Peningkatan kerjasama dan prestasi Matematika siswa kelas V SD Karitas tahun pelajaran 2016/2017 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD).

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD KARITAS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 MELALUI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD).

Marten

Universitas Sanata Dharma. 2017

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kerjasama dan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik, Sleman. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan upaya peningkatan kerjasama dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Karitas Ngaglik tahun pelajaran 2016/2017 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD; (2) meningkatkan kerjasama siswa kelas V SD Karitas melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pelajaran matematika; (3) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pelajaran matematika.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Karitas Ngaglik tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 31 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan kerjasama dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi,kuisioner dan tes pilihan ganda. Teknik analisis data digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) upaya peningkatan kerjasama dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Karitas Ngaglik tahun pelajaran 2016/2017 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: penyampaian tujuan dan pentingnya kerjasama, pembagian kelompok, presentasi materi oleh guru, kegiatan belajar dalam kelompok, pemberian kuis dan penghargaan prestasi tim.; (2) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kerjasama siswa. Peningkatan ini dapat dilihat dari kondisi awal kerjasama siswa dengan skor rata-rata 53,25 (rendah) pada siklus I meningkat menjadi 66.97 (tinggi) kemudian pada siklus II meingkat menjadi 75,47 (tinggi); (3) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatan ini dapat dilihat dari kondisi awal rata-rata skor nilai tes siswa sebesar 64.40 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 57,14 %, pada siklus I meningkat menjadi 69,07 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 74,07 % dan pada siklus II meningkat menjadi 74,23 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 93,33%.

Kata kunci: kerjasama, prestasi belajar, model pembelajaran kooperatif tipe STAD.


(2)

ABSTRACT

TO INCREASE THE STUDENTS’ LEARNING MATHEMATIC ACHIEVEMENT AND COOPERATION GRADE V SD KARITAS ACADEMIC YEAR 2016/2017 BY

MEANS OF APLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL OF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TYPE.

Marten

Sanata Dharma University 2017

The background of this research is the lack of students’ learning achievement and cooperation grade V SD Karitas, Sleman. The aim of this research is (1) to describe the eforts of increasing the students’ learning mathematic achievement and cooperation grade V SD Karitas academic year 2016/2017 by means of aplication of cooperative learning model of STAD type; (2) to increase the students’ cooperation grade V SD Karitas by means of aplication of cooperative learning model of student team achievement division (STAD) type on the mathematic; (3) to increase the students’ learning achievement grade V SD Karitas by means of aplication of STAD type on the mathematic.

This study employed Class Action Research (CAR). The participants of this research were the students grade V SD Karitas Ngaglik academic year 2016/2017. The number of the participants were 31 students. The object of this study was to increase students’ learning achievement and cooperation on the matematic. In gathering the data, the researcher used obervation sheets, questionnaires and multiple choice test. To analyse the data, the researcher employed quantitative descriptive analysis.

Based on the data analysis, the researcher found out that: (1) the eforts of increasing the students’ learning mathematic achievement and cooperation grade v sd karitas academic year 2016/2017 by means of aplication of cooperative learning model of STAD type obtained be conducted by several steps namely: delivering the aim and the crucial of cooperation, making groups, teacher present the lesson, learning activities in group, quizes and rewarding for the best group; (2) the aplication of cooperative learning model of STAD type obtained increase the students cooperation. It could be seen from the first condition of the students cooperation who got everage score 53,25 (low score) on the I cycle went up be 66.97 (high score) and then on the II cycle went up be 75.47 (high score); (3) the aplication of cooperative learning model of STAD type obtained increase the students learning achievement. It could be seen from the first condition of the everage test score students was 64.40 by attaining presentage of KKM was 57,14%, on the cycle I went up be 69,07 by by attaining presentage of KKM was 74,07% and on the cycle II went up be 74,23% by attaining presentage of KKM was 93,33%.

Key words: cooperation, learning achievement, cooperative learning model of STAD type.


(3)

i PENINGKATAN KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS V SD KARITAS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

(STAD) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Marten NIM: 121134030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(4)

(5)

(6)

iv PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:

1. Tarekat Bruder MTB yang telah mempercayakan saya menempuh Pendidikan di PGSD

2. Ibu Yulia Saidah yang selalu mendukung, kakak dan adik yang selalu mendorong

3. Para bruder MTB komunitas kotabaru yang selalu memberikan bimbingan dan dukungan.


(7)

v MOTTO

Jangan pernah berhenti berusaha karena pada akhirnya engkau akan menemukan apa yang ada dibalik usahamu (Marten)

Anda perlu merumuskan tujuan hidup jangka panjang, untuk menyiasati rasa frustasi karena kegagalan yang menimpa atas tujuan jangka


(8)

vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 23 Februari 2017 Penulis


(9)

vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Unversitas Sanata Dharma:

Nama : Marten

Nomor Mahasiswa :121134030

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: ”PENINGKATAN KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD KARITAS TANUN PELAJARAN 2016/2017 MELALUI PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)”

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Unversitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin sari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 23 Februari 2017 Yang menyatakan


(10)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD KARITAS TAHUN PELAJARAN 2016/2017 MELALUI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD).

Marten

Universitas Sanata Dharma. 2017

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kerjasama dan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik, Sleman. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan upaya peningkatan kerjasama dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Karitas Ngaglik tahun pelajaran 2016/2017 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD; (2) meningkatkan kerjasama siswa kelas V SD Karitas melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pelajaran matematika; (3) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pelajaran matematika.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Karitas Ngaglik tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 31 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan kerjasama dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi,kuisioner dan tes pilihan ganda. Teknik analisis data digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) upaya peningkatan kerjasama dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Karitas Ngaglik tahun pelajaran 2016/2017 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: penyampaian tujuan dan pentingnya kerjasama, pembagian kelompok, presentasi materi oleh guru, kegiatan belajar dalam kelompok, pemberian kuis dan penghargaan prestasi tim.; (2) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kerjasama siswa. Peningkatan ini dapat dilihat dari kondisi awal kerjasama siswa dengan skor rata-rata 53,25 (rendah) pada siklus I meningkat menjadi 66.97 (tinggi) kemudian pada siklus II meingkat menjadi 75,47 (tinggi); (3) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Peningkatan ini dapat dilihat dari kondisi awal rata-rata skor nilai tes siswa sebesar 64.40 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 57,14 %, pada siklus I meningkat menjadi 69,07 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 74,07 % dan pada siklus II meningkat menjadi 74,23 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 93,33%.

