PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMEN DIVISION ( S T A D ) PADA SISWA KELAS V SD SETIA BUDI TELUKBETUNG SELATAN KOTA BANDARLAMPUNG

(1)

(2)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAM ACHIEVEMEN DIVISION ( S T A D ) PADA SISWA KELAS V SD SETIA BUDI

TELUKBETUNG SELATAN KOTA BANDARLAMPUNG

Oleh SUYANTO NPM. 1013069153

Berdasarkan observasi data awal yang diperoleh di SD Setia Budi Telukbetung Selatan aktivitas dan prestasi hasi belajar siswa masih rendah khususnya mata pelajaran IPS 14 siswa mendapatkan nilai diatas nilai 60 ( KKM ) dan dinyatakan.Tuntas atau 45,2% tuntas dan 17 siswa yang dinilainya dibawah KKM 54,8% belum dinyatan tuntas maka diupayakan untuk meningkatkan ativitas dan prestasi belajar siswa tersebut. Berdasarkan kenyataan di atas penelitian menerapkan model pembelajaran STAD ( Student Team Ahievemen Division ) yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran IPS pada materi Tokoh-tokoh yang berperan dalam peristiwa sejarah masa Hindu,Budha,Islam di Indonesia.Peneliti ini melibatkan 31 siswa terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan kelas V SD Setia Budi Telukbetung Selatan semester ganjil 2013-2014.

Peneliti menggunakan metode tindakan kelas ( PTK) dengan menggunakandu siklus. Masing-masingsiklus terdiri dari empat tahap yaitu perencana,pelaksana,observasi,dan refleksi, Pengumpulan data dilakukan dengan lembar kerja ,observasi siswa serta test hasil belajar disetiap siklus. Selanjutnya data dianalisis dengan cara analisis kualitatif dan kuantitatif.

Dari hasil analisis data menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran STAD ( Student Team Achiement Division ) dalam pembelajaran IPS siswa kelas V SD Setia Budi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil prestasi belajar siswa, Hal ini dapat dilihat dari presentase rata-rata aktivitasnya pada siklus I 54.9 dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 75,0 sedangkan nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I adalah 54,9 meningkat pada siklus II 75,0 % Menjadi 100% anak didik tuntas.


(3)

(4)

(5)

(6)

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

LEMBAR MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

LEMBAR PERNYATAAN` ... vii

LEMBAR RIWAYAT HIDUP ... viii

KATA PENGATAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR BAGAN ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 4

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D.Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Hasil Penelitian... 5

F. Hepotesis Penelitian ... 6

G. Kriteria Keberhasilan ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran ... 7

1. Pengertian Belajar ... 9

2. Aktivitas Belajar ... 9

3. Prestasi Belajar ... 10

B. Pendidikan IPS SD ... 14

1. Faktor Kesiapan Pendidikan dan Peserta Didik ... 14

2. Model Pembelajaran Interaktif ... 16

C. MODEL Pembelajaran STAD ... 18

1. Pengertian ... 18

2. Ciri-ciri Model Pembelajaran STAD ... 19

3. Pembelajaran STAD ... 19

4. Kelebihan &Keterbatasan Model Pembelajaran STAD ... 23

5. Langkah-langkah Model Pembelajaran STAD ... 25


(7)

BAB III METODE PENELITIAN

A.Rencana Penelitian ... 28

B.Setting Penelitian ... 29

1. Tempat Penelitian ... 29

2. Waktu Penelitian ... 29

3. Subyek Penelitian ... 29

4. Tehnik Pengumpulan Data ... 30

5. Instrumen Penelitian ... 31

6. Tehnik Analisis Data ... 34

7. Indikator Penelitian ... 36

C.Prosedur Penelitian ... 40

1. Perencana Penelitian ... 40

2. Peleksanaan tindakan ... 40

3. Obsevari ... 41

4. Refleksi ... 42

5, Rekomendasi ... 42

1. Pelaksanaan Tindakan siklus 1 ... 43

1.1.Tahap Perencana ... 43

1.2.Tahap Pelaksana ... 43

1.3.Pengamatan dan Penelitian ... 44

1.4.Refleksi ... 44

2. Siklus II ... 45

2.1.Tahap Perencana ... 45

2.2.Tahap Pelaksana ... 45

2.3.Tengamatan dan Penelitian ... 46

2.4.Refleksi ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 47

B. Persiapan Pembelajaran ... 48

C. Deskripsi Per Siklus ... 49

Siklus I ... 49

a. Perencana ... 49

b. Pelaksana ... 49

c. Hail Observasi Siklus 1 ... 49


(8)

d. Data Obsevasi... 56

e. Refleksi ... 57

f. Saran saran ... 58

Siklus II ... 58

a. Perencana ... 58

b. Pelaksanaan ... 59

c. Hasil Observasi Siklus 1 ... 61

1. Aktivitas Belajar SIklus I ... 61

2. Data Hasil Belajar Siklus I ... 64

d. Data Obsevasi... 66

e. Refleksi ... 66

f. Saran-saran ... 67

D. Bembahasan Siklus ... .68

1. Siklus I ... 68

2. Siklus II... 68

E. Temuan ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan ... 77

B. Saran saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN.


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1.Presentase hasil belajar IPS kelas V SD Setia budi Telukbetung selatan 3

3.1 Aspek Aktivitas siswa ... 32

3.2. Rentang nilai Lembar aktivitas siswa ... 32

3.3. Tolak ukur Penilaian IPS ... 34

4.1. Aktivitas belajar siswa siklus I ... 54

4.2. Hasil Belajar Siswa Siklus I dalam Rentang Nilai ... 55

4.3. Hasil Belajar siswa Siklus I... 55

4.4. Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 63

4.5. Hasil Belajar Siswa siklus II dalam Rentang Nilai ... 64

4.6. Hasil Belajar Siswa siklus II ... 65

4.7. Perbandingan Hasil Belajar SIklus I dan Siklus II ... 66

4.8. Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 67

4.9. Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 69

4,10. Prestasi Belajar siswa Siklus I... 71


(10)

BAGAN HALAMAN

1. Perencanaan, Tindakan , Pengamatan , dan Refleksi ... 28 2. Siklus Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 39


(11)

DAFTAR GRAFIK

BAGAN HALAMAN

4.1. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Tiap Siklus ... 70 4.2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus ... 74


(12)

LAMPIRAN HALAMAN

1. Izin Penelitian dari UNILA ... 81

2. Keterangan Pemberian Izin penelitian dari sekolah ... 82

3. Ketrangan telah melaksanakan Penelitian ... 83

4. Surat Pernyataan... 84

5. Pemetaan setandar ISI ... 85

6. Silabus Pembelajaran ... 86

7. RPP siklus I ... 87

8. Lembar kerja kelompok ... 88

9. Lembar Evaluasi... 89

10. RPP Siklus II ... 90

11.Lembar kelompok Siklus II ... 91

12.Lembar Evaluasi Siklus II ... 92

13.Lembag observasi Aktivitas siswa siklus I ... 93

14.Lembar Observasi Aktivitas siswa Siklus II ... 94

15.Daftar Nilai Evaluasi Siklus I dan II ... 95


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11 tahun menurut Piaget (1963) berada dalam perkembangan kemampuan intelektual / kognitifnya pada tingkatan kongkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun yang akan sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka pedulikan adalah sekarang (kongkrit), dan bukan masa depan yang belum mereka pahami (abstrak). Padahal bahan materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Konsep-konsep seperti waktu, perubahan, kesinambungan (continuity), arah mata angin, lingkungan, ritual, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, permintaan, atau kelangkaan adalah konsep-konsep abstrak yang


(14)

dalam program studi IPS harus dibelajarkan kepada siswa SD. Sesuai dengan karakteristik anak dan IPS SD, maka metode ceramah akan menyebabkan siswa bersikap pasif, dan menurunkan derajat IPS menjadi pelajaran hafalan yang membosankan. Kenyataan di lapangan masih banyak guru yang menggunakan pola pembelajaran tradisional dengan metode pokok ceramah. Sehingga masih banyak siswa belum mampu mencapai kompetensi yang diharapkan dengan optimal. Kejadian di atas juga yang di alami dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas V SD Setia Budi Teluk Betung. Berdasarkan refleksi awal dengan tim kolaborasi dan hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran IPS masih belum optimal,selain karena materi pembelajaran IPS cukup banyak, dalam pembelajaran guru kurang menggunakan strategi pembelajaran yang menarik minat siswa, sehingga siswa kurang aktif dan cepat merasa bosan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan bersama tim kolaborasi, antusias siswa ketika pelajaran IPS sangat rendah. Pada saat pelajaran IPS, anak-anak merasa malas dan tidak bersemangat.

Hal itu didukung data dari pencapaian hasil observasi dan evaluasi pelajaran IPS siswa kelas V semester I tahun pelajaran 2013/2014 masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 60. Dari 31 siswa data hasil belajar tiga kali ulangan harian. Siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebanyak 15 anak (48,38%) sedangkan siswa yang tidak tuntas dalam belajar sebanyak 16 siswa (51,6%). 16 Siswa tidak aktif dan memperoleh nilai dibawah

60,00 (KKM) atau sekitar 54,9%. Dengan persentase di atas, siswa belum bisa Di kategorikan berhasil karena masih banyak yang dapat nilai dibawah 60,00 KKM.


