DEVELOPING INDEPENDENT INSTRUCTIONAL THROUGH ONLINE MEDIA FOR INCREASING STUDENTS’ ABILITY OF PUBLIC SPEAKING IN HIGHER EDUCATIONAL OF TEKNOKRAT BANDARLAMPUNG PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MANDIRI MELALUI MEDIA ONLINE UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING

(1)

IN HIGHER EDUCATIONAL OF TEKNOKRAT BANDARLAMPUNG By:

TIEN YULIANTI

This study aims (1) to analyze the potential and conditions for learning, (2) to describe the proces of Web Blog design, (3) to produce the development of online media in the form of web blogs in classroom management through the use of self-learning technology in the form of audio visual media, (4) to analyze the

effectiveness of product, (5) to analyze the efficiency of product, and (6) to analyze the attractiveness of to learning public speaking for students who take Personal Development in Higher Education of Teknokrat Bandarlampung.

The study was conducted by using research and development. The subjects of the research are the students of STBA Teknokrat who took Personality Development. Data collecting technique was done trhough questionnaires and observation of

students’ practical results. Data analysis was conducted by using qualitative analysis. The results showed that (1) based on the condition and potential, there are several aspects that affect the needs of students in the implementation of learning competence Public Speaking for Personal Development subjects, they are; Characteristics of Personal Development Subject, Public Speaking Material Characteristics, Student Characteristics, Factors Supporting Learning, and Learning Obstacles, (2) the process of designing a web blog media for learning Public Speaking of Personal Development subject carried out in several stages, they are; analyzing the concept of Public

Speaking material, making flowcharts, making storyboards, and taking the validation of media experts to design the application, (3) the result of instructional media design is Online Media by using Web Blog application, (4) Online media is effective for increasing of students’ public speaking skill because the material can be downloaded from anywhere and at any time, and can be studied over and over again, (5) the use and the development of online media can improve the efficiency of students’ self-study time in increasing their public speaking skills, (6) the use and the development of online media to enhance the attractiveness of learning public speaking subject to the students who take Personal Development in Higher Education of Teknokrat Bandarlampung.


(2)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MANDIRI MELALUI MEDIA ONLINE UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING MAHASISWA DI

PERGURUAN TINGGI TEKNOKRAT BANDARLAMPUNG Oleh

TIEN YULIANTI

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis potensi dan kondisi pembelajaran, (2) mendiskripsikan proses perancangan media Web Blog, (3) menghasilkan pengembangan media online berupa web blog berupa media audio visual, (4) menganalisis efektifitas produk, (5) menganalisis efisiensi produk, dan (6) menganalisis daya tarik produk terhadap pembelajaran public speaking.

Penelitian dilakukan dengan pendekatan penelitian pengembangan. Subjek tindakan pada penelitian ini adalah mahasiswa STBA Teknokrat. Teknik pengumpulan data melalui angket dan lembar observasi kerja praktik siswa. Analisis data dilakukan melalui analisis kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) berdasarkan kondisi dan potensi, ada beberapa aspek yang mempengaruhi kebutuhan kompetensi mahasiswa dalam pelaksanaan pembelajaran Public Speaking, (2) proses merancang media web blog dengan melakukan analisis konsep materi Public Speaking, membuat flowchart, membuat storyboard, dan validasi ahli media terhadap desain aplikasi, (3) hasil rancangan bahan ajar adalah Media Online dengan menggunakan aplikasi Web Blog, (4) Media Online efektif untuk peningkatan kemampuan public speaking pada mahasiswa disebabkan materi dapat diunduh di mana saja dan kapan saja, serta dapat mempelajarinya berulang-ulang dan tingkat efektifitas sebesar lebih dari 0,5%, (5) pemanfaatan dan pengembangan media online dapat meningkatkan efisiensi waktu belajar mahasiswa secara mandiri dalam peningkatan kemampuan public speaking mahasiswa dan tingkat efisiensi sebesar 14,29, (6) Pemanfaatan dan pengembangan media online dapat meningkatkan daya tarik pembelajaran public speaking dan tingkat daya tarik sebesar 98%.

Kata kunci : bahan ajar mandiri, daya tarik, efektif, efisien, media online, panduan public speaking.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Hj. Tien Yulianti, lahir di Tanjung karang, 10 Juli 1970.

Putri sulung dari Bapak Hi. Ahmad Ramli Yasin, B.A., dan Ibu Hj. Farida Nur, B.A. Menikah dengan Iskandar, S.E. pada tahun 1991 dan memiliki 2 orang putra; Muhammad Abdul Aziiz, lahir pada tahun 1996 dan Muhammad Abdul Rafii’, lahir pada tahun 2004.

Menyelesaikan pendidikan SD Negeri No. 24 Penengahan Tanjungkarang pada tahun 1982, SMP Negeri I Tanjungkarang pada tahun 1985, dan SMA Negeri 3 Tanjung Karang tahun 1988.

Pada tahun 1988, penulis melanjutkan studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Bahasa Inggris, Universitas Lampung, dan berhenti pada tahun 1991. Selanjutnya, melanjutkan kembali pada tahun 1997 di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan – STKIP PGRI Bandarlampung, jurusan Bahasa Inggris dan akhirnya dapat menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar sarjana pendidikan pada tahun 1999.

Penulis mengabdi sebagai Tenaga Pendidik di Lembaga Pendidikan Bisnis dan Manajemen Teknokrat pada tahun 1997 dan Dosen pada Perguruan Tinggi Teknokrat sejak tahun 2000 sampai sekarang.

Penulis melanjutkan pendikan di Progam Pascasarjana Teknologi Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung tahun 2012.


(8)

MOTO

Sesungguhnya,

shalatku, ibadahku,

hidupku, dan matiku,

hanyalah untuk Allah,

Tuhan semesta alam.

(QS: Al-An'am Ayat: 3)


(9)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin atas segala pencapaian yang Kau limpahkan pada ku

ya Allah SWT… dan semua ini kupersembahkan untuk :

♥ Ayahanda Hi. Ahmad Ramli Yasin, B.A. dan Ibunda (Alm.) Hj. Farida Nur, B.A. tersayang dan tercinta, atas segala keikhlasan untuk selalu mendoakan, mengasihi, memotivasi, menyemangati, dan mendukung dalam segala hal untuk keberhasilanku.

♥ Suamiku, Iskandar, S.E. dan anak-anakku, Muhammad Abdul Aziiz dan Muhammad Abdul Rafii’, yang tersayang dan tercinta atas ketulusan doa dan keikhlasan dukungan yang diberikan dengan senantiasa mendampingi dan menerima perjuangan ini.

♥ Adik-adikku; (Alm.) Novia Nurfitri, Puspa Sari, A.Md. Keb., dan Muhammad Fu’ad Hadiyastama, S.Pd.T., tersayang dan tercinta beserta keluarganya, yang telah memberi motivasi dan doa dengan tulus dan ikhlas.

♥ Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung


(10)

SANWACANA

Segala Puji ke hadirat Allah SWT atas rahmat, nikmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga dapat diselesaikannya tesis yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Mandiri Melalui Media Online Untuk Peningkatan Kemampuan Public Speaking Mahasiswa Di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung”. Tesis ini merupakan bagian dari tugas akhir dalam rangka menyelesaikan studi di Program Pascasarjana Magister Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Dalam penyelesaian tesis ini, Penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya dan membantu Penulis dalam memberikan ide, saran dan kritiknya. Untuk itu Penulis menyampaikan ucapan terima kasih setulusnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Sugeng P Harianto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung. 2. Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas

Lampung.

3. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(11)

Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan Dosen Penguji II dalam penyusunan tesis ini.

5. Dr. Herpratiwi, M.Pd., selaku Sekretaris Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan juga selaku Dosen Pembimbing 1

6. Dr. Flora, M.Pd., selaku Dosen Penguji I

7. Dr. Muhammad Sukirlan, M.A., selaku Dosen Pembimbing II

8. Dr. H. Nasrullah Yusuf, S.E., M.B.A dan Hj. Hernaini, S.S., M.Pd. atas segala dukungan moril dan materi selama ini.

9. Bapak/Ibu dosen dan staf administrasi Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 10. Hi. A. Bukhari Muslim, Lc., M.A., selaku penguji ahli materi untuk media

pembelajaran yang dikembangkan dalam tesis ini.

11. Agus Mulyanto, S.Kom., M.T., M.Sc., selaku penguji ahli media untuk media pembelajaran yang dikembangkan dalam tesis ini.

12. Ari Sulistiyawati, S.Si, S.Kom., M.Pd., selaku penguji ahli desain

pembelajaran dan ahli evaluasi terhadap media yang dikembangkan dalam tesis ini.

13. Yunita Maya Putri, S.S., S.H., M.H., Mario Nugraha, S.S., M. Fitrahullah, S.S., dan Gaby Mayangsari, S.S., selaku Tim Pengajar Pengembangan Pribadi Perguruan Tinggi Teknokrat.

14. Rekan sejawat, staf, dan seluruh karyawan Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung.


(12)

Bandarlampung.

16. Alumni STBA, STMIK, AMIK, dan LPBM Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung.

17. Hendra Gunawan, Satria M. Desrian, Mat Gunawan, Ridho Budi Santoso, Reza Pahlevi, Abrijal, dan Elwin Sianturi, pasukan cerdas yang telah

memberikan ide kreatif untuk mengembangkan media ajar ini sehingga dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat dan berguna.

18. Dini Rohmawati, Silvia Yuni Rohesti, Imam Suwongso, Bayu Dimas Satria, Agata Christie Widya Ningrum, Vino Adetia, Efriyansyah, Dani Murdani, Sayyida Ahmad, Riki Muhti Kurniawan, Muhammad Rohman, Mbak Pina, Mas Oji, Mas Uci, dan Pak Heriyanto, juga Mbak Yuyun, Mbak Yessi, Mas Ipin, Pak Riswan, dan Pak Dwi yang selalu bersedia membantu dan memberi semangat untuk menyelesaikan tesis ini.