Kata kunci: kerjasama, prestasi belajar, model pembelajaran kooperatif tipe STAD.


(11)

ix ABSTRACT

TO INCREASE THE STUDENTS’ LEARNING MATHEMATIC ACHIEVEMENT AND COOPERATION GRADE V SD KARITAS ACADEMIC YEAR 2016/2017 BY

MEANS OF APLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL OF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TYPE.

Marten

Sanata Dharma University 2017

The background of this research is the lack of students’ learning achievement and cooperation grade V SD Karitas, Sleman. The aim of this research is (1) to describe the eforts of increasing the students’ learning mathematic achievement and cooperation grade V SD Karitas academic year 2016/2017 by means of aplication of cooperative learning model of STAD type; (2) to increase the students’ cooperation grade V SD Karitas by means of aplication of cooperative learning model of student team achievement division (STAD) type on the mathematic; (3) to increase the students’ learning achievement grade V SD Karitas by means of aplication of STAD type on the mathematic.

This study employed Class Action Research (CAR). The participants of this research were the students grade V SD Karitas Ngaglik academic year 2016/2017. The number of the participants were 31 students. The object of this study was to increase students’ learning achievement and cooperation on the matematic. In gathering the data, the researcher used obervation sheets, questionnaires and multiple choice test. To analyse the data, the researcher employed quantitative descriptive analysis.

Based on the data analysis, the researcher found out that: (1) the eforts of increasing the students’ learning mathematic achievement and cooperation grade v sd karitas academic year 2016/2017 by means of aplication of cooperative learning model of STAD type obtained be conducted by several steps namely: delivering the aim and the crucial of cooperation, making groups, teacher present the lesson, learning activities in group, quizes and rewarding for the best group; (2) the aplication of cooperative learning model of STAD type obtained increase the students cooperation. It could be seen from the first condition of the students cooperation who got everage score 53,25 (low score) on the I cycle went up be 66.97 (high score) and then on the II cycle went up be 75.47 (high score); (3) the aplication of cooperative learning model of STAD type obtained increase the students learning achievement. It could be seen from the first condition of the everage test score students was 64.40 by attaining presentage of KKM was 57,14%, on the cycle I went up be 69,07 by by attaining presentage of KKM was 74,07% and on the cycle II went up be 74,23% by attaining presentage of KKM was 93,33%.

Key words: cooperation, learning achievement, cooperative learning model of STAD type.


(12)

x KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan kurniaNya pada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan skripsi ini dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjan pendidikan Guru sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dengan judul:

“Peningkatan Kerjasama dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Karitas Tahun Pelajaran 2016/2017 Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

Terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari kerjasama serta bantuan berbagai pihak, untuk itu dengan kerendahan hati penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Selaku Kaprodi PGSD

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S.,M.Pd. Selaku Wakaprodi PGSD

4. Drs. Y.B. Adimassana, M.A. Selaku dosen pembimbing I yang telah mendorong dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Agnes Herlina Dwi H., S.Si., M.T., M.Sc. Selaku dosen pembimbing II

yang telah mendorong dan membimbing peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

6. Para dosen PGSD yang telah memberikan dorongan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.

7. Andri Anugrahana, S.Pd.,M.Pd. Selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan dorongan supaya dapat menyelesaikan skripsi ini 8. Yohanes Suryo K.S.S. Selaku Kepala Sekolah SD Karitas Ngaglik, Sleman

yang telah memberikan ijin tempat untuk mengadakan penelitian.

9. Eka Yulianti S.Pd. Selaku wali kelas V dan guru mata pelajaran matematika SD Karitas Ngaglik yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan dan pengambian data di kelas V.


(13)

xi 10. Agustinus Walidi S.Pd. Selaku guru mata pelajaran matematika dan wali kelas VI SD Karitas Ngaglik yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengambil data

11. Para siswa dan siswi kelas V dan Kelas VI yang telah membantu penulis dalam pengambilan data selama penelitian.

12. Teman – teman angkatan 2012 yang selama ini menjadi teman dalam berproses selama kuliah

13. Markus Endri dan Solihin yang telah memotivasi penulis untuk meyelesaikan skripsi ini.

14. Kongregasi Bruder MTB yang telah memberikan dukungan doa dan motivasi serta kesempatan sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.

15. Para bruder komunitas novisiat dan komunitas Kotabaru yang telah mendukung dengan doa, perhatian dan rasa persaudaraan dan memotivasi penulis selama ini.

16. Keluarga tercinta dimanapun mereka berada yang telah memberikan dorongan kepada penulis untuk tetap melanjutkan penulisan skripsi ini. 17. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu peneliti berharap saran dan kritikan yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan menuju yang lebih baik. Semogga karya ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan nantinya.

