk kelas X. PT. Phibeta Aneka Gama. Jakarta.

Dalyono. 1996. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Depdikbud, 1987. Perencanaan akan kebutuhan Guru. Biro Perencanaan. Sekjen depdikbud. Jakarta.

Dewi Yuliyati. 2006. “Kebutuhan Guru Sekolah Dasar (SD) Negeri Kecamatan Pematang Kabupaten Tanggamus Tahun 2005”. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Desti Dwiyanti. 2007. “Deskripsi Kebutuhan dan Sebaran Guru Geografi Sekolah Menengah Atas di Kota Metro Tahun 2011”. Skripsi. Universitas

Lampung. Bandar Lampung

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Hamzah B.Uno. 2007. Profesi Kependidikan. PT Bumi Aksara. Jakarta Roestiyah N, K. 1994. Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem. PT Rineka

Cipta. Jakarta.

Moh. Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Bumi Aksara. Jakarta. Nursid Sumaatmaja. 1988. Studi Geografi: Suatu Pendekatan dan Analisa


(48)

88

88 Oemar Hamalik. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.

PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Sisdiknas, 2008. Perencanaan akan kebutuhan Guru. Biro Perencanaan.

http://menghitung-kebutuhan-gurubidangstudi.wordpress.com/2008/10/21. Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Edisi

Revisi). PT. Bina Aksara. Jakarta.

Sofian Effendi dan Chris Maining.1989.Prinsip-Prinsip Analisa Data. Metode Penelitian Survei. Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. ed. LP3ES. Jakarta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Alfabeta, Bandung.

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan pengembangan Bahasa. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.


(49)

JudulSkripsi : DESKRIPSI KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU GEOGRAFI SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA METRO PROVINSI

LAMPUNG TAHUN 2011

NamaMahasiswa :

AdangSudlaNuroho

NomorPokokMahasiswa : 0713034014

Program Studi : PendidikanGeografi

Jurusan : Pendidikan IPS

Fakultas : KeguruandanIlmuPendidikan

MENYETUJUI

1. KomisiPembimbing

Pembimbing Utama Pembimbing Pembantu

Dr. Sumadi, M.S.

NIP.195307171980031005 Dedy Miswar, S.Si. M.Pd. NIP. 19741108 200501 1 003

2. Mengetahui

KetuaJurusanPendidikan Ketua Program Studi

Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Geografi

Drs. Hi. BuchoriAsyik, M.Si.


(50)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua :Dr. Sumadi, M.S.

Sekretaris : Dedy Miswar S.Si. M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing:Dra. Hj. Nani Suwarni, M.Si.

2. DekanFakultasKeguruandanIlmuPendidikan

Dr. Hi.Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(51)

(52)

Motto

“Allah

tidakakanmengubahkeadaansuatukaumhinggamerekamengubahkea

daaanmerekasendiri.”


(53)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsi ini kepada :

Ayah

dan

Ibuku

tercinta yangtelah tulus dan ikhlas membesarkan dan mendidikku

dengan limpahan cinta dan kasih sayang, selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil, serta tak henti-hentinya berdoa demi keberhasilanku.

Ketigaadikku (Dina, Mala & Nabila) dan Keluarga besarku yang senantiasa memberi semangat dan doa demi kesuksesanku.


(54)

(55)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Metro, Provinsi Lampung padatanggal

17 Mei 1989, sebagaianakpertamadariempatbersaudara, merupakanputrapasangan Drs. NurhadindanSitiMuniroh, S.Pdi.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Muhammadiyah 1 Metro pada tahun 2001, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Metropada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 3 Metro pada tahun 2007.

Tahun 2007, Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).Padatanggal11sampai 18Juni 2010, PenulismelaksanakanKuliahKerjaLapangan (KKL) Terpadu di Propinsi Jawa Timur, Bali danD.I. Yogyakarta.Padatanggal22 Juli 2010 sampai dengan 25Oktober 2010, Penulismelaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 14 Bandar Lampung.