19. Rekan seperjuangan angkatan 2012 pada Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 20. Semua pihak yang telah mendukung, membantu, dan mendoakan.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan. Untuk itu saran dan kritik yang konstruktif akan sangat membantu agar tesis ini dapat menjadi lebih baik.

Bandarlampung, 16 Februari 2014 Penulis,


(13)

iv DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 14

1.3. Batasan Masalah ... 15

1.4. Rumusan Masalah ... 15

1.5. Tujuan Penelitian ... 17

1.6. Kegunaan Penelitian ... 18

1.7. Spesifikasi Produk Yang Dihasilkan ... 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Belajar dan Pembelajaran ... 21

2.2. Karakteristik Mata Kuliah Pengembangan Pribadi ... 25

2.3. Desain Pesan Dalam Pembelajaran ... 29

2.4. Pembelajaran yang Efektif ... 31

2.5. Konsep Teaching Speaking. Public Speaking dan Indikator .... .. 33

2.6. Prinsip Belajar Mandiri ... 48

2.7. Media Online ... 50

2.8. Media dan Komunikasi Sosial ...` 57

2.9. Pengembangan E-Learning ... 58

2.10. Web Blog dan Aplikasi Web Blog ... 63

2.11. Kajian Penelitian Relevan ... 64

2.12. Kerangka Berfikir ... 69

2.13. Hipotesis ... 73

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian ... 74

3.2. Subjek Tindakan ... 75

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian ... 76

3.4. Langkah-Langkah Penelitian ... 77

3.4.1. Studi Pendahuluan ... 78

3.4.2. Perencanaan ... 78

3.4.3. Pengembangan Produk ... 79

3.4.4. Uji Coba Terbatas ... 82

3.4.5. Revisi ... 84

3.4.6. Uji Coba Lapangan ... 85

3.4.7. Uji Kelayakan Produk ... 85


(14)

v

3.5.2. Pembelajaran Berbasis Media Online ... ... 86

3.5.3. Efektifitas Pembelajaran ... 87

3.5.4. Efisiensi Pembelajaran ... 88

3.5.5. Daya Tarik Pembelajaran ... 89

3.5.6. Kemenarikan ... 89

3.6. Instrumen Penelitian ... 90

3.7. Kisi – kisi Instrumen ... 90

3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 91

3.8.1. Validasi Instrumen Penelitian ... 91

3.8.2. Validasi Butir Tes ... 92

3.9. Teknik Pengumpulan Data ... 96

3.10. Teknik Analisis Data ... 97

3.10.1.Analisis Data Kualittif ... 97

3.10.2.Uji Efektifitas ... 97

3.10.3.Uji Efisiensi ... 99

3.10.4.Respon Daya Tarik ... 99

3.11. Uji Hipotesis ... 100

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 101

4.1.1. Potensi dan Kondisi Pembelajaran Materi Public Speaking Perkuliahan Pengembangan Pribadi Di Perguruan Tinggi Teknokrat... 101

4.1.2. Proses Pengembangan Bahan Ajar ... 106

4.1.2.1.Analisis Konsep Materi ... 107

4.1.2.2.Membuat Flowchart Program ... 107

4.1.2.3.Perancangan Storyboard ... 109

4.1.2.4.Membangun Bahan Ajar ... 111

4.1.2.5.Validasi Pengembangan Media ... 114

4.1.2.6.Uji Coba Terbatas ... 118

4.1.2.7.Evaluasi dan Refleksi ... 120

4.1.3. Hasil Rancangan Bahan Ajar dalam Kegiatan Pembelajaran Public Speaking. ... 122

4.1.4. Efektifitas Bahan Ajar ... 127

4.1.5. Efisiensi Pembelajaran ... 129

4.1.6. Kemenarikan Produk ... 130

4.1.7. Uji Hipotesis Hasil Belajar Mahasiswa ... 131

4.2. Pembahasan ... 134

4.2.1. Fungsi Produk dalam Pembelajaran Sebagai Bahan Ajar Substitusi Pada Materi Public Speaking Mata Kuliah Pengembangan Pribadi ... 134

4.2.2. Proses Perancangan Produk ... 138

4.2.3. Hasil Rancangan Produk ... 140

4.2.4. Efektifitas Produk ... 142

4.2.5. Efisiensi Pembelajaran ... 144


(15)

vi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1. Simpulan ... 148 5.2. Implikasi ... 152 5.3. Saran ... 153

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN


(16)

vii

Tabel 2. 1. Indikator Public Speaking - Businessgyan ... 40

Tabel 2. 2. Penjelasan Indikator Public Speaking Businessgyan ... 42

Tabel 2. 3. Identifikasi isyarat audiens - Beebe and Beebe ... 44

Tabel 2. 4. Penjelasan Identifikasi isyarat audiens – Beebe and Beebe ... 44

Tabel 2. 5. Bobot Penilaian Public Speaking ... 46

Tabel 2. 6. Rubrik Skor Penilaian Public Speaking Mata Kuliah Pengembangan Pribadi ... 47

Tabel 2. 7. Cara Pandang Belajar Menurut Piaget dan Vygotsky .. 53

Tabel 3.1. Penilaian Kelayakan Pengembangan Media Online Panduan Praktikum Public Speaking ... 85

Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 90

Tabel 3.3. Kategori Validitas dan Reliabilitas Butir Soal ... 92

Tabel 3.4. Hasil Validasi Butir Kuesioner Daya Tarik ... 92

Tabel 3.5. Validitas Butir Kuesioner Daya Tarik ... 93

Tabel 3.6. Reliabilitas Butir Kuesioner Daya Tarik ... 93

Tabel 3.7. Hasil Validasi Butir Soal Kognitif ... 95

Tabel 3.8. Validitas Butir Soal Test ... 95

Tabel 3.9. Reliabilitas Butir Soal Test ... 96

Tabel 4.1. Analisis Kebutuhan Penggunaan Media Ajar Materi Public Speaking pada Mata Kuliah Pengembangan Pribadi untuk menentukan Pengembangan Bahan Ajar ... 102

Tabel 4.2. Storyboard Pengembangan Media Online Panduan Praktikum Public Speaking ... 110

Tabel 4.3. Validasi Ahli Media Pembelajaran Terhadap Desain Bahan Ajar Media Online Panduan Praktikum Public Speaking ... 115

Tabel 4.4. Validasi Ahli Materi Pembelajaran Terhadap Desain Pengembangan Media Online Panduan Praktikum Public Speaking ... 116

Tabel 4.5. Validasi Ahli Desain Pembelajaran Terhadap Desain Pengembangan Media Online Panduan Praktikum Public Speaking ... 117

Tabel 4.6. Rubrik Persentase Penilaian Public Speaking ... 126

Tabel 4.7. Rubrik penilaian uji kognitif public speaking ... 127

Tabel 4.8. Rubrik penilaian uji praktik public speaking ... 127

Tabel 4.9. Hasil Uji Kemampuan Public Speaking . ... 128

Tabel 4.10. Uji efektifitas kognitif public speaking ... 128

Tabel 4.11. Uji efektifitas praktik public speaking (praktik1-praktik2), (praktik2-praktik3) ... 128

Tabel 4.12. Paired Samples Test hasil kognitif kemampuan public speaking mahasiswa ) ... 132


(17)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Kerucut pengalaman Dale ... 24 Gambar 2. 2. Kerangka Pikir Pengembangan Bahan Ajar

Media Online ... 71 Gambar 2.3. Kerangka Pikir Pemanfaatan Media Online

Pembelajaran dalam Mencapai Tujuan

Pembelajaran ... 72 Gambar 3.1. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Mandiri

Melalui Media Online ... 75 Gambar 3.2. Diagram langkah-langkah penelitian ... 77 Gambar 3.3. Flowchart perencanaan proses

membangun bahan ajar ... 81 Gambar 3.4. One-Gorup Pre Test- Post Test Desain ... 88 Gambar 3.4. Efektifitas pembelajaran ... 89 Gambar 4.1. Structure Chart pengembangan bahan ajar

Public Speaking melalui Media Online

dengan aplikasi Web Blog ... 107 Gambar 4.2. Flowchart Utama Pengembangan

Media Online Panduan Praktikum Public Speaking ... 108 Gambar 4.3. Flowchart Bahan Ajar Pengembangan

Media Online Panduan Praktikum

Public Speaking ... 109 Gambar 4.4. Membuka lembar kerja dengan aplikasi

Microsoft Power Point ... 112 Gambar 4.5. Membuat materi dengan aplikasi

Microsoft Power Point ... 112 Gambar 4.6. Menyimpan materi dengan aplikasi

Window Media Video ... 112 Gambar 4.7. Tampilan materi dengan aplikasi

Window Media Video ... 113 Gambar 4.8. Membuka akun untuk membuat blog ... 113 Gambar 4.9. Membuat Blog sebagai Media

penyampaian materi ... 113 Gambar 4.10. Mengisi materi pada Blog sebagai Media Online ... 114 Gambar 4.11. Tampilan materi pada Blog sebagai Media Online .. 114 Gambar 4.12. Bahan ajar mandiri berupa Media Online

sebagai panduan praktik public speaking mata kuliah Pengembangan Pribadi ... 123 Gambar 4.13. Penjelasan materi public speaking setelah


(18)

ix

Online ... 124 Gambar 4.15. Praktik public speaking setelah menggunakan

Media Online ... 124 Gambar 4.16. Tes Kognitif setelah menggunakan

Media Online (Post-Test) ... 125 Gambar 4.17. Ujian Public Speaking mata kuliah


(19)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-kisi instrumen uji kemampuan public speaking .. 159