Penulis


(14)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRACK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah... 5

C. Rumusan Maslah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Kajian Pustaka ... 10

1. Kerjasama ... 10

2. Prestasi Belajar ... 13


(15)

xiii

4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ... 23

B. Penelitian Yang Relevan ... 29

C. Kerangka Berpikir ... 31

D. Hipotesis Tindakan... 31

BAB III METODE PENELITIAN... 34

A. Jenis Penelitian ... 34

B. Setting Penelitian ... 36

C. Rencana Penelitian ... 37

D. Teknik Pengumpulan Data ... 43

E. Instrumen Penelitian... 44

F. Validitas Data dan Reliabilitas Instrumen ... 53

1. Validitas ... 53

2. Reliabilitas ... 62

G. Teknik Analisis Data ... 63

1. Analisis Data Observasi Kerjasama Siswa ... 63

2. Analisis Data Prestasi Belajar Siswa ... 66

H. Kriteria Keberhasilan ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68

A. Hasil Penelitian ... 68

1. Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 68

2. Data Hasil Penelitian ... 84

3. Data Rekapitulasi Peningkatan ... 93

B. Pembahasan ... 94

1. Upaya Peningkatan Kerjasama dan Prestasi Belajar Matematika Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 94

2. Peningkatan Kerjasama Siswa ... 99


(16)

xiv

BAB V PENUTUP ... 112

A. Kesimpulan ... 112

B. Keterbatasan Penelitian ... 113

C. Saran ... 114

DAFTAR PUSTAKA ... 115

LAMPIRAN ... 118


(17)

xv DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran kooperatif ... 23

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 37

Tabel 3.2 Pernyataan Instrumen Kuisioner Kerjasama ... 45

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuisioner Kerjasama ... 46

Tabel 3.4 Kuisiner Kerjasama Siswa ... 47

Tabel 3.5 Pedoman Kriteria Penilaian ... 48

Tabel 3.6 Pedoman Penskoran kuisioner Kerjasama ... 49

Tabel 3.7. Kriteria Kuisioner Kerjasama ... 49

Tabel 3.8 Instrumen Pengamatan Guru dan Observer ... 49

Tabel 3.9 Kisi-Kisi Siklus I ... 51

Tabel 3.10 Kisi-Kisi Soal Siklus I... 52

Tebel 3.11 kriteria Validasi Observasi ... 55

Tabel 3.12 Skor hasil Perhitungan Validasi Lembar Observasi ... 55

Tabel 3.13 Kriteria Validasi Kuisioner ... 56

Tabel 3.14 Skor Hasil Perhitungan ValidasiKuisioner ... 56

Tabel 3.15 kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 57

Tabel 3.16 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 57

Tabel 3.17 Validasi Soal Siklus I ... 60

Tabel 3.18 Validasi Soal SIklus II ... 61

Tabel 3.19 Kriteria Reliabilitas Instrumen ... 62

Tabel 3.20 Kriteria rata-rata Skor Kuisioner... 64

Tabel 3.21 Tabel kerjasma Siswa... 65

Tabel 3.22 kriteria Keberhailan... 67

Tabel 4.1 Data Pengamatan Kerjasama Siswa Kondisi Awal... 84

Tabel 4.2 Data Kuisioner Kerjasama Siswa Kondisi Awal ... 84

Tabel 4.3 Hasil Rata-rata Kerjasama SIswa Kondisi Awal ... 85

Tabel 4.4 Daftar bilai Siswa Kelas V tahun pelajaran 2015/2016 ... 86


(18)

xvi

Tabel 4.6 Data kuisisoner Kerjasama Siswa SIklus I ... 88

Tabel 4.7 Data hasil rata-rata Kerjasama Siswa Siklus I ... 89

Tabel 4.8. Data prestasi belajar Siswa siklus I ... 89

Tabel 4.9 Data Observasi Kerjasama Siswa siklus II ... 90

Tabel 4.10 Data Kuisioner Kerjasma Siswa siklus II ... 91

Tabel 4.11 Data rata-rata Hasil Kerjasma Siswa siklus II ... 92

Tabel 4.12 Data Prestasi Belajar Siswa Siklus II ... 92

Tabel 4.13 Data Peningkatan Kerjasama ... 93

Tabel 4.14 Data Peningkatan Prestasi Belajar ... 94

Tabel 4.15 Data Hasil keseluruhan Kuisioner Kerjasma ... 100

Tabel 4.16 Data Persentase Kriteria Kuisiomer SIklus I ... 102

Tabel 4.17 Data Persentase kriteria Kuisioner Siklus I... 103

Tabel 4.18 Data Peningkatan Kerjasma ... 104

Tabel 4.19 Data keseluruhan Perbandingan Prestasi Belajar Siswa ... 106


(19)

xvii DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Literatur Map... 30

Gambar 3.1 Diagram Siklus Pembelajaran ... 36

Gambar 4.1 Persentase Kuisioner Siklus I ... 102

Gambar 4.2 Persentase Kuisioner Siklus II... 103

Gambar 4.3 Peningkatan Kerjasama Siswa ... 104

Gambar 4.4 Persentase Pencapaian KKM Kondisi Awal ... 107

Gambar 4.5 Persentase Pencapaian KKM Siklus I ... 108

Gambar 4.6 Persentase Pencapaian KKM Siklus II ... 108

Gambar 4.7 Persentase Jumlah Siswa yang Mencapai KKM ... 109


(20)

xviii DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN I Surat Ijin Penelitian ... 118

LAMPIRAN II Validasi Instrumen observasi dan Kuesioner ... 121

LAmPIRAN III Validasi Perangkat Pembelajran ... 126

LAMPIRAN IV Data kuesioner dan Observasi Kondisi Awal ... 136

LAMPIRAN V Data Nilai Siswa Tahun Pelajaran 2016/2017 ... 144

LAMPIRAN VI Perangkat Pembelajaran Siklus I ... 147

LAMPIRAN VII Perangkat Pembelajaran Siklus II ... 181

LAMPIRAN VIII Soal Evaluasi ... 215

LAMPIRAN IX Soal Kuis ... 224

LAMPIRAN X Hasil LKS Siklus I ... 229

LAMPIRAN XI Hasil LKS Siklus II ... 238

LAMPIRAN XII Hasil Soal Evaluasi ... 245

LAMPIRAN XIII Hasil Lemnar Obserbvasi Siklus I ... 261

LAmPIRAN XIV Hasil Lembar Observasi Siklus II ... 268

LAMPIRAN XV Validitas dan reliabilitas Soal Evaluasi ... 272

LAMPIRAN XVI Foto-Foto Kegiatan ... 277


(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Bab I ini membahas dan menjelaskan tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan defiinisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembebasan peserta didik dari ketidaktahuan, ketidakmampuan, ketidakberdayaan, ketidakbenaran, ketidakjujuran, dan dari buruknya hati, akhlak, dan keimanan (Mulyasana, 2012: 64). Langeveld (dalam Mulyasana, 2012: 64) berpendapat bahwa pendidikan merupakan usaha, pengaruh, perlindungan, dan bantuan yang diberikan kepada anak agar tertuju kepada kedewasaan, atau lebih tepatnya membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Sedangkan menurut Basri (dalam Tatang, 2012:14) mendefinisikan pendidikan adalah sebagai berikut yaitu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya sehingga ia mencapai kualitas diri yang lebih baik. Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan itu pada dasarnya kegiatan yang mengembangkan pengetahuan manusia menjadi pribadi-pribadi yang berwawasan luas dan berkualitas sehinga mampu hidup dalam lingkungannya secara lebih baik.


