6
Tanaman ini merupakan tanaman asli dari daerah Rio Monday, dataran tinggi di Paraguay. Stevia pertama kali dibawa ke daerah Eropa pada tahun 1887
ketika M.S Bertoni mempelajari karakteristik unik dari suku Indian dan Mestizos Paraguay. Sebuah usaha besar untuk membuat stevia menjadi salah satu
komoditas pertanian di negara Jepang dirintis oleh Sumida pada tahun 1968. Sejak saat itulah stevia mulai dikenal dan dikembangkan sebagai salah satu hasil
pertanian berpotensi dibeberapa negara diantaranya: Brazil, Korea, Meksiko, Amerika Serikat, Indonesia, Tanzania, dan sejak tahun 1990 di Kanada. Saat ini
Jepang merupakan produsen dan pengguna steviosida terbesar di dunia dengan jumlah penggunaan 200 ton steviosida murni pada tahun 1996 Lee dkk., 1979;
Shock,1982; Brandle dan Rosa, 1992; Fors, 1995 dalam Brandle dkk., 2005.
2.2.2. Tinjauan Botani
Ciri - ciri tanaman ini adalah semak, tinggi 60-90 cm, batang berbentuk bulat lonjong dan ditumbuhi oleh bulu – bulu yang halus, bercabang, bentuk daun
lonjong, langsing dan duduk berhadapan, panjang 2-4 cm, lebar 1-5 cm, tulang daun menyirip, tangkai pendek, bunga majemuk, hermafrodit, bentuk terompet,
kelopak bentuk tabung, tangkai benang sari dan tangkai putik pendek, kepala sari kuning, putik berbentuk silindris, putih kotak, bentuk jarum, berakar serabut.
Tanaman ini dapat tumbuh pada tanah asam yang tidak subur atau tanah dipinggiran rawa Lutony, 1993. Gambar tanaman stevia dapat dilihat pada
Gambar 1.
Gambar 1. Stevia rebaudiana Bert.
7
2.2.3. Potensi Stevia Sebagai Pemanis
Kehadiran gula stevia dapat dijadikan sebagai alternatif yang tepat untuk dijadikan pengganti pemanis buatan atau sintetik. Tingkat kemanisan gula stevia
antara 200 – 300 kali sukrosa Philips, 1987, sedang siklamat yang merupakan pemanis sintetik yang masih sering digunakan ternyata hanya memiliki tingkat
kemanisan 30 – 80 kali dari tingkat kemanisan sukrosa. Pemanis aspartam, pemanis sintetik kontroversial yang juga masih digunakan tingkat kemanisannya
100 – 200 kali sukrosa. Dengan kata lain, tingkat kemanisan gula stevia masih lebih tinggi dibandingkan dengan aspartam atau siklamat yang selama ini masih
digunakan sebagai pemanis berbagai macam produk makanan dan minuman Lutony, 1993.
Menurut Tjasadihardja Fujita, produk dari Stevia rebaudiana dapat digunakan sebagai makanan berkalori rendah bagi penderita diabetes, orang
kegemukan dan penderita gigi berlubang. Dari hasil penelitiaan, pemberian zat pemanis stevia tanpa pemberian glukosa dibandingkan dengan pemberian
tolbutamida maka kadar gula darah turun 53,6 . Dari hasil tersebut dapatlah disimpulkan bahwa zat pemanis Stevia Rebaudiana dapat dipakai sebagai zat
pemanis pada penderita diabetes karena disamping berkalori rendah mempunyai sifat hipoglikemik yang berarti, tentu saja mengenai adanya efek samping yang
negatif perlu diteliti Djas, 2005.
2.2.4. Kandungan Kimia dan Kegunaan