Lampiran 2. Kisi-kisi instrumen pengembangan media online .... 160

Lampiran 3. Silabus Pengembangan Pribadi ... 162

Lampiran 4. Rencana Program Pengajaran (RPP) ... 163

Lampiran 5. Tata Tertib Praktik Public Speaking ... 166

Lampiran 6. Tata Tertib Rekaman Public Speaking ... 167

Lampiran 7. Tata Tertib Ujian Public Speaking ... 168

Lampiran 8. Form Penilaian Ujian Public Speaking ... 168

Lampiran 9. Soal Uji Kognitif Public Speaking ... 170

Lampiran 10. Kuesioner untuk mahasiswa tahap pendahuluan .... 171

Lampiran 11. Kuesioner untuk dosen tahap pendahuluan .... 173

Lampiran 12. Kuesioner analisis kebutuhan bahan ajar ... 175

Lampiran 13. Kuesioner respon daya darik ... 176

Lampiran 14. Kuesioner evaluasi kelompok kecil ... 178

Lampiran 15. Jawaban Kuesioner analisis kebutuhan ... 179

Lampiran 16. Kuesioner uji ahli materi public speaking ... 180

Lampiran 17. Validasi uji ahli materi public speaking ... 181

Lampiran 18. Kuesioner uji ahli desain pembelajaran ... 182

Lampiran 19. Validasi uji ahli desain pembelajaran ... 183

Lampiran 20. Kuesioner uji ahli media pembelajaran ... 184

Lampiran 22. Validasi r uji ahli media pembelajaran ... 185

Lampiran 23. Jawaban Kuesioner respon daya tarik ... 186

Lampiran 24. Jawaban Kuesioner evaluasi kelompok kecil ... 190

Lampiran 25. Nilai Public Speaking Mahasiswa ... 191

Lampiran 26. Hasil Uji Kognitif Post Test Public Speaking ... 193

Lampiran 27. Hasil Uji Kognitif Pre Test Public Speaking ... 195

Lampiran 28. Hasil Uji Praktik 3 Public Speaking ... 197

Lampiran 29. Hasil Uji Praktik 2 Public Speaking ... 199

Lampiran 30. Hasil Uji Praktik 1 Public Speaking ... 201

Lampiran 31. Validasi soal test kognitif public speaking ... 203

Lampiran 32. Validasi kuesioner uji daya tarik ... .. 205

Lampiran 33. Validasi uji efektifitas ... 211

Lampiran 34. Kegiatan Perkuliahan Pengembangan Pribadi ... 213

Lampiran 35. Tampilan Halaman Bahan Ajar Media Online ... 215

Lampiran 36. Surat Izin Penelitian ... 229


(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran yang menarik merupakan harapan bagi semua peserta didik yang menerima langsung sebuah proses pembelajaran. Untuk melakukan pembelajaran yang efektif, efisien, kreatif, inovatif, menarik, dan menyenangkan membutuhkan metode, teknik, dan strategi. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang selanjutnya dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Pasal 19, Ayat 1).

Pengembangan Pribadi merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus diambil oleh setiap mahasiswa di Perguruan Tinggi Teknokrat. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari mata kuliah ini adalah mahasiswa mampu


(21)

menerapkan sikap dan kepribadian yang baik dalam kehidupan sosial dan bisnis (Pedoman Umum Perguruan Tinggi Teknokrat, 2013:96). Berdasarkan hal tersebut, tujuan pembelajaran mata kuliah ini adalah mendidik dan melatih mahasiswa agar mampu mengembangkan potensi dan meningkatkan kepercayaan diri melalui profesionalitas penampilan, komunikasi, pelayanan yang menarik dan sepenuh hati, melakukan public speaking dan presentasi bisnis sesuai dengan etika dan etiket yang berlaku, sehingga mereka memiliki penampilan dan kepribadian menarik dan meraih kesuksesan dalam pergaulan di lingkungan keluarga, sosial, dan bisnis. Mata kuliah ini diberikan dengan alasan agar setiap mahasiswa memiliki pribadi yang mempesona, menarik, yang mantap dan matang, serta memiliki sikap dan perilaku yang baik dalam pergaulan baik dalam keluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Mahasiswa dapat menerapkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan situasi dan kondisi di manapun mereka berada dan dalam kondisi yang bagaimanapun serta memiliki kepercayaan diri yang sempurna.

Pengembangan Pribadi merupakan mata kuliah yang membahas mengenai sikap dan perilaku yang baik dan pantas untuk ditampilkan sebagai bukti aktualisasi diri bahwa mereka memiliki kepribadian yang penuh percaya diri, menarik, sopan, santun, berwibawa, mampu berkomunikasi dengan baik, dan memiliki motivasi untuk selalu memperbaiki diri. Mahasiswa dilatih untuk mampu mengaktualisasikan dirinya dengan potensi diri yang mereka miliki, dengan kelebihan dan kelemahan diri mereka masing-masing, sehingga mampu


(22)

mengimplementasikan sikap dan perilaku yang baik dan sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan di mana mereka berada. Dalam proses perkuliahannya mahasiswa harus memiliki konsep diri yang positif agar mereka mampu menerapkan semua hal positif dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan sosial maupun dalam kegiatan bisnis.

Berdasarkan Pedoman Standardisasi Kursus, Pengembangan Pribadi (Personal Development) adalah program yang digabungkan dengan Program Pengembangan Diri, di mana peningkatan kepribadian seseorang menjadi lebih utuh, mantap, dan matang. Dengan kemampuan yang lebih lengkap dalam mengembangkan dirinya, seseorang telah memiliki kunci untuk menuju kesuksesan yang sangat ditentukan oleh sikap dan penampilan dalam setiap interaksi sesama manusia (Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan, 2006:7).

Proses pembelajaran mata kuliah Pengembangan Pribadi menggunakan metode konvensional, yaitu dosen menggunakan metode ceramah, demonstrasi, dan praktik, media yang digunakan pun masih menggunakan slide dengan aplikasi Microsoft Power Point yang ditampilkan melalui LCD Projector. Proses pembelajaran public speaking yang dilakukan dosen masih memanfaatkan media presentasi secara offline atau menggunakan metode konvensional. Jumlah waktu pertemuan sebagai fasilitas pembelajaran kurang atau belum sebanding dengan jumlah mahasiswa sehingga pembelajaran praktik belum dirasakan maksimal oleh seluruh mahasiswa dan penyelesaian latihan praktik menjadi tidak tepat waktu.


(23)

Selain itu waktu untuk penyajian materi kurang menyediakan pengalaman nyata sebagai bentuk contoh atau latihan praktis bagi mahasiswa. Hal ini menjadi alasan untuk mengembangkan sebuah media pembelajaran untuk mengatasi kelemahan kondisi pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana secara efektif, efisien, dan menarik. Mahasiswa juga dapat belajar secara mandiri melalui media pembelajaran yang digunakan.

Untuk membuat sebuah proses pembelajaran menjadi menarik, dosen harus mulai merencanaan pembelajaran sehingga mahasiswa mampu belajar mandiri dalam meningkatkan kemauan, inisiatif, dan keterampilan. Dosen perlu merancang desain pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode dan pemanfaatan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik mahasiswa. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai untuk dapat memberikan motivasi belajar mahasiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang efektif dan terpadu dilakukan dengan memperhatikan karakteristik mahasiswa, standar dan tujuan pembelajaran, strategi, media, dan kesesuaian konteks pembelajaran serta respon yang diharapkan mahasiswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung (Smaldino, dkk., 2008).

Perancangan atas sebuah metode pembelajaran diperlukan sebelum proses pembelajaran berlangsung. Dick dan Carey (2005:207) mengemukakan bahwa perancangan dilakukan dengan menentukan kebutuhan mahasiswa, menentukan


(24)

kegiatan pembelajaran, dan memperkirakan hasil pembelajaran yang akan dicapai. Reigeluth (1983: 18) berpendapat bahwa ada 3 komponen utama dalam pembelajaran, yaitu kondisi, metode, dan hasil yang saling terkait dalam mencapai efekifitas, efisiensi, dan daya tarik pembelajaran. Dengan demikian perancangan dilakukan dengan menentukan strategi pembelajaran melalui pemilihan metode dan media pembelajaran serta pemanfaatan waktu belajar yang sesuai dengan karakteristik mahasiswa untuk mencapai tujuan/kompetensi pembelajaran tertentu agar tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien.

Berbagai aspek yang perlu diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas, dan respon yang diharapkan mahasiswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik mahasiswa . Untuk itu, dosen dapat melakukan pengembangan bahan ajar yang disesuaikan dengan metode pembelajaran yang diterapkan. Dalam lampiran Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Dosen bagian B, yaitu dosen sebagai pendidik profesional diharapkan memiliki kemampuan mengembangkan bahan ajar sesuai dengan mekanisme yang ada dengan memperhatikan karakteristik dan lingkungan sosial mahasiswa. Penggunaan media dilakukan untuk membantu terjadinya transfer pengetahuan secara efektif antara dosen dan mahasiswa.

Davis – Kean & Sandler (2001) dalam Woolfok (2004:71), menyatakan bahwa “... self-concept is considered by many psycologists to be a foundation of both social


(25)

and emotional development”, artinya konsep diri, menurut beberapa psikolog merupakan pondasi untuk pengembangan sosial dan emosional. Berk (2012) dan Harter (1998) dalam Woolfok (2004:70), menyatakan bahwa:“In time, children are able to think abstractly about internal processes – beliefts, intentions, values, and motivations. With these development in abstract thinking, then knowledge of self, others, and situations can incorporate more abstract qualities”, artinya pada waktunya, anak-anak mampu berpikir secara abstrak mengenai proses internal mengenai keyakinan, tujuan, nilai, dan motivasi. Dengan pengembangan ini dalam pemikiran yang abstrak, kemudian pengetahuan tentang diri sendiri, orang lain dan situasi dapat menggabungkan kualitas yang lebih abstrak.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, konsep diri merupakan hal yang sangat penting dalam aktualisasi diri. Perkuliahan Pengembangan Pribadi juga membahas tentang konsep diri, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas diri. Hal tersebut tercantum pada bahasan materi yang ada pada mata kuliah ini, dan masuk pada bahasan materi Pengembangan Diri (Personal Development). Materi yang diberikan pada perkuliahan ini adalah; Citra Profesional (Professional Image), Etika Pergaulan Bisnis dan Sosial (Ethics and Etiquette), Pengembangan Diri (Personal Development), Komunikasi Efektif (Effective Communication), Teknik Presentasi (Technique of Presentation), Konsep Dasar Pelayanan (Customer Service), dan Pengembangan Karir (Career Motivation). Materi yang dibahas merupakan satu kesatuan untuk membentuk pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku mahasiswa untuk semakin meningkatkan potensi diri mereka,


(26)

sehingga tingkat kepercayaan diri mereka dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam beradaptasi dengan lingkungan dan melakukan public speaking.