(22)

2 dalam memperkembangkan diri menjadi manusia yang berkarakter dan berbudi luhur. Peranan guru sebagai pelaku utama sangat strategis dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, sehingga dengan demikian guru dipandang sebagai faktor determinan terhadap pencapaian mutu prestasi belajar siswa (Yusuf dan Sugandhi, 2011:139).

Prestasi belajar seseorang khususnya dalam bidang matematika sangat dipengaruhi oleh bagaimana seseorang tersebut diperlakukan atau diberi pengajaran. Marpaung (2005:25) mengatakan bahwa pengetahuan yang disebut matematika itu tidak dapat ditransfer dari seseorang yang mengetahui kepada mereka yang sedang belajar. Lebih jauh ia berpendapat bahwa matematika tidak diajarkan dengan ceramah (mengajari) tetapi dengan mengkonstruksikan pelajaran tersebut dalam pikiran siswa. Salah satu cara yang digunakan untuk mengkonstruksikan pelajaran tersebut kepada siswa yaitu melalui interaksi dan diskusi dengan teman-teman yang dipimpin oleh guru. Interaksi yang dimaksudkan ini berupa kemampuan siswa dalam bekerja sama dan menyampaikan ide-idenya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Hasil yang yang maksimal tidak hanya dituntut dari diri sendiri tetapi dari orang lain sebagai mitra kerja.

Berdasarkan hasil data observasi dan kuisioner peneliti mengenai kerjasama yang dilakukan pada tanggal 15 November 2016 di kelas V SD Karitas Ngaglik masih rendah. Data tersebut diambil dari data lembar observasi dan kuisioner yang diisi oleh peneliti dan siswa sendiri ketika pembelajaran berlangsung. Hasil kumulatiif dari kerjasama siswa diperoleh skor 53.23 dengan kriteria “rendah”. Prestasi belajar siswa yang didapatkan oleh peneliti juga memperlihatkan masih


(23)

3 rendah. Hasil tes yang dilakukan oleh siswa mendapat skor 64.40 dan hanya 55.95 % siswa yang lulus KKM. Keberhasilan dalam akademik tidak terlepas dari kemampuan siswa dalam kerja sama dalam memecahkan suatu masalah. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan prestasi belajar siswa rendah diantaranya kurangnya kerjasama diantara anggota kelompok. Masih ada anggota kelompok mengerjakan tugas secara pribadi padahal tugas tersebut merupakan tugas kelompok. Tugas juga diserahkan atau dibebankan kepada satu anggota kelompok yang dianggap bisa mengerjakannya. Kontribusi, partisipasi anggota kelompok belum terlihat dalam kerja kelompok siswa. Siswa juga memilih diam dan cenderung jalan-jalan di kelompok lain ketimbang mengerjakan tugas dalam kelompoknya. Jadi, keberhasilan suatu tim atau kelompok tidak terlepas dari kerja sama yang solid antar anggota. Selain itu juga adanya komunikasi yang baik dalam kelompok.

Salah satu penghambat keberhasilan peningkatan prestasi belajar siswa yaitu guru yang membiarkan siswa bekerja sendiri tanpa dikontrol, guru lebih membiarkan dan mempercayakan kepada kelompok masing – masing untuk berdinamika. Selain itu juga guru menggunakan metode ceramah dan kurang bervariasi dalam mengajar. Keterbatasan media yang digunakan juga turut menjadi permasalahan yang dihadapi siswa dalam belajar.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti ingin memaksimalkan cara mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Tipe STAD merupakan cara mengajar yang sederhana dan efektif digunakan dalam mengajar untuk siswa di kelas V


(24)

4 dengan pola pendekatan yang kooperatif. Komponen pembelajaran ini terdapat enam langkah yaitu tahap orientasi (penyampaian tujuan pembelajaran), pembagian kelompok, penyampaian materi dan LKS untuk dikerjakan dalam kelompok, belajar bersama dan mengerjakan LKS, pemberian kuis dan pemberian penghargaan pada tim atau kelompok yang berprestasi. Oleh sebab itu, metode kooperatif tipe STAD ini sangat cocok untuk mata pelajaran matematika yang melibatkan anggota dalam memecahkan masalah yang dihadapi terutama untuk meningkatkan prestasi belajar dan kerjasama siswa.

Alasan peneliti melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran koopertif tipe STAD ini antara lain karena sudah ada penelitian-penelitian sebelumnya yang telah membuktikan keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar siswa. Purnomo, A (2015) telah berhasil membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar IPS. Nastiti, F. A. (2014) telah berhasil membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar IPS. Herwanto (2015) telah berhasil membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD telah berhasil meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar IPS.

Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Kerjasama dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun Pelajaran 2016/2017 Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)”.


(25)

5 Meggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kerjasama dan preatasi belajar matematika siswa kelas V SD Karitas Ngaglik.

B. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini dibagi menjadi dua point yaitu pada batasan pendekatan dan pada batasan materi. Batasan pendekatan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas V Sekolah Dasar. Kelompok yang ingin diteliti dalam penelitian ini berfokus pada siswa kelas V Sekolah Dasar Karitas,Ngaglik, Sleman, Yogyakarta tahun pelajaran 2016/2017. Sedangkan batasan materinya difokuskan pada SK 2: Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah. Sedangkan KD-nya 2.2. Melakukan operasi hitung satuan waktu dan KD 2.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak dan kecepatan.

