PRODUKSI ALAT PERAGA IPA PESAWAT SEDERHANA BERBASIS “SCIENCE IN BOX” PADA SISWA MTsN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

PRODUKSI ALAT PERAGA IPA PESAWAT SEDERHANA BERBASIS SCIENCE IN BOX” PADA SISWA MTsN PRINGSEWU TAHUN

PELAJARAN 2012/2013

Oleh RIANTO

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

PRODUKSI ALAT PERAGA IPA PESAWAT SEDERHANA BERBASIS SCIENCE IN BOX PADA SISWA MTsN PRINGSEWU TAHUN

PELAJARAN 2012/2013

Oleh Rianto

Berdasarkan hasil wawancara peneliti terhadap guru IPA fisika di MTsN

Pringsewu, diketahui bahwa guru belum memanfaatkan secara maksimal sarana dan prasarana yang ada seperti laboratorium untuk pembelajaran. Diketahui pula bahwa pada materi Usaha dan Energi (KD 5.4 Melakukan percobaan tentang pesawat sederhana dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari). Guru merasa agak kesulitan dalam menjelaskan materi tersebut secara konkrit dan karena belum tersedianya media pembelajaran pada materi tersebut. Mempertimbangkan masalah-masalah tersebut, maka peneliti membuat alat peraga berkaitan dengan materi pesawat sederhana yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Alat peraga yang dikembangkan berisi buku siswa, LKS dan latihan soal beserta kunci jawabannya. Metode pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini mengadaptasi model pengembangan media yang diadaptasi dari Suyanto dan Sartinem (2009). Desain tersebut meliputi tujuh tahapan prosedur pengembangan produk dan uji produk, yaitu:


(3)

analisis kebutuhan, identifikasi sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan,

identifikasi spesifikasi produk yang diinginkan pengguna, pengembangan produk, uji internal: uji kelayakan produk, uji eksternal: uji kemanfaatan produk oleh pengguna dan tahap terakhir produksi. Hasil uji internal menujukkan alat peraga yang dikembangkan telah sesuai dengan teori dan layak digunakan sebagai media pembelajaran. Hasil uji eksternal menunjukkan bahwa kualitas alat peraga yang dikembangkan sangat menarik, sangat mudah digunakan, dan sangat bermanfaat serta efektif digunakan sebagai media pembelajaran yaitu mencapai 96,97 % siswa tuntas KKM. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dihasilkan media

pembelajaran berupa alat peraga pesawat sedehana yang telah teruji dan layak digunakan dengan kualitas: sangat menarik, sangat mudah digunakan, dan sangat bermanfaat, dan dinyatakan efektif digunakan sebagai media pembelajaran.

Kata kunci: Alat Peraga IPA, Media Pembelajaran.


(4)

(5)

(6)

ix DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Pengembangan ... 6

B. Media Pembelajaran... 8

C. Alat Peraga IPA ... 11

D. Pesawat Sederhana ... 12

III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 18

B. Prosedur Penelitian Pengembangan ... 19

1. Analisis Kebutuhan ... 21

2. Identifikasi Sumber Daya ... 22

3. Identifikasi Spesifikasi Produk ... 22

4. Pengembangan Produk ... 23


(7)

x

6. Uji Eksternal ... 24

7. Produksi ... 25

C. Metode Pengumpulan Data ... 26

D. Metode Analisis Data ... 27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 31

B. Pembahasan ... 38

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 41

B. Saran ... 42


(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran fisika seringkali dianggap susah oleh siswa karena cara mengajar guru yang tidak pas atau pun metode yang dipakai membosankan bagi siswa. Seorang guru hendaknya mempunyai inovasi-inovasi yang baru dalam mengajar, agar siswa merasa tertarik untuk melaksanakan proses pembelajaran. Diantara proses belajar mengajar agar siswa merasa tertarik dalam pembelajaran fisika yaitu mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari dengan fenomena-fenomena ataupun alat-alat yang ada pengaruhnya dalam masalah fisika. Diantaranya yaitu dalam masalah pesawat sederhana.

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan

memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. dalam pelaksanaannya siswa dituntut untuk terlibat aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran bukan hanya berlangsung satu arah, tetapi dapat berlangsung dua arah, dan guru mempunyai peranan sebagai fasilitator dan motivator.

Guru sebagai fasilitator hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang


(9)

2 mendapatkan fakta dan data dari internet dan dari berbagai sumber belajar, serta dapat menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Guru sebagai motivator hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif dalam belajar. Sedangkan siswa harus lebih aktif mencari informasi dari berbagai sumber, sehingga pengetahuan siswa menjadi lebih luas dan beragam. Untuk memenuhi peran guru sebagai fasilitator dan motivator guru dituntut untuk dapat memanfaatkan dan menggunakan alat-alat praktikum dengan baik untuk

mempermudah kegiatan belajar bagi siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.

Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan seharusnya menyediakan berbagai sumber media pembelajaran yang baik untuk guru maupun siswa. Karena dengan tersedianya media pembelajaran dapat mempermudah proses pembelajaran dan dapat membuat siswa termotivasi untuk belajar. Sesuai dengan arti dari media pembelajaran itu sendiri yaitu segala sesuatu (baik benda hidup maupun benda mati) yang dapat menyalurkan pesan dari suatu sumber yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik. Beberapa manfaat dari penggunaan media pembelajaran antara lain adalah dapat


(10)

3 menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis, dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga menimbulkan motivasi belajar. Dari hasil observasi dan wawancara guru dalam pelaksanaan pembelajaran sudah bervariasi terkadang menggunakan LCD, praktikum dengan menggunakan alat peraga yang ada dan juga metode ceramah. Pada materi pesawat sederhana (termasuk di dalamnya kompetensi dasar melakukan percobaan tentang pesawat sederhana dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari) guru merasa agak kesulitan menjelaskan kepada siswa karena materi yang dijelaskan terlalu abstrak. Hal tersebut disebabkan karena belum tersedianya media pembelajaran yang dapat menjelaskan secara konkrit yang dapat menampilkan materi secara lebih mudah dan menarik untuk dipelajari. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti membuat judul “Produksi Alat Peraga IPA Pesawat Sederhana Berbasis “Science In Box” Pada Siswa MTsN Pringsewu Tahun Pelajaran 2012/2013” dengan kompetensi dasar melakukan percobaan tentang pesawat sederhana dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah diperlukan instrumen pembelajaran fisika berupa alat peraga IPA untuk praktikum pesawat sederhana untuk MTs kelas VIII kompetensi dasar melakukan percobaan tentang pesawat sederhana dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.


(11)

4 C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Menghasilkan suatu alat peraga fisika pada materi pesawat sederhana beserta LKS penuntun praktikum sebagai salah satu media pembelajaran.

b. Menyediakan variasi sumber belajar menarik bagi siswa yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

D. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Guru bisa berinovasi dalam melakukan pembelajaran diantaranya yaitu

membuat alat peraga praktikum dari barang-barang yang mudah ditemui di lingkungan untuk membatu mempermudah siswa dalam melakukan

pembelajaran.

2. Menjadikan sumber belajar yang bervariasi bagi siswa yang dapat digunakan secara mandiri atau bersama kelompok belajarnya dalam proses pembelajaran untuk mencapai penguasaan kompetensi.

3. Dapat meningkatkan efektifitas proses pembelajaran dan memanfaatkan laboratorium untuk praktikum siswa dalam kegiatan pembelajaran.


(12)

5 E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian pengembangan ini adalah:

1. Instrumen pembelajaran yang dikembangkan berupa alat peraga praktikum pada materi pesawat sederhana.

2. Alat peraga ini sebagai instrumen pembelajaran yang berbahan dasar dari barang-barang bekas yang mudah di temui di lingkungan sekitar.

3. Perancangan alat peraga ini sebagai instrumen pembelajaran fisika pada materi pesawat sederhana kompetensi dasar melakukan percobaan tentang pesawat sederhana dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari untuk MTs kelas VIII.

4. Metode pengembangan yang digunakan diadaptasi dari Suyanto dan Sartinem (2009).

5. Uji coba produk penelitian pengembangan dilakukan pada satu kelas sampel siswa kelas VIII MTsN Pringsewu.


(13)

42

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan dari penelitian pengembangan ini adalah:

1) Dihasilkan alat peraga pesawat sederhana sebagai media pembelajaran yang telah teruji dengan kualitas layak dan sesuai dengan teori, serta dengan kualitas: sangat menarik, sangat mudah digunakan, dan sangat bermanfaat menurut pengguna.

2) Alat peraga dan LKS pesawat sederhana telah teruji dan dinyatakan efektif digunakan sebagai media pembelajaran baik terhadap individu secara mandiri maupun berkelompok berdasarkan perolehan hasil belajar siswa pada uji lapangan terhadap siswa kelas VIII1dan VIII2 MTsN Pringsewu Tahun

2012/2013.

B. Saran

Saran dari penelitian pengembangan ini adalah:

1) Guru hendaknya menggunakan alat peraga pesawat sederhana yang telah penulis kembangkan untuk membelajarkan konsep pesawat sederhana kepada siswa.


(14)

44

2) Guru atau peneliti yang hendak melanjutkan penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan alat peraga pesawat sederhana lebih lanjut dengan tampilan yang lebih menarik dan efisien.

3) Pada penelitian yang akan datang diharapkan dapat melakukan pengujian alat peraga yang dikembangkan dibandingkan dengan alat peraga produksi pabrikan untuk mengetahui kelebihan atau tingkat efisiensi alat percobaan yang dikembangkan.


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung Persada (GP) Press. Jakarta.

Badarudin. 2011. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran. http:// ayahalby.wordpress.com /2011/02/23/model-pengembangan-perangkat-pembelajaran/. Diakses pada tanggal 20 April 2012 Gumawan. 1996. Pengembangan Alat Peraga SMP. Bumi Aksara. Jakarta. Potter, Arfiy. 2010. Skripsi Pengembangan Multimedia.

http://sekripsiku.blogspot. com/ 2010/02/bab-iii.html. Diakses pada tanggal 19 April 2012.

Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Prenada Media Group. Jakarta.

Sudrajat, Akhmad. 2008. Media Pembelajaran.

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/konsep-media-pembelajaran/. Diakses pada tanggal 20 April 2012.

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. 2007. Media Pembelajaran. CV Wacana Prima. Bandung.

Suyanto, Eko dan Sartinem. 2009. Pengembangan Contoh Lembar Kerja Fisika Siswa dengan Latar Penuntasan Bekal Awal Ajar Tugas Studi Pustaka dan Keterampilan Proses untuk SMA Negeri 3 Bandar Lampung. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2009. Bandarlampung: Unila.

