mempengaruhi. Usaha mempengaruhi itu terlihat dalam rangkaian kalimat “Prabowo-Hatta Cerdas, tegas, mampu mmemimpin Indonesia”. Kalimat ini
memiliki sugesti terhadap pembaca yang membacanya agar dapat mempengaruhi untuk memimpin calon presiden Prabowo dan Hatta.
Tidak jauh berbeda dengan kalimat yang sebelumnya. Pada kalimat no 39 sugesti ditunjukkan pada kalimat “Jokowi-Jusuf Kalla 2014, Mata hati kita”.
Dalam kalimat tersebut seolah mempengaruhi pembaca bahwa Jokowi dan Jusuf Kalla adalah pasangan yang sesuai dengan kata mata hati kita. Oleh karenanya
data ini termasuk dalam sugesti. kalimat 40 dan kalimat 41 teknik persuasif berupa sugesti ditunjukkan
dalam kalimat “Prabowo presidenku” dan “Jokowi presiden pilihanku, dari
Merauke sampai Sabang, Dari Pulau Rote sampai Miangas”. Kalimat-kalimat tersebut berusaha mensugesti dengan menyatakan dukungan terhadap Prabowo
dan Jokowi. Selain itu juga dengan kalimat selanjutnya yang juga menunjukkan adanya suatu usaha untuk mempengaruhi bahhwa masyaraka tdari Sabang hingga
Merauke dan dari Pulau Rote hingga Miangas juga memberikan dukungan terhadap Jokowi.
d. Konformitas
Seperti yang telah disebutkan dalam kajian teori di depan, konformitas adalah suatu keinginan atau tindakan untuk membuat diri serupa dengan sesuatu yang
lain. Selain itu konformitas juga berarti suatu mekanisme mental untuk menyesuaikan diri atau mencocokan diri dengan sesuatu yang diinginkan.
Konformitas juga banyak ditemukan dalam spanduk kampanye pemilu capres dan cawapres RI tahun 2014. Berikut ini adalah pembahasan tentang beberapa
spanduk yang menggunakan konformitas sebagai salah satu teknik persuasif Keraf 1994: 128.
42 PRESIDEN PILIHANKU No. 1
H. PRABOWO SUBIANTO PRESIDENnya RAKYAT PRIBUMI
cerdas, tegas, berani, tanggung jawab, ora ngapusi, ora korupsi GERakan BANGkit BUMI Gerbang Bumi Nusantara
Kode 03
43 RELAWAN JOKTENG
JOkowi jK TErbukti ora Ngapusi DARI JOGJA UNTUK INDONESIA
SAATNYA KEJUJURAN MEMIMPIN Dari Wong Cilik Untuk Wong cilik
Kode 07
44 Selamatkan Indonesia
PRABOWO HATTA PALING INDONESIA
Kode 08
45 WAJIK KLETIK
GULANE JOWO WONG BECIK MILIHE PRABOWO
PRABOWO HATTA Indonesia Bangkit
Kode 11
46 INDONESIA BUTUH PEMIMPIN YANG BERJIWA PANGLIMA
PRABOWO HATTA Indonesia Bangkit
Kode 12
Pada kalimat no 42 teknik persuasif yang berupa konformitas ditandai dengan adany
a kata “Prabowo Subianto, Presidennya rakyat pribumi. cerdas, tegas, berani, tanggung jawab, ora ngapusi, ora korupsi. Gerakan Bangkit Bumi
Gerbang Buni Nusantara ”. Dalam rangkaian kalimat tersebut calon presiden
berusaha menunjukkan bahwa dirinya adalah pribadi yang cerdas, tegas, berani, tanggung jawab, tidak akan berbohong, dan tidak akan korupsi. Selain itu calon
presiden juga berusaha menunjukkan bahwa dirinya adalah calon presiden bagi masyarakat kecil pribumi.
Teknik Konformitas selanjutnya juga digunakan dalam kalimat no 43. Dalam kalimat ini calon presiden menunjukkan bahwa dirinya merupakan orang
kecil seperti masyarakat Indonesia lainnya sehingga ia akan memperhatikan masyarakat kecil. Selain itu calon presiden juga berusaha menunjukkan bahwa
dirinya adalah pribadi yang jujur dan tidak pernah berbohong dalam memimpin Indonesia. Hal ini ditunjukkan dalam kata “Jokowi-JK terbukti ora ngapusi, mari
Jogja untuk Indonesia, saatnya kejujuran memimpin, mari wong cilik untuk wong cilik”.
“Selamatkan Indonesia Prabowo-Hatta Paling Indonesia”, kalimat disamping merupakan kalimat dari kalimat 44. Dalam kalimat tersebut, calon
presiden mencoba menginterpretasikan dirinya bahwa dirinya adalah yang paling tahu tentang Indonesia, yang mengenal Indonesia, dan masyarakatnya. Hal
tersebut terlihat dari kata “Prabowo-Hatta, Paling Indonesia”. Dalam data ini
calon presiden berusaha membuktikan bahwa dirinya mampu berbuat seperti rakyat banya.
Kalimat 45 juga menggunakan teknik persuasif berupa konformitas. Teknik konformitas terlihat dari kata
“Prabowo-Hatta Indonesia bangkit”. Dari kalimat tersebut dimaksudkan bahwa Indonesia akan bangkit dan menjadi lebih
baik jika dipimpin oleh Prabowo dan Hatta.