C. Rumusan Masalah

Setelah melihat latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana upaya peningkatan kerjasama dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD tahun pelajaran 2016/2017 melalui penerapan model kooperatif tipe STAD?

2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kerja sama siswa kelas V SD karitas Ngaglik pada pelajaran matematika?


(26)

6 3. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD tahun pelajaran 2016/2017?

D. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Mendeskripsikan upaya peningkatan kerjasama dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Karitas Ngaglik tahun pelajaran 2016/2017 melalui penerapan model pembelajan kooperatif tipe STAD

2. Meningkatkan kerjasama siswa kelas V SD Karitas melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pelajaran matematika 3. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD melalui penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pelajaran matematika.

E. Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu: 1. Bagi Peneliti

a. Semakin menambah pengetahun dan wawasan peneliti tentang pembelajaran tipe Student Teams Achievement Division (STAD). b. Dapat mencoba metode pembelajaran tipe STAD yang bisa diterapkan


(27)

7 c. Melihat berhasil dan tidaknya metode STAD untuk meningkatkan pestasi belajar dan kerjasama siswa pada pelajaran matematika kelas V SD Karitas Ngaglik.

2. Bagi Guru

a. Memberdayakan guru dalam menigkatkan prestasi belajar matematika dan kerjasama siswa kelas V SD Karitas Ngaglik melalui metode pembelajaran kooperatif tipe STAD

b. Mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika siswa dan kerjasama siswa kelas V SD Karitas Ngaglik

3. Bagi siswa

a. Siswa termotivasi untuk belajar karena bisa belajar bersama teman-temannya untuk mendalami materi.

b. Siswa semakin akrab satu sama lain dalam kelompoknya

c. Siswa mengetahui kemampuan dan kekurangan setiap pribadi dikelompoknya

d. Siswa termotivasi belajar dengan pola pendekatan yang membuat mereka saling membantu dalam memecahkan permasalahan waktu, jarak dan kecepatan

4. Bagi sekolah

a. Sebagai acuan atau alternatif lain dalam mengajar di kelas

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak pada peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran di sekolah


(28)

8 F. Definisi Operasional

Judul penelitian “Peningkatan Kerja Sama dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Karitas Tahun Pelajaran 2016/2017 Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)”. Adapun yang menjadi definisi operasionalnya dari judul tersebut yaitu:

a. Kerjasama

kerjasama merupakan kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama dua orang atau lebih untuk menghasilkan suatu outcome bagi mereka sendiri atau juga orang lain.

b. Prestasi belajar

Prestasi belajar merupakan suatu pencapaian tertinggi yang telah dilakukan seorang individu atau kelompok setelah menjalani proses pembelajaran ataupun interkasi/kerjasama dalam kelompoknya (dalam penelitian ini prestasi belajar diukur hanya pada nilai tes pada materi tertentu)

c. Model Pembelajaran kooperatif

merupakan suatu cara untuk membantu siswa belajar secara berkelompok, untuk saling membantu dalam proses pembelajaran sehingga meningkatkan prestasi belajar baik secara individu maupun kelompok belajar.

d. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

STAD (Student Teams Achievement Division) adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang dilakukan secara kelompok kecil dimana dalam pembelajaran tersebut siswa dibagi secara heterogen yang meliputi


(29)

9 kemampuan akademik, jenis kelamin, ras dan suku untuk saling bekerjasama, berdiskusi memecahkan masalah dan memperoleh penghargaan atas prestasi yang telah dicapai.


(30)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II ini menjelaskan tentang kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan

A. Kajian Pustaka 1. Kerjasama

a. Pengertian kerjasama

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,2002) kerjasama dapat diartikan sebagai melakukan (melaksanakan) suatu kegiatan atau usaha (perniagaan) yang ditangani oleh dua orang (pihak) atau lebih untuk mencapai tujuan bersama. Dengan demikian suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh dua orang atau lebih (pihak) dapat dikatakan kerjasama.

Nurhidayati (dalam Purnomo, 2015:9) mendefinisikan kerjasama merupakan keinginan untuk bekerjasama dengan orang lain secara kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok. Menurut Riyanto & Martinus (2008:119) kerjasama sebagai kerja kelompok atau kerja tim merupakan salah satu cara untuk membuat sukses suatu pekerjaan. Pernyataan -pernyataan yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: kerjasama merupakan kegiatan


(31)

11 yang dilakukan secara bersama-sama dua orang atau lebih untuk menghasilkan suatu outcome bagi mereka sendiri atau juga orang lain. b. Indikator Kerjasama

Menurut Johnson & F. Johnson (dalam Huda 2015:55) indikator kerjasama adalah sebagai berikut:

1) Saling mengerti dan percaya satu sama lain 2) Berkomunikasi dengan jelas dan tidak ambigu 3) Saling menerima dan mendukung satu sama lain

4) Mendamaikan setiap perdebatan yang sekiranya melahirkan konflik. West (2002:67) (dalam Herwanto 2016:15) menetapkan indikator-indikator kerjasama yaitu sebagai berikut:

1) Tanggung jawab secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan 2) Saling berkontribusi

3) Mengerahkan kemampuan secara maksimal sehingga dengan demikian hasil dari kerja sama semakin berkualitas

Dari pernyatan kedua toeri tersebut penulis menyimpulkan bahwa indikator kerjasama yang ingin diteliti dalam penelitian ini yaitu: 1) Tanggung jawab bersama untuk menyelesaikan setiap persoalan 2) Saling berkontribusi

3) Mengerahkan kemampuan secara maksimal

4) Berani menanggung resiko yang telah dikerjakan bersama. 5) Terbuka terhadap kritik dan saran dari anggota kelompok


(32)

12 c. Manfaat Kerjasama

Riyanto & Martinus (2008:109) menjelaskan manfaat dari kerja kelompok dalam hubungannya dengan pengembangan diri yaitu semakin diri seseorang mengenali dirinya. Orang lain menjadi tolok ukur supaya dia (yang bersangkutan) dapat membandingkan dirinya dengan orang lain. Selain itu mereka juga berpendapat jika seseorang tidak bisa menilai dirinya artinya dia tidak mengenal dirinya. Demikain juga dia tidak akan mampu mengenal orang lain sebagai mitranya.