Wahyudi, Adip. 2011. Model Penelitian Pengembangan Borg and Gall (1983). http://adipwahyudi.blogspot.com/2011/01/model-penelitian-pengembangan-borg-and.html. Diakses pada tanggal 20 April 2012.

Wasis, Sukis dan Yuli Irianto. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar Panduan IPA Terpadu untuk Kelas IX SMP/MTs. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.


(16)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Pengembangan

Penelitian pengembangan merupakan jenis penelitian yang berorientasi pada pengembangan dan validasi produk. Penelitian pengembangan sering dikenal dengan Research and Development (R&D). Menurut Setyosari (2010:214) penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk

mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.

Sukmadinata dalam Potter (2010:1) menyatakan bahwa:

Penelitian dan pengembangan adalah proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan.

Penelitian pengembangan merupakan proses untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada dan memvalidasi produk tersebut untuk mengetahui layak atau tidak untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

Sedangkan Badarudin (2011:1) mengemukakan bahwa:

Pengembangan perangkat pembelajaran adalah serangkaian proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu perangkat pembelajaran berdasarkan teori pengembangan yang telah ada.


(17)

7

Borg dan Gall dalam Wahyudi (2011:1) mengemukakan bahwa:

Riset dan pengembangan bidang pendidikan (R & D) adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan mengesahkan produk bidang pendidikan.

Berdasarkan pemaparan di atas maka penelitian pengembangan adalah serangkaian proses untuk menghasilkan atau memperbaiki suatu produk pembelajaran yang sudah ada kemudian divalidasi berdasarkan teori

pengembangan yang telah ada melalui beberapa proses atau tahapan-tahapan agar sesuai sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Adapun prosedur penelitian pengembangan menurut beberapa pendapat antara lain:

Menurut Suyanto dan Sartinem (2009: 16) terdapat tujuh prosedur pengembangan produk dan uji produk, yaitu:

(1) Analisis kebutuhan, (2) Identifikasi sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan, (3) Identifikasi spesifikasi produk yang diinginkan pengguna, (4) Pengembangan produk, (5) Uji internal: Uji spesifikasi dan Uji operasionalisasi produk, (6) Uji eksternal: Uji kemanfaatan produk oleh pengguna, (7) Produksi.

Sedangkan menurut Asyhar (2011: 95) adalah sebagai berikut:

(1) Analisis kebutuhan dan karakteristik siswa, (2) Merumuskan tujuan pembelajaran, (3) Merumuskan butir-butir materi, (4) Menyusun instrumen evaluasi, (5) Menyusun naskah/ draft media, (6) Melakukan validasi ahli dan (7) Melakukan uji coba/ tes dan revisi.

Penelitian pengembangan ini mengikuti prosedur pengembangan yang sudah ada, mulai dari menganalisis kebutuhan sampai melakukan uji coba dan kemudian produksi.


(18)

8 Menurut Borg dan Gall dalam Wahyudi (2011:1) setidaknya terdapat sepuluh langkah dalam melakukan penelitian pengembangan, yaitu:

(1) Research and information collecting; yaitu merumuskan kerangka penelitian;(2) Planning; yaitu merumuskan kecakapan daaan keahlian yang berkaitan dengan permasalahan;(3) Develop preliminary form of product; yaitu mempersiapkan komponen pendukung; (4) Preliminary field testing; yaitu melakukan uji coba awal; (5) Main product revision; melakukan perbaikan terhadap produk awal; (6) Main field testing; yaitu uji coba utama secara luas; (7) Operational product revision; yaitu melakukan perbaikan setelah uji coba secara luas; (8) Operational field testing; yaitu uji vlidasi terhadap produk yang sudah diperbaiki; (9) Final product

revision; yaitu perbaikan akhir terhadap model produk yang dikembangkan; (10) Dissemination and implementation; yaitu menyebarluaska produk yang dikembangkan.

Berdasakan uraian di atas dalam penelitian pegembangan yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk maka harus melalui beberapa tahapan (prosedur) agar produk yang dihasilkan berkualitas baik, bermanfaat dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

B. Media Pembelajaran

Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan dan berfungsi menyampaikan pesan pembelajaran dari penyampai pesan (guru) kepada penerima pesan (siswa).

Susilana dan Riyana (2007: 5) menjelaskan bahwa kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau penghantar.


(19)

9 Susilana dan Riyana (2007: 6) mengemukakan bahwa:

Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/software). Dengan begitu, media pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan, namun yang terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi belajar yang dibawakan oleh media tersebut.

Media pembelajaran merupakan semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran yang dapat berupa hardware

dan software. Media pembelajaran memiliki cakupan yang sangat luas, karena semua sumber yang diperlukan dalam pembelajaran merupakan

media pembelajaran.

Sedangkan menurut National Education Associaton dalam Sudrajat (2008:1) Media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras yang dapat digunakan dalam pembelajaran utuk mempemudah proses pembelajaran.

Menurutnya media pembelajaran mempunyai beberapa fungsi diantaranya: (a) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik

berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. (b) Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang

dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial. (c) Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. (d) Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya. (e) Media menghasilkan keseragaman pengamatan. (f) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis. (g) Media membangkitkan keinginan dan minat baru. (h) Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk


(20)

10 belajar. (i) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak.

Media pembelajaran mempunyai beberapa fungsi dalam proses pembelajaran diantaranya membangkitkan keinginan dan minat baru, menumbuhkan motivasi belajar dan memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak dan lain-lain tergantung dari jenis media yang digunakan.

Menurut Sudrajat (2008:2) terdapat berbagai jenis media belajar antara lain: (1) Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik. (2) Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan

sejenisnya. (3) Projected still media : slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya. (4) Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.

Berdasarkan pengertian di atas, maka media pembelajaran merupakan segala sesuatu (baik benda hidup maupun benda mati) yang dapat menyalurkan pesan dari suatu sumber, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar secara efisien dan efektif pada diri peserta didik. Sedangkan beberapa manfaat dari penggunaan media pembelajaran antara lain adalah dapat memperjelas penyajian pesan informasi, dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga menimbulkan motivasi belajar, interaksi secara langsung antara siswa dan

lingkungannya dan meningkatkan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya tanpa kepasifan.


(21)

11 C. Alat Peraga IPA

Alat alat peraga pembelajaran adalah semua benda dan sarana yang dapat

digunakan dalam proses pembelajaran agar dapat memperjelas dan mempermudah peserta didik dalam memahami materi pelajaran.

Gumawam (1996) mendefinisikan alat peraga pembelajaran (teaching aids audiovisual ) adalah alat-alat yang digunakan oleh guru pada saat mengajar untuk memperjelas materi pelajaran dan mencegak terjadinya verbalisme pada siswa Sedangkan alat peraga IPA sederhana merupakan benda yang digunakan untuk mempermudah pemahaman materi IPA dan terbuat dari bahan yang mudah dan murah harganya, serta dapat dibuat secara mudah oleh guru mata pelajaran IPA. Proses belajar mengajar di sekolah mencakup penyajian berbagai mata pelajaran baik untuk kepentingan melanjutkan pendidikan maupun untuk bekal pengetahuan dan keterampilan. Proses Belajar -Mengajar akan menarik dan merangsang rasa ingin tahu serta para peserta didik ingin mencoba jika proses belajar-mengajar tersebut dilengkapi dengan alat peraga, sehingga mengaktifkan belajar para peserta didik.

Proses belajar-mengajar di sekolah harus disajikan dengan bentuk kongkrit sesuai dengan tingkat perkembangan berpikir peserta didik pada jenjang pendidikan tertentu. Itulah sebabnya alat peraga dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan. Keterbatasan tingkat berpikir peserta didik harus sebenarnya melalui percobaan atau dengan menggunakan alat peraga.


(22)

12 D. Pesawat Sederhana

Pada materi usaha dan energi untuk kelas VIII MTs terdapat berbagai bagian-bagian materi yang akan diajarkan kepada siswa, salah satunya adalah materi pesawat sederhana pada kompetensi dasar 5.4 melakukan percobaan tentang pesawat sederhana dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Adapun materi tersebut dalam buku Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar Panduan IPA Terpadu untuk Kelas VIII SMP/MTs yang ditulis oleh Wakis (2008).

1. Pengertian Pesawat Sederhana

Pesawat sederhana adalah alat sederhana yang dipergunakan untuk mempermudah manusia melakukan usaha.

2. Macam-macam Pesawat Sederhana

Pesawat sederhana berdasarkan prinsip kerjanya dibedakan menjadi beberapa macam yaitu tuas/pengungkit, bidang miring, katrol dan roda berporos. Pesawat sederhana mempunyai keuntungan mekanik yang didapatkan dari perbandingan antara gaya beban dengan gaya kuasa sehingga memperingan kerja manusia. Untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu persatu.

a. Tuas/Pengungkit

Tuas/pengungkit berfungsi untuk mengungkit, mencabut atau mengangkat benda yang berat.


(23)

13 Bagian-bagian pengungkit:

Gambar 2.1 Tuas/Pengungkit

A = titik kuasa T = titik tumpu B = titik beban F = gaya kuasa (N) w = gaya beban (N)

lk = lengan kuasa (m) lb = lengan beban (m)

Tuas Jenis pertama

Yaitu tuas dengan titik tumpu berada diantara titik beban dan titik kuasa.

Gambar 2.2 Tuas Golongan Pertama Keterangan Gambar:

B = Titik Beban T = Titik Tumpu K = Kuasa


(24)

14 2) Tuas Jenis kedua

Yaitu tuas dengan titik beban berada diantara titik tumpu dan titik kuasa.

Gambar 2.3 Tuas Golongan Ketiga Keterangan Gambar:

B = Titik Beban T = Titik Tumpu K = Kuasa

Contoh : gerobak beroda satu, alat pemotong kertas, dan alat pemecah kemiri, pembuka tutup botol.

3) Tuas Jenis ketiga

Yaitu tuas dengan titik kuasa berada diantara titik tumpu dan titik beban.

Gambar 2.4 Tuas Golongan ketiga Keterangan Gambar:

B = Titik Beban T = Titik Tumpu K = Kuasa


(25)

15 Keuntungan Mekanik Tuas

Keuntungan mekanik pada tuas adalah perbandingan antara gaya beban (w) dengan gaya kuasa (F), dapat dituliskan

KM = w/F atau KM = lk/lb

Keuntungan mekanik pada tuas bergantung pada masing-masing lengan. Semakin panjang lengan kuasanya, maka keuntungan mekaniknya akan semakin besar.

b. Bidang Miring

Bidang miring merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang digunakan untuk memindahkan benda dengan lintasan yang miring.