Public Speaking merupakan bagian dari implementasi topik Komunikasi Efektif. Pada materi ini diharapkan setiap mahasiswa memiliki kemampuan berbicara untuk menyampaikan ide, dan opini di depan publik. Seperti yang disampaikan oleh Tobing dalam Sirait (2012:48) Public speaking merupakan rumpun keluarga Ilmu Komunikasi di mana kemampuan seseorang untuk dapat berbicara di depan publik, kelompok maupun perseorangan perlu menggunakan strategi, dan teknik yang tepat. Public Speaking menurut Nordquist (www.grammar.about.com: 2012): “is an oral presentation in which a speaker addresses an audience. Yang maksudnya adalah bahwa sebuah penyampaian secara lisan yang disampaikan oleh seorang pembicara menjelaskan maksud pembicaraannya kepada audiens.

Berdasarkan karakteristiknya, public speaking merupakan materi yang lebih ditekankan pada peningkatan keterampilan berbicara, namun waktu dan serta kecenderungan mahasiswa yang tidak memiliki kecukupan waktu dalam belajar untuk mengembangkan ide di dalam kelas, menyebabkan praktik yang seharusnya dirasakan oleh seluruh mahasiswa belum optimal. Untuk itu diperlukan sebuah media pembelajaran untuk mengelola pembelajaran public speaking pada perkuliahan Pengembangan Pribadi. Dalam praktik public speaking pada mata kuliah Pengembangan Pribadi, faktor penilaian dilakukan berdasarkan;


(27)

komunikasi lisan secara langsung melalui kontak mata ekspresi wajah, postur tubuh, gerak tubuh, gerak tangan, etika berbicara, pemahaman pembicara dilihat dari penguasaan materi yang dijelaskan melalui penjelasan topik bahasan, tata bahasa, intonasi suara, dan faktor kesengajaan melalui pengucapan. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh River (1970:162) bahwa “Through speaking one can express his ideas, feelings, opinions, emotions and reactions to other person and situation and can influence other person”. Yang artinya bahwa melalui berbicara seseorang dapat mengekspresikan ide, perasaan, pendapat emosi dan reaksi kepada orang lain dan situasinya dan mempengaruhi orang lain. Lado (1970:240) juga menyatakan bahwa “speaking is described as the ability to express oneself situation, or the ability to report acts, situation in precise words, or the ability to converse, or to express a sequence of ideas”. Pendapat tersebut menyatakan bahwa berbicara digambarkan sebagai kemampuan untuk mengekspresikan diri situasi, atau kemampuan untuk melaporkan tindakan, situasi dalam kata-kata yang tepat, atau kemampuan untuk berkomunikasi, atau untuk mengekspresikan urutan ide.

Perlunya pengembangan media visualisasi pembelajaran public speaking pada mata kuliah Pengembangan Pribadi sebagai suatu strategi mengelola pembelajaran yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh dosen. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian, memperjelas ide dan mengilustrasikan fakta mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam membangun ide dan memudahkan mahasiswa untuk berlatih


(28)

berbicara. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Departemen Pendidikan Nasional, 2003:4).

Berdasarkan uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam kegiatan pembelajaran perlu menyediakan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja yang terkait dengan penerapan konsep, kaidah, dan prinsip ilmu yang dipelajari, agar mahasiswa dapat merasakan secara langsung proses pembelajaran. Sebagai sarana penunjang pembelajaran, maka peralatan pembelajaran yang tersedia di kelas harus memiliki ketersediaan fasilitas teknologi komunikasi dan komunikasi dan jaringan internet yang memadai.

Perguruan Tinggi Teknokrat merupakan sebuah lembaga pendidikan tinggi yang selalu memfasilitasi proses pembelajaran dengan teknologi komunikasi dan informasi berbasis internet. Dosen dan mahasiswa diberi keleluasaan untuk menggunakan dan memanfaatkan internet, baik dalam perkuliahan di kelas maupun sebagai fasilitas penugasan dan informasi perkuliahan. Media pembelajaran online merupakan media berbasis internet dan dapat dimanfaatkan untuk merangsang dan meningkatkan kreatifitas mahasiswa dalam


(29)

mengembangakan kemampuannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Flemming dan Levie dalam Panduan Pengembangan Bahan Ajar berbasis TIK Kementerian Pendidikan Nasional (2010:6) yang menjelaskan pendapatnya tentang penggunaan multimedia dalam pembelajaran bahwa suatu pembelajaran seharusnya menggunakan multimedia agar rangsangan yang diperlukan untuk belajar menjadi lengkap karena telah meliputi rangsangan yang disebabkan oleh penggabungan audio dan visual. Pengembangan media audio visual pembelajaran dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media tersebut diharapkan dapat menghindari hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam proses pembelajaran. Penggunaan media audio visual memungkinkan untuk digunakan dalam memudahkan proses pembelajaran Pengembangan Pribadi untuk mata kuliah public speaking bagi mahasiswa.

Melalui pemanfaatan media online pada perkuliahan Pengembangan Pribadi, khususnya pembahasan materi public speaking diharapkan mampu meningkatkan daya tarik pembelajaran klasikal yang mendorong kemandirian dan inisiatif belajar mahasiswa dalam melaksanakan kerja praktik serta kemampuan mahasiswa dalam public speaking akan semakin lebih baik. Salah satu strategi yang memenuhi prinsip pembelajaran berbasis kompetensi adalah pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran kontekstual berdasarkan teori behavioristik, kognitif dan konstruktivis (Rusman dkk, 2011:35). Proses pembelajaran ini mendorong kemandirian dan inisiatif belajar, mengembangkan rasa ingin tahu serta memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk membangun


(30)

pengetahuan dan pemahaman berdasarkan pengalamannya. Pencapaian kompetensi secara maksimal dilihat berdasarkan pengamatan tingkah laku dalam melaksanakan penugasan, refleksi pembelajaran melalui tes formatif dan tes sumatif dalam mencapai kompetensi kelulusan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Pembelajaran public speaking bertujuan membangun karakter dan kemampuan berpikir mahasiswa. Untuk mencapai tujuan tersebut, seorang dosen harus melalui tahapan mulai dari mengungkapkan ide, merancang (desain), membuat produk, dan melakukan pengujian. Proses perencanaan pelaksanaan pembelajaran akan sesuai berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, bahwa Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dijabarkan ke dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), dan Tujuan akhir pembelajaran public speaking adalah kemampuan mahasiswa untuk meningkatkan kreatifitas mereka dalam melakukan public speaking dengan memanfaatkan media online . Keterbatasan waktu pembelajaran Pengembangan Pribadi berdampak pada implementasi kurikulum yang belum dilakukan secara utuh terhadap pemahaman mahasiswa. Pemanfaatan media online untuk perkuliahan Pengembangan Pribadi pada pembahasan public speaking sebagai upaya meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam public speaking.

Menurut Yunus (2010:27) Media online yaitu media internet, seperti website, blog, dan lainnya yang terbit/tayang di dunia maya, dapat dibaca dan dilihat di


(31)

internet. Metode pemanfaatan media online ini dilakukan sebagai usaha untuk menghasilkan suatu produk yang efektif dan dapat digunakan di perguruan tinggi, terutama untuk pembelajaran public speaking. Salah satu pendekatan dalam memahami media online juga dipaparkan oleh Ashadi Siregar (dalam Kurniawan, 2005:20) bahwa ciri-ciri yang melekat pada surat kabar digital adalah: (1) Adanya kecepatan (aktualitas) informasi. (2) Bersifat interaktif, melayani keperluan khalayak secara lebih personal. (3) Memberi peluang bagi setiap pengguna hanya mengambil informasi yang relevan bagi dirinya/dibutuhkan. (4) Kapasitas muatan dapat di perbesar. (5) Informasi yang pernah disediakan tetap tersimpan (tidak terbuang), dapat ditambah kapan saja, dan pengguna dapat mencarinya dengan menggunakan mesin pencari. (6) Tidak ada waktu yang diistimewakan (prime time) karena penyediaan informasi berlangsung tanpa putus, hanya tergantung kapan pengguna mau mengakses.

Berdasarkan pendapat tersebut Media Online dapat digunakan sebagai media ajar mandiri yang dapat diakses mahasiswa melalui internet. Proses pembelajaran dengan pemanfaatan media online dilakukan dengan mengkombinasikan metode penelitian lain sebagai mixed method. Penelitian ini menggabungkan Model ASSURE dalam Model Desain Instruksional Reigeluth pada tahap analisis kebutuhan agar lebih efektif. Efektifitas pemanfaatan media online, dinyatakan oleh Dabaj (2011) bahwa:

“Telecommunication technologies offer a new scope to the mentioned

communication types. They make it possible to travel beyond the physical distance and time. Nevertheless, it is essential to investigate communication via telecommunication technologies in detail besides the


(32)

communication theories related with education, mass media, group interaction, knowledge and skill differences of users, and the preferences

and the use ability of the involved members”.

Yang artinya bahwa teknologi telekomunikasi menawarkan lingkup baru dengan jenis komunikasi yang disebutkan. Mereka memungkinkan untuk perjalanan di luar jarak fisik dan waktu. Namun demikian, adalah penting untuk menyelidiki komunikasi melalui teknologi telekomunikasi secara rinci selain teori-teori komunikasi yang berkaitan dengan pendidikan, media massa, interaksi kelompok, perbedaan pengetahuan dan keterampilan pengguna, dan preferensi dan kemampuan penggunaan anggota yang terlibat. Noveandini dan Wulandari (2010) menyatakan bahwa ada beberapa manfaat e-learning dalam pembelajaran yaitu: (1) Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara pembelajar dengan pembimbing belajar (enhance interactivity). (2) Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility). (3) Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience). (4) Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities). (5) Membangun Komunitas. Berdasarkan pernyataan tersebut, media online merupakan sarana yang efektif dalam pengelolaan pembelajaran, karena tidak terbatas pada waktu dan tempat. Media online dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk peningkatan kemampuan mahasiswa dalam public speaking.