Disamping hal-hal di atas beberapa keuntungan bekerja bersama (kelompok) menurut Riyanto & Martinus (2008:109) antara lain: 1. Dalam keadaan normal, tingkat produktivitas kelompok akan lebih

tinggi dari pada produktivitas perorangan

2. Keputusan yang diambil oleh kelompok biasanya lebih tepat daripada yang diputuskan oleh seorang diri saja.

3. Dalam kelompok proses sosialisasi dipercepat. Orang yang hdup sendiri tidak membutuhkan proses sosialisasi dengan orang lain. Tetapi orang yang hidup dengan orang lain akan membutuhkan sosialisasi dan itu terjadi dalam kelompok.

4. Kehidupan berkelompok mengembangkan kehidupan yang beradab. Dalam hal ini kehadiran kelompok sebagai alat kontrol dalam bertindak.

5. Dalam kelompok orang akan belajar memecahkan konflik dengan lebih efektif. Orang yang tidak pernah hidup berkelompok akan


(33)

13 mencari menangnya sendiri an berusaha untuk selalu diterima pendapatnya.

6. Hidup berkelompok meningkatkan kualitas hidup individu karena orang cenderung tidak mau kalah dengan orang lain. Ketika orang lain berhasil ada kecenderungan untuk mengikuti jejak orang yang telah berhasil tersebut.

Peneliti menyimpulkan manfaat kerjasama adalah semakin memudahkan suatu pekerjaan yang akan dilakanakan dan semakin memaksimalkan hasil yang ingin dicapai.

2. Prestasi Belajar Matematika a. Prestasi Belajar

Prestasi belajar selalu dikaitkan dengan hasil akhir yang telah dicapai dengan berbagai proses yang telah dilalui. Masidjo (1995:38) mengungkapkan bahwa prestasi belajar dimana guru menggunakan alat ukut yang disebut tes. Prestasi belajar dapat diukur dengan alat yang disebut tes sebagai alat pengukurnya. Ahmadi (dalam Sahetapy,2016:8) menjelaskan prestasi belajar adalah prestasi yang dicapai seseorang individu merupakan hasil interkasi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu.

Berdasarkan pernyataan para ahli di atas mengenai prestasi belajar maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan suatu pencapaian tertinggi yang telah dilakukan seorang individu atau


(34)

14 kelompok setelah menjalani proses pembelajaran ataupun interkasi/kerjasama dalam kelompoknya

b. Prestasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan prestasi adalah hasil yang telah dicapai (Poerwadarminta, 1995:768). Sedangkan menurut Winataputra (1995:177) prestasi adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan yang dilakukannya.

Ibrahim (2000:353) mendefinisikan prestasi sebagai piagam atau pengharagaan yang diberikan kepada seseorang karena telah mencapai suatu tujuan yang baik. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah bagian yang diterima seseorang setelah ia melakukan sesuatu baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.

Dari beberapa pengertian yang telah disampaikan oleh beberapa pakar di atas maka dapat disimpulkan prestasi adalah suatu pencapaian tertinggi yang telah dicapai seseorang atau kelompok dengan berbagai usaha yang telah ditempuhnya. Berdasarkan pernyataan tersebut berkaiatan dengan penelitian ini yaitu bagaimana meningkatkan prestasi siswa dalam belajar matematika, sehingga prestasi siswa dapat meningkat.

c. Belajar

Belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap Rustiyah (dalam Subekti, 2009:14). Witting (dalam Syah,


(35)

15 2016:89) Belajar merupakan perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku sesuatu organisme sebagai hasil pengalaman.

Poerwadarminta (1995:14) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menulis bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Menurut Winaputra yang mengutip pendapat Morgan (1995:148) belajar adalah setiap perubahan relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dan latihan atau pengalaman. Sedangkan Winkel (1991:36) merumuskan belajar adalah sebagai suatu aktivitas mental/fsikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan, ketermpilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersikap relatif konstan dan berbekas.

Pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang diakibatkan oleh seseorang mengalami sebuah latihan. serta pengalaman tertentu dalam hidupnya.

1) Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Pretasi belajar seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yang tentunya menjadi perhatian bagi guru dalam mengajar. Syah (2016:129) mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu:


(36)

16 a) Faktor Internal

Faktor internal merupakan fator yang disebabkan di dalam diri siswa sendiri yang meliputi:

a. Bakat, merupakan kemampuan untuk belajar

b. Kecerdasan yaitu dasarpotensui yang dimiliki oleh setiap siswa

c. Minat, merupakan suatuketertarikan atau perhatian pada obyek yang cenderung bersifat menatap yang didalamnya ada unsur rasa senang.

d. Motivasi, yaitu suatu tenanga yang mendorong setiap individu bertindak atau berbuat untuk tujuan tertentu. b) Faktor Eksternal

Faktor external siswa yakni atas dua macam yaitu faktor lingkunngan sosial dan faktor non sosial. Lingkungan social yang paling berpengaruh disini adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sedangkan faktor non sosial yaitu yang gedung sekolah, letak sekolah siswa dengan rumahnya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu yang digunakan siswa dalam belajar ketika di sekolah.

c) Faktor Pendekatan Belajar

Faktor pendekatan disini meliputi bagaimana siswa menyikapi pelajaran yang dihadapi dan bagai mana strategi dan metode yang digunakannya dalam memecahkan masalah


(37)

17 tersebut. Semakin mendalam siswa menyelami permaslahan yang dihadapi dengan strategi dan metode yang digunakan maka semakin mampu dia memecahkan masalah tersebut maka akan berpengaruh dengan prestasi belajarnya.