Prinsip Kerja Bidang Miring

Gambar 2.5 Prinsip Bidang Miring Keteraga Gambar:

S = panjang lintasan bidang miring H = ketinggian bidang

W = gaya berat F = gaya kuasa


(26)

16 Keuntungan mekanik bidang miring

Keuntungan mekanik bidang miring bergantung pada panjang landasan bidang miring dan tingginya. Semakin kecil sudut kemiringan bidang, semakin besar keuntungan mekanisnya atau semakin kecil gaya kuasa yang harus dilakukan. Keuntungan mekanik bidang miring dirumuskan dengan perbandingan antara panjang (l) dan tinggi bidang miring (h).

KM = l/h. Pemanfaatan bidang miring dalam kehidupan sehari-hari terdapat pada tangga dan jalan di daerah pegunungan.

c. Katrol

Katrol merupakan roda yang berputar pada porosnya. Biasanya pada katrol juga terdapat tali atau rantai sebagai penghubungnya. Berdasarkan cara kerjanya, katrol merupakan jenis pengungkit karena memiliki titik tumpu, kuasa, dan beban. Katrol digolongkan menjadi tiga, yaitu katrol tetap, katrol bebas, dan katrol majemuk.

1) Katrol tetap

Gambar 2.6 Katrol Tetap Keteragan Gambar 2.5

F = gaya kuasa W = gaya berat


(27)

17 B = Lengan beban

A = Lengan kuasa

Katrol tetap merupakan katrol yang posisinya tidak berpindah pada saat digunakan. Katrol jenis ini biasanya dipasang pada tempat tertentu. Contoh : katrol yang digunakan pada tiang bendera dan sumur timba.

Keuntungan mekanik

Pada katrol tetap, panjang lengan kuasa sama dengan lengan beban sehingga keuntungan mekanik pada katrol tetap adalah 1, artinya besar gaya kuasa sama dengan gaya beban.

2) Katrol bebas

Gambar 2.7 Katrol Bebas

Keteragan Gambar 2.5 F = gaya kuasa

W = gaya berat A = Lengan beban B = Lengan kuasa

Berbeda dengan katrol tetap, pada katrol bebas kedudukan atau posisi katrol berubah dan tidak dipasang pada tempat tertentu. Katrol jenis ini biasanya ditempatkan di atas tali yang kedudukannya dapat berubah. Salah satu ujung tali diikat pada tempat tertentu. Jika ujung yang lainnya ditarik maka katrol akan


(28)

18 bergerak. Katrol jenis ini bisa kita temukan pada alat-alat pengangkat peti kemas di pelabuhan.

Keuntungan mekanik

Pada katrol bebas, panjang lengan kuasa sama dengan dua kali panjang lengan beban sehingga keuntungan mekanik pada katrol tetap adalah 2, artinya besar gaya kuasa sama dengan setengah dari gaya beban.

3) Katrol majemuk /takal

Gambar 2.8 Katrol Majemuk Keteragan Gambar 2.5

F = gaya kuasa W = gaya berat

Katrol majemuk merupakan perpaduan dari katrol tetap dan katrol bebas. Kedua katrol ini dihubungkan dengan tali. Pada katrol majemuk, beban dikaitkan pada katrol bebas. Salah satu ujung tali dikaitkan pada penampang katrol tetap. Jika ujung tali yang lainnya ditarik maka beban akan terangkat beserta bergeraknya katrol bebas ke atas.

Keuntungan mekanik

Keuntungan mekanik pada katrol majemuk adalah sejumlah tali yang digunakan untuk mengangkat beban.


(29)

(30)

Lampiran 1

INSTRUMEN DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA DENGAN BEBERAPA SISWA MTsN PRINGSEWU

1. Apakah ada ruang laboratorium di sekolah Anda?

2. Apakah alat-alat yang ada di laboratorium sudah lengkap?

3. Bagaimanakah proses pembelajaran pada mata pelajaran fisika di sekolah Anda?

4. Apakah pernah dilakukan praktikum pada saat proses pembelajan mata pelajaran fisika, khususnya pada materi pesawat sederhana?

5. Apakah perlu dibuat suatu alat peraga untuk membantu membelajarkan materi pesawat sederhana agar Anda lebih mudah memahaminya?


(31)

Lampiran 2

INSTRUMEN DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA DENGAN GURU FISIKA MTsN PRINGSEWU

1. Berapakah frekuensi praktikum/ penggunaan alat peraga pada pembelajaran fisika kelas VIII dalam 1 tahun pembelajaran?

2. Berapakah jenis alat peraga pembelajaran fisika yang dimiliki oleh sekolah?

3. Apakah kendala yang dialami sehingga pembelajaran tidak menggunakan alat peraga/praktikum?

4. Apakah sudah tersedia alat peraga fisika untuk materi pesawat sederhana? 5. Apakah perlu dibuat suatu alat peraga fisika untuk materi pesawat


(32)

Lampiran 3

FORMAT LEMBAR KERJA SISWA (LKS) YANG DIRENCANAKAN

Lembar Kerja Siswa (LKS) diproduksi menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menentukan desain LKS .

2. Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar pembelajaran. 3. Menentukan indikator ketercapaian pembelajaran.

4. Menentukan tujuan pembelajaran. 5. Membuat isi LKS , yang meliputi :

a. Teori dasar yang ada di buku siswa

b. Panduan untuk melakukan percobaan dengan menggunakan alat peraga pesawat sederhana.

c. Memberikan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan hasil percobaan yang menuntun dalam penarikan kesimpulan.


(33)

Lampiran 4

PEMETAAN/ANALISIS SK-KD

SEKOLAH : MTsN Pringsewu

MATAPELAJARAN :IPA Fisika

KELAS/ SEMESTER : VIII / 2

Tabel LP4.a. Pemetaan SK/KD

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar

Tk. Ranah KD Indikator Pencapaian Tk. Ranah IPK Materi Pokok

Ruang Lingkup Alokasi

Waktu

Nilai Karakter

1 2 3 4

5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari 5.4 Melakukan percobaan tentang pesawat sederhana dan penerapanny a dalam kehidupan

C 4 a. Kognitif 1. Produk a) Menjelaskan pengertian dari pesawat saderhana. b) Menjelaskan macam-C 1

Gaya √ 4 x 45

menit

Karakter: berfikir kreatif, logis, teliti, jujur, bertanggung jawab, peduli serta berprilaku santun.


(34)

sehari-hari macam pesawat sderhana. c) Menjelaskan keuntungan mekanis pesawat sederhana. d) Menyebutka n macam-macam pesawat sederhana yang ada di sekitar siswa. 2. Proses melakukan eksperimen pada materi pesawat sederhana yang meliputi kegiatan C 2 C 3 C 2 bekerjasama, menyampaikan pendapat, menjadi pendengar yang baik, dan menanggapi pendapat orang lain dengan baik.


(35)

sebagai berikut : a) Merumuskan

hipotesis. b) Melakukan

eksperimen. c) Membuat

tabel

pengamatan. d) Melakukan

analisis data. e) Merumuskan

kesimpulan.

b. Psikomotor

1. Merakit pesawat sederhana (tuas, katrol dan bidang miring) dari bahan-bahan bekas yang sudah


(36)

disediakan. 2. Mengubah

variabel berat benda , lengan beban, lengan gaya, dan besar sudut untuk menyelidiki apa hubungan dari keempat variabel tersebut.


(37)

Lampiran 5

SKENARIO PENGEMBANGAN DAN SPESIFIKASI PRODUK YANG DIKEMBANGKAN

I. Standar Kompetensi

5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.

II. Kompetensi Dasar

5.4 Melakukan percobaan tentang pesawat sederhana dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator A. Kognitif

1. Produk:

a) Menjelaskan pengertian pesawat sederhana b) Menjelaskan macam-macam pesawat sederhana

c) Menjelaskan apa itu keuntungan mekanis dari pesawat sederhana d) Menyebutkan macam-macam pesawat sederhana yang ada di sekitar

siswa

2. Proses:

Menganalisis keuntungan mekannis dari pesawat sederhana dengan melakukan eksperimen yang meliputi kegiatan sebagai berikut:

f) Merumuskan hipotesis. g) Melakukan eksperimen. h) Membuat tabel pengamatan. i) Melakukan analisis data. j) Merumuskan kesimpulan.


(38)

B. Psikomotor:

1. Merakit pesawat sederhana (tuas, katrol dan bidang miring) dari bahan-bahan bekas yang sudah disediakan.

2. Mengubah variabel berat benda , lengan beban, lengan gaya, dan besar sudut untuk menyelidiki apa hubungan dari keempat variabel tersebut.

C. Afektif

1. Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: a) jujur

b) mandiri

c) tanggung jawab

2. Mengembangkan keterampilan sosial, meliputi: a) bertanya,

b) menyumbang ide atau berpendapat, c) menjadi pendengar yang baik, d) berkomunikasi

Sinopsis

Pengembangan yang dilakukan adalah pembuatan media pembelajaran berupa alat peraga praktikum SMP pada materi pesawat sederhana. Alat peraga ini dapat digunakan untuk mengamati keuntungan mekanik dari penggunaan pesawat sederhana dengan metode eksperimen. Alat ini dilengkapi dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Buku Siswa (BS) yang digunakan sebagai penuntun praktikum, mulai dari kegiatan prapraktikum, hingga penarikan kesimpulan, dan evaluasi.

Alat peraga yang dikembangkan berupa alat yang dapat menunjukkan keuntungan mekanis pada sistem kerja pesawat sederhana.


(39)

Untuk mempelajari konsep pesawat sederhana, alat peraga tersebut juga dapat digunakan untuk bereksperimen melihat keuntungan mekanik dari penggunaan pesawat sederhana. Berdasarkan spesifikasi produk yang direncanakan, kemudian dibuat desain produk yang ingin dikembangkan.

Desain produk tersebut adalah: a. Tuas Golongan Pertama

Bagian-Bagian Tuas antara lain Beban, tumpuan, lengan beban dan lengan kuasa.


(40)

(41)

Lampiran 6

SILABUS PEMBELAJARAN IPA SMP/MTS

Sekolah : MTs N Pringsewu

Kelas : VIII

Mata Pelajaran : IPA Semester : 2 (DUA)

Standar Kompetensi : 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari

Kompetensi Dasar

Materi Pokok/ Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk

Instrumen Contoh Instrumen 5.1 Melakuka n percobaan tentang pesawat sederhana dan penerapan nya dalam kehidupan sehari-hari Melakukan percobaan tentang pesawat sederhana (Tuas, Katrol, bidang miring) Diskusi untuk memecahkan masalah yang berhubunan dengan Menunjukkan penggunaan beberapa pesawat sederhana yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari misalnya tuas (pengungkit), katrol tunggal baik yang tetap maupun yang bergerak, bidang miring, dan roda gigi

Tes unjuk kerja

Uji petik kerja prosedur dan produk Lakukan percobaan dengan menggunakan alat-alat untuk menemukan konsep pesawat sederhana

6x40’ Buku siswa, LKS, Alat-alat praktek


(42)

pesawat sederhana (gear)

Menyelesaikan masalah secara kuantitatif sederhana yang berhubungan dengan pesawat sederhana

Tes tulis Isian Untuk memudahkan melakukan pekerjaan manusia.