(33)

Berdasarkan alasan tersebut, Pengembangan bahan ajar mandiri melalui Media Online diperlukan untuk peningkatan kemampuan public speaking mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pengembangan Pribadi. Komponen pembelajaran pada media online yang digunakan sebagai sarana pembahasan materi public speaking, adalah; (1) Tujuan pembelajaran. (2) Kompetensi Dasar. (3) Indikator pencapaian. (4) Materi ajar. (5) Instruksi penugasan

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah yang diidentifikasi, sebagai berikut:

1. Pembahasan materi secara konvensional memerlukan waktu yang lebih banyak.

2. Kesulitan mahasiswa dalam mempraktekkan public speaking di kelas karena keterbatasan waktu perkuliahan.

3. Kegiatan praktik public speaking dilakukan dengan teknik sebagian mahasiswa melakukan praktik sedang yang lain menunggu waktu berikutnya menyebabkan kondisi belajar menjadi kurang kondusif

4. Melalui pengembangan bahan ajar mandiri melalui media online, mahasiswa diajak untuk lebih kreatif dan partisipatif dalam kegiatan pembelajaran.


(34)

1.3. Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu dan pendanaan serta untuk lebih mendalami penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada:

1. Analisis potensi dan kondisi pembelajaran sebagai dasar pemilihan media pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik.

2. Perencanaan pembelajaran dalam upaya mewujudkan pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik.

3. Pemanfaatan dan pengembangan media pembelajaran berupa web blog secara online untuk mencapai tujuan pembelajaran.

4. Pemanfaatan dan pengembangan media pembelajaran yang mendorong kemandirian dan inisiatif belajar mahasiswa dalam melaksanakan kerja praktik untuk menilai efisiensi dan daya tarik belajar mahasiswa melalui peningkatan peran aktifnya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. 5. Pemanfaatan dan pengembangan media pembelajaran ditujukan untuk

meningkatkan efektifitas belajar mahasiswa secara mandiri.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah potensi dan kondisi pembelajaran materi public speaking

mata kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung?


(35)

2. Bagaimanakah proses merancang media web blog untuk pembelajaran public speaking untuk mata kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung?

3. Seperti apakah hasil rancangan media online untuk pembelajaran public speaking untuk mata kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung?

4. Apakah pemanfaatan dan pengembangan media online dapat meningkatkan efektifitas belajar secara mandiri dalam meningkatkan kemampuan public speaking mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung? 5. Apakah pemanfaatan dan pengembangan media online dapat

meningkatkan efisiensi waktu belajar dalam meningkatkan kemampuan public speaking mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung?

6. Apakah pemanfaatan dan pengembangan media online dapat meningkatkan daya tarik pembelajaran public speaking pada mahasiswa untuk mata kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung?


(36)

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Analisis potensi dan kondisi pembelajaran materi public speaking mata kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung.

2. Mendiskripsikan proses perancangan media Web Blog untuk materi public speaking untuk mata kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung.

3. Menghasilkan pengembangan media online berupa web blog dalam pengelolaan kelas melalui pemanfaatan teknologi pembelajaran mandiri berupa media audio visual untuk materi public speaking pada mata kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung. 4. Menganalisis efektifitas produk bagi mahasiswa yang mengambil mata

kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung.

5. Menganalisis efisiensi produk bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung.

6. Menganalisis daya tarik produk terhadap pembelajaran public speaking bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung.


(37)

1.6. Kegunaan Penelitian

Setiap penelitian minimal memiliki manfaat atau kegunaan secara teoritis maupun praktis.

1.6.1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan konsep-konsep atau teori-teori yang berkaitan dengan teknologi pendidikan, khususnya pada kawasan Desain dan Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran berbasis internet.

1.6.2. Manfaat Praktis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak yang berkepentingan, diantaranya:

1. Sebagai alternatif media ajar berupa media pembelajaran public speaking berbasis internet sebagai media belajar mandiri bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung

2. Pengelolaan kelas melalui pemanfaatan dan pengembangan teknologi pembelajaran dalam pembelajaran berupa media audio visual.

3. Meningkatkan daya tarik dan efisiensi pembelajaran public speaking mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung.


(38)

4. Meningkatkan efektifitas pembelajaran public speaking bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung.

5. Sebagai masukan bagi dosen dalam usaha meningkatkan kompetensi pedagogiknya, sehingga lebih baik dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dengan bantuan media online melalui web blog sebagai media penyampaian materi pembelajaran.

6. Sebagai masukan bagi kampus dalam memberikan pertimbangan dan pembinaan dalam mengembangkan pembelajaran dan media pengajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran.

1.7. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan

Penelitian ini dilakukan dalam kawasan Pemanfaatan dan Pengembangan Teknologi Pendidikan. Penelitian ditujukan untuk menghasilkan rancangan pelaksanaan perkuliahan Public Speaking bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung. Spesifikasi produk yang dihasilkan berupa:

1. Bahan ajar berbentuk video yang dapat diakses melalui internet secara online.

2. Materi ini berbentuk bahan Penuntun Praktikum sebagai acuan praktik untuk latihan dan demonstrasi di kelas.

3. Bahan ajar bersifat substitusi karena belum pernah ada penuntun praktikum.


(39)

4. Perangkat pembelajaran, berupa Silabus dan SAP (Satuan Acara Perkuliahan) Panduan Praktik Public Speaking.


(40)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Teori Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan kegiatan aktif mahasiswa dalam membangun makna atau pemahamannya. Mayer dalam Karwono dan Mularsih (2010:2) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif permanen pada pengetahuan atau perilaku seseorang karena pengalaman. Selanjutnya Sardiman (2004:21) mengemukakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dengan demikian belajar merupakan perubahan pengetahuan atau tingkah laku seseorang pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil pengalamannya.

Thorndike (1933) dalam Sagala (2013:51) berpendapat bahwa belajar adalah proses seseorang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap. Belajar merupakan tindakan yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Teori belajar konstruktivisme yang dipelopori oleh Piaget, Bruner dan Vygotsky pada awal abad 20-an memberikan pandangan


(41)

bahwa pengetahuan dan pemahaman tidaklah diperoleh secara pasif akan tetapi dengan cara yang aktif melalui pengalaman personal dan aktivitas eksperimental. (Rusman, dkk., 2011:35). Berdasarkan pendapat tersebut mahasiswa harus aktif dalam menemukan informasi yang mereka perlukan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, proses belajar dan pembelajaran yang terjadi di lingkungan pendidikan menuntut setiap pebelajar harus terlibat secara aktif dan menjadi pusat kegiatan belajar dan pembelajaran di kelas (Slavin, 2000:256). Untuk itu perlu dilakukan upaya untuk memudahkan mahasiswa dalam menerapkan pengetahuan yang mereka pelajari pada kegiatan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Upaya yang dilakukan untuk membelajarkan mahasiswa merupakan suatu proses pembelajaran. Dick dan Carey (2005:205) mendefinisikan pembelajaran sebagai rangkaian peristiwa atau kegiatan terstruktur dan terencana dengan menggunakan sebuah atau beberapa jenis media. Hal ini sejalan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 bahwa pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dengan demikian, pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan dosen dalam mengelola kegiatan belajar. Dengan demikian, pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan dosen dalam mengelola kegiatan belajar untuk menciptakan proses belajar yang terarah dan terkendali sehingga berdampak pada hasil belajar mahasiswa.


(42)

Media pembelajaran merupakan komponen instruksional yang meliputi pesan, orang, dan peralatan. Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam dunia pendidikan (misalnya teori/konsep baru dan teknologi), media pendidikan (pembelajaran) terus mengalami perkembangan dan tampil dalam berbagai jenis dan format, dengan masing-masing ciri dan kemampuannya sendiri. Dari sinilah kemudian timbul usaha-usaha untuk melakukan klasifikasi atau pengelompokan media, yang mengarah kepada pembuatan taksonomi media pendidikan/ pembelajaran. Usaha-usaha ke arah taksonomi media tersebut telah dilakukan oleh beberapa ahli. Dengan demikian, media menurut Bretz (1972) dikelompokkan menjasi 8 kategori: 1) media audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3) media audio semi gerak, 4) media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media semi gerak, 7) media audio, dan 8) media cetak.

Teori/konsep baru dan teknologi, media pendidikan (pembelajaran) terus mengalami perkembangan dan tampil dalam berbagai jenis dan format, dengan masing-masing ciri dan kemampuannya sendiri. Alasan ini yang kemudian timbul usaha-usaha untuk melakukan kerucut pengalaman menurut Dale (1946). Saat merancang kegiatan pembelajaran mahasiswa perlu mempertimbangkan pengalaman belajar yang akan dilakukan seperti terlihat pada gambar 1 berikut:


(43)

Gambar 2. 1. Kerucut pengalaman Dale (Departemen Pendidikan Nasional, 2003: 13)

Berdasarkan pengertian gambar pada Kerucut Pengalaman Dale tersebut bahwa berkaitan dengan pengalaman belajarnya, mahasiswa tidak lagi memerlukan sesuatu yang hanya didengar tetapi harus diaplikasikan sebagai proses pemahaman menjadi tindakan. Yang maksudnya adalah, jika dalam proses pembelajaran hanya mengajar dengan teknik ceramah, dimungkinkan mahasiswa akan merasa bosan, dan tingkat pemahaman yang diperoleh mahasiswa hanya 20%, sebaliknya, jika mahasiswa diminta untuk menyampaikan dan mempraktikkan, tingkat pemahaman dapat mencapai sekitar 90%. Berdasarkan pengalaman yang diterima mahasiswa tersebut maka beberapa pertimbangan perlu diperhatikan saat melakukan pengelolaan pembelajaran antara lain jenis kegiatan, tujuan kegiatan, keterlibatan mahasiswa, waktu belajar, dan ketersediaan sarana/prasarana agar tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien.