(15)

3

Presentas Prestasi Hasil Belajar IPS Kelas V SD Setia Budi Telukbetung Selatan

N0 Prestasi Frekwensi Presentase Keterangan

1 75 2 6.4% Tuntas

2 70 1 3,2% Tuntas

3 65 2 6,4% Tuntas

4 60 10 32,2% Tuntas

5 55 12 38,7% Belum tuntas

6 55 2 6,4% Belum tuntas

7 45 1 3,2% Belum tuntas

8 40 1 3,2% Belum tuntas

Jumlah 31 100

Rata-rata 54,6

Sumber: Daftar Nilai Siswa kelas V sd setia budi Nilai terendah : 40

Nilai Tertinggi : 75 Rata-rata : 54,6

Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan guru kelas V SD Setia Budi Teluk Betung, untuk menyelesaikan masalah tersebut, tim kolaborasi menetapkan alternatif tindakan dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran tipe STAD, siswa dituntut untuk dapat menguasai konsep dan melatih jiwa kerjasama yang kuat serta tanggung jawab dalam satu kelompok. Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) akan merangsang siswa untuk berpartisipasi aktivitas dan akan meningkatkan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah yang merupakan hasil dari kegiatan didalamnya saling


(16)

berinteraksi, saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru sehingga motivasi siswa dapat meningkat (Slavin. R. E, 2008:10).

Motivasi sangat diperlukan oleh siswa dan berfngsi secara efektif demi perkembangan diri siswa baik secara fisik maupun psikis. Seorang guru harus mempunyai keterampilan untuk dapat memotivasi dengan memberi pujian, memberi kepercayaan dan jangan sekali-kali guru mengecewakan murid.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran masih berpusat pada pendidik.

2. Masih rendahnya partisipasi peserta didik dalam mengikuti proses belajar

3. Metoda yang digunakan masih monoton

4. Daya tangkap siswa masih rendah jika dilihat dari hasil belajarnya

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah “Bagaimanakah meningkatkan aktivitas belajar IPS menggunakan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) pada siswa kelas V SD Setia Budi Kecamatan Teluk Betung Selatan tahun ajaran 2013-2014?.


(17)

5

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk;

1. Meningkatkan aktivitas belajar IPS melalui model pembelajaran Student Team Achievenment Division

2. Meningkatkan prestasi belajar IPS dengan model pembelajaran Student Team Achievement

E. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kepentingan pendidikan dan pengajaran terutama pembelajaran IPS di sekolah.

b. Manfaat Praktis 1) Untuk siswa

Siswa lebih aktif, kreatif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran dan menguasai fakta konsep dan generalisasi yang bersifat abstrak secara utuh.

2) Untuk guru:

Guru lebih kreatif mengelola kelas sehingga siswa tidak merasa jenuh dalam pembelajaran.

3) Untuk sekolah:

Sebagai masukan dalam rangka mengefektifkan pembinaan dan


(18)

Pengembangan bagi guru, agar dapat profesional dalam

melaksanakan proses pembelajaran sehinga mutu pendidikan di sekolah dapat ditingkatkan. .

4) Untuk Peneliti:

Dapat menjadi masukan dalam mendapatkan informasi tentang Berbagai metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS SD,dan dapat membedakan dan memilih metode yang tepat dalam Mengajarkan IPS di SD.

F. Hipotesis Penelitian.

Hipotesis Aktivitas dan prestasi belajar IPS Kelas V akan meningkat apabila Menggunakan model pembelajaran STAD di SD Setia Budi Telukbetung selatan Kota Bandarlampung.

G. Kriteria Keberhasilan

Penelitian Tindakan Kelas yang di buat oleh penulis dianggap berhasil apabila: 1. Rata- rata tingkat keaktifan peserta didik dalam satu kelas meningkatkan

Pada skor 60-79 yang termasuk kategori aktif.

2. Rata-rata prestasi hasil belajar peserta didik dalam satu kelas diatas 70 ( NILAI KKM )


(19)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar Dan Pembelajaran

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses yang aktif untuk memahami hal-hal baru dengan pengetahuan yang kita miliki. Di sini terjadi penyesuaian dari pengetahuan yang sudah kita miliki dengan pengetahuan baru. Dengan kata lain, ada tahap evaluasi terhadap informasi yang didapat, apakah pengetahuan yang kita miliki masih relevan atau kita harus memperbarui pengetahuan kita sesuai dengan perkembangan zaman. Sebagaimana dikatakan bahwa belajar pada dasarnya adalah suatu proses perubahan manusia. Dalam pengertian tersebut tahapan perubahan dapat diartikan sepadan dengan proses. Jadi proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari pada keadaan sebelumnya. Dalam uraian tersebut digambarkan bahwa belajar adalah aktifitas yang berproses menuju pada satu perubahan dan terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu.

Ada banyak bentuk-bentuk perubahan yang terdapat dalam diri manusia yang ditentukan oleh kemampuan dan kemauan belajarnya sehingga peradaban manusia itupun tergantung dari bagaimana manusia belajar. Belajar juga memainkan peranan penting dalam mempertahankan sekelompok umat manusia di tengah


(20)

persaingan yang semakin ketat dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu maju karena belajar. Kemajuan hasil belajar bidang pengetahuan dan teknologi tinggi digunakan untuk membuat senjata pemusnah sesama manusia. Jadi belajar disamping membawa manfaat namun dapat juga menjadi mudarat. Meskipun ada dampak negatif dari hasil belajar namun kegiatan belajar memiliki arti penting yaitu dengan belajar seseorang dapat mempertahankan dirinya untuk tetap bertahan hidup dari segala macam gangguan baik yang datang dari dalam dirinya maupun juga yang datang dari luar dirinya.

Menurut Ernest R. Hinggard dalam Suryabrata, Sumardi ( 1984 : 252 ) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.

Moh.Surya ( 1981 : 32 ), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya , belajar adalah perubahan diri seseorang .

Belajar diharapkan dapat mempengaruhi daya pikir seseorang yang bertujuan pada perubahan tingkah laku, untuk menetapkan penguasaan konsep sesuatu materi perlu alat atau sarana belajar yang memadai, diantaranya adalah buku penunjang yang relevan , baik dari buku paket maupun buku penunjang lain .

Menurut Slameto ( 2008 : 2 ) bahwa belajar merpakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh ssesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan


(21)

9

lingkungannya. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan. Rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. Fontana seperti yang dikutip oleh Udin S. Winata putra ( 1995 : 2 ) , dikemukakan bahwa learning ( belajar ) mengandung pengertian proses perubahan yang relatif tetap dalam prilaku individu sebagai hasil dari pengalaman .

Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Thursan Hakum ( 2000 : 1 ) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditaampakkan dalam bentuk kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan , pemahaman keterampilan, daya pikir dan lain-lain . Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tesebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan dalam proses belajar.

Dari banyak pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman belajar adalah suatu proses memahami segala bentuk pembelajaran dalam rangka untuk perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pengalamannya sendiri sebagai interaksi dengan lingkungannya.

2. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah proses kegiatan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan atau yang dicita-citakan Nasution , (2004: 88 ) Sedangkan menrut Sudirman, ( 2007 : 95 ) bahwa aktivitas belajar


(22)

adalah kegiatan yang bersifat fisik atau mental dalam usaha memenuhi kebutuhan yang telah direncanakan. Dari kedua pendapat ahli di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang atau siswa dan diikuti dengan pikiran kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya .

Jika siswa melakukan aktivitas belajar maka kegiatan mengajar akan berjalan efektif. Sadirman ( 1994 : 95 ) mengatakan “ Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas belajar. Tanpa adanya aktivitas, belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal yng belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar .”

Djamarah ( 2000 : 67 ) mengemukakan ,”Belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang di dapat oleh anak didik tahan lama tersimpan di dalam benak peserta didik”. Dengan demikian dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran sangat diperlukan adanya aktivitas siswa agar materi yang diberkan akan lebih lama tersimpan di dalam benak peserta didik.

3. Pestasi Belajar

Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu “Prestasi”

Dan “Belajar”.Antara kata “Prestasi”dan “Belajar”mempunyai arti yang berbeda.

Olehnkarena itu sebelum membahas pengertian prestasi belajar maka kita harus Mengetahui apa yang dimaksud dengan “Prestasi”dan “Belajar”.Prestasi adalah


(23)

11

Hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan ,diciptakan baik secara individu

Maupun kelompok.Prestasi tidak pernah dihasilkan apabila seseorang tidak melakukan sesuatu kegiatan.Pencapaian prestasi tidaklah mudah,akan tetapi kita harus menghadapi berbagai rintangan dan hambatan hanya dengan keuletan dan optimis dirilah yang dapat membantu untuk mencapainya.Berbagai kegiatan dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendaptkan “Prestasi”.Semuanya tergantung dari profesi dan kesenangan dari masing-masing individu .Pada pringsipnya setiap kegiatan harus digeluti secara optimal.Dari kegiatan tertentu yang digeluti untuk mendapatkan prestasi maka berberapa ahli berpendapat tentang “ Prestasi”adalah hasil dari sesuatu kegiatan.

Prestasi belajar umumnya sejalan dengan hasil belajar S.Nasution dalam surya Bs

(1984: 56 ) berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu

Yang belajar , tidak hanya mengenai ppengetahuan,tapi juga membentuk kecakapandan penghayatan dalam diri pribadi ,individu yang belajar.