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )

Rasa hormat dan perhatian ( respect )

Tekun ( diligence )

Tanggung jawab ( responsibility )

Ketelitian ( carefulness)

Mengetahui,

Kepala Sekolah MTsN Pringsewu

Hilman S.Ag M.Pd.I

Pringsewu, Febuari 2013

Guru Mapel Ilmu Pengetahuan Alam


(43)

(44)

Lampiran 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : MTsN Pringsewu Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Semester : VIII/2

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

I. Standar Kompetensi : Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari

II. Kompetensi Dasar : Melakukan percobaan tentang pesawat sederhana dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

III. Indikator A. Kognitif

1. Produk:

a) Menjelaskan pengertian pesawat sederhana b) Menjelaskan macam-macam pesawat sederhana

c) Menjelaskan apa itu keuntungan mekanis dari pesawat sederhana d) Menyebutkan macam-macam pesawat sederhana yang ada di sekitar

siswa

2. Proses:

Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki hubungan antara gaya, berat benda, lengan beban dan lengan gaya meliputi:

a) merumuskan masalah tentang pesawat sederhana,

b) merumuskan hipotesis hubungan antara gaya, berat benda, lengan beban dan lengan gaya

c) mengidentifikasi variabel manipulasi yaitu berat beban dan lengan gaya,


(45)

e) mengidentifikasi variabel kontrol ,

f) melaksanakan eksperimen untuk mencari hubungan antara gaya, berat benda, lengan beban dan lengan gaya,

g) membuat tabel pengamatan antara gaya, berat benda, lengan beban dan lengan gaya,

h) melakukan analisis data antara gaya, berat benda, lengan beban dan lengan gaya,

i) merumuskan kesimpulan antara gaya, berat benda, lengan beban dan lengan gaya.

B. Psikomotor:

1. Merakit pesawat sederhana (tuas, katrol dan bidang miring) dari bahan- bahan bekas yang ada disekitar kita.

2. Mengubah variabel berat benda , lengan beban, lengan gaya pada tuas untuk menyelidiki apa hubungan dari ketiga variabel tersebut.

C. Afektif

1. Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: a) jujur

b) mandiri

c) tanggung jawab

2. Mengembangkan keterampilan sosial, meliputi: a) bertanya,

b) menyumbang ide atau berpendapat, c) menjadi pendengar yang baik, d) berkomunikasi


(46)

IV. Tujuan Pembelajaran: A. Kognitif

1. Produk:

a) Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar siswa dapat menjelaskan pengertian pesawat sederhana.

b) Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa mampu menjelaskan macam-macam pesawat sederhana.

c) Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa mampu menjelaskan apa itu keuntungan mekanis dari pesawat sederhana. d) Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa mampu

menyebutkan macam-macam pesawat yang ada disekitar kita.

2. Proses:

a) Diberikan LKS SMP yang telah dimodifikasi agar siswa dapat melakukan eksperimen untuk menyelidiki sistem bidang miring, tuas ata pengngit dan katrol sesuai rincian tugas kinerja yang ditentukan di LP 2: Proses meliputi: merumusan masalah, merumuskan hipotesis, melaksanakan eksperimen, melakukan analisis data, dan merumuskan kesimpulan.

B. Psikomotor:

1. Diitugaskan siswa membawa barang-barang bekas yang terkait tentang pesawat sederhana dan siswa dapat merakit pesawat sederhana sesuai rincian tugas kinerja yang ditentukan pada LP Psikomotor.

2. Disediakan berat beban yang berbeda sehingga siswa dapat mengubah variabel beban dan panjang lengan beban itu sesuai rincian tugas kinerja di LP 3: Psikomotor.


(47)

C. Afektif 1. Karakter

Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa dinilai pengamat Membuat kemajuan dalam menunjukkan perilaku berkarakter meliputi: kejujuran, peduli, dan tanggung jawab sesuai LP 4: Pengamatan Perilaku Berkarakter.

2. Keterampilan sosial:

Terlibat dalam proses belajar mengajar berpusat pada siswa, paling tidak siswa dinilai pengamat Membuat kemajuan dalam menunjukkan keterampilan sosial bertanya, menyumbang ide atau berpendapat, menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi sesuai LP 5: Keterampilan Sosial.

V. Materi Pembelajaran : Usaha dan Energi

Buku IPA BSE Kelas VIII hal 279-298 VI. Alokasi Waktu : 4 x 40 menit

VII. Model dan Metode Pembelajaran:

Model Pembelajaran: Model Pembelajaran Contextual Teaching and learning

Metode Pembelajaran: Ceramah, Diskusi dan Eksperimen

VIII. Kegiatan pembelajaran A. Pendahuluan

Kegiatan

1. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran produk, proses, psikomotor, keterampilan sosial, dan perilaku berkarater.

2.

2. Memotivasi siswa dengan mencontohkan jenis-jenis pesawat sederhana yang ada disekitar kita.


(48)

B. Inti

Kegiatan

1. Menyajikan informasi berupa rumusan masalah tentang bagaimanakah hubungan antara besar gaya dengan besar beban dengan lengan gaya dan lengan beban dengan mengacu pada LKS SMP: Hubungan gaya yang digunakan dengan berat benda yang diangkat.

2.

2. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok kooperatif dan membagikan LKS SMP itu satu LKS tiap kelompok. Satu kelompok terdiri dari 5 – 6 siswa.

3. Membimbing siswa merumuskan hipotesis atas rumusan masalah yang telah diberikan di LKS tersebut sambil memberi kesempatan siswa dengan jujur melakukan evalusi-diri dengan LP 2: Proses yang dibagikan.

4.

4. Membimbing siswa mengidentifikasi variabel manipulasi, variabel respon, dan variabel kontrol, dengan cara menunjuk satu-dua siswa untuk aktif menyumbang ide dan meminta siswa lain mengulang ide temannya untuk mengecek apakah ia menjadi pendengar yang baik. 5. Membimbing kelompok melaksanakan eksperimen menggunakan Alat

Peraga sesuai langkah-langkah yang tertulis di LKS SMP itu dan mengisikan besar gaya agar sistem seimbang sesuai dengan beban yang diketahui itu pada kolom yang sesuai padaTabel 1. Bila ada siswa yang menunjukkan perilaku tidak peduli atau menunjukkan perilaku tidak bertanggung jawab segera diingatkan.

6. Membimbing siswa mengisi kolom jumlah gaya. Tekankan perlunya jujur dalam melakukan pengamatan dan mencatat hasil pengamatan itu di dalam tabel.

7. Satu-dua kelompok diminta mengisi Tabel 1 itu di papan tulis dan mengkomunikasikan pekerjaannya kepada kelas untuk memberi kemudahan guru melakukan evaluasi formatif dan memberi kesempatan siswa lain untuk belajar menjadi pendengar yang baik .

8. Melakukan evaluasi formatif dengan cara meminta satu-dua kelompok mempresentasikan dan meminta kelas menjadi pendengar yang baik dengan cara menunjuk siswa menanggapi presentasi itu dan dinilai. 9. Membimbing kelompok melakukan analisis dengan mengacu pada

bagian Analisis LKS SMP itu. Ditekankan perlunya ikut bertanggung jawab dan mendengarkan ide teman dalam tugas analisis ini.


(49)

10.Melakukan evaluasi formatif dengan cara meminta satu-dua kelompok mengkomunikasikan kinerjanya dan kelompok lain menjadi pendengar yang baik agar dapat memberi pendapat saat diminta guru.

11.Membimbing kelompok menarik kesimpulan dengan mengacu pada bagian Kesimpulan LKS SMP. Diingatkan agar aktif menyumbang ide atau berpendapat, dan belajar menjadi pendengar yang baik.

12

12.Melakukan evaluasi formatif dengan cara meminta satu-dua kelompok mengkomunikasikan kinerjanya dan kelompok lain diberi kesempatan menyumbang ide dan memberi pendapat.

13

13.Memberikan penghargaan kepada individu dan kelompok yang berkinerja baik dan amat baik dalam kegiatan belajar mengajar tersebut. C. Penutup

Kegiatan

1. Dengan melibatkan siswa menutup pelajaran dengan menyimpulkan ide-ide penting pelajaran hari ini.

2. dan memberi PR mencari tahu bagaimana hubungan antara besar lengan gaya dan besar gaya.

IX. Sumber Pembelajaran

1. Buku Ajar SMP/MTs : Hubungan Antara gaya, berat beban, lengan beban dan lengan gaya.

2. Kunci LKS SMP/MTs : Hubungan Antara berat beban, lengan beban dan lengan gaya.

3. Silabus

4. Buku SMP/MT IPA BSE X. Penilaian

1. Produk : LP-1 Tes produk dan kunci jawaban. 2. Proses : LP-2

3. Psikomotor : LP-3

4. Keterampilan Sosial dan perilaku berkarakter : LP-4


(50)

A. Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar! 1. Setiap alat yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia disebut …. a. katrol b. pesawat c. tuas d. mobil 2. Di bawah ini yang bukan merupakan tuas atau pengungkit adalah …. a. alat pencabut paku c. alat pemecah kemiri b. pisau d. sekop

3.Perhatikan gambar di bawah ini!

Titik tumpu pada alat tersebut terletak pada bagian ….

a. A b. B c. C d. D 4. Bidang miring memiliki kelemahan, yaitu ….

a. jarak yang ditempuh makin jauh c. membutuhkan tenaga yang lebih besar

b. jarak yang ditempuh makin dekat d. membutuhkan biaya yang lebih besar

5. Pesawat sederhana yang digunakan untuk mengangkat atau menarik benda ke atas adalah

a. tuas atau pengungkit c. katrol

b. bidang miring d. roda berporos


(51)

a. katrol c. tuas

b. bidang miring d. tanjakan

7. Gaya yang bekerja pada sebuah tuas disebut ….

a. titik tumpu c. titik kuasa

b. beban d. kuasa

8. Berikut ini yang termasuk tuas golongan ke tiga adalah …. a. alat pemecah kemiri c. jungkat-jungkit b. gerobak roda satu d. sekop

9. Berikut ini adalah macam-macam katrol, kecuali …. a. katrol tetap c. katrol bebas b. katrol tunggal d. katrol majemuk

10. Di bawah ini adalah contoh penggunaan roda berporos, kecuali ….

a. roda sepeda c. gerinda

b. dongkrak d. setir mobil

B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!