2) Indikator Prestasi Belajar

Indikator pencpaian prestasi belajar siswa adalah rata-rata nilai tes dan persentase jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Rata-rata nilai tes yaitu skor yang diperoleh siswa pada saat mengerjakan tes yang diujikan pada soal evaluasi dan skor KKM matematika sebesar 65.00. KKM menjadi acuan bagi pencapaian siswa dalam mencapai penguasaan atau pemahaman materi yang disampaikan. Rata-rata nilai tes siswa menunjukkan peningkatan atau penurunan pemahaman siswa terhadap materi setiap siklus yang diajarkan. Dari nilai tes lah diketahui bahwa siswa mampu atau tidak mencapai KKM yang telah disepakati sekolah.

d. Matematika

Matematika berasal dari bahasa latin “manthanein atau mathema” yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut Wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yang kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat


(38)

18 logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten (Depdiknas, 2004:3).

Hollands (1998:81) yang dikutip oleh Subekti (2009:19) berpendapat mengenai matematika bahwa matematika adalah suatu sistem yang rumit tetapi tersusun sangat baik yang mempunyai banyak cabang.

Prestasi belajar matematika adalah hasil dari suatu kegiatan perubahan tingkah laku seseorang untuk menguasai pengetahuan alam dan dalam kajian matematika yang diperoleh melalui tes matematika (Subekti, 2009:15)

Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah tingkat keberhasilan yang telah dicapai siswa lewat berbagai kegiatan atau pelatihan dalam bidang matematika, yang diukur dengan alat ukur berupa tes matematika.

3. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Abidin (2014:241) mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok, tetapi lebih dari sekedar belajar bersama atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat interdepedensi efektif di antara anggota kelompok.


(39)

19 Unsur–unsur yang terdapat dalam pembelajaran kooperatif antara lain sebagai berikut: (Abidin, 2014:242-243)

1. Memiliki persepsi mereka tengelam dan berenang bersama 2. Tanggung jawab individu dan siswa lain dalam kelompoknya 3. Berpandangan semua memiliki tanggung jawab yang sama

4. Berbagi tugas dan tanggung jawab yang sama dalam kelompoknya 5. Pengulangan/evaluasi yang berpengaruh pada seluruh anggota

kelompok

6. Berbagi kepimpinan dan bekerja sama

7. Bertanggung jawab individual terhadap materi yang ditangani kelompok.

Menurut Thompson (dalam Subekti 2009:12) pembelajaran kooperatif turut menambah unsur-unsur interaksi sosial dalam pembelajaran sains. Siswa dalam proses pembelajaran kooperatif akan dibentuk ke dalam kelompok- kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang yang saling membantu satu sama lain, dengan kemampuan yang heterogen. Kelompok-kelompok kecil itulah yang akan menjadi mitra mereka dalam berproses.

Secara sederhana dapat disimpulkan model pembelajaran kooperatif berkaitan dengan penelitian ini yaitu suatu cara untuk membantu siswa belajar secara berkelompok, saling membantu dalam proses pembelajaran sehingga meningkatkan prestasi belajar baik secara individu maupun kelompok.


(40)

20 b. Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif

Carin (dalam Subekti, 2009:18) menyebutkan beberapa ciri dalam pembelajaran kooperatif yaitu: 1) setiap anggota memiliki peran, 2) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa, 3) setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman kelompoknya, 4) guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, 5) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

Tiga konsep penting dalam pembelajarn kooperatif yaitu: (Slavin, 2005:10)

1. Penghargaan bagi tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan-penghargaan jika tim telah berhasil melampaui kriteria tertentu yang telah ditetapkan.

2. Tanggung jawab individu

Maksudnya ialah kesuskesan tim tergantung pada pembelajaran individual dari semua anggota tim. Tanggung jawab difokuskan pada kegiatan anggota tim dalam membantu satu sama lain dalam belajar dan memastikan bahwa setiap anggota siap dalam mengerjakan kuis tanpa bantuan temannya.

3. Kesempatan sukses yang sama

Setiap anggota tim memberikan kontribusi bagi kelompoknya dengan cara meningkatkan kinerja masing-masing anggota


(41)

21 kelompok. Hal ini memungkinkan dan memastikan bahwa anggota kelompok dengan kemampuan tinggi, sedang dan rendah semuanya berkontribusi untuk memberikan yang terbaik bagi kelompoknya. Dan perlu diingat bahwa apapun bentuk kontribusi dari anggota kelompok sangat bernilai bagi kemajuan tim.

c. Tujuan Model Pembelajaran kooperatif

Model Pembelajaran kooperatif seperti yang dikemukakan oleh Kagan dan Kagan (1994:18) dan disimpulkan oleh Abidin (2014:245) bahwa pembelajaran kooperatif ini berfungsi membangun kerja sama, melatih daya nalar, dan mengembangkan kecakapan intelektual siswa. Jadi boleh dikatakan bahwa pembelajaran ini dapat dijadikan salah satu model dalam proses pembelajaran di kelas karena dapat meningkatkan kerja sama antar siswa dan meningkatkan daya nalar siswa.

Model pembelajaran kooperatif ini paling tidak memuat beberapa tujuan pembelajaran yang dikembangkan oleh Ibrahim, dkk (2006:7) yaitu:

1) Hasil belajar akademik

Belajar kooperatif mencakup beberapa tujuan yang salah satunya yaitu supaya hasil belajar akademik semakin meningkat atau dengan kata lain semakin meningkatkan beberapa aspek yang berkaitan dengan akademik, entah itu tugas-tugas maupun tes-tes lainnya. Beberapa ahli sepakat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep sulit.


(42)

22 Pengembang model ini telah berhasil membuktikan struktur pemberian penghargaan dapat memberikan efek yaitu dapat meningkatkan nilai siswa dalam belajar dan berhubungan dengan perubahan norma yang berkaitan dengan hasil belajar. Selain mengubah norma dalam memperoleh hasil belajar juga dapat memberi keuntungan kepada kelompok siswa berkemampuan rendah dan juga kepada siswa berkemapuan tinggi dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik.

