A. Perngertian Motivasi
Motivasi merupakan kemauan willingness untuk mengerjakan sesuatu Robbins, 1984. Kemauan tersebut tampak pada usaha
seseorang untuk mengerjakan sesuatu. Seseorang yang memiliki motivasi tinggi akan lebih keras berusaha daripada seseorang yang
memiliki motivasi rendah. Tetapi motivasi bukanlah perilaku. Ia merupakan proses internal yang kompleks Huse dan Bowditch 1973
yang tidak bisa diamati secara langsung, melainkan bisa dipahami melalui kerasnya usaha seseorang dalam mengerjakan sesuatu.
Menurut Certo 1985, motivasi merupakan bagian dalam innerstate pribadi seseorang yang menyebabkan seseorang
melakukan tindakan tertentu dengan cara tertentu. Para teoritisi psikologi yang telah menganalisis proses motivasional dalam diri
seseorang menemukan bahwa motivasi itu memiliki dua unsur, yaitu kebutuhan dan dorongan Sprinthall dan Sprinthall, 1987. Kebutuhan
merupakan kekurangan-kekurangan deficiency yang dimiliki oleh seseorang. Kekurangan-kekurangan ini bukan saja dalam aspek
fisiologis melainkan juga dalam aspek psikologis Robbins 1984; Sprinthall dan Sprinthall 1987. Kebutuhan-kebutuhan psikologi antara
lain berupa air, makanan, tidur, dan seks. Semuanya didasarkan pada kekurangan fisikal dalam tubuh manusia, sedangkan kebutuhan-
kebutuhan psikologis, antara lain berupa harga diri, pengakuan, kasih sayang, dan aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan psikologis ini
seringkali tampak lebih samar subtle dan lebih sulit diidentifikasi. Kebutuhan-kebutuhan, baik fisiologis maupun psikologis,
menimbulkan dorongan-dorongan drives untuk bertindak memenuhinya.
53
Gambar 6.1. Proses Motivasional
Secara teknis, proses dasar motivasional seseorang berawal dari adanya kekurangan dalam diri seseorang innerdeficiencies atau
kebutuhan yang belum terpenuhi unsatisfied needs. Kekurangan ini akan menimbulkan ketegangan tension yang mendorong seseorang
untuk bertindak drive. Selanjutnya dorongan ini membangkitkan seseorang untuk bertindak behavior untuk mencapai tujuan tertentu.
Apabila tujuan ini tercapai berarti kekurangan atau kebutuhannya terpenuhi satisfied need dan sekaligus menghilangkan ketegangan.
Sebaliknya, apabila tujuan ini belum tercapai, berarti kebutuhannya belum juga terpenuhi, maka akan timbul perilaku yang tidak tepat
inappropriate dalam bentuk penyerangan aggression atau ketidakhadiran absenteeism. Gambar 5.2 berikut, secara rinci
menjelaskan proses motivasional dalam diri seseorang.
54
Kebutuhan Dorongan
Perilaku Tujuan
Umpan Balik
Sumber: Kolasa, B 1969. Introduction to Behavioral Science in Bussiness, New York, John Wiley Sons, halaman 256.
Gambar 6.2. Proses Motivasional Perilaku
Dengan demikian, sebenarnya motivasi seseorang dalam organisasi, misalnya guru dalam sekolah sebagai pendidik formal,
berangkat dari adanya kebutuhan dalam dirinya. Kebutuhan ini membuat orang berperilaku atau bertindak untuk memenuhinya.
Dengan perkataan lain, bahwa seseorang itu melakukan aktivitas tertentu selalu didorong oleh motif tertentu, yaitu upaya memenuhi
kebutuhan dirinya. Itulah sebabnya, para teoritisi psikologi pendidikan yang membahas tentang motivasi selalu memasukkan teori-teori
kebutuhan sebagai salah satu bagian dari pembahasannya.
O. Beberapa Teori Kebutuhan Manusia