1. Pesawat sederhana dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu ....,...., dan... 2. Gaya yang bekerja pada tuas disebut …...

3. Penggunaan sekop merupakan tuas jenis ke …...

4. Permukaan datar yang menghubungkan dua tempat yang berbeda ketinggiannya disebut...

5. Katrol majemuk merupakan perpaduan antara katrol ...dan katrol ...

C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas! 1. Apakah kegunaan dari pesawat sederhana? Berikan contohnya!


(52)

2. Sebutkan contoh pengungkit jenis kedua!

3. Mengapa jalan di pegunungan dibuat berkelok-kelok? 4. Berikanlah contoh katrol bebas! Bagaimana ciri-cirinya?

5. Tuliskan beberapa contoh pesawat sederhana jenis roda berporos!

A. Pilihan Jamak (skor 2)

1. B 6. B

2. B 7. D

3. C 8. D

4. A 9. B

5. C 10. B

B. Isian Singkat

1. Tuas, Katrol, Pengungkit dan Roda Berporos (skor 6) 2. Kuasa (skor 6)

3. Golongan ke3 (skor 6) 4. Bidang Miring (skor 6)

5. Katrol tetap dan Katrol bebas (skor 6) C. Essay

1.Meringankan kerja / usaha manusia. (skor 12)

Contoh: Katrol: Untuk menimba air, Pengungkit: Memindahkan barang, Memotong sesuatu Bidang miring: Menaikan Drum ke atas mobil, Roda berporos: roda kendaraan.


(53)

3. Dengan dibuat berkelok-kelok pengendara kendaraan bermotor lebih mudah melewati jalan yang menanjak, meskipun jarak yang ditempuh semakin jauh, tetapi energi yang digunakan semakin ringan ata kecil. (skor 10)

4. Contoh Katrol bebsa yaitu: alat untuk memindahkan peti kemas di pelabuhan, mobil pengangkut sampah dll.

Pada katrol bebas ciri-cirinya yaitu katrolnya berbubah-ubah sesuai kebutuhan. (skor 12)

5. Setir mobil, setir kapal, roda kendaraan bermotor, gerinda. (skor 8)


(54)

Prosedur:

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Tugaskan siswa menguji sebuah hipotesis, pada tuas semakin panjang lengan kuasa maka semakin kecil gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban. Pada bidang miring semakin besar sudut maka semakin besar gaya yang

diperlukan untuk mengangkat gaya. Pada katrol tetap gaya angkat sama dengan gaya pada beban.

3. Siswa diminta untuk melakukan eksperimen sesuai materi yang ada di LKS. 4. Setiap kelompok medemonstrasikan hasil eksperimen mereka di depan kelas. 4. Penentuan skor kinerja siswa mengacu pada Format Asesmen Kinerja. 5. Berikan format ini kepada siswa sebelum asesmen dilakukan

6. Siswa diijinkan mengasesmen kinerja mereka sendiri.

Format Asesmen Kinerja Proses

No. Aspek Penilaian Kinerja Skor Maksimal

Siswa

1 2 3 4

1. Menentukan rumusan masalah 10 2. Menentukan rumusan hipotesis 10 3. Mengidentifikasi variabel manipulasi 10 4. Mengidentifikasi variabel respon 10 5. Mengidentifikasi variable kontrol 10 6. Keterampilan dalam melakukan eksperimen 10 7. Mengamati dan mencatat hasil percobaan. 10 8. Menghitung dan mengisi tabel hasil pengamatan 10 9. Teknik menganalisis data 10


(55)

Skor

Skor Maksimal 100


(56)

LP 2A

Format Penilaian Kinerja

Skor

Kemampuan/Keteram pilan Yang Dinilai

Skor

Kemampuan Mengorganisasi Tugas, Kerja, Atau

Kegiatan

Ketepatan Melaksanakan

Tugas 5 Siswa mempunyai

pemahaman yang jelas tentang maksud tugas yang diberikan.

Ia mampu

mengorganisasikan tugas dengan cara yang logis sesuai dengan suruhan yang diberikan. siswa mengamati, mengukur, mencatat dan melakukan kegiatan-kegiatan lainnya dengan benar dan aman.

4 Siswa membutuhkan sedikit bantuan untuk memahami tujuan kegiatan, tugas atau percobaan.

Ia mampu mengikuti instruksi, tapi membutuhkan beberapa bantuan dalam mengembangkan prosedur kerja/ kegiatan yang logis

Pengamatan, pengukuran, dan hasil kegiatan lainnya pada umumnya memuaskan, tapi masih ada kesalahan dalam ketepatan mencatat atau membahas. 3 Siswa membutuhkan

bantuan secukupnya untuk memahami tujuan kegiatan, tugas atau percobaan, serta dalam mengorganisasikan kerjanya.

Ia mampu mengikuti tugas/instruksi jika diberikan sejumlah bantuan yang berarti

Siswa banyak melakukan kesalahan, baik pencatatan, dan ketepatan dalam pencatatan atau pun hasil kerja lainnya

2 Siswa banyak bergantung pada bantuan dan dukungan agar mampu memahami

Bantuan tetap

dibutuhkan walaupun dalam instruksi yang sederhana.

Banyak pengamatan /unsur-unsur

bahasan luput diamati atau tidak


(57)

tujuan tugas/ kegiatan yang diberikan, dan melakukannya. Ketidaktepatan dalam pengamatan, pengukuran atau unsur-unsur hasil kerja lainnya. dicatat/dibahas/ dikerjakan.

1 Tidak memahami tujuan kegiatan, tugas atau percobaan yang diberikan serta tidak mampu melaksanakan walaupun dengan bantuan.

Siswa tidak mampu mengikuti

suruhan/instruksi dari tugas yang diberikan.

Pengamatan, pengukuran atau unsur-unsur hasil kerja lainnya tidak benar atau relevan dengan tugasnya

Lembar Penilaian Kinerja

No Nama Siswa

Tugas Kerja

Ilmiah Diskusi 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.


(58)

LP 2B

LEMBAR PENILAIAN DISKUSI DAN PRESENTASI Hanya digunakan untuk menilai kegiatan diskusi

Nilai 5 : Bila siswa berperan aktif dalam diskusi baik bertanya maupun menjawab, mampu mengajukan pertanyaan tingkat tinggi dan ide-ide baru.

Nilai 4 : Siswa aktif dalam diskusi baik bertanya maupun menjawab mampu mengajukan pertanyaan tingkat tinggi tapi tidak ada ide baru. Nilai 3 : Siswa aktif dalam diskusi baik bertanya maupun menjawab, mampu

mengajukan pertanyaan tingkat rendah

Nilai 2 : Siswa kurang aktif dalam diskusi hanya sesekali bertanya

Nilai 1 : Siswa pasif dan tidak mengajukan pertanyaan maupun memberikan jawaban

Lembar Penilaian Diskusi dan Presentasi

No Nama Siswa

Tugas Kerja

Ilmiah Diskusi 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1.

2. 3. 4. 5. 6.


(59)

7. 8. 9. 10.

LP 3 : PENILAIAN AFEKTIF

Lembar ini disusun untuk mengetahui sikap siswa selama mengikuti pembelajaran fisika.

Nama : ... Kelas : ...

No. Aspek sikap Skala sikap

1 2 3 4 5 Karakter

1 Logis

Berpendapat yang didasari argument Membuat hubungan sebab akibat

Aktivitas yang dilakukan memiliki tujuan yang jelas 2 Berpikir kreatif

Melakukan tindakan yang bersifat analisis

Mampu menentukan pilihan yang dianggap paling baik Mampu menciptakan alternatif yang lebih baik 3 Jujur

Melakukan kegiatan (mengamati, mencatat, menyimpulkan- keterampilan proses) dengan obyektif

Berargumen secara obyektif 4 Bekerja teliti

5 Bertanggung jawab 6 Peduli

7 Berperilaku santun Keterampilan Sosial

1 Bekerjasama,

2 Menyampaikan pendapat, 3 Menjadi pendengar yang baik, 4 Menanggapi pendapat orang lain


(60)

Skor

Skor Maksimal

LP 4: Psikomotor

LEMBAR PENILAIAN KINERJA

Nama :

Kelas :

No. Aspek Psikomotor

Skala Sikap

1 2 3 4

1. Melakukan pengamatan dan pengukuran

2. Melakukan perhitungan atau pengolahan data yang telah diperoleh

3. Penggunaan alat peraga dalam proses percobaan

4. Melakukan diskusi kelompok tentang data yang telah diperoleh dari percobaan

Skor Skor Maksimum


(61)

Punggur, ………. Guru Mata Pelajaran, Mahasiswa,

DAFTAR PUSTAKA

BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). 2007. Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, FISIKA DASAR 3A SMA/MA. Solo. PT Tiga serangkai Pustaka Mandiri.

http://fisikastudycenter.com/fisika-smp/59-pesawat-sederhana-kelas-viii-smp 14 Febuari 2013. Pukl 18.45 WIB

http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/03/pesawat-sederhana.html 15 Febuari 2013. Pukul 20.55 WIB

Wasis, Sukis dan Yuli Irianto. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar Panduan IPA Terpadu untuk Kelas IX SMP/MTs. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Pringsewu, Febuari 2013

Guru Mitra Guru Praktikan

Tri Apilastuti, S.Pd Rianto

NIP.19710405 199512 2 002 NPM. 0743022042

Mengetahui,


(62)

Hilman S.Ag, M.Pd.I

NIP.19670718 199803 1 002

Lampiran 8

BS-1

Buku Siswa Pelengkap Pembelajaran

Pesawat Sedehana

Setiap hari Senin, di sekolahmu tentu dilangsungkan upacara pengibaran bendera. Setiap peserta upacara mengikuti jalannya upacara dengan khidmat. Tiga orang petugas pembawa bendera berjalan menuju tiang bendera dengan rapi dan teratur. Bendera dikibarkan pada tiang bendera. Di ujung tiang bendera biasanya terdapat katrol yang digunakan untuk memudahkan bendera yang diikat pada tali ditarik atau dinaikan ke atas. Tahukah kamu, katrol merupakan salah satu jenis pesawat sederhana? Selain katrol, pada bab ini kamu juga akan mempelajari dan mengetahui jenis pesawat sederhana lainnya. Perhatikan gambar-gambar di atas! Pekerjaan manakah yang lebih

mudah dilakukan? Semua jenis alat yang digunakan untuk memudahkan

pekerjaan manusia disebut pesawat. Kesederhanaan dalam penggunaannya menyebabkan alat-alat tersebut dikenal dengan sebutan pesawat sederhana. Gabungan beberapa pesawat sederhana dapat membentuk pesawat rumit, contohnya mesin cuci, sepeda, mesin mobil, dan lain-lain. Selain bertujuan untuk memudahkan pekerjaan, pesawat sederhana juga dapat membuat pekerjaan menjadi lebih cepat diselesaikan.