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kualitatif.Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap peserta didik yang bertujuan untuk mengetahui apakah peserta didik telah menguasai materi atau belum.Penilaian kelas merupakansuatu kegiatan yang dilakukan pendidik yang berkaitan dengan pengambilan keputusan ,pencapaian kopentensi dasar setelah mengikuti pembelajaran.


(24)

Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif)ulangan tengah semester dan ulangan semester.Dalam nilai tindakan kelas ini yang dimaksuddengan hasil belajar adalah hasil ulangan harian yng dilakukan setelah selesai proses pembelajaran dalam kompentensi dasar tertentu.

B. Pendidikan IPS SD

Ilmu Pengetahuan social adalah salah satu bidang studi yang miliki tujuan membekali peserta didik untuk mengembangkan penelarannya di samping aspek nilai moral, banyak memuat materi social . Terdapat empat alasan mengapa peserta didik harus dikembangkan kemampuan berpikirnya terutama dalam IPS. Pertama, kehidupan kita dewasa ini ditandai dengan abad informasi yang menurut setiap orang untuk memiliki kemampuan dalam mencari,menyaring guna menentukan pilihan dan menfaatkan informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan hidupnya; Kedua, setiap orang senantiasa dihadapkan pada berbagai masalah dan ragam pilihan sehinga untuk itu dituntut memiliki kemampuan berpikir kritis dan kriatif, karena masalah dapat dipecahkan dengan pemikiran seperti itu; Ketiga , kemampuan memandang suatu hal dengan cara baru atau tidak konversional merupakan ketrampilan penting dalam memecahkan masalah. Keempat, kreativitas merupakan aspek penting dalam memecahkan masalah mulai dari apa masalahnya, mengapa muncul masalah dan bagaimana cara memecahkannya.

Pelajaran IPS selama inilebih bersifatt hafalan. Jika pendidikan hanya menggunakan satu metode lama yaitu metode ceramah saja maka peserta didik cenderung hanya besefat pasif. Mereka hanya menerima materi dengan alat indera


(25)

13

pendengaran. Pendekatan seperti ini disebut pendekatan ekspositoris. Bagaimana caranya pendidikan dapat mengubah cara mengajar yang pada awalnya menggunakan pendekatan ekspositoris menjadi metode yng lebih baik mengarah pada pendekatan partisipatoris.

Pendekatan partisipatoris merupakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan peserta didik yang aktif, menyenangkan dan merangsang motivasi perkembangan proses intelektual.

Akan tetapi pendekatan ekspositoris juga tidak bisa dihilangkan begitu saja,karenaa pendekatan ini selain memiliki kelemahan juga memiliki kelebihan ekspositoris ke arah pendekatan partisipat0ris yang memberikan peluang bagi pendidik untuk mengembangkan model pembelajaran yang interatif.

Peran pendidikandalam pembelajaran IPS mempunyai hubungan erat dengan cara mengaktifkan peserta didik dalam belajar, terutama dalamproses pengembangan ketrampilannya. Ketrampilan yang harus dimilikii peserta didik adalah ketrampilan berpikir, sosial dan ketrmpilan praktis. Ketrampilan social dikembangkan untuk melatih peserta didik berpikir logis dan sistematis melalui proses belajar mengajar dengan model pengembagan berpikir kritis. Ketiga kerampilan itu dapat digembangkan dalam situasi belajar mengajar yang interatif antara pendidik dengan peserta didik, dan peserta didik dengan peserta didik.


(26)

1. Faktor Kesiapan Pendidikan dan Peserta Didik. 1. Faktor Minat dan Perhatian

Kondisi belajar mengajar yang intraktif adalah minat dan perhatian peserta didik dalam belajar, yang merupakan factor menentu derajat keaktifan peserta didik. Menurut Mursell terdapat 22 macam minat yangberguna bagi guru dalam memberikan pelajaran kepada peserta didik. Upaya memusatkan perhatian peserta didik dapat dilakukan dengan mengajukan masalah. Misalnya dalam pokok bahasan tentang kependudukan dapat diangkat masalah kepadatan penduduk.

2 . Faktor Motivasi

Motivasi adalah suatu proses untuk mengngiatkan motif – motif menjadi perbuatan guna mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri seseorang yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Sedangkan motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu.

3 . Faktor Bekerja sambil Bermain

Pentingnya aktivitas belajar didik dalam proses belajar mengajar diungkapkan oleg John Dewey melalui metode proyeknya dengan konsep Learning by doing.

Aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas jasmaniah dan aktivitas mental yang digolongkan menjadi lima kelompok yaitu: (1) aktivitas visual (visual activities), seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen dan demontrasi;


(27)

15

(2) aktivitas lisan ( oral activities ), seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab dan diskusi: (3) aktivitas mendengarkan ( listening activities ), seperti mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan ceramah dan pengarahan: (4) aktivitas gerak ( motor activities ) seperti simulasi, bermain peran, membuat peta atau table dan grafik: (5) aktivitas menulis ( writing activities ) seperti mengarang membuat ringkasan dan membuat makalah.

Belajar sambil bekerja adalah kegiatan nyata yang dilakukan peserta didik untuk memperoleh hal baru yang relative mudah diingat dan tidak cepat lupa. Dengan demikian proses belajar mengajar yang melibatkan peserta didik dengan melakukan sesuatu akan memupuk rasa percaya diri, gembira, tidak membosankan kepada peserta didik untuk mengerjakan sesuatu dan memberi penilaian terhadap hasil kerjanya, supaya peserta didik mengetahui kemampuan dan kekurangannya, misalnya melalui pemberian tugas.

4. Faktor Inkuiri

Pada dasarnya peserta didik memiliki potensi berupa dorongan untuk mencari dan menemukan sendiri ( sense of inquiry ) baik fakta maupun data atau informasi yang kemudian akan dikembangkan dalam bentuk cerita atau menyampaikannya kepada peserta didik yang lain, setelah melalui proses pemahaman. Dengan demikian peserta didik harus diberi kesempatan untuk menemukan sendiri informasi yang berkaitan dengan materi pelajaran. Tugas guru adalah menyampaikan informasi yang


(28)

mendasar dan memancing peserta didik untuk mencari informasi selanjutnya. Pendidik harus menerapkan modl stimulus-respon sehingga peserta didik dapat mendapat penghargaan dari setiap penemuannya.

2. Model Pembelajaran Interaktif

Secara khusus, istilah diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Sobry Sutikno (2004:15) mengartikan model nerupakan gambaran tentang keadaan nyata. Model pembelajaran atau model mengajar sebagai suatu rencana atau pola digunakan dalam mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk dalam setting pengajara. Model pembelajaran merupakan kerangka koseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalam belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Model pembelajaran interaktif sering dikenal dengan nama pendekatan pertanyaan anak. Model ini dirancang agar peserta didik akan bertanya dan kemudian menentukan jawaban pertanyaan mereka sendiri.

Meskipun anak-anak mengajukan pertanyaan dalam kegiatan bebas, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan terlalu melebar dan seringkali kabur sehingga kurang terfokus. Pendidik perlu mengambil langkah khusus untuk mengumpulkan memilih, dan mengubah pertanyaan-pertanyaan tersebut ke dalam kegiatan khusus. Pembelajaran interaktif merinci langkah-langkah ini dan menampilkan suatu struktur untuk suatu pembelajaran IPS yang melibatkan pengumpulan dan


(29)

17

pertimbangan terhadap pertanyaan-pertanyaan peserta didik sebagai pusatnya (Harlen, 1992:48-50).

Pendidik IPS dapat melakukan proses belajar mengajar ( PBM ) di kelas secara interaktif. PBM yang interaktif tersebut diindikasikan dengan keterlibatan peserta didik secara aktif di dalam PBM. Tujuan belajar tidak hanya sebatas peserta didik mampu mengapalkan materi belajar, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana peserta didik dapat memahami materi secara kritis, maka diperlukan model pembelajaran yang dapat mengembangkan berpikir kritis pada diri peserta didik. Model pembelajaran ini dapat dimulai dengan mengajukan pertanyaan sifatnya mengandung permasalahan, atau dengan kata-kata lain yang bersifat inkuiri. Kemampuan, sikap dan keterampilan yang demikian tidak cukup hanya mengetahui permasalahan dan cara memperoleh informasi serta membuat praduga, tetapi lebih jauh dari itu adalah memiliki kemampuan untuk mengorganisasikan informasi secara sistematis sehingga memiliki daya analitik untuk memberikan alternative jawaban terhadap permasalahn, kemudian membuat suatu kesimpulan.

Permasalahan awal dalam PBM dapat dikemukakan oleh pendidik kemudian dengan bimbingan peserta didik mengidentifikasi solusi sesuai dengan kemampuan.

Berdasarkan kurikulum 1994, pendidik dituntut untuk berperan sebagai fasilitor, mediator dan motivator. Model dialog kreatif memberi peluang bagi penddik untuk melaksanakan ketiga perannya tersebut dalam proses belajar mengajar.


(30)

Orientasi pendidik pada peserta didik harus lebih banyak mendapat perhatian yang serius dan utama sehingga akan tercipta suasana interaktif dalam pembelajaran.

C. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Team Achevement Achvenment Divisions (STAD )

1. Pengertian

Menurut Slavin dalam buku Isjoni (2009:74)” Pembelajaran kooperatif (cooperative learning ) Student Team Achievement Divisions ( STAD)

Adalah salah satu tepe kooperatif yang menekankan pada adalah aktivitas dan Intraksi diantara peserta didik untuk saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Berdasarkan pendapat ahli diatas, maka penulisan dapat menjelaskan bahwa belajar dengan menggunakan model pembelajaran cooperative Learning Student Team Achievemen Divisions (STAD) dapat diterspkan untuk memotivasi peserta didik berani mengemukakan pendapatnya,menghargai pendapat orang lain atau teman, saling memberikan pendapat (Sharingidea) Selain itu dalam belajar biasanya peserta didik diharapkan pada latihan soal-soal atau pemecahan masalah. Oleh karena itu pembelajaran kooperatif sangat baik untuk dilaksanakan,karena beserta didik dapat bekerja sama dan saling menolong dalam menghadapi tugas yang dihadapinya.


(31)

19

2. Ciri-ciri Model Pembelajaran cooperative Learning Tepe Student Team Achievement Divisions ( STAD )

Pembelajaran yang menggunakan model cooperative Learning pada umumnya. Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Peserta didik bekerja dalam kelompok secara koperatif untuk menutaskan materi pelajarannya.

b. Kelompok dibentuk kelompok yang terdiri atas beserta didik yang memiliki Kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras,bangsa ,suku,dan jenis kelamin yang berbeda-beda.

d. Penghargaan lebih berorentasi kepada kelompok dari pada individu.

3. Pembelajaran Student Team Achievement Division ( STAD )

Berikut ini uraian selengkapnya dari pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division ( STAD ).

A. Pengajaran

Tujuan utama dari pengajaran ini adalah pendidik menyajikan materi pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan. Setiap awal dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD selalu dimulai dengan penyajian sesuatu di kelas.

Penyajian tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran dengan penekanan dalam penyajian materi pembelajaran.


(32)

1). Pembukaan

a. Menyampaikan pada peserta didik apa yang hendak mereka pelajari dan mengapa hal itu penting. Timbulkan rasa ingin tahu sisa dengan demontrasi yang menimbulkan teka-teki, masalah kehidupan nyata, atau cara lain.

b. Pendidik dapat menyuruh peserta didik bekerja dalam kelompok untuk menemukan konsep atau merangsang keinginan mereka pada pelajaran tersebut.

c . Ulangi secara singkat keterampilan atau infirmasi yang merupaka syarat mutlak.

2). Pengembangan

a. Kembangkan materi pengembangan sesuai dengan apa yang akan dipelajari peserta didik dalam kelompok.

b. Pembelajaran kooperatif menekankan, bahwa belajar adalah memahami makna bukan hafalan.

c. Mengontrol pemahaman peserta didik sesering mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan.

d. Memberi penjelasan mengapa jawaban pertanyaan teersebut benar atau salah.

e. Beralih pada konsep yang lain jika peserta didik telah memahami pokok masalahnya.

3). Latihan Terbimbing

a. Menyuruh semua peserta didik mengerjakan soal atas pertanyaan yang diberikan.


(33)

21

b. Memanggil peserta didik secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan soal. Hal ini bertujuan supaya semua peserta didik selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin.

c. Pemberian tugas kelas tidak boleh meyita waktu yang terlalu lama. Sebaiknya peseta didik mengerjakan satu atau dua masalah ( soal ) dan langsung diberikan umpan baik.

B. Belajar Kelompok

Selama belajar kelompok, tugas anggota kelompok adalah menguasai materi yang diberikan pendidik dan membantu teman satu kelompok untuk menguasai materi tersebut. Peserta didik diberi lembar kegiatan yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan yang sedang diajarkan untuk mengevaluasi diri mereka dan teman satu kelompok. Pada saat pertama kali pendidik menggunakan pembelajaran kooperatif, pendidik juga perlu memberikan bantuan dengan cara menjelaskan perintah, melihat konsep atau menjawab pertanyaan.

Selanjutnya langkah – langkah yang dilakukan guru sebagai berikut : 1). Mintalah anggota kelompok memindahkan meja atau bangku mereka bersama-sama dan pindah ke meja kelompok.

2). Berilah waktu lebih kurang 10 menit untuk memilih nama kelompok.

3). Bagikan lembar kegiatan peserta didik.


(34)

pasangan, bertiga atau satu kelompok utuh, tergantung pada tujuan yang sedang dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal, masing – masing peserta didik harus mengerjakan soal sendiri dan kemudian dicocokan dengan temannya. Jika salah satu tidak dapat mengerjakan suatu pertanyaan, teman satu kelompok bertanggung jawab menjelaskan. Jika peserta didik mengerjakan dengan jawaban pendek, maka mereka lebih sering bertanya dan kemudian antara teman saling bergantian memegang lembar kegiatan dan berusaha menjawab pertanyaan itu.

5). Tekankan para peserta didik bahwa mereka belum selesai belajar sampai mereka yakin teman-teman satu kelompok dapat mencapai nilai samapi 100 pada ulangan atau ujian. Pastikan peserta didik mengerti bahwa lembar kegiatan untuk belajar tidak hanya untuk

diisi dan diserahkan. Jadi pentingnya bagi peserta didik mempunyai lembar kegiatan untuk mengecek diri mereka dn

teman-teman sekelompok mereka pada saat mereka belajar. Ingatkan peserta didik jika mereka punya pertanyaan, mereka seharusnya menanyakan kepada teman sekelompok sebelum bertanya kepada pendidik.

6). Sementara peserta didik bekerja dalam kelompok, pendidik

berkeliling dalam kelas. Pendidik sebaiknya memuji kelompok yang semua anggotanya bekerja dengan baik, yang anggotanya duduk dalam kelompoknya untuk mendengarkan bagaiman anggota lain bekeja dan sebaiknya.


(35)

23

C. Kuis dan Ujian

Kuis dikerjakan peserta didik secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan apa yang telah diperoleh peserta didik selama belajar dalam kelompok. Hasil kui digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan dalam nilai perkembangan kelompok.

D. Penghargaan Kelompok

Langkah pertama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah menghitung nilai kelompok dan nilai perkembangan individu dan memberi sertifikat atau penghargaan kelompok yang lain. Pemberian penghargaan kelompok berdasarkan pada rata-rata nilai perkembangan individu dalam kelompoknya.

4. Kelebihan dan keterbatasan Model Pembelajaran Student team Achievement Divisions ( STAD )

A. Kelebihan Model Pembelajaran Student team Achievement Divisions (STAD) adalah :

1) Meningkatkan harga diri tiap individu

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu yang benar 3) Konflik antar pribadi berkurang

4) Sikap apatis berkurang

5) Pemahaman yang lebih mendalam 6) Retensi atau penyimpanan lebih lama


(36)

8) Cooperative learning dapat mencegah keagresifan dalam system kompetisi dan keterasingan dalam system individu tanpa mengorbankan aspek kognitif.

9) Meningkatkan kemajuan belajar ( pencapaian akademik )

10)Meningkatkan kehadiran peserta didik dan sikap yang lebih positif 11)Menambah motivasi dan percaya diri

12)Menambah rasa senang berada di sekolah serta menyenag teman-teman sekelasnya. Mudah diterapkan dan tidak mahal.

B. Keterbatasan Model Pembelajaran Student team Achievement Division (STAD) adalah :

1) Pendidik khawatir bahwa akan terjadi kekacauan di kelas. Kondisi seperti ini dapat diatasi dengan pendidik mengkondisikan kelas atau pembelajaran dilakukan diluar kelas seperti di laboratorium, perpustakaan, aula atau ditempat yang terbuka.

2) Banyak peserta didik tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain.Peserta didik yang tekun merasa harus bekerja melebihi teman yang lain dalam grup mereka,sedangkan peserta didik yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan peserta didik yang lebih pandai.Hal initidak perlu dikhwaterkan sebab dalam kooperatif learning bukan kognitifnya saja yang dinilai tetapi dari segi afektif dan psikomotoriknya juga nilai seperti kerjasama diantara anggota kelompok,keaktifan dalam kelompok serta sumbangan nilai yang diberikan kepadakelompok.


(37)

25

3) Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilang karakteristik atau keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan kelompok.karakteristik pribadi tidak luntur hanya karena bekerja dengan orang lain,justru keunikan ini semakin kuat bila diperbandingkan dengan orang lain.

4) Banyak peserta didiktakut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rataatau secara adil,bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut.Dalam cooperative learnig pembagian tugas rata-rata setiap anggota kelompok harus dapat mempersentasikan apa yang telah didapat dalam kelompok sehinga ada pertanggungjawaban secara individu.

5. Langkah-langkah Model Pembelajaran Student team Achievement Divisions ( STAD ).

Langkah-langkah model kooperatif STAD adalah sebagai berikut:

1) Parapeserta didik didalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok Masing-masing terdiri dari 4 atu 5 anggota kelompok.Tiap kelompok Mempunyai anggota yang hedrogen,baik jenis, kelamin, ras, enis,maupun Kemampuannya ( prestasi ).

2) Pendidik menyampaikan materi.Tujuan adalah untuk mengenalkan konsep dan mendorong rasa ingin tahu peserta didik.