(56)

(57)

SANWACANA

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWTkarena atas rahmat dan hidayah-Nyaskripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deskripsi Kebutuhan dan Sebaran Guru Geografi Sekolah Menengah Atas di Kota Metro Provinsi Lampung Tahun 2011” ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak Dr. Sumadi, M.S., selaku Dosen Pembimbing Utama, dan Bapak Dedy Miswar, S.Si. M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Pembantu, yang keduanya telah banyak memberikan arahan, pemikiran, saran, dan nasehat selama membimbing Penulis, sertaIbu Dra. Hj. Nani Suwarni, M.Si., selaku Dosen Pembahas yang telah banyak memberikan sumbangan pemikiran dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis juga menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, tak lupa juga Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(58)

2. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 4. Bapak Drs. Rosana, M.Si., selaku Pembimbing Akademik (PA) penulis. 5. Seluruh dosen yang telah mendidik dan membimbing penulis selama

menyelesaikan studi.

6. Ayahanda dan Ibundaku tercinta, serta ketiga adikkuyang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doanya.

7. Teman-teman di Program Studi Pendidikan Geografi, terutama angkatan 2007 yang telah memberikan dukungan dan bantuannya,.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi, sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin Yarobbal’ Alamin.

Bandar Lampung, 6 Februari 2012 Penulis,

Adang Sudla Nuroho


(59)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. nama : AdangSudlaNuroho

2. NPM : 0713034014

3. Program Studi : Pendidikan Geografi 4. Jurusan/Fakultas : Pendidikan IPS/FKIP

5. Alamat :JalanBumi Manti I, AsramaMasayu, Kelurahan

KampungBaru, Kedaton, Bandarlampung

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 6 Februari2012 Yang menyatakan,

AdangSudlaNuroho


(60)

(1)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Metro, Provinsi Lampung padatanggal

17 Mei 1989, sebagaianakpertamadariempatbersaudara, merupakanputrapasangan Drs. NurhadindanSitiMuniroh, S.Pdi.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Muhammadiyah 1 Metro pada tahun 2001, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Metropada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 3 Metro pada tahun 2007.

Tahun 2007, Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).Padatanggal11sampai 18Juni 2010, PenulismelaksanakanKuliahKerjaLapangan (KKL) Terpadu di Propinsi Jawa Timur, Bali danD.I. Yogyakarta.Padatanggal22 Juli 2010 sampai dengan 25Oktober 2010, Penulismelaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 14 Bandar Lampung.


(2)

(3)

SANWACANA

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWTkarena atas rahmat dan hidayah-Nyaskripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “Deskripsi Kebutuhan dan Sebaran Guru Geografi Sekolah Menengah Atas di Kota Metro Provinsi Lampung Tahun 2011” ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak Dr. Sumadi, M.S., selaku Dosen Pembimbing Utama, dan Bapak Dedy Miswar, S.Si. M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Pembantu, yang keduanya telah banyak memberikan arahan, pemikiran, saran, dan nasehat selama membimbing Penulis, sertaIbu Dra. Hj. Nani Suwarni, M.Si., selaku Dosen Pembahas yang telah banyak memberikan sumbangan pemikiran dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis juga menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, tak lupa juga Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(4)

2. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 4. Bapak Drs. Rosana, M.Si., selaku Pembimbing Akademik (PA) penulis. 5. Seluruh dosen yang telah mendidik dan membimbing penulis selama

menyelesaikan studi.

6. Ayahanda dan Ibundaku tercinta, serta ketiga adikkuyang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doanya.

7. Teman-teman di Program Studi Pendidikan Geografi, terutama angkatan 2007 yang telah memberikan dukungan dan bantuannya,.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Akan tetapi, sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin Yarobbal’ Alamin.

Bandar Lampung, 6 Februari 2012 Penulis,

Adang Sudla Nuroho NPM. 0713034014


(5)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. nama : AdangSudlaNuroho

2. NPM : 0713034014

3. Program Studi : Pendidikan Geografi

4. Jurusan/Fakultas : Pendidikan IPS/FKIP

5. Alamat :JalanBumi Manti I, AsramaMasayu, Kelurahan

KampungBaru, Kedaton, Bandarlampung

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 6 Februari2012 Yang menyatakan,

AdangSudlaNuroho NPM. 0713034014


(6)