(44)

Cronbach dalam Sardiman (2005:20) mendefenisikan belajar sebagai berikut: “Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”. “Belajar ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman”. Spears dalam Sardiman (2005: 20) memberikan batasan bahwa “Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction”. “Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri,

mendengarkan, mengikuti arahan”. Geoch dalam Sardiman (2005:20)

menyatakan “Learning is a change in performance as a result of practice”. “ Belajar adalah perubahan dalam unjuk kerja sebagai hasil praktek”. Berdasarkan ketiga definisi di atas, dapat dijelaskan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau unjuk kerja melalui serangkaian kegiatan seperti membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan mencoba.

2.2. Karakteristik Mata Kuliah Pengembangan Pribadi

Pengembangan pribadi merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk mengembangkan potensi diri seseorang, sehingga setiap orang dapat menjadi pribadi yang menarik dan memiliki kesan positif. Hal ini dijelaskan berdasarkan Pedoman Standarisasi Kursus pengembangan Kepribadian Indonesia (Depdiknas, 2006:7), Program Pengembangan Pribadi adalah program peningkatan diri agar bisa hadir sebagai pribadi yang lebih optimal dari Inner Being (dalam diri) ke Outer Being (luar diri).


(45)

Berdasarkan penjelasan tersebut pengembangan diri merupakan bentuk usaha dalam membentuk aktualisasi diri yaitu proses untuk mewujudkan dirinya yang terbaik sejalan dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Juga dipaparkan bahwa:

Pengembangan diri (Self Development) merupakan program dasar yang bersinergi atau digabungkan dengan Program Pengembangan Pribadi yang seyogyanya diikuti oleh peserta didik agar lebih mampu menggali potensi diri, mengembangkan keterampilan, mengembangkan bakat yang dimiliki, dan mengembangkan wacana serta mewujudkan impian-impian, meningkatkan rasa percaya diri, menjadi kuat dalam menghadapi cobaan, dan menjalani hubungan yang baik dengan sesamanya (Depdiknas, 2006:7)

Karena pentingnya pengembangan pribadi, pada kurikulum perguruan tinggi pun dijelaskan bahwa calon mahasiswa yang baik memiliki beberapa indikator, tidak hanya nilai kelulusan yang baik, namun terlebih penting adalah adanya sikap dan motivasi belajar yang memadai (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2008). Juga dipaparkan dalam Kepmendiknas No. 232/U/2000 disebutkan bahwa:

Kurikulum terdiri atas Kurikulum Inti dan kurikulum Institusional yang terdiri atas kelompok-kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK), Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK), Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB), Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB), serta Mata Kuliah Berkehidupan Bersama (MBB) (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2008).

Pada SK Mendiknas No. 045/U/2002, dijelaskan bahwa:

Pengelompokkan mata kuliah tersebut diluruskan maknanya agar penyusunan kurikulum tidak terfokus pada usaha pengelompokan mata kuliah tetapi lebih kearah pencapaian kompetensi yang mengandung elemen-elemen kompetensi sebagai berikut: (a) landasan kepribadian; (b) penguasaan ilmu dan keterampilan; (c) kemampuan berkarya; (d) sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai; (e) pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat


(46)

sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2008).

Kepmendiknas RI 232/U/2000 Tentang Pedoman Penyusunan KurikulumPendidikan Tinggi Dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa Bab II Pasal 3 ayat (2) menyatakan bahwa:

Program sarjana diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki kualifikasi sebagai berikut; Menguasai dasar-dasar ilmiah dan ketrampilan dalam bidang keahlian tertentu sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada di dalam kawasan keahliannya; Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan bidang keahliannya dalam kegiatan produktif dan pelayanan kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan tata kehidupan bersama; Mampu bersikap dan berperilaku dalam membawakan diri berkarya di bidang keahliannya maupun dalam berkehidupan bersama di masyarakat; Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian yang merupakan keahliannya dan Kurikulum Perguruan Tinggi Teknokrat bahwa Pengembangan Pribadi merupakan mata kuliah yang melatih mahasiswa untuk memiliki karakter positif, sehingga mampu bersaing dalam dunia bisnis dan mampu beradaptasi dalam lingkungan sosial.

Berdasarkan regulasi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia bahwa salah satu elemen kompetensi yang harus dimiliki oleh mahasiswa adalah kepribadian, maka Perguruan Tinggi Teknokrat semakin memantapkan pembelajaran Pengembangan Kepribadian dalam satuan kurikulumnya. Pengembangan Kepribadian merupakan mata kuliah wajib yang harus diambil oleh setiap mahasiswa. Berdasarkan Buku Panduan Umum Penyelenggaraan Pendidikan Perguruan Tinggi Teknokrat (2013), Mata Kuliah Pengembangan Pribadi bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang sangat penting kepada mahasiswa dalam kehidupan secara personal, sosial, dan pergaulan bisnis


(47)

seseorang, bagaimana seseorang berkembang sesuai dengan kepribadian dan fungsi sosialnya. Mahasiswa dilatih bagaimana meningkatkan kemampuan dirinya dan kepercayaan diri serta memiliki citra diri yang profesional.

Materi yang diberikan pada perkuliahan ini adalah sebagai berikut:

1. Citra Profesional, diberikan dalam 3 kali pertemuan, dengan bahasan: a. Kesan Pertama (First Impression)

b. Inner and Outer Beauty c. Wiraga

2. Tata Krama Pergaulan Bisnis, diberikan dalam 2 kali pertemuan, dengan bahasan:

a. Tata Krama Pergaulan di lingkungan Keluarga dan Sosial b. Tata Krama Pergaulan Bisnis

3. Pengembangan Diri, diberikan dalam 3 kali pertemuan, dengan bahasan: a. Kepribadian

b. Pengembangan Diri c. Sikap dan Motivasi

4. Komunikasi Efektif, diberikan dalam 2 kali pertemuan, dengan bahasan: a. Komunikasi

b. Media Komunikasi c. Berbicara Efektif

5. Teknik Presentasi, diberikan dalam 1 kali pertemuan, dengan bahasan: a. Teknik Presentasi


(48)

b. Teknik pembuatan bahan presentasi

6. Konsep Dasar Pelayanan, diberikan dalam 2 kali pertemuan, dengan bahasan:

a. Customer Service b. Etiket Pelayanan

7. Sukses Berkarir di Era Globalisasi, diberikan dalam 1 kali pertemuan, dengan bahasan:

a. Pengembangan Karir

2.3. Desain Pesan Dalam Pembelajaran

Bruner dalam Sagala (2012:36) mengemukakan bahwa pengalaman belajar yang diperoleh dari partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu motivasi siswa untuk belajar. Menurutnya, pengalaman belajar yang seperti itu dapat dicontohkan oleh pengalaman belajar penemuan yang intuitif. Berdasarkan pendapat Bruner tersebut, pengalaman belajar penemuan yang dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar dan melalui tindakan langsung mahasiswa dapat termotivasi untuk mempraktikkan hasil belajar yang berkaitan dengan materi kuliah melalui serangkaian kegiatan percobaan dan pembuktian atas kemampuan yang mereka miliki. Motivasi belajar juga akan semakin dimiliki mahasiswa dengan memanfaatkan media online selain perkuliahan secara konvensional di dalam kelas.


(49)

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa:

Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Komponen pendidikan berarti bagian-bagian dari sistem proses pendidikan, yang menentukan berhasil dan tidaknya atau ada dan tidaknya proses pendidikan melaui interaksi dan hubungan antar komponen input, proses dan output serta lingkungan luar yang mempengaruhinya.

Perpaduan antara sejumlah komponen yang masing-masing mempunyai fungsi sendiri, namun saling berkaitan untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu lingkungan yang komplek, menurut Miarso, (2007:250) merupakan suatu Sistem. Ciri-ciri sistem tersebut terdiri dari: (1) tujuan yang telah ditentukan; (2) adanya komponen; (3) adanya keterpaduan antara semua komponen; (4) adanya keterbukaan; (5) terjadinya transformasi; (6) adanya mekanisme kendali yang mengatur kekompakan fungsi masing-masing-masing komponen.

Interaksi merupakan ciri utama dari kegiatan pembelajaran, baik antara yang belajar dengan lingkungan belajarnya, baik itu guru, teman-temannya, tutor, media pembelajaran, atau sumber-sumber belajar yang lain. Ciri lain dari pembelajaran adalah yang berhubungan dengan komponen-komponen pembelajaran. Di dalam pembelajaran terdapat komponen-komponen, yaitu: tujuan, materi/bahan ajar, metode, evaluasi, anak didik, dan adanya pendidik.


(50)

Proses pembelajaran bertujuan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Tujuan tersebut akan tercapai melalui penggunaan metode dan media yang disesuaikan dengan situasi pembelajaran sehingga dapat membantu mahasiswa dalam menempuh proses belajar. Evaluasi dilakukan sebagai bentuk penilaian kualitas kinerja dari sebuah sistem pembelajaran dan hasilnya berupa informasi yang dapat digunakan sebagai umpan balik untuk memperbaiki kinerja sistem pembelajaran. Untuk itu, proses pembelajaran perlu dirancang secara sistematik dan sistemik. Kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh dosen harus dikondisikan secara tepat dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar sehingga tercipta lingkungan belajar yang mendukung untuk membantu mahasiswa mengerti dan memahami apa yang mereka pelajari. Variabel penting yang dijadikan dasar sebagai indikator daya tarik adalah penghargaan dan keinginan lebih, sehingga titik awal kemenarikan pembelajaran dapat diciptakan melalui pengorganisasian, penyampaian, dan pengelolaan pembelajaran (Degeng, 1989:176).