3) Pendidik memberikan tugas kepada kelompok dengan mengunakan Lembar kerja kelompok akademik,dan kemudian di dalam kelompok Saling membantu untuk menguasai materi pembelajaran yang telah Diberikan melalui tanya jawab atau diskusi antara sesame anggota kelom


(38)

Pok.Di saat inilah terjadi proses pemahaman konsep.Mereka boleh Mengerjakan tugas-tugas tersebut secara serentak atau saling bergantian Menanyakan kepada temanyang lain atau mendiskusikan masalah dalam Kelompok atau apa saja untuk menguasai materi pelajaran tersebut. Anggota kelompok diberitahu bahwa diangap belum selesai mempelajari Materi sampai semua anggota kelompok memahami materi tersebut. 4) Pendidik memberikan pertanyaanatau kuis kepada seluruh peserta Didik .Padasaat memberikan pertanyaan atau kuis dari pendidik , Peserta didik tidak boleh saling membantu.

5) Setiap akhir pembelajaran pendidik memberikan evaluasi untuk menge Tahui penguasaan peserta didik terhadap bahan pembelajaran yang telah dipelajari.

6) Tiap peserta didik dan tiap kelompok diberi skor atas penguasaanya Terhadap materi pembelajaran, dan kepada peserta didik secara individu Atau kelompok yang meraih pretasi tinggi atau memperolah skor Sempurna di beri penghargaan.Untuk memudahkan penerapannya, Pendidik perlu membaca tugas-tugas yang harus dikerjakan tim ataralain:

1. Memintak tim bekerja sama mengatur meja dan kursi serta memberikan peserta didik kesempatan sekitar 10 menit untuk memilih nama tim mereka atau ditentukan menurut kesesuaian. 2. Membagikan lembarkerja siswa ( LKS).

3. Mengajurkan kepada peserta didik pada tiap-tiap tim bekerja berbasangan ( dua atau tiga dalam satu kelompok)

4. Memberikan penekanan kepada peserta didik bahwa (LKS itu untuk belajar.


(39)

27

5. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk salin menjelaskan.

6. Apabila peserta didik memiliki pertanyaan,mintalah mereka mengajukan pertanyaan.


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) ruang lingkupnya adalah pembelajaran

di dalam kelas yang dilaksanakan oleh pendidik dan beserta didik untuk melakukan perbaikan dan berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik ( Kusuma.2009:141). Dalam konsep PTK terdiri dari empat tahap, yaitu perencana, tindakan, observasi, dan refleksi. Hubungan keempatnya dipandang sebagai siklus.Untuk jelasnya siklus kegiatan dengan rencana PTK model Kusuma adalah sebagai berikut:

Bagan 1. Hubungan Perencana, Tindakan, Pengamatan, dan Refleksi. Tindakan

( acting )

Perencanaan ( planning )

Pengamatan ( observasi )

refleksi ( reflecting )


(41)

29

Penelitian tidakan kelas ini di bericirikan adanya perubahan yang secara terus

Menerus. Bila pembelajaran IPS mengunakan model pembelajaran Student Team Achievement Devisions (STAD) belum meningkat pada siklus kedua, dan seterusnya sampai mencapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian, jumlah siklus tidak terikat dan tidak ditentukan.

Peningkatan sesuai dengan indikatao yang diharapkan, maka siklus kedua .Siklus juga dapat dihentikan apabila dirasakan tidak ada peningkatan hasil belajar dalam setiap tahapan yang telahdilalui sehingga mencapai tingkat kejenuhan.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD setia budi. Jalan yossudarso Gg Ikan Nila

No 41 Telukbetung selatan kota Bandarlampung.Yang memiliki 6

Rombongan belajar yang terdiri dari untuk kelas IV dan V, 4 ruangan

Kelas I,II dan III Semua kelas masuk pagi.

2. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2013-2014

Yang terhitung dari bulan juli 2013 sampai akhir bulan September 2014

Pelaksana PTK sesuai dengan jadwal pelajaran,dan penilaian akan

berlangsung sampai indicator yang telah ditentukan.

3, Subjek Penelitian.


(42)

Selatan kota Bandarlampung Tahun pelajaran 2013-2014 dengan jumlah

31 anak terdiri dari 16 anak pria dan 15 anak wanita.Karakteristik peser

Ta didik kelas SD Setia budi Telukbetung selatan kota Bandarlampung

Adalah sebagai berikut:

A. Perkembang emosional peserta didik telah dapat: 1).Mengikuti pelajaran antosias.

2).Telah dapat mengontrol emosianal dalam permainan.

B. Perkembangan kecerdasannya antara lain.

1).Melakukan kerja sama yang baik.

2).Melakukan vareasi

3).Mengelompokan objek, berminat terhadap media pembelajaran

4).Memahami materi yang dibahas dan aktif dalam mengajukan

pertanyaan.

4.Tenik pengumpulan data.

Data dikumpulkan melalui observasi catatan lapangan dan test

1. Obsevasi.

Obsevasi dilakukan untuk mengamati kegiatan pembelajaran Dan aktivitas peserta didik selama penelitian sebagai upaya Untuk mengetahui kesesuaian perencana tindakan. Data di Perolah dengan menggunakan lembar observasi di gunakan Untuk mengamati aktivitas belajar peserta didik yang meliputi


(43)

31

1). Memperhatikan penjelasan pendidik 2).Mengerjakan tugas.

3).Berdiskusi antara peserta didik dalam kelompok. 4). Bertanya dan menjawab.

5).Memperhatikan peserta didik berprestasi.

2. Test.

Tes yang diberikan adalah test awal dan tes pada setiap akhir siklus.Test awal dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan peserta didik terhadap konsep yang telah dikuasai peserta didik.Hasilnya akan digunakan untuk menentukan keanggotaan kelompok ,Test tiap akhir siklus dilakukan untuk menentukan status suatu kelompok dalam pemberian penghargaan.Test ini juga dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik setiap seklus.

5. Instrumen Penelitian.

5.1 Lembar aktivitas.

Hal-hal yang di nilai dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS dalam

Proses diskusi,aktivitas siswa dan aktivitas guru,Aspek aktivitas siswa

meliputi perhatian, kerjasama dalam diskusi, menghargai pendapat

teman dan kecakapan siswa dan menyimpulkan sesuatu. Aspek

aktivitas guru meliputi penyajian dan pembimbing.


(44)

Tabel 3.1

Aspek aktivitas siswa

No Nama siswa

Aktivitas siswa da lam kelompok Persiapan siswa Motivasi dan semangat intraksi anta sesama siswa Intraksi siswa Dengan guru Tabel 3.2

Rentang Nilai lembar aktivitas siswa:

No Aspek Kriteria skor 1 Aktivitas siswa dalam kelompok .aktivitas

.kadang-kadang aktif .kurang aktif .tidak aktif 4 3 2 1 2 Partisipasi siswa .aktif saat Pratik

.kadang-kadang aktif .kurang aktif .tidak aktif 4 3 2 1

3 Motivasi dan semangat .perhatian

.kadang-kadang perhatian .kurang perhatian .tidak perhatian 4 3 2 1


(45)

33

4 Intraksi antara sesame siswa .cakap

.kadang-kadangcakap .kurang cakap.

.tidak cakap

4 3 2 1 5 Intraksi siswa dengan guru .cakap

.kadang-kadang cakap .kurang cakap

Tidak cakap

4 3 2 1

5.2.Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran

Pada tahap ini menggunakan satu lembar pengamatan yang digunakan untuk

Menilai tingkat atau kategori aktivitas siswa dalam mengikuti proses

Pembelajaran pada setiap siklus. Pengamatan ini dilalukan oleh guru

Peneliti pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung pada setiap siklus

Pembelajaran IPS Kelas v SD Setia budi telukbetung selatan dengan lembar

Pengamatan.

5.3 Soal Test

Soal test berbentuk isian dengan jumlah soal sebanyak 20 butir.

Siswa menjawab pertanyaan sesuai dengan materi pembelajaran


(46)

Tabel 3,3

Tolak Ukur Penilaian Pembelajaran IPS

( Tokoh-tokoh Sejarah Pada masa Hindu,Budha,Islam )

No Nilai Tingkat Kemampuan

1 86 - 100 Baik sekali

2 71 - 80 Baik

3 56 - 70 Cukup

4 41 - 55 Kurang

5 0 - 40 Kurang sekali

6.Tehnik Analisis Data.

Data yang telah diperoleh pada setiap tahapan tindakan penelitian dianalisis dengan menggunakan data kuatitatif,yaitu data yang berbentuk angka,dengan tujuan untuk mengetahui kecenderungan peningkatan aktivitas belajar peserta didik setiap aspek penilaian. Data yang telah diperoleh pada setiap tahapan tindakam penelitian dianalisis dengan menggunakan data kuantitatif analisis data sejak awal pada setiap aspek penilaian, dengan membuat table distribusi kelompok nilaidengan menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus sebagai berikut:


(47)

35

Siswa.

Rata-Rata---.

N

Berdasarkan hasil rata-rata, tingkat keberhasilan peneliti dapat di tafsirkan.

a.Penilaian hasil belajar peserta didik.

Nilai peserta didik diperoleh dengan persamaan:

Skor penilaian ( SP)

NS---X 100.

Skor maksimal ( SM )

Keterangan.

NS = Nilai Skor.

SP = Skor mentah yang diperoleh peserta didik

SM = Skor maksimum idial dari test yang bersangkutan

100 = Bilangan tetap

b. Penilai Ketuntasan Belajar Peserta Didik.

