24
4.4 Reaksi Siswa Dalam Pembelajaran
Hasil pembelajaran secara keseluruhan, sudah terangkum dalam lembar observasi
KBM yang diisi oleh teman peneliti. Peneliti bisa berkonsentrasi dalam mengajar. Dari tabel
reaksi siswa lembar observasi, terlihat respon yang menunjukkan bahwa siswa antusias saat
pembelajaran Fisika tentang jarak, perpindahan, koordinat posisi, kesetimbangan, dan titik
berat, semua siswa aktif dalam pembelajaran, siswa jadi termotivasi belajar, serta menambah
minat siswa dalam belajar Fisika. Hasil lembar observasi menunjukkan bahwa pembelajaran
jarak, perpindahan, dan koordinat posisi melalui game maze dan kesetimbangan, titik berat
melalui game bamboo square dikatakan berhasil.
4.5 Pemahaman Siswa
4.5.1 Pemahaman Siswa Tentang Konsep Game Maze, Jarak, Perpindahan, dan Koordinat
Posisi; serta Game Bamboo Square, Hukum Newton I Sebagai Syarat Kesetimbangan,
Kesetimbangan, dan Titik berat.
Dari data pretes diperoleh hasil bahwa 100 dari jumlah siswa di kelas tidak
mencapai standar ketuntasan minimal belum lulus. Nilai standar ketuntasan minimal yaitu 75.
Berdasarkan data pada tabel, yang berjumlah 29 siswa satu kelas nilainya di bawah 75. Serta
nilai rata – rata pretesnya pada tabel adalah 61,45. Sedangkan untuk postes, 100 siswa
memperoleh nilai di atas standar ketuntasan minimal lulus. Rata – rata nilai postesnya adalah
95,80. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep –
konsep Fisika yang diajarkan melalui games dibandingkan dengan sebelum diajarkan.
Data di atas didapat setelah KBM dilakukan, dimana siswa diberikan soal yang
jawabannya digunakan sebagai salah satu bahan analisa. Soal yang diberikan berjumlah 23
pertanyaan. Dari hasil evaluasi siswa, diperoleh 29 orang siswa yang nilainya berhasil memenuhi
standar kelulusan yaitu 75. Frekuensi jumlah siswa yang memiliki nilai antara 85 – 90 adalah 4
orang, sedangkan 4 siswa memiliki nilai antara 90 – 95 dan 21 siswa memiliki nilai antara 95 –
100. Dari
hasil evaluasi diketahui ada beberapa kelemahan siswa, diantaranya adalah siswa
kurang teliti membaca soal atau pertanyaan, keliru tentang yang mana game maze dan game
bamboo square, serta ketidak tahuan fungsi sepatu kets untuk keselamatan terutama pada
kaki dalam pengambilan data game, baik pada game maze maupun game bamboo square.
4.6 Tanggapan Siswa
4.6.1 Tanggapan Siswa Mengenai Pembelajaran Dengan Game Maze dan Game Bamboo
Square.
Setelah proses belajar mengajar selesai, guru memberikan kuisioner untuk
mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan game maze dan
game bamboo square. Dari hasil rekaman pembelajaran yang menggunakan lembar kuisioner
melalui game maze dan game bamboo square diperoleh data, sebanyak 89,28 siswa menjawab
bahwa pembelajaran dengan menggunakan Game maze dan Game bamboo square merupakan
hal baru bagi mereka dan sangat menarik dalam mempelajari Fisika. Untuk pertanyaan
selanjutnya ”apakah dengan media pembelajaran game maze dan game bamboo square anda
dapat termotivasi untuk belajar Fisika dan apakah dengan menerapkan pembelajaran game
25 maze
dan game bamboo square dapat meningkatkan hasil belajar anda”? sebanyak 96,55 siswa
menjawab “ya” dengan berbagai alasan sebagai berikut: a.
Lebih mudah memahami pelajaran yang diberikan dan mudah diingat.
b. Tidak
membosankan, udara sejuk, sedangkan di kelas terus udara panas. c.
Belajar sambil bermain menyenangkan dan jadi semangat belajar Fisika.
d. Mengasyikkan,
seru, dan lebih semangat dalam belajar Fisika. e.
Pembelajarannya menantang karena langsung dipraktekkan melalui game permainan.
Selebihnya sebanyak 3,45 siswa menjawab “tidak” dengan alasan, bahwa pembelajaran
dengan menggunakan game maze dan game bamboo square tetap ada rumusnya.
Dari jawaban ‐ jawaban tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan game maze dan game bamboo square diminati oleh siswa dan dapat
menambah motivasi mereka dalam belajar dan memahami pelajaran Fisika.
5. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Desain pembelajaran jarak, perpindahan, koordinat posisi, kesetimbangan, dan titik
berat dengan pendekatan pembelajaran kontekstual dan outdoor adalah melalui game maze
dan bamboo square. Dimana rencana pelaksanaan pembelajaran RPP dibuat berdasarkan
games outdoor.
Implementasi desain pembelajaran jarak, perpindahan, koordinat posisi,
kesetimbangan, dan titik berat dengan pendekatan pembelajaran kontekstual dan outdoor dapat
memenuhi standar kompetensi dan kompetensi dasar. Standar kompetensi dan kompetensi
dasar dijelaskan melalui indikator pembelajaran serta pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
yang direncanakan. Dari implementasi pembelajaran jarak, perpindahan, koordinat posisi,
kesetimbangan, dan titik berat, bahwa data menunjukkan hasil yang baik yaitu 100 jumlah
siswa di kelas memiliki nilai di atas 75, serta berhasil membuat siswa paham pada pelajaran
Fisika tentang jarak, perpindahan, koordinat posisi, kesetimbangan, dan titik berat.
Implementasi desain pembelajaran jarak, perpindahan, koordinat posisi,
kesetimbangan, dan titik berat dengan pendekatan pembelajaran kontekstual dan outdoor dapat
memotivasi siswa belajar Fisika. Dengan menggunakan game dalam pembelajaran Fisika, siswa
menjadi aktif, dan sangat antusias mengikuti pembelajaran. Serta sebanyak 96,55 siswa
menjawab bahwa pembelajaran melalui game dapat memotivasinya dalam belajar Fisika.
Dengan demikian penelitian ini dikatakan berhasil.
5.2 Saran Penelitian
Harapan penulis, penting bagi guru ‐ guru untuk berinovasi dalam mengajar
khususnya metode dan pendekatan di dalam mengajar. Selain kemampuan pemahaman tentang
Fisika yang dimiliki oleh para guru, penguasaan tentang metode mengajar dan pendekatan –
pendekatan pembelajaran Fisika juga sangat penting diterapkan. Maka penulis menyarankan
agar dikembangkan lagi metode mengajar khususnya pelajaran Fisika, melalui pendekatan
pembelajaran kontekstual dan outdor. Seperti, melalui game – game, misalnya game yang
menggunakan tali – temali dan sebagainya.