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan ini memberi pengertian bahwa dalam pembelajaran kooperatif ini setiap siswa digabung dalam satu kelompok yang sama yang terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama, jenis kelamin dan tingkat kemampuan. Pembelajaran kooperatif ini memungkinkan siswa untuk saling menghargai satu sama lain. 3) Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan yang terakhir ini diharapkan setiap individu dapat saling bekerja sama dalam membangun keterampilan sosial. Keterampilan sosial yang perlu dikembangkan adalah keterampilan kerja sama dalam kelompok dan kolaborasi.

d. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa fase seperti yang diuraikan oleh Ibrahim (2000:10) sebagai berikut.


(43)

23 Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru Fase 1 :

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

Fase 2:

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan

Fase 3:

Mengorganisikan siswa dalam kelompok-kelompok

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar

melakukan transisi secara efisien Fase 4:

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas yang diberikan.

Fase 5: Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dpielajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6:

Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Abidin, (2014:248) menyatakan bahwa pembelajaran tipe ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif tempat siswa belajar secara berkelompok, berdiskusi guna menemukan dan memahami konsep-konsep. Semua anggota kelompok berbagi tanggung jawab.

Slavin (2005:143) mengungkapkan bahwa STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Sedangkan menurut


(44)

24 Trianto (2009:68) pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran koperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota kelompok 4-5 siswa secara heterogen, yang merupakan campuran anggota menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Huda (dalam Andari, 2016:25) berpendapat bahwa STAD merupakan metode yang melibatkan “kompetisi” antarkelompok, pemilihan kelompok sangat beragam berdasarkan kemampuan, jenis kelamin, rasa atau etnis. Siswa mempelajari materi secara kelompok kemudian diuji secara individu melalui kuis-kuis. Perolehan nilai kuis setiap anggota menentukan skor yang didapatkan kelompok. Jadi setiap anggota kelompok dipacu untuk mendapatkan nilai yang maksimal. Adapun menurut Slavin (dalam Rusman (2013:214) gagasan utama STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai materi yang diajarkan guru. STAD ini bertujuan untuk menyampaikan informasi atau pembelajaran dengan cara mengajak siswa berdiskusi dalam tim, dengan beriskusi berupa kerjasama tim untuk memecahkan masalah siswa terdorong untuk berbagi sehingga proses interaksi terjalin untuk mendapatkan prestasi yang tinggi (achievement) dari guru. Sedangkan menurut Isjoni (2013:74) tipe ini merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai hasil yang maksimal.


(45)

25 Jadi pengertian STAD menurut penulis setelah melihat beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa pakar di atas adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang dilakukan secara kelompok kecil dimana dalam pembelajaran tersebut siswa dibagi secara heterogen yang meliputi kemampuan akademik, jenis kelamin, ras dan suku untuk saling bekerjasama, berdiskusi memecahkan masalah dan memperoleh penghargaan atas prestasi yang telah dicapai.

b. Komponen utama STAD

Metode STAD ini terdapat lima komponen dasar atau utama dalam penerapannya yaitu: (Slavin, 2005:143)

1. Presentasi kelas

Metode yang digunakan dalam pembelajaran di kelas yaitu dengan metode langsung. Metode ini mengharapkan bahwa siswa benar-benar memberi perhatian pada apa yang telah disampaikan oleh guru. Hal ini bertujuan supaya dapat membantu mereka dalam mengerjakan kuis-kuis yang nantinya diberikan, skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.

2. Tim

Siswa dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 atau 5 orang dalam setiap kelompok. Pembagian ini secara heterogen yang mana setiap kelompok harus ada laki-laki dan perempuannya dan kemampuan mereka juga harus ada yang tinggi, sedang dan rendah, serta dari berbagai latar belakang suku agama dan ras. Setelah guru


(46)

26 memberikan materi, anggota tim berkumpul untuk mempelajari lembar-kegiatan atau materi lainnya. Kemudian yang paling penting dalan pembelajaran ini melibatkan pembahasan bersama, membandingkan jawaban, mengoreksi tiap kesalahpahaman apabila ada anggota tim yang membauat kesalahan.

3. Kuis

Setelah presentasi dilakukan satu atau dua periode oleh guru, kemudian diberikan tugas kepada masing-masing siswa. Dalam hal ini setiap siswa tidak boleh saling membantu dalam mengerjakan. Setiap siswa bertanggung jawab memahami materinya.

4. Skor kemajuan individual

Skor kemajuan individu ini bertujuan untuk memotivasi siswa belajar lebih giat. Sebab nilai yang mereka peroleh sangat berarti bagi kelompok. Berapa pun nilai yang dikumpulkan merupakan suatu sumbangan yang berarti bagi kelompok. Nilai setiap kelompok akan diperoleh dari skor awal tiap-tiap anggota kelompok dengan diberi kuis yang sama.

5. Rekognisi tim

Setiap kelompok berhak mendapatkan sertifikat atau penghargaan jika mereka telah berhasil mengumpulkan point melebihi dari yang telah disepakati.

Sedangkan Rusman (2013) membentuk model pembelajaran tipe STAD ini menjadi 6 langkah yaitu sebagai berikut:


(47)

27 1. Penyampaian Tujuan Pembelajaran

Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut.

2. Pembagian Kelompok

Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik dan kemampuan. 3. Presentasi Materi Oleh Guru.

Guru menyampaikan materi pemelajaran setelah terlebih dahulu meyampaian tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh siswa serta pentingnya pokok bahasan yang akan dipelajari selain itu juga pentingnya memberikan dorongan untuk siswa saling bekerjasama. 4. Kegiatan Belajar Dalam Kelompok

Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk dan mendalami materi yang telah dipelajari. Guru memberikan lembar kerja siswa sehingga ada pedoman bagi siswa untuk mengerjakan tugas terrsebut. Dengan adanya pedoman tersebut siswa dapat berdiskusi mengerjakan tugas dengan baik