Dalam penelitian ini terdapat dua ketagori ketuntasan belajar yaitu Secara individu dan klasikal.Ketuntasan belajar individu didapat dari KKM mata


(48)

dalam belarjarnya jika telah mendapatkan nilai 60 sedangakan dibawah 60 dinyatakan belum tuntas. Ketuntasan belajar secara klasikal yaitu mengukur tingkat keberhasilan ketuntasan belajar klasikal menggunakan persamaan:

Siswa tuntas (st)

NP = ---X 100% Seluruh siswa ( ss )

Keterangan:

NP = Nilai presentase yang di carai atau diharapkan

ST = Jumlah peserta didik yang tuntas belajar

SS = Jumlah seluruh peserta didik dalam satu kelas.

100% = Bilangan pengali tetap.

7. Indikator Penilaian.

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan aktivitas dan nilai mata pelajaran IPS di setiap siklusnya. Penilaian ini dinyatakan berhasil jika nilai 80% ( minimal 28 orang ) dari keseluruhan peserta didik mendapatkan nilai diatas atau sama dengan KKM yang ditentukan dan sebanyak 80% peserta didik ( 28 orang ) memenuhi Indikator aktivitas peserta didik dalam kegiatan belajar.

C.Prosudur Penelitian.

1. Perencanaa latihan ini menggunakan Penelitian Tindakan kelas ( Classroom action Resecearch ) dengan penekanan terhadap proses


(49)

37

Pembelajaran IPS dikelas v SD Setia budi telukbetung selatan kota Bandar Lampung. Peneliti tindakan kelas adalah peneliti yang dilakukan untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna .Karakterstik pembelajarannya. Menurut kajian secara untuh, holistiknya dan naturalistic oleh pendidikan peneliti dan pendidik lain yang bekerja sama membantu peneliti mengobsevasi pelaksanaan proses pembelajaran. Peneliti tindakan kelas yang dipilih adalah bentuk penilitian refleksi diri atau sef-reflective Inquiri.Penelitian melalui refleksi diri yaitu pendidik mengumpulakan data dari praktiknya sendiri pendidik mencoba melihat kembali apa yang dikerja kannya. Apa dampak tindakannya bagi peserta didik dan pendidik harus memikirkan mengapa dampaknya itu timbul.Berdasarkan hasil renungannya itu kemudian ditemukan kelemahan dan kekuatan tindakan yang dilakukan kemudian memperbaiki kelemaham, mengulangi dan menyempurnakan tindakan yang dianggap baik.Jadi data dikumpulkan dari praktik sendiri bukan dari sumber data lain.Data dikumpulkan dari pendidik yang terlibat dalam kegiatan penelitian ,pendidikan mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai peneliti dan sebagai pendidik.Pendidikan bukan hanya sekedar pelaksana pembelajaran tetapi juga berperan aktif mulai dari tahap perenanaan sampai tahap evaluasi dan melakukan refleksi terhadap tindakan yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan pada peserta didik secara klasikal, untuk meningkatkan mutu proses belajaran dan untuk mengatasi kelemahan pembelajaran. Yang telah dilakukan sebelumnya agar berubah menjadi pembelajaran yang berlangsung lebih eksplisit dan sistimatis.sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran lebih professional, pendidikan memerlukan keberanian dan kepedulian terhadap kelemahan yang ada dalam implementasi Pelajaran yang di kelolah, Pendidikan juga


(50)

harus mampu merenung, berfikir merefleksikan semua kekurangan dalam proses pembelajaran untuk mengidentivikasi bagian-bagian yang masih lemah.

Pendidikan mempunyai peluang mengenali praktik pembelajaran yang dilakukan selama ini. Untuk memanfaatkan penelitian tindakan kelas sebagai sarana perbaikan proses pembelajaran, dimulai segera mungkin seteh ditemukan adanya permasalahan dalam proses pembelajaran.

Classtoom Action Research sebagai bentuk penelitian yang bersifat reflektip dengan melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk memberbaiki atau meningkatkan proses belajar dan pembelajaran secara aktif, professional dan merupakan penelitihan yang menggabungkan antara tindakan dengan prosudur ilmiah untuk memahami sambil ikut serta dalam proses perbaikan. Penelitihan tindakan kelas lebih ditunjukan pada proses dari pada hasil artinya bahwa banyak data yang diperoleh dari tindakan dari pada hasil, seperti pada peneliti lainya. Oleh karena itu penelitian ini dilaksanakan melalui kegiatan yang dimulai dari rencanaan (plening ) dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan ( acting ) ,pengamatam ( observasi ) dan refleksi yang di dasari pada hasil pengamatan tindakan berikutnya (replanning ) untuk memperbaiki tindakan sebelumnya.


(51)

39

Indicator Indikator belum tercapai

Tercapai

Bagan 2. Siklus Pelaksanaan penelitian Tindakan Kelas PRA PENELITIAN

Menentukan permasalahan Mengumpulkan data awal

PERENCANAAN TINDAKAN

PELAKSANAAN

OBSERVASI REFLEKSI

PELAKSANAAN PERENCANAAN

TINDAKAN

OBSERVASI

REFLEKSI SIKLUS 1

SIKLUS 2

SELESAI

Dilanjutkan ke siklus dengan memperbaiki skenario pembelajaran


(52)

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencana adalah :

a. Menyusun RPP sesuai dengan materi yang direncanakan

b. Menyusun lembar kerja pengamatan untuk mempelajari IPS dengan menerapkan model Student Team Achievemen Divisions ( STAD) aktivitas pendidikan dalam kelas.

c. Menyiapkan bahan pembelajaran IPS tentang tokoh –tokoh penting yang berperan dalam peristiwa sejarah pada masa Hindu, Budha, Islam.

2.Pelaksanaan Tindakan.

Proses tindakan langsung di pada jam pelajaran IPS, peserta didik yang dilibat kan dalam penelitian ini adalah siswa kelas V dalam dua kali pertemuan ( 4 X 35 Menit ) dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1). Kegiatan awal.

a. Pendidik mengkondisikan kelas

b.Pendidikan menginformasikan tujuan pembelajaran

c. Pendidikan mengadakan apersepsi dalam bertanya jawab kepada peserta yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari.

2). Kegitan Inti

a. Pendidikan menceritakan tokoh-tokoh penting yang berperan dalam peristiwa sejarah tokoh-tokoh masa Hindo,Budha,Islam di Indonesia.

b. Peserta didik bertanya jawab tentang tokoh-tokoh penting yang berpe ran dalam peristiwa sejarah.


(53)

41

c. Pendidik menceritakan tentang tokoh-tokoh sejarah masa Hindu Budha dan Islam di Indonesia.

3). Kegiatan akhir:

Pendidikan dan peserta didik melalukan refleksi setelah memlaksana kan proser pembelajaran untuk dijadikan bahan perencanaan tindakan berikutnya.

3. Observasi

Obsevasi dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan baik terhadap peserta didik dan pendidik dengan menggunakan intrumen yang telah disiapkan. Observasi dilakukan secara kolaborasi bersama teman sejawat dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Pengamatan di fokuskan pada proses pembelajaran menggunakan ( Student team Achievemen Divisions (STAD) yang dilakukan oleh peserta didik dalam Proses pembelajaran.

4). Refleksi.

Refleksi dilakukan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik maupun pendidikan sebagai peneliti.Setelah data diperoleh dari uji coba model Student Team Achievemen Divisions ( STAD), untuk menemukan tokoh-tokoh yang berperan dalam peristiwa sejarah masa Hindu Budha Islam di Indonesia.Maka penelitian melakukan diskusi dengan teman sejawat tentang data yang didapat.Diskusi meliputi keberhasilan, kegagalan, dan hambatan


(54)

yang di jumpai pada saat melakukan tindakan. Data-data yang diperolah dipilih yang benar-benar dibutuhkan dan dapat di jadikan ajuan dalam penyusunan, laporan hasil penelitian. Setelah mendapatkan gambaran tentang permasalahan dan hambatan yang dijumpai,maka langkah-lankah selanjutnya penelitian menyusun kembali rencana kegiatan pembelajaran yang mengaju pada kekurangan, sehinga memperoleh hasil lebih baik pada siklus berikutnya.

5). Rekomendasi.

Pada rekomendasi diharapkan observasi, hal ini kepala sekolah ataupun teman sejawat yang mendamping penelitian dalam melaksanakan semua proses penelitian, memberikan masukan ( rekomendasi) yang akan dapat di gunakan oleh peneliti untuk dijadikan pertimbangan dalam melakukan siklus yang selanjutnya ataupun dalam langkah menarik kesimpulan dalam proses penelitian yang dilakukan dalam peneliti. Dengan adanya rekomendasi ini, diharapkan peneliti dapat melakukan perbaikan jika memang dalam langkah awal peneliti melakukan hal-hal yang diangap kurang baik dan dapat meningkatkan hal-hal positif yang menjang langsung proses peneliti, sehingga dapat menghasilkan sesuatu seperti yang diharapkan oleh semua pihak, baik peneliti,observasi, peserta didik dan juga sekolah.


(55)

43

D. Pelaksanaan Tindakan.

1. Siklus 1.

1.1 Tahap Perencana

a. Identifikasi permasalahan dapat kondisi awal melalui pengamatan wawancara dan dukumentasi. Sedangkan identifikasi permasalahan pada kondisi setelah pelaksanaan tindakan pada siklus 1 dan 2 menggunakan lembar pengamat dan penilaian.

b. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP). c. Membuat Skaenario pembelajaran Cooperative Learning.

d. Membuat lembarkerja peserta didik yang digunakan dalam kegiatan e. Mempersiapkan alat dan midia pembelajaran yang diperlukan. f. Mempersiapkan lembar pengamatan yang diperlukan.