(63)

Pesawat sederhana dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu tuas, bidang miring, katrol, dan roda berporos. Agar kamu lebih memahami keempat jenis pesawat sederhana tersebut, berikut akan dijelaskan satu persatu.

1. Tuas

Pernahkah kamu kesulitan menggeser bongkahan batu yang besar? Bagaimana caranya agar batu dapat digeser? Alat yang dapat membantu untuk

menggeser batu yang besar adalah linggis. Linggis merupakan salah satu jenis tuas. Tuas lebih dikenal dengan nama pengungkit. Pada umumnya, tuas atau pengungkit menggunakan batang besi atau kayu yang digunakan untuk mengungkit suatu benda. Terdapat tiga titik yang menggunakan gaya ketika kita mengungkit suatu benda, yaitu beban (B), titik tumpu (TT), dan kuasa (K). Beban merupakan berat benda, sedangkan titik tumpu merupakan tempat bertumpunya suatu gaya. Gaya yang bekerja pada tuas disebut

kuasa.Tuas/linggis dapat digambarkan secara sederhana.Berdasarkan posisi atau kedudukan beban, titik tumpu, dan kuasa, tuas digolongkan menjadi tiga, yaitu tuas golongan pertama, tuas golongan kedua, dan tuas golongan ketiga.

Gambar a. Tuas

Contoh Soal : (Sumber soal: EBTANAS SMP Tahun 1994-Modifikasi)


(64)

Besar Gaya kuasa (Fk) pada gambar di atas adalah....

A. 200 N B. 250 N C. 500 N D. 2000 N

Penyelesaian: F x Lk = W x Lb

F x (2) = 1000 x (0,5) F = 500 : 2 = 250 Newton

a. Tuas golongan pertama

Gambar c. Tuas Golongan Pertama

Pada tuas golongan pertama, kedudukan titik tumpu terletak di antara beban dan kuasa. Contoh tuas golongan pertama ini di antaranya adalah gunting, linggis, jungkat-jungkit, dan alat pencabut paku.

b. Tuas golongan kedua

Pada tuas golongan kedua, kedudukan beban terletak di antara titk tumpu dan kuasa. Contoh tuas golongan kedua ini di antaranya adalah gerobak beroda satu, alat pemotong kertas, dan alat pemecah kemiri, pembuka tutup botol.


(65)

Gambar d. Tuas Golongan kedua

c. Tuas Golongan ketiga

Adapun pada pengungkit jenis ketiga, kuasa terletak di antara titik tumpu dan beban. Contoh, sekop dan lengan.

Gambar e. Tuas Golongan ketiga 2. Bidang Miring

Ketika liburan kamu mungkin pernah mengunjungi daerah pegunungan bukan ? Jalan-jalan di sana ternyata dibuat berkelok-kelok. Mengapa demikian? Perhatikan gambar di samping! Jalan yang berkelok-kelok menuju pegunungan memanfaatkan cara kerja bidang miring. Bidang miring adalah permukaan rata yang menghubungkan dua tempat yang berbeda ketinggiannya. Dengan dibuat berkelok-kelok pengendara kendaraan bermotor lebih mudah melewati jalan yang menanjak. Orang yang memindahkan drum ke dalam bak truk dengan


(66)

menggunakan papan sebagai bidang miringnya. Dengan demikian, drum berat yang besar ukurannya lebih mudah dipindahkan ke atas truk. Bidang miring memiliki keuntungan, yaitu kita dapat memindahkan benda ke tempat yang lebih tinggi dengan gaya yang lebih kecil. Namun demikian, baidang miring juga memiliki kelemahan, yaitu jarak yang di tempuh untuk memindah-kan benda menjadi lebih jauh. Prinsip kerja bidang miring juga dapat kamu temukan pada beberapa perkakas, contohnya kampak, pisau, pahat, obeng, dan sekrup. Berbeda dengan bidang miring lainnya, pada perkakas yang bergerak adalah alatnya.

Gambar f. Contoh bidang miring

Contoh Soal :

Seorang anak memodifikasi sebuah katrol dan bidang miring untuk menaikkan sebuah balok seperti terlihat pada gambar berikut :

Gambar g. Contoh bidang miring Tentukan:

a) gaya yang diperlukan anak untuk menaikkan balok b) keuntungan mekanik sistem katrol dan bidang miring Penyelesaian:


(67)

a) gaya yang diperlukan anak untuk menaikkan balok F = h/S x W

F = 3/5 x 1200 = 720 Newton

Gaya F kemudian dibagi ke dua buah tali, satu dipegang anak dan satu lagi terikat pada tonggak, sehingga F untuk anak saja adalah:

Fanak = F : 2 =720 : 2 = 360 Newton

b) keuntungan mekanik sistem katrol dan bidang miring KM = W : Fanak = 1200 : 360 = 3,33

3. Katrol

Di awal pembahasan, kamu telah mengenal salah satu jenis pesawat sederhana yang ada di sekolahmu, yaitu katrol. Katrol merupakan roda yang berputar pada porosnya. Biasanya pada katrol juga terdapat tali atau rantai sebagai penghubungnya. Berdasarkan cara kerjanya, katrol merupakan jenis pengungkit karena memiliki titik tumpu, kuasa, dan beban. Katrol digolongkan menjadi tiga, yaitu katrol tetap, katrol bebas, dan katrol majemuk.

Contoh Soal : (Sumber soal: EBTANAS SMP Tahun 1995) Pehatian gambar di bawah ini..!

Gambar h. Contoh katrol


(68)

A.10 N B. 20 N C. 30 N D. 40 N Penyelesaian:

Perhatikan katrol warna merah tepat di atas beban, ada 3 tali yang menarik beban, sehingga

F = W : 3 F = 60 : 3 F = 20 Newton

a. Katrol tetap

Katrol tetap merupakan katrol yang posisinya tidak berpindah pada saat digunakan. Katrol jenis ini biasanya dipasang pada tempat tertentu. Katrol yang digunakan pada tiang bendera dan sumur timba adalah contoh katrol tetap.

Gambar i. Contoh katrol tetap

b. Katrol bebas

Berbeda dengan katrol tetap, pada katrol bebas kedudukan atau posisi

katrol berubah dan tidak dipasang pada tempat tertentu. Katrol jenis ini biasanya ditempatkan di atas tali yang kedudukannya dapat berubah, seperti tampak pada gambar di samping. Salah satu ujung tali diikat pada tempat tertentu. Jika ujung yang lainnya ditarik maka katrol akan bergerak. Katrol jenis ini bisa kita temukan pada alat-alat pengangkat peti kemas di pelabuhan.


(69)

Gambar j. Contoh katrol bebas c. Katrol majemuk

Katrol majemuk merupakan perpaduan dari katrol tetap dan katrol bebas. Kedua katrol ini dihubungkan dengan tali. Pada katrol majemuk, beban dikaitkan pada katrol bebas. Salah satu ujung tali dikaitkan pada penampang katrol tetap. Jika ujung tali yang lainnya ditarik maka beban akan terangkat beserta bergeraknya katrol bebas ke atas.

Gambar k. Contoh Katrol Majemuk.

4. Roda Berporos

Roda berporos merupakan roda yang di dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama. Roda berporos merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang banyak ditemukan pada alat-alat seperti setir mobil, setir kapal, roda sepeda, roda kendaraan bermotor, dan gerinda.


(70)

(71)

Daftar Pustaka

http://fisikastudycenter.com/fisika-smp/59-pesawat-sederhana-kelas-viii-smp 14 Febuari 2013. Pukl 18.45 WIB

http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/03/pesawat-sederhana.html 15 Febuari 2013. Pukul 20.55 WIB

Wasis, Sukis dan Yuli Irianto. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar Panduan IPA Terpadu untuk Kelas IX SMP/MTs. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.


(72)

Lampiran 9

Lembar Kerja Siswa

Pengantar Praktikum Pesawat Sederhana

LKS Pesawat Sederhana SMP/MTs VIII /Semester1I

Indikator Ketercapaian

1. Kognitif a. Produk

Menjelaskan pengertian pesawat sederhana Menjelaskan macam-macam pesawat sederhana

Menjelaskan apa itu keuntungan mekanis dari pesawat sederhana

Menyebutkan macam-macam pesawat sederhana yang ada di sekitar siswa

b. Proses

Merencanakan dan melaksanakan eksperimen untuk materi peawat sederhana, yang meliputi kegiatan:

a) merumuskan hipotesis, b) melaksanakan eksperimen, c) melakukan analisis data, d) merumuskan kesimpulan

Mengkomunikasikan hasil percobaan melalui presentasi dan diskusi

2. Psikomotor

Menggunakan alat peraga pada materi pesawat sederhana, mengetahui keutungan mekanis pesawat sederhana dan dapat menyebutan contoh-contohnya dalam kehidupan sehari-hari.

PESWATAWAT SEDERHANA

Standar Kompetensi:

5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari


(73)

LKS Pesawat Sederhana SMP/MTs VIII /Semester II 3. Afektif

Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: berpikir kreatif, kritis, dan logis; bekerja teliti, jujur, dan bertanggung jawab, peduli, serta berperilaku santun. Mengembangkan keterampilan sosial,meliputi: bekerja sama, bertanya,

menyampaikan pendapat, menjadi pendengar yang baik, dan menanggapi pendapat orang lain

Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti tahap-tahap pembelajaran dalam LKS, siswa diharapkan mampu:

1. Kognitif a. Produk

Menjelaskan pengertian pesawat sederhana Menjelaskan macam-macam pesawat sederhana

Menjelaskan apa itu keuntungan mekanis dari pesawat sederhana

Menyebutkan macam-macam pesawat sederhana yang ada di sekitar siswa b. Proses

Diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Buku Siswa (BS), siswa dapat

merencanakan dan melaksanakan eksperimen untuk materi peawat sederhana. Proses meliputi, merumuskan hipotesis, melaksanakan eksperimen, melakukan analisis data, dan merumuskan kesimpulan.

2. Psikomotor

Disediakan alat peraga pesawat sederhana, siswa dapat melakukan eksperimen pada materi pesawat sederhana, mengetahui keutungan mekanis pesawat sederhana dan dapat menyebutan contoh-contohnya dalam kehidupan sehari-hari.


(74)

LKS Pesawat Sederhana SMP/MTs VIII /Semester II 3. Afektif

Terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan mampu mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: berpikir kreatif, kritis, dan logis; bekerja teliti, jujur, dan bertanggung jawab, peduli, serta berperilaku santun.

Terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan mampu mengembangkan keterampilan sosial, meliputi: bekerjasama, bertanya, menyampaikan pendapat, menjadi pendengar yang baik, dan menanggapi pendapat orang lain.


(75)

LKS : Pesawat Sederhana

Archimedes lahir pada 287 SM di Syracues, koloni Yunani yang sekarang dikenal Sisilia. Keluarganya adalah kelas aristrokrat. Ayahnya, seorang

astronom yang bernama Pheidias yang mempunyai hubungan dengan Raja Hiron II yang berkuasa di Syreceus pada masa itu. Tak heran jika Archimedes berteman baik dengan Gelon, putra sang Raja. Kelak dua sahabat ini menjadi matematikawan andalan raja.

Suatu hari Archimedes tertarik dengan permainan 4 bocah di pantai dengan sebuah papan kayu yang mengapung. Mereka mencoba menyeimbangkan papan tersebut di atas batu karang setinggi pinggang. Salah seorang anak berdiri pada ujung papan, kemudian 3 teman lainnya meloncat ke ujung yang lainnya. Bocah yang sendirian itu kemudian terlempar ke atas. kemudian anak-anak ini menggeser papannya supaya hanya seperempat bagian pendek. Ketiga bocah itu menaiki bagian yang pendek di ujungnya. Anak yang keempat segera meloncat ke bagian yang panjang yang posisinya naik ke atas, yang efeknya langsung melempar teman-temannya ke udara.Archimedes sangat terpesona. Dia kemudian bertekad untuk memahami prinsip ini supaya benda yang ringan (seorang laki-laki) mampu mengangkat benda berat (tiga laki-laki). Walaupun pengungkit atau ungkitan telah ditemukan jauh sebelum Archimedes lahir, Archimedes yang mengembangkan teori untuk menghitung beban yang dibutuhkan untuk pengungkit tersebut itu.

Archimedes juga pernah ditugaskan oleh Raja Hiero II untuk merancang dan membuat kapal jenis baru untuk memperkuat angkatan laut raja Hiero II. Pada masa itu, kapal yang dibuat oleh Archimedes adalah kapal yang terbesar. Untuk dapat mengambang, kapal ini harus dikeringkan dahulu dari air yang menggenangi dek kapal. Karena besarnya kapal ini, jumlah air yang harus dipindahkanpun amat banyak. Karena ituArchimedes menciptakan sebuah alat

yang disebut “Sekrup Archimedes”. Dengan ini air dapat dengan mudah disedot dari dek kapal. Ukuran kapal yang besar ini juga menimbulkan masalah lain. Massa kapal yang berat, menyebabkan ia sulit untuk dipindahkan. Untuk mengatasi hal ini, Archimedes kembali menciptkan sistem katrol yang disebut

Compound Pulley”. Dengan sistem ini, kapal tersebut beserta awak kapal dan muatannya dapat dipindahkan hanya dengan menarik seutas tali. Kapal ini kemudian diberi nama Syracusia, dan menjadi kapal paling fenomenal pada zaman itu.


(76)

Langkah Percobaan :

Hasil Percobaan

1. Siapkan alat pesawat sederhana (tuas, bidang miring dan katrol tetap) yang ada dalam box.

2. Pasangkan dengan benar sesuai jenisnya masing-masing. 3. Ukur masing-masing alat sesuai yang diinginkan.

4. Perhatikan masing-masing alat yang di gunakan .

5. Catat besar gaya yang diperlukan pada masng-masing alat. 6. Berapa keuntungan mekanis pada masing-masing alat. 7. Tuliskan hasil percobaan pada lembar yang sudah disiapkan.


(77)

Analisis :

1. Bagaimanakah hasil percobaan yang telah Anda lakukan!

2. Apakah hasil percobaan dengan perhitungan sesuai dengan teori yang ada di buku siswa?

Kesimpulan :

1. Apakah hipotesis Anda diterima?

2. Apakah yang dapat Anda simpulkan dari percobaan yang telah dilakukan?

Setelah melakukan percobaan, carilah informasi tentang pesawat sederhana dari berbagai sumber dan hubungkan dengan hasil percobaan yang telah Anda lakukan!


(78)

Percobaan Sederhana

1. Bidang Miring

Tujuan: Untuk menunjukkan bahwa jalan berputar mengelilingi gunung merupakan bidang miring.

Alat dan Bahan: selembar kertas, penggaris, pensil, selotip, gunting.

Langkah Kerja:

1. Guntinglah kertas berukuran 13 cm x 13 cm.

2. Gambarlah garis diagonal pada kertas bujur sangkar yang kamu buat, kemudian guntinglah kertas mengikuti diagonal tersebut.

3. Warnai sisi terpanjang segi tiga kertas tersebut dengan pensil,

4. Rekatkanlah segi tiga kertas tersebut pada pensil, seperti tampak pada gambar. 5. Gulungkan kertas pada pensil.

Hasil: Sisi segi tiga yang berwarna, berbentuk seperti bidang miring. Gulungan kertas pada pensil membuatnya tampak seperti jalan melingkar atau sekrup.

Gambar a. Contoh bidang miring 1

Bidang miring adalah permukaan datar yang dicondongkan. Mengapa Jalan berputar sedikit demi sedikit, semakin tinggi.?


(79)

2. Bidang Miring II

Tujuan: Untuk mengetahui bahwa bidang miring dapat memudahkan pekerjaan.

Alat dan Bahan: tali 30 cm, botol selai 236 ml, gelang karet, penggaris, 2 buku.

Langkah Kerja:

1. Ikatkanlah pertengahan tali pada leher botol selai. 2. Ikatkan gelang karet pada tali.

3. Angkatlah tepi salah satu buku dan letakkan di atas buku yang satu lagi. 4. Letakkan botol selai di atas meja dekat buku yang mendatar.

5. Peganglah gelang karet dan angkatlah botol selai lurus ke atas, dan letakkanlah di atas buku yang menclatar.

6. Ukurlah dengan penggaris, berapa pertambahan panjang gelang karet. 7. Letakkanlah botol selai di dekat tepi bawah buku yang miring.

8. Peganglah gelang karet, kemud.jan tariklah botol selai sampai mencapai ketinggian buku yang mendatar.

9. Sekali lagi, ukurlah dengan penggaris berapa pertambahan panjang gelang karet.

Hasil: Perpanjangan gelang karet leibih besar, ketlKa diangkat lurus ke atas.

Gambar b. Contoh bidang miring 2

Mengapa kamu mengangkat botol selai sampai ketinggian yang sama, tetapi mengangkatnya lurus ke atas memerlukan usaha yang lebih besar?


(80)

3. Pengungkit

Tujuan: Untuk menunjukkan manfaat pengungkit.

Alat dan Bahan: 4 buku,2 pensil

Langkah Kerja:

1. Tumpukkan keempat buku.

2. Sisipkanlah kelingkingmu di bawah turnpukan buku, dan cobalah mengangkat buku-buku tersebut.

3. Sisipkanlah ujung runcing sebuah pensil di bawah tumpukan buku.

4. Letakkanlah pensil kedua di bawah pensil pertama, dekat tumpukan buku.

5. Tekanlah ujung bebas pensil pertama, untuk mencoba mengangkat tumpukan buku.

Hasil: Hanya dengan kelingking saja, sangat sulit mengangkat buku. Dengan bantuan kedua pensil, mudah untuk melakukannya.

Gambar c. Contoh pengungkit

Mengapa Kedua pensil membentuk pengungkit? Jelaskan bagaimana sistem kerja pada esperimen di atas!


(81)

4. itik Terbaik/ Pegungkit II

Tujuan: Untuk mengetahui bahwa posisi titik tumpuan pengungkit mempengaruhi kemampuan pengungkit.

Alat dan Bahan: penggaris, pensil, 30 buah mata uang 25 rupiah.

Langkah Kerja:

1. Buatlah pengungkit dengan meletakkan penggaris menyilang di atas pensil. 2. Geserkan pensil sampai ke bawah tanda 10 cm penggaris. Letakkanlah 10 mata

uang, antara tanda 2,5 cm dan ujung penggaris

3. Letakkan mata uang satu per satu di ujung yang satu lagi, kemudian catat jumlah mata uang yang harus diletakkan di ujung tersebut,, untuk dapat mengungkit kesepuluh mata uang di ujung lain.

4. Pindahkan pensil ke bawah tanda 20 cm penggaris

5. Sekali lagi letakkanlah 10 mata uang antara tanda 2,5 cm dan ujung penggaris. 6. Letakkan lagi mata uang satu-satu di ujung yang satu lagi, kemudian catat jumlah

mata uang yang harus diletakkan di ujung tersebut, untuk dapat mengungkit kesepuluh mata uang di ujung lain.

Hasil: Ketika pensil diletakkan di bawah tanda 20 cm penggaris, lebih banyak mata uang yang dibutuhkan untuk dapat mengangkat 10mata uang di ujung yang satu lagi.

Gambar d. Contoh Pengungkit 2


(82)

5. Katrol

Tujuan: Untuk menunjukkan bagaimana pesawat dapat memudahkan pekerjaan.

Alat dan Bahan: kelos benang kocong, 2 gelas kertas, 2 pensil, 20 mata uang, tali, supidol, gunting, selotip.

Langkah Kerja:

1. Tancapkanlah ujung runcing pensil pada kedua lubang kelos benang. Perhatikan agar masuknya pensil tersebut kencang, tidak longgar

2. Gantungkanlah kelos benang dan pensil-pensil pada tepi atas meja, dengan

menggunakan lingkaran-lingkaran tali. Kemudian tali direkatkan pada meja dengan selotip. Usahakan agar pensil-pensil itu mendatar.

3. Berilah nama A dan B pada kedua gelas dengan menggunakan selotip dan supidol. 4. Buatlah 2 buah lubang pada mulut tiap gelas, kemudian ikatkanlah tali berukuran

60 cm untuk tiap gelas, sebagaimana tampak dalam gambar.

5. Rekatkan tali gelas A pada pensil. Putarlah pensil ke arah depan, untuk menggulung seluruh panjang tali pada pensil itu.

6. Rekatkan tali gelas B pada kelos benang. Putarlah pensil ke arah belakang, untuk menggulung seluruh panjang tali pada kelos benang tersebut.

7. Masukkanlah 10 buah mata uang ke dalam gelas A.

8. Gelas 8 pada posisi tertinggi. Masukkanlah mata uang satu -persatu e dalam gelas B, sampai gelas B mulai bergerak turun.

9. Perhatikan jarak yang ditempuh gelas A dan gelas B.

Hasil: Perlu 6 atau 7 mata uang di dalam gelas B, untuk menaikkan 10 mata uang dalam gelas A. Gelas B bergerak lebih jauh daripada gelas A.