2.4. Pembelajaran yang Efektif

Proses pembelajaran merupakan kegiatan aktif mahasiswa dalam membangun makna atau pemahaman. Menurut Corey (1986:195) dalam Sagala (2013:61) konsep pembelajaran adalah proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan. Pada dasarnya, semua


(51)

mahasiswa memiliki potensi untuk mencapai kompetensi sesuai pengalaman belajar yang relevan dengan keunikan masing-masing karakteristik individual. Keunikan setiap orang yang memiliki keragaman karakteristik, namun menurut Departemen Pendidikan Nasional (2003:12) mereka memiliki kesamaan karena sama-sama memiliki: sikap ingin tahu (curiosity) sikap kreatif (creativity), sikap sebagai pelajar aktif (active learner), dan sikap sebagai seorang pengambil keputusan (decision maker). Tangung jawab dosen untuk menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar melalui perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran disesuaikan dengan suasana yang memungkinkan setiap mahasiswa memperoleh peluang sama untuk menunjukkan dan mengembangkan potensinya.

Menurut peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan, bahwa setiap satuan pendidikan harus melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Prinsip pembelajaran efektif seperti disimpulkan oleh Smaldino, dkk (2011:22) dari pendapat beberapa ahli, meliputi: (1) Mengukur kemampuan pengetahuan awal yang sebelumnya dimiliki mahasiswa. (2) Mempertimbangkan perbedaan karakteristik belajar mahasiswa. (3) Menyatakan tujuan pembelajaran secara jelas. (4) Mengembangkan kemampuan metakognitif mahasiswa. (5) Menyediakan interaksi sosial. (6) Memasukkan konteks realistik yang dapat diterapkan dalam dunia nyata. (7) Melibatkan para siswa dalam


(52)

praktik yang relevan. (8) Menyediakan umpan balik yang konstruktif, terus menerus dan tepat waktu. Degeng (1989: 174) menyatakan bahwa cara lain untuk mengukur tingkat efesiensi pembelajaran adalah membandingkan jumlah siswa yang memanfaatkan media dalam kurun waktu tertentu.

Dengan demikian, dalam mengelola kegiatan pembelajaran, dosen perlu merencanakan tugas dan alat belajar yang menantang, pemberian umpan balik, dan penyediaan program penilaian yang memungkinkan semua mahasiswa mampu unjuk kemampuan/mendemonstrasikan kinerja (performance) sebagai hasil belajar. Melalui praktik langsung mahasiswa dapat melakukan penemuan-penemuan yang berkaitan dengan materi kuliah yang kemudian dihayati dan diolah sehingga menghasilkan suatu konsep yang matang terhadap materi tersebut. Keterbatasan sarana pembelajaran dapat menjadi kendala untuk mahasiswa dalam memaksimalkan hasil belajarnya. Pemanfaatan media online pada perkuliahan Public Speaking dapat dijadikan alternatif pemanfaatan media pembelajaran yang membantu membangun imajinasi siswa dalam menerapkan ide menjadi sebuah nyata melalui pengalaman belajarnya.

2.5. Konsep TeachingSpeaking, Public Speaking, dan Indikator

Peningkatan kemampuan dan membangun karakter mahasiswa berbasis potensi diri, dosen harus selalu inovasi dan improvisasi mengenai strategi pengajarannya di kelas. Stretegi pembelajaran yang dilakukan tidak harus sama untuk setiap kelas atau setiap mahasiswa, strategi pembelajaran disesuaikan dengan kondisi


(53)

dan kemampuan dari anak didik. Salah satunya dengan pembelajaran pendidikan karakter berbasis potensi diri melalui public speaking pada Mata Kuliah Pengembangan Pribadi.

Morozova (http://translationjournal.net:2014) menyatakan:

Speaking is one of the most important skills to be developed and enhanced as means of effective communication. Speaking is considered to be one of the four macro skills necessary for effective communication in any language according to most research, particularly when speakers are not using their mother tongue.

Berbicara adalah salah satu keterampilan yang paling penting untuk dikembangkan dan ditingkatkan sebagai sarana komunikasi yang efektif. Berbicara dianggap sebagai salah satu dari empat keterampilan makro yang diperlukan untuk komunikasi yang efektif dalam bahasa apapun menurut sebagian besar penelitian, terutama bila speaker tidak menggunakan bahasa ibu mereka.

Berbicara merupakan keterampilan yang dalam mengucapkan bunyi dalam menyampaikan pikiran atau gagasan. Seorang pembicara harus memahami apa yang disampaikan sehingga audiens mengerti dan memahami apa yang dimaksudkan. Tarigan (1990:15) mengemukakan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi bunyi artikulasi atau kata kata untuk mengekspresikan, mengatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian jika komunikasi berlangsung secara tatap muka ditambah


(54)

lagi dengan gerak tangan dan air muka (mimik) pembicara. Bashir, dkk. (2011:38) menyatakan bahwa Speaking is productive skill in the oral mode. It is like the other skills, is more complicated than it seems at first and involves more than just pronouncing words.” Berbicara merupakan keterampilan produktif dalam bentuk ucapan. Seperti halnya keterampilan yang lain, bahwa lebih rumit daripada yang terlihat pada awalnya dan melibatkan lebih dari hanya sekaedar mengucapkan kata.

Arsjad dan Mukti U.S. (1993:17) mengemukakan bahwa untuk menjadi pembicara yang baik, seorang pembicara harus menguasai masalah yang sedang dibicarakan, dan harus berbicara dengan jelas dan tepat. Beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh pembicara untuk keefektifan berbicara adalah faktor kebahasaan dan nonkebahasaan. Faktor kebahasaan yang menunjang keefektifan berbicara, meliputi ketepatan ucapan, penempatan tekanan, nada sandi, dan durasi yang sesuai, pilihan kata, dan ketepatan sasaran kebahasaan. Faktor - faktor non-kebahasaan meliputi; sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku, pandangan harus diarahkan pada lawan bicara, kesediaan menghargai pendapat orang lain, gerak gerik dan mimik yang tepat, kenyaringan suara, kelancaran, relevansi atau penalaran, dan penguasaan topik.

Rusmiati (2002:30) mengemukakan bahwa terdapat sejumlah ciri - ciri pembicara yang baik untuk dikenal, dipahami, dan dihayati, serta dapat diterapkan dalam berbicara. Ciri - ciri tersebut meliputi hal - hal berikut: (1) Memilih topik yang


(55)

tepat. Pembicara yang baik selalu dapat memilih materi atau topik pembicaraan yang menarik, aktual dan bermanfaat bagi para pendengarnya, juga selalu mempertimbangkan minat, kemampuan, dan kebutuhan pendengarnya. (2) Menguasai materi. Pembicara yang baik selalu berusaha mempelajari, memahami, menghayati, dan menguasai materi yang akan disampaikannya. (3) Memahami latar belakang pendengar. Sebelum pembicaraan berlangsung, pembicara yang baik berusaha mengumpulkan informasi tentang pendengarnya. (4) Mengetahui situasi. Mengidentifikasi mengenai ruangan, waktu, peralatan penunjang berbicara, dan suasana. (5) Tujuan jelas. Pembicara yang baik dapat merumuskan tujuan pembicaranya yang tegas dan jelas. (6) Kontak dengan pendengar. Pembicara berusaha memahami reaksi emosi, dan perasaan mereka, berusaha mengadakan kontak batin dengan pendengarnya, melalui pandangan mata, perhatian, anggukan, atau senyuman. (7) Kemampuan linguistiknya tinggi. Pembicara dapat memilih dan menggunakan kata, ungkapan, dan kalimat yang tepat untuk menggambarkan jalan pikirannya, dapat menyajikan materi dalam bahasa yang efektif, sederhana, dan mudah dipahami. (8) Menguasai pendengar. Pembicara yang baik harus pandai menarik perhatian pendengarnya, dapat mengarahkan dan menggerakkan pendengarnya ke arah pembicaraannya. (9) Memanfaatkan alat bantu. Pembicara yang baik harus mampu memanfaatkan alat bantu untuk menarik perhatian pendengarnya. (10) Penampilannya meyakinkan. Pembicara yang baik harus mampu menampilkan penampilan yang meyakinkan. (11) Berencana. Pembicara yang baik harus merencanakan hal yang akan dibicarakan, untuk menghindari kesalahpahaman pada pendengarnya.


(56)

Berdasarkan pendapat tersebut, seorang pembicara harus memiliki kemampuan dalam merencanakan topik yang akan menjadi pembahasan, menguasi materi yang akan disampaikan, mengetahui tujuan dan arah pembicaraan, memahami dan dapat mengelola reaksi emosional audiens, mengetahui latar belakang audiens yang menjadi pendengarnya, dan mampu memanfaatkan media yang ada, sehingga topik atau materi yang disampaikan dapat dipahami dan dimengerti oleh audiens. Seorang pembicara juga harus memiliki penampilan yang meyakinkan untuk menarik perhatian audiens bahwa si pembicara memiliki kepribadian yang menarik dan dapat dipercaya.

Keterampilan berbicara juga harus dilatih dan dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan berbicara pada mahasiwa. Hal ini juga dinayatakan oleh Morozova (www.translationjournal.net:2014) bahwa:

Classroom interaction is also necessary and useful as an educational strategy to enhance speaking skills. The role of interaction in a classroom context in enhancing speaking skills comes from the understanding of its main types: teacher-learner interaction and learner-learner interaction, where negotiation of meaning and the provision of feedback are highlighted. Classroom interaction involves verbal exchanges between learners and teachers. Teachers should know that the learners need to do most of the talk to activate their speaking, since speaking skills require practice and exposure.

Yang dapat diartikan interaksi kelas juga diperlukan dan berguna sebagai strategi pendidikan untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Peran interaksi dalam konteks kelas dalam meningkatkan keterampilan berbicara berasal dari pemahaman tentang jenis utama: interaksi guru-pelajar dan interaksi


(1)

Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa bahwa kompetensi mahasiswa harus dapat diimplementasikan dalam kehidupan pada dunia kerja maupun dalam kehidupan bersama di masyarakat.

5.3. Saran

Saran dalam penelitian ini:

1. Media ajar bukan merupakan penentu pembelajaran, Dosen sebagai sumber belajar harus memiliki kreatifitas dalam mengelola perkuliahan. Sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan melibatkan partisipasi aktif dari seluruh mahasiswa dengan menggunakan media ajar yang menarik, mudah, efektif, efisien, dan bermanfaat.

2. Teknologi yang terus berkembang harus dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dan media ajar, sehingga mahasiswa dapat belajar secara mandiri untuk menambah wawasan dan pengetahuannya serta


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Lorin W. Et al. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing, A Revison of Bloom’s Taxonomy of Education Objectives. New York: Addison Wesley Logman. Inc.

Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Arsjad, Maidar G. dan Mukti, U.S. 1993.Pembinaan Kemampuan Berbicara

Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga

Bashir, Marriam. 2011. Factor Effecting Students’ English Speaking Skills. http://www.bjournal.co.uk/BJASS.aspx. (diunduh 16 Mei 2014)

Beebe , Steven A. and Susan J. Beebe. 2005. Public Speaking Handbook. Allyn & Bacon 75 Arlington St., Suite 300 Boston, MA 02116 www.ablongman.com.

http://www.ablongman.com/samplechapter/0205420591.pdf (diunduh 15 desember 2013)

Belajar, Fadjar. 2011. Aplikasi Teori Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Borg, W.R. & Gall, M.D. Gall. 1989. Educational Research: An Introduction, Fifth Edition. New York: Longman.

Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi 1. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Cangara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu komunikasi. Jakarta.

Chaeruman, Uwes Anis. 2005. Mengintegrasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ke dalam proses Pembelajaran: Apa, Mengapa dan Bagaimana? Jurnal Teknodik No. 16/IX.

DABAJ, Fahme. 2011. Analysis of Communication Barriers to Distance Education A Review Study. (Diunduh pada 27 Mei 2014)

Depdiknas. 2003. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003


(3)

Depdiknas. 2006. Pedoman Standardisasi Kursus Pengembangan Kepribadian Indonesia. Jakarta: Direktorat Pembianaan Kursus dan Kelembagaan. Dirjen PLS.

Depdiknas. 2006. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. http://masdukiums.files.wordpress.com/2011/12/standar_isi.pdf.(diunduh 13 Juni 2013)

Degeng, I Nyoman Sudana. 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variable. Jakarta: Depdikbud.

De Haan, Charlie. 2012. Pengertian Media Online. http://dehaancharlie.wordpress.com/2012/10/09/pengertian-media-online/ (diunduh 26 Februari 2014)

Dick, Walter., Lou Carey, James Carey. 2001. The Systematic Design of

Instruction: Sixth Edition. United States of America.

Dick, W. dan Carey, L. 2005. The Systematic Design of Instruction: Third Edition.USA: Harper Collins Publishers.

Diknas. 2004. Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar. Jakarta: Ditjen Dikdasmenum.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2008. Buku Panduan Pengembangan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi. Jakarta.

E. Angela , Megaw. -. Deconstructing the Heinich, Moldena, Russell, and

Smaldino Instructional Design Model.

http://ipislam.edu.my/kplir/Bacaan/Assure/idm_angela.pdf . (diunduh 9 Maret 2014)

Edda Tandi Lwoga. 2014. Critical Success Factors For Adoption Of Web-Based Learning Management Systems In Tanzania. Muhimbili University of

Health and Allied Sciences, Tanzania.

http://ijedict.dec.uwi.edu/viewarticle.php?id=1669. (diunduh pada 15 Mei 2014)

Ferdiyan, Aldi. Pengertian dan Sejarah Blog.

http://www.jualcdsoftware.com/2011/11/pengertian-dan-sejarah-blog.html (diunduh 28 Februari 2014)

Fry, Heather, Steve Ketteridge, Stephanie Marshall. 2009. A Handbook for

Teaching and Learning in Higher Education. Routledge. New York and

London: Taylor & Francis Group.

Gerlach, Vernon S. & Donald P. Ely. 1980. Teaching & Media: A Systematic

Approach. Second edition. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall,

Inc.,

Hamzah B. Uno. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar


(4)

Ianfaria. 2008. Public speaking - two way communicating. http://www.businessgyan.com/node/3592. (diunduh 15 Desember 2013) Iskandar, Denny. - . Berbicara Dan Pembelajarannya.

http://File.Upi.Edu/Direktori/Fpbs/Jur._Pend._Bhs._Dan_Sastra_Indonesia /196606291991031 Denny_Iskandar/Materi_Berbicara_Smp.Pdf. (diunduh 4Desember 2013)

Juma. 2012. Teori Ausubel. http://jumajuma27.blogspot.com/2012/03/teori-ausubel.html. (diunduh 13 Juni 2013)

Karnowo dan Heni Mularsih. 2010. Belajar dan Pembelajaran serta

Pemanfaatan Sumber Belajar. Jakarta: Cerdas Jaya.

Kemendiknas. 2013. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan

Kepmendiknas Nomor 045/u/2002. 2002. Tentang Kurikulum Inti Pendidikan

Tinggi. Jakarta.

Kemendiknas. Nomor 232/U/2002. 2012. Tentang Pedoman Penyusunan

Kurikulum Perguruan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.

Jakarta.

Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. 2010. Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK. Jakarta.

Kridalaksana, Harimurti. 2002. Struktur, Kategori, dan Fungsi dalam Teori

Sintaksis. Jakarta: Unika Atmajaya

Knowles, Malcolm S. 1980. The Modern Practice of Adult Education. Cambridge: New York

Kurniawan, Junaedi. 2005. Ensiklopedi Pers Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Lado, Robert. 1977. Language Testing. New York: McGraw-Hill Inc.

Le Thi Hong Phuc. 2010. Teachers' Immediate Oral Feedback in Speaking

Lessons for 11th-Form Students. Hanoi.

http://www.scribd.com/doc/32025892/Teachers-Immediate-Oral- Feedback-in-Speaking-Lessons-for-11th-Form-Students-Le-Thi-Hong-Phuc-Qh-12-e. (diunduh pada 19 Mei 2014)

Madaemin, Ishaq. 2010. Tesis: Desain Pengembangan Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada Mata Kuliah Aplikasi Komputer. Makasar.

Miarso, Yusufhadi. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Miarso, Yusufhadi. 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(5)

Miarso, Yusufhadi., dan Eko Suyanto. 2011. Kumpulan Materi Kuliah Mozaik

Teknologi Pendidikan. Lampung: PPSJ Teknologi Pendidikan Unila.

Morozova, Yulia. 2013. Methods of Enhancing Speaking Skills of Elementary Level Students. http://www.translationjournal.net/journal/63learning.htm. (diunduh 16 Mei 2014)

Mukhtar & Iskandar, 2012. Desain Pembelajaran berbasis TIK. Jakarta: Referensi.

M. L. Halse and B. J. Mallinson. 2009. Investigating popular Internet applications as supporting e-learning technologies for teaching and learning with Generation Y. Rhodes University, South Africa. http://ijedict.dec.uwi.edu//viewarticle.php?id=861 (Diunduh 16 Mei 2014) Noveandin, Rahayu dan Maria Sri Wulandari. 2010. Pemanfaatan Media

Pembelajaran Secara Online (E-Learning) Bagi Wanita Karir Dalam Upaya Meningkatkan Efektivitas Dan Fleksibilitas Pemantauan Kegiatan

Belajar Anak Siswa/I Sekolah Dasar.

http://journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/viewFile/1865/1641. (diunduh 14 Desember 2013)

Nordquist, Richard . 2012. Public Speaking.

http://grammar.about.com/od/pq/g/Public-Speaking.htm. (diunduh 14 Desember 2013)

Pembinaan Kursus dan Kelembagaan, Direktorat. 2006. Pengembangan

Kepribadian Indonesia. Jakarta

Perguruan Tinggi Teknokrat. 2013. Buku Panduan Umum Penyelenggaraan

Pendidikan . Yayasan Pendidikan Teknokrat Bandarlampung.

Prawiradilaga, Dewi Salma., dan Eveline Siregar. 2008. Mozaik Teknologi

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Pribadi, Benny A. 2009. Model-model Desain Sistem Pembelajaran. PPS Prodi

Teknologi Pendidikan UNJ. Jakarta.

Rivers, Wilga R. 1970. Teaching Foreign Language Skill. The Unversity of Chicago and London Topan Company Tokyo.

Rouse, Margaret. 2005. Definition Distance Learning (e-learning). http://whatis.techtarget.com/definition/distance-learning-e-learning

(diunduh 19 Mei 2014)

Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sardiman, A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja


(6)

Slavin, Robert. E. 2000. Educational Psychology: Theory and Practice (6th ed.). Johns Hopkins University: Allyn & Bacon.

Smaldino, Sharon E., Deborah L. Lowther, James D. Russell. 2011.

Instructional Technology & Media for Learning – Teknologi

Pembelajaran dan Media untuk Belajar: Edisi Kesembilan. Jakarta:

Kencana Predana Media Group.

Sutikno, M. Sobry. 2007. Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna. Mataram: NTP Press.

Suyono. 2011. Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas Kelas X Berbasis Teknologi Informasi. Tesis. FKIP Unila PPSJ Teknologi Pendidikan. Lampung.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2013.Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta. Syarifudin Yunus . 2010. Jurnalistik Terapan . Jakarta: Ghalia Indonesia. Tarigan, Djago. 1990. Materi Pokok Pendidikan bahasa Indonesia 1. Buku 1 :

Modul 1-6. Jakarta: Depdikbud.

Tim Sheldon. 2009. Teaching Public Speaking Online . Bryant & Stratton College . http://www.nyu.edu/classes/keefer/waoe/sheldont.pdf (diunduh 16 Mei 2014)

Woolfolk, Anita. 2004. Educational Psycholoy: Ninth Edition. New York. Wita Kurnia. 2011. Tesis: Model Pembelajaran E-learning Dengan Aplikasi

Moodle untuk mengembangkan Kemampuan Belajar Mandiri Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Di SMA/SMK Kota Bandarlampung. Jakarta. Universitas Pendidikan Indonesia.