1.2 Tahap Pelaksanaan

a. Fase Eksplorasi

1) Mempelihatkan konsep-konsep pokok mengajukan pertanyaan. 2) Menampung semua jawaban peserta didik, ditulis dipapan tulis. 3) Pendidikan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memper baiki rumusan yang tidak sesuai dengan jawaban semula.

b. Fase Elaborasi

1) Memperkenalkan atau memperjelaskan pokok-pokok materi. 2) Membinbing peserta didik untuk meluruskan kembali


(56)

3) Mengarahkan dan membimbing peserta didik untuk berdiskusi sekelompok dalam melalukan perbaikan.

c. Fase klarifikasi

1) Memberi kesempatan kepada kelompok untuk melamporkan hasil Diskusi.

2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa merumuskan reko mendasi,memberikan tugas kepada siswa membuat tulisan.

1.3 Pengamatan dan Penilaian

Pada tahap ini menggunakan satu lembar pengamatan yang digunakan untuk menilai tingkat atau atau ketegori aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dalam setiap siklus. Pengamatan ini dilakukan oleh guru ( peneliti) pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung pada tiap siklus pembelajaran IPS kelas V di sd Setia budi Telukbetung selatan dengan fomat lembar pengamatan.

1.4 Refleksi

Refleksi merupakan tindakan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari hasil pengamatan dan penilaian. Yang dapat diperoleh dari hasil pengamatan dan penilaian.Yang dapat diperoleh dari hasil refleksi adalah aktivitas belajar siswa yang meliputi :


(57)

45

1. Jumlah siswa yang aktif

2. Presentase siswa yang aktif ,Presentase siswa aktif kemudian dijadika acuan dalam manemukan Indikator keberhasilan dan menentukan apakah penilaian akan dilanjutkan pada siklus berikutnya atau tidak.

2. Siklus II

2.1 Tahap perencananaan

a. Mempersiapkan Rencana pelaksaan pembelajaran (RPP). b. Membuat scenario pembelajaran cooperative learning.

c. Membuat lembar kerja siswa yang di gunakan dalam kegiatan pembelajaran.

d. Mempersiapkan alat dan midia pembelajaran yang diperluka. e. Mempersiapkan lembar pengamatan yang diperluka.

2.2 Tahap pelaksana

a. Kegiatan awal (Eksplorasi)

1) Membetuk enam kelompok yang anggotanya masing-masing lima atau enam siswa secara hetrogen.

2) Menjelaskan kepada siswa tentang kerja sama dalam ke lompok. 3) Menjelaskan beberapa aturan kelompok yang harus diterapkan. b. Inti pembelajaran ( Elaborasi)

1) Menyajikan atau mempresentasikan materi bahasa yang mudah dimengerti siswa.

2) Memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok.

3) Membimbing setiap anggota kelompok dalam mempelajari dan mendiskusikan materi pembelajaran.


(58)

4) Mengarahkan siswa saling membantu atau anggota mengalami kesulitan.

5) Mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan untuk bertanya pada teman sekelompok sebelum bertanya kepada guru.

c. Penutup pembelajaran ( konfirmasi )

1) Memberi penghargaan kepada kelompok yang skornya rata rata melebihi kriteria tertentu.

2) Guru memberi evaluasi kepada semua siswa.

2.3Pengamatan dan Penilaian

Pada tahap ini mengunakan satu lembar pemgamatan yang digunakan untuk menilai tingkat atau katagori aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dalam setiap siklus. Pengamatan ini dilakukan oleh guru peneliti saat proses pembelajaran sedang pada setiap siklus pembelajaran IPS kelas V di SD Setia Budi Telukbetung selatan kota Bandarlampung format lembar Pengamat.

2.4 Refleksi

Refleksi merupakan tindakan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari hasil pengamatan dan penilaian yang dapat diperoleh dari hasil refleksi adalah aktivitas belajar siswa yang meliputi:

1.Jumlah siswa yang aktif. 2.Prensentase siswa yang aktif.

Presentase siswa aktif kemudian di jadikan acuan dalam menentukan indikator keberhasilan dalam penilaian ini diperencanakan dua siklus.


(59)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A Kesimpulan

Kesimpulan yang di peroleh dari kegiatan penelitian ini adalah :

1. Penggunakan model pembelajaran kooperatif Student Tiam Achievement Divisions ( STAD). dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yang ditunjukan dari peningkatan nilai rata – rata serta aktivittas siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada siklus I rata – rata aktivitas siswa adalah 54 dan pada siklus II rata – rata aktivitas siswa meningkat menjadi 76,6.

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif Student Tiam Achievement Divisions ( STAD) dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa yang ditunjuk dari peningkatan nilai rata-rata serta aktivitas siswa dalam mengikuti pelajarn. Pada siklus I rata – rata prestasi belajar siswa adalah 57,9 dan pada siklus II rata – rata prestasi belajar siswa meningkat menjadi 83,8.

B Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian menyarankan kepada pembaca atau yang berkepentingan diantaranya:


(60)

1. Bagi beserta didik, diharapkan dengan menggunakan STAD peserta didik dapat lebih memahami materi pembelajaran dengan lebih baik lebih menyenangkan dalam proses pembelajaran.

2. Bagi guru yang mengampu mata pelajaran lain dapat mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif Student Tiam Ahievement Divisons ( STAD ) Guna meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam prose pembelajaran .

3. Bagi kepada sekolah ,diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada guru mengenai model pembelajaran dari cara mengajar yang lebih bervariasi agar guru mampu melaksanakan pembelajaran dengan cara yang lebih menarik.

4. Bagi sekolah diharapkan dengan menerapkan model pembelajaran STAD akan lebih menambah keragaman dan variasi dalam pembelajaran di sekolah sehingga pembelajaran di sekulah akan lebih memyenangkan bagi peserta didik

5. Bagi peneliti dapat meningkatkan model STAD karena mendapatkan ilmu yang sangat berharga bagi peneliti.


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2004. Penilitian Pembelajaran Pengetahuan Sosial. Depdiknas Derjen Dikdasnas.Dit PLP Materi Pelatihan Terintergrasi Buku 2. Depdiknas Jakarta.

Djamarah.2000.Belajar sambil Melakukan Aktivitas. Jakarta; Rineka Cepta Demyati.2006.Belajar dan Pembelajaran . Jakarta: Rineka Cipta

Dra.Sri Sukabdiyah,MM.KTSP Model – Model Pembelajaran Interatif . Gagne .R.M ( 1985 ) . The Candittions of Learning Theory of Innstruction ( 4 Th Edition ).

Hamalik. Oemar .2001. Proses Belajar Mengajar .Jakarta: Bumi Aksara

Harlin.W.(ed) . 1992 Enhacing Quality in Assesment London : Kogan page Ltd IGAK Wardhani ( 2007 ) Materi pokok Penelition Tindakan Kelas .Penerbit Universitas Terbuka .Jakarta.

Kusuma.Wijaya 2007 Mengenal Penilitian Tindakan KELAS .Jakarta .PT Indeks Murssel,James 1954. Successful Teaching,New: McGrave Hill Book Cumpany.

Mulyana . E ( 2005 ) .Menjadi Guru Forfesional ; Menciptakan Pembelajaran Kriatf dan Menyenangkan .Remaja Rosdakarya.Bandung.

Rohani, Ahmad. 2004 Pengelolahan Pengajaran . Jakarta ; Rineka Cipta Sardiman AM 1994 .interasi dan Mativasi Belajar Mengajar. Jakarta; Raja Grasindo persada.

………2008 Intraksi dan Motivasi Belajar Jakarta ; Raja Groindo Persada

Slamento .2008 Proses Belajar Mengajar dalam sistim Kridit Sementara Jakarta : Bumi Aksara.


(62)

………..2003. Belajar dan factor-fakor yang mempengaruhinya Jakarta : Rineka Cipta

Slavin R,E,2008.Cooperative Learning teori ,Reset dan Praktek Terjemahan oleh Nurulita Bandung : Student Team Achievemen Division ( STAD ) Usaha Media.

Subry Sutikno ( 2008 ) Modil Pembebelajaran Interaktif social , Pembelajaran Efektif dan Restorika NTP Press. Mantaram.

Suryabrata , Sumardi .1984 Proses Belajar Mengajar di sekolah Jakarta ; Rineke Cipta.

The Leang Gie. 1985 Caca Belajar Mengajar yang efesien .Gajah Mada Universitas Proses Jogjakarta.

Thursan Hukum 2000 Belajar Scara Efektif Jakarta : PT Puspa swara

Udin S winataputra ( 2008) Materi dan pembelajaran IPS SD Penerbit Universitas Terbuka Jakarta


(63)

81

Standar Kompetensi :

1. Menghargai berbagai peninggalan dari tokohsejarah pada masa Hindu Budha Islam di Indonesia

Karakter Siswa Yang Diharapkan Siswa diharakan . disiplin rasa homat tekun,jujur . Sumber /Bahan Belajar Buku IPS Kelas V AW 1X35 menit Penilainan Contoh Instrumen Jelaskan peninggala n sejarah Hindu,Bud ha Islam Bentuk Instrumen Isian Teknik Tertulis Indikator Menyusu n peningga lan sejarah masa Hindu,B udha Islam diIndone sia Pengalaman Belajar *Dengan

berdikusi siswa menyusun daftar peningalan

bercorak Hindu,Budha Islam.