(83)

Gambar e. Contoh Katrol

Mengapa sekeliling kelos benang lebih besar dari keliling?


(84)

A. Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar! 1. Setiap alat yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia disebut …. a. katrol b. pesawat c. tuas d. mobil

2. Di bawah ini yang bukan merupakan tuas atau pengungkit adalah …. a. alat pencabut paku c. alat pemecah kemiri b. pisau d. sekop

3.Perhatikan gambar di bawah ini!

Titik tumpu pada alat tersebut terletak pada bagian ….

a. A b. B c. C d. D 4. Bidang miring memiliki kelemahan, yaitu ….

a. jarak yang ditempuh makin jauh c. membutuhkan tenaga yang lebih besar

b. jarak yang ditempuh makin dekat d. membutuhkan biaya yang lebih besar

5. Pesawat sederhana yang digunakan untuk mengangkat atau menarik benda ke atas adalah

a. tuas atau pengungkit c. katrol

b. bidang miring d. roda berporos 6. Bentuk ulir pada sekrup menggunakan prinsip ….

a. katrol c. tuas

b. bidang miring d. tanjakan


(85)

a. titik tumpu c. titik kuasa

b. beban d. kuasa

8. Berikut ini yang termasuk tuas golongan ke tiga adalah …. a. alat pemecah kemiri c. jungkat-jungkit b. gerobak roda satu d. sekop

9. Berikut ini adalah macam-macam katrol, kecuali …. a. katrol tetap c. katrol bebas b. katrol tunggal d. katrol majemuk

10. Di bawah ini adalah contoh penggunaan roda berporos, kecuali ….

a. roda sepeda c. gerinda

b. dongkrak d. setir mobil

B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!

1. Pesawat sederhana dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu …..., ...…, ...…, dan ...….

2. Gaya yang bekerja pada tuas disebut …... 3. Penggunaan sekop merupakan tuas jenis ke …...

4. Permukaan datar yang menghubungkan dua tempat yang berbeda ketinggiannya disebut...

5. Katrol majemuk merupakan perpaduan antara katrol ...… dan katrol... ….


(86)

C. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jelas! 1. Apakah kegunaan dari pesawat sederhana? Berikan contohnya!

2. Sebutkan contoh pengungkit jenis kedua!

3. Mengapa jalan di pegunungan dibuat berkelok-kelok?

4. Berikanlah contoh katrol bebas! Bagaimana ciri-cirinya?


(87)

Lampiran 10

Tabel Spesifikasi Lembar Penilaian

Tabel LP8.c. Tabel Spesifikasi Lembar Penilaian

Soal No-

Kriteria Penilaian Skor

1. a. Jika siswa menjawab pengertian pesawat sederhana dengan benar, mampu menyebutkan macam-macamnya serta memberikan contohnya.

b. Jika siswa hanya menjawab pengertian pesewat sederhana dan macam-macamnya tanpa contoh.

c. Jika siswa hanya menjawab pengertian pesawat sederhana dan contohnya saja dengan benar.

d. Jika siswa hanya dapat menjelaskan pengertian pesawat sederhana saja dengan benar.

25

20

15

10

2. a. Jika siswa menuliskan persamaan gaya kuasa dan keuntungan mekanik pada bidang miring, serta benar dalam perhitungan. b. Jika siswa menuliskan persamaan gaya kuasa saja tanpa

keuntungan mekanik pada bidang miring, serta benar dalam perhitungan.

c. Jika siswa menuliskan persamaan keuntungan mekanik saja pada bidang miring, serta benar dalam perhitungan.

d. Jika siswa menuliskan persamaan gaya kuasa dan keuntungan mekanik pada bidang miring, tetapi salah dalam perhitungan. e. Jika siswa menuliskan persamaan gaya kuasa dan keuntungan mekanik pada bidang miring saja tetapi belum menjawab isiya. f. Jika siswa menuliskan persamaan gaya kuasa dan keuntungan

mekanik pada bidang miring saja, tetapi masih salah atau terbalik persamaanya.

g. Jika siswa hanya menuliskan salah satu persamaan gaya kuasa atau keuntungan mekanik pada bidang miring saja tetapi masih salah dalam persamaannya.

25

20

20


(1)

27

X O

1. Metode wawancara

Metode wawancara digunakan untuk mengetahui dan menganalisis kebutuhan media pembelajaran.

2. Metode Observasi

Metode observasi dilakukan untuk mengetahuai sarana dan prasarana di sekolah yang menunjang proses pembelajaran.

3. Metode Angket

Metode angket digunakan untuk mengukur indikator program yang berkenaan dengan kriteria pendidikan, tampilan program, dan kualitas teknis. Instrumen meliputi dua tahap, yaitu angket uji ahli dan angket respon pengguna.

Instrumen angket uji ahli digunakan untuk menilai dan mengumpulkan data tentang kelayakan produk yang. Sedangkan instrumen angket respon pengguna digunakan untuk mengumpulkan data tingkat kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan produk.

4. Metode Tes Khusus

Metode tes khusus digunakan untuk mengetahui tingkat efektifitas ketergunaan produk yang dihasilkan sebagai media pembelajaran. Pada tahap ini produk digunakan sebagai sumber belajar, pengguna (siswa) diambil berdasarkan teknik acak atas dasar kesetaraan subjek penelitian untuk memenuhi kebutuhan berdasarkan analisis kebutuhan dan menggunakan desain penelitian One-Shot Case Study. Gambar dari desain yang digunakan adalah sebagai berikut:


(2)

28 Keterangan: X = Treatment, penggunaan alat peraga praktikum.

O = Hasil belajar siswa

Tes khusus ini dilakukan oleh satu kelas sampel siswa kelas VIII MTsN Pringsewu, pada tahap ini siswa menggunakan alat peraga praktikum sebagai media pembelajaran, kemudian siswa tersebut diberi soal test. Hasil post-test dianalisis ketercapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan nilai KKM yang harus terpenuhi.

D.Metode Analisis Data

Setelah data diperoleh, selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Data hasil observasi dan wawancara dijadikan sebagai latar belakang dilakukannya

penelitian ini. Data kesesuaian desain dan materi pembelajaran pada produk diperoleh dari ahli desain dan ahli materi melalui uji/validasi ahli. Data

kesesuaian tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk yang dihasilkan untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Data kemenarikan, kemudahan penggunaan dan kemanfaatan produk diperoleh melalui hasil uji lapangan kepada pengguna secara langsung.

Sedangkan data hasil belajar yang diperoleh melalui tes setelah penggunaan produk digunakan untuk menentukan tingkat efektivitas produk sebagai media pembelajaran.

Analisis data berdasarkan instrumen uji ahli dan lapangan dilakukan untuk menilai sesuai atau tidaknya produk yang dihasilkan sebagai sumber belajar dan media pembelajaran. Instrumen penilaian uji ahli baik uji spesifikasi maupun uji


(3)

29 kualitas produk oleh ahli desain dan ahli isi/materi, memiliki 2 pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan, yaitu: “Ya” dan “Tidak”. Revisi dilakukan pada konten pertanyaan yang diberi pilihan jawaban “Tidak”, atau para ahli memberikan masukan khusus terhadap media/prototipe yang sudah dibuat.

Analisis data berdasarkan instrumen uji satu lawan satu dilakukan untuk mengetahui respon dari siswa terhadap media yang sudah dibuat. Instrumen penilaian uji satu lawan satu memiliki 2 pilihan jawaban sesuai konten

pertanyaan, yaitu: “Ya” dan “Tidak”. Revisi dilakukan pada konten pertanyaan yang diberi pilihan jawaban “Tidak”. Data kemudahan, kemenarikan,

kemanfaatan dan efektifitas media sebagai sumber belajar diperoleh dari uji lapangan kepada siswa sebagai pengguna. Angket respon terhadap penggunaan produk memiliki 4 pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan, misalnya: “sangat menarik”, “menarik”, “kurang menarik” dan “tidak menarik”atau “sangat baik”, “baik”, “kurang baik” dan “tidak baik”.

Masing-masing pilihan jawaban memiliki skor berbeda yang mengartikan tingkat kesesuaian produk bagi pengguna. Penilaian instrumen total dilakukan dari jumlah skor yang diperoleh kemudian dibagi dengan jumlah total skor kemudian hasilnya dikalikan dengan banyaknya pilihan jawaban. Skor penilaian dari tiap pilihan jawaban ini dapat dilihat dalam Tabel 3.1.


(4)

30 Tabel 3.1 Skor Penilaian terhadap Pilihan Jawaban

Pilihan Jawaban Pilihan Jawaban Skor

Sangat menarik Sangat baik 4

Menarik Baik 3

Kurang menarik Kurang baik 2

Tidak menarik Tidak baik 1

Instrumen yang digunakan memiliki 4 pilihan jawaban, sehingga skor penilaian total dapat dicari dengan menggunakan rumus:

Hasil dari skor penilaian tersebut kemudian dicari rata-ratanya dari sejumlah sampel uji coba dan dikonversikan ke pernyataan penilaian untuk menentukan kualitas dan tingkat kemanfaatan produk yang dihasilkan berdasarkan pendapat pengguna. Pengkonversian skor menjadi pernyataan penilaian ini dapat dilihat dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Konversi Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas dalam Suyanto (2009:20)

Skor

Penilaian Rerata Skor Klasifikasi

4 3,26 - 4,00 Sangat baik

3 2,51 - 3,25 Baik

2 1,76 - 2,50 Kurang Baik

1 1,01 - 1,75 Tidak Baik

Sedangkan untuk data hasil post test digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas media, sebagai pembanding digunakan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)


(5)

31 pada materi di sekolah (Lampiran 12). Apabila 75% nilai siswa yang

diberlakukan uji coba telah mencapai KKM, dapat disimpulkan produk pengembangan layak dan efektif digunakan sebagai media pembelajaran.


(6)

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 BAGELEN GEDUNGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

2 10 48

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA REALIA PADA SISWA KELAS V SDN 7 WONODADI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN

2 16 63

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

23 110 52

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 53

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR DI SDN 1 PRINGSEWU TIMUR KECAMATAN PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 6 61

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BUATAN PADA SISWA KELAS III SDN I LUGUSARI KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2011/2012

0 6 46

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BUATAN PADA SISWA KELAS III SDN I LUGUSARI KECAMATAN PAGELARAN KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2011/2012

0 9 40

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN 2 SUMBEREJO BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 22 37

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN GERAK DASAR MELUNCUR MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS XI IPA I SMA BUDAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 37

PRODUKSI ALAT PERAGA IPA PESAWAT SEDERHANA BERBASIS “SCIENCE IN BOX” PADA SISWA MTsN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 27 149