68 Bermain ubleg yang lain adalah mencampurkan adonan ubleg yang ada
dengan tepung terigu sampai adonan itu agak keras dan bisa dibentuk, dengan adonan itu anak akan meremas adonan dengan kedua tangan untuk membentuk
suatu karya yang lain. Setelah mencoba membentuk satu karya anak akan merubah bentuk itu dengan bentuk yang lain dengan cara meremas adonan dengan
kedua tangan, dengan kegiatan itu anak juga telah mengekplorasi apa yang ada didalam pikirannya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Andang Ismail
2006: 85, tujuan dari motorik halus adalah untuk melatih anak agar terampil cermat menggunakan jari jemari dalam kehidupan sehari-hari khususnya
pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan unsur kerajinan dan keterampilan tangan
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Bermain Ubleg
Dalam sebuah kegaiatan bermain pasti ada faktor yang mendukung dan menghambat jalannya kegiatan tersebut. Seperti halnya dengan bermain ubleg
yang diterapkan di Kelompok Bermain Aisyiyah Az Zahra. Faktor yang mendukung bermain ubleg antara lain anak-anak sangat menyukai dan sangat
antusias mengikuti kegiatan bermain ubleg, karena anak-anak jarang menjumpai bermain ubleg. Selain itu dengan bermain ubleg dapat mengembangkan
kemampuan motorik halus yaitu sebagai alat untuk mengembangkan keterampilan gerak kedua tangan, mengembangkan koordinasi kecepatan tangan dengan gerak
mata, sebagai alat penguasaan emosi, dan mengembangkan kreativitas. Faktor lainnya adalah bahan dan alat bermain ubleg mudah dicari serta pembuatannya
yang mudah.
69
Sementara itu faktor penghambat dalam bermain ubleg adalah waktu
untuk melaksanakan kegiatan bermain ubleg sangat singkat sehingga anak-anak kurang puas dalam bermain. Anak-anak suka iseng dan dengan sengaja mengotori
baju temannya sampai temannya menangis. Selain itu, karena pelaksanaan kegiatan bermain ubleg di dalam kelas maka ruang gerak anak-anak terbatas
bahkan anak sering bersenggolan dengan anak yang lain sehingga membuat baju anak dan kelas menjadi kotor.
Dari berbagai faktor penghambat bermain ubleg yang ada guru biasanya memberikan solusi atau penanganan agar bermain ubleg bisa berjalan dengan
lancar. Cara-cara yang dilakukan guru yaitu bermain ubleg tetap di dalam kelas tetapi tidak menggunakan alas atau tidak menggunakan karpet agar karpet tidak
kotor, selain itu agar baju anak-anak tidak kotor guru menggulung lengan baju anak ke atas. Guru juga membagi anak-anak ke dalam kelompok agar anak tidak
terlalu banyak dan tidak bersenggolan dengan anak yang lain. Apabila ada anak yang dengan sengaja mengotori baju temannya atau membuat gaduh maka guru
akan memberikan sangsi pada anak tersebut. Sangsi itu berupa hukuman agar anak tersebut tidak boleh ikut bermain.
C. Keterbatasan Penelitian
Secara teoritis peneliti mengalami keterbatasan dalam menemukan referensi terkait dengan bermain ubleg.