*Melalui diskusi siswa

menyebutkan daftar

peninggalan sejarah yang bercorak

Hindu,Budha Islam diIndonesia. *Melalui Tanya jawab siswa menceritakanberb agai peninggalan sejarah agama Hindu,Budha Islam di Indonesia Materi

Pokok/Uraian Materi

Makna peninggalan sejarah masa Hindu Budha dan Islam di Indonesia. Kompetisi Dasar Mengenal makna peningagal an Sejarah masa agama Hindu Budha dan Islam di Indonesia

KD

1.1

SILABUS SIKLUS I

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : V/Ganjil


(64)

82 Standar Kompetensi :

2. Menghargai berbagai peninggalan dari tokohsejarah pada masa Hindu Budha Islam di Indonesia

Karakter Siswa Yang Diharapkan Siswa diharapkan disiplin ,tanggung jawat. Hormat dan sopan santun Sumber/ Bahan Belajar Buku IPS kelas V AW

1X 35 Menit Penilainan Contoh Instrumen Sebutkan tokoh-tokoh Sejarah pada masa agama Hindu,Bud ha

Islam di

Indonesia Bentuk Instrumen Jawaban singkat Teknik Tertulis Indikator Mencerit akan Tokoh-tokoh sejarah agam Hindu,B udha,Isla mdiIndo nesia Menyebu tkantoko h-tokoh sejarah masa Hindu,B udha Islam diIndone sia Pengalaman Belajar Menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu Budha dan Islam diIndonesia

Menjelaskan dan mengelompokan tokoh-tokoh sejarah masa Hindu,Budha Islam di Indonesia

Menjelaskan dan membandingkan tokoh-tokoh sejarah Hindu Budha dan Islam

Materi

Pokok/Uraian Materi

Tokoh-tokoh Sejarah pada masa hindu ,Budha Islam Di Indonesia Kompetis i Dasar Mencerita kan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu,Bu dha Islam di

Indonesia K

D 1.2


(65)

83


(1)

78 1. Bagi beserta didik, diharapkan dengan menggunakan STAD peserta didik dapat lebih memahami materi pembelajaran dengan lebih baik lebih menyenangkan dalam proses pembelajaran.

2. Bagi guru yang mengampu mata pelajaran lain dapat mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif Student Tiam Ahievement Divisons ( STAD ) Guna meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam prose pembelajaran .

3. Bagi kepada sekolah ,diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada guru mengenai model pembelajaran dari cara mengajar yang lebih bervariasi agar guru mampu melaksanakan pembelajaran dengan cara yang lebih menarik.

4. Bagi sekolah diharapkan dengan menerapkan model pembelajaran STAD

akan lebih menambah keragaman dan variasi dalam pembelajaran di sekolah sehingga pembelajaran di sekulah akan lebih memyenangkan bagi peserta didik

5. Bagi peneliti dapat meningkatkan model STAD karena mendapatkan ilmu yang sangat berharga bagi peneliti.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2004. Penilitian Pembelajaran Pengetahuan Sosial. Depdiknas Derjen Dikdasnas.Dit PLP Materi Pelatihan Terintergrasi Buku 2. Depdiknas Jakarta.

Djamarah.2000.Belajar sambil Melakukan Aktivitas. Jakarta; Rineka Cepta Demyati.2006.Belajar dan Pembelajaran . Jakarta: Rineka Cipta

Dra.Sri Sukabdiyah,MM.KTSP Model – Model Pembelajaran Interatif . Gagne .R.M ( 1985 ) . The Candittions of Learning Theory of Innstruction ( 4 Th Edition ).

Hamalik. Oemar .2001. Proses Belajar Mengajar .Jakarta: Bumi Aksara

Harlin.W.(ed) . 1992 Enhacing Quality in Assesment London : Kogan page Ltd IGAK Wardhani ( 2007 ) Materi pokok Penelition Tindakan Kelas .Penerbit Universitas Terbuka .Jakarta.

Kusuma.Wijaya 2007 Mengenal Penilitian Tindakan KELAS .Jakarta .PT Indeks Murssel,James 1954. Successful Teaching,New: McGrave Hill Book Cumpany.

Mulyana . E ( 2005 ) .Menjadi Guru Forfesional ; Menciptakan Pembelajaran Kriatf dan Menyenangkan .Remaja Rosdakarya.Bandung.

Rohani, Ahmad. 2004 Pengelolahan Pengajaran . Jakarta ; Rineka Cipta Sardiman AM 1994 .interasi dan Mativasi Belajar Mengajar. Jakarta; Raja Grasindo persada.

………2008 Intraksi dan Motivasi Belajar Jakarta ; Raja Groindo Persada

Slamento .2008 Proses Belajar Mengajar dalam sistim Kridit Sementara Jakarta : Bumi Aksara.


(3)

80

………..2003. Belajar dan factor-fakor yang mempengaruhinya Jakarta : Rineka Cipta

Slavin R,E,2008.Cooperative Learning teori ,Reset dan Praktek Terjemahan oleh Nurulita Bandung : Student Team Achievemen Division ( STAD ) Usaha Media.

Subry Sutikno ( 2008 ) Modil Pembebelajaran Interaktif social , Pembelajaran Efektif dan Restorika NTP Press. Mantaram.

Suryabrata , Sumardi .1984 Proses Belajar Mengajar di sekolah Jakarta ; Rineke Cipta.

The Leang Gie. 1985 Caca Belajar Mengajar yang efesien .Gajah Mada Universitas Proses Jogjakarta.

Thursan Hukum 2000 Belajar Scara Efektif Jakarta : PT Puspa swara

Udin S winataputra ( 2008) Materi dan pembelajaran IPS SD Penerbit Universitas Terbuka Jakarta


(4)

81

Standar Kompetensi :

1. Menghargai berbagai peninggalan dari tokohsejarah pada masa Hindu Budha Islam di Indonesia

Karakter Siswa Yang Diharapkan Siswa diharakan . disiplin rasa homat tekun,jujur . Sumber /Bahan Belajar Buku IPS Kelas V AW 1X35 menit Penilainan Contoh Instrumen Jelaskan peninggala n sejarah Hindu,Bud ha Islam Bentuk Instrumen Isian Teknik Tertulis Indikator Menyusu n peningga lan sejarah masa Hindu,B udha Islam diIndone sia Pengalaman Belajar *Dengan

berdikusi siswa menyusun daftar peningalan

bercorak Hindu,Budha Islam.

*Melalui diskusi siswa

menyebutkan daftar

peninggalan sejarah yang bercorak

Hindu,Budha Islam diIndonesia. *Melalui Tanya jawab siswa menceritakanberb agai peninggalan sejarah agama Hindu,Budha Islam di Indonesia Materi

Pokok/Uraian Materi

Makna peninggalan sejarah masa Hindu Budha dan Islam di Indonesia. Kompetisi Dasar Mengenal makna peningagal an Sejarah masa agama Hindu Budha dan Islam di Indonesia

KD

1.1

SILABUS SIKLUS I

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : V/Ganjil


(5)

82 Standar Kompetensi :

2. Menghargai berbagai peninggalan dari tokohsejarah pada masa Hindu Budha Islam di Indonesia

Karakter Siswa Yang Diharapkan Siswa diharapkan disiplin ,tanggung jawat. Hormat dan sopan santun Sumber/ Bahan Belajar Buku IPS kelas V AW

1X 35 Menit Penilainan Contoh Instrumen Sebutkan tokoh-tokoh Sejarah pada masa agama Hindu,Bud ha

Islam di

Indonesia Bentuk Instrumen Jawaban singkat Teknik Tertulis Indikator Mencerit akan Tokoh-tokoh sejarah agam Hindu,B udha,Isla mdiIndo nesia Menyebu tkantoko h-tokoh sejarah masa Hindu,B udha Islam diIndone sia Pengalaman Belajar Menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu Budha dan Islam diIndonesia

Menjelaskan dan mengelompokan tokoh-tokoh sejarah masa Hindu,Budha Islam di Indonesia

Menjelaskan dan membandingkan tokoh-tokoh sejarah Hindu Budha dan Islam

Materi

Pokok/Uraian Materi

Tokoh-tokoh Sejarah pada masa hindu ,Budha Islam Di Indonesia Kompetis i Dasar Mencerita kan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu,Bu dha Islam di

Indonesia K

D 1.2

SILABUS SIKLUS II

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : V/Ganjil


(6)

83


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR I PA MELALUI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA KELAS V SD KRISTEN 1 METRO

0 4 120

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 PRINGSEWU BARAT KABUPATEN PRINGSEWU

0 2 38

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 PRINGSEWU BARAT KABUPATEN PRINGSEWU

0 4 30

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

Peningkatan kerjasama dan prestasi Matematika siswa kelas V SD Karitas tahun pelajaran 2016/2017 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD).

0 3 301

Peningkatan kerjasama dan prestasi Matematika siswa kelas V SD Karitas tahun pelajaran 2016 2017 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)

20 120 299

Peningkatan minat dan prestasi belajar ips melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division siswa kelas IVA SD Karya Sang Timur.

1 6 205

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

0 0 10