praktik yang relevan. 8 Menyediakan umpan balik yang konstruktif, terus menerus dan tepat waktu. Degeng 1989: 174 menyatakan bahwa cara lain untuk
mengukur tingkat efesiensi pembelajaran adalah membandingkan jumlah siswa yang memanfaatkan media dalam kurun waktu tertentu.
Dengan demikian, dalam mengelola kegiatan pembelajaran, dosen perlu merencanakan tugas dan alat belajar yang menantang, pemberian umpan balik,
dan penyediaan program penilaian yang memungkinkan semua mahasiswa mampu unjuk kemampuanmendemonstrasikan kinerja performance sebagai
hasil belajar. Melalui praktik langsung mahasiswa dapat melakukan penemuan- penemuan yang berkaitan dengan materi kuliah yang kemudian dihayati dan
diolah sehingga menghasilkan suatu konsep yang matang terhadap materi tersebut. Keterbatasan sarana pembelajaran dapat menjadi kendala untuk
mahasiswa dalam memaksimalkan hasil belajarnya. Pemanfaatan media online pada perkuliahan Public Speaking dapat dijadikan alternatif pemanfaatan media
pembelajaran yang membantu membangun imajinasi siswa dalam menerapkan ide menjadi sebuah nyata melalui pengalaman belajarnya.
2.5. Konsep Teaching Speaking, Public Speaking, dan Indikator
Peningkatan kemampuan dan membangun karakter mahasiswa berbasis potensi diri, dosen harus selalu inovasi dan improvisasi mengenai strategi pengajarannya
di kelas. Stretegi pembelajaran yang dilakukan tidak harus sama untuk setiap kelas atau setiap mahasiswa, strategi pembelajaran disesuaikan dengan kondisi
dan kemampuan dari anak didik. Salah satunya dengan pembelajaran pendidikan karakter berbasis potensi diri melalui public speaking pada Mata Kuliah
Pengembangan Pribadi.
Morozova http:translationjournal.net:2014 menyatakan: Speaking is one of the most important skills to be developed and
enhanced as means of effective communication. Speaking is considered to be one of the four macro skills necessary for effective
communication in any language according to most research, particularly when speakers are not using their mother tongue.
Berbicara adalah salah satu keterampilan yang paling penting untuk dikembangkan dan ditingkatkan sebagai sarana komunikasi yang efektif.
Berbicara dianggap sebagai salah satu dari empat keterampilan makro yang diperlukan untuk komunikasi yang efektif dalam bahasa apapun menurut sebagian
besar penelitian, terutama bila speaker tidak menggunakan bahasa ibu mereka.
Berbicara merupakan keterampilan yang dalam mengucapkan bunyi dalam menyampaikan pikiran atau gagasan. Seorang pembicara harus memahami apa
yang disampaikan sehingga audiens mengerti dan memahami apa yang dimaksudkan. Tarigan 1990:15 mengemukakan bahwa keterampilan berbicara
adalah kemampuan mengucapkan bunyi bunyi artikulasi atau kata kata untuk mengekspresikan, mengatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian jika komunikasi berlangsung secara tatap muka ditambah
lagi dengan gerak tangan dan air muka mimik pembicara. Bashir, dkk. 2011:38 menyatakan bahwa
“Speaking is productive skill in the oral mode. It is
like the other skills, is more complicated than it seems at first and involves more than just pronouncing words.
” Berbicara merupakan keterampilan produktif dalam bentuk ucapan. Seperti halnya keterampilan yang lain, bahwa lebih rumit
daripada yang terlihat pada awalnya dan melibatkan lebih dari hanya sekaedar mengucapkan kata.
Arsjad dan Mukti U.S. 1993:17 mengemukakan bahwa untuk menjadi pembicara yang baik, seorang pembicara harus menguasai masalah yang sedang
dibicarakan, dan harus berbicara dengan jelas dan tepat. Beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh pembicara untuk keefektifan berbicara adalah faktor
kebahasaan dan nonkebahasaan. Faktor kebahasaan yang menunjang keefektifan berbicara, meliputi ketepatan ucapan, penempatan tekanan, nada sandi, dan durasi
yang sesuai, pilihan kata, dan ketepatan sasaran kebahasaan. Faktor - faktor non- kebahasaan meliputi; sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku, pandangan harus
diarahkan pada lawan bicara, kesediaan menghargai pendapat orang lain, gerak gerik dan mimik yang tepat, kenyaringan suara, kelancaran, relevansi atau
penalaran, dan penguasaan topik.
Rusmiati 2002:30 mengemukakan bahwa terdapat sejumlah ciri - ciri pembicara yang baik untuk dikenal, dipahami, dan dihayati, serta dapat diterapkan dalam
berbicara. Ciri - ciri tersebut meliputi hal - hal berikut: 1 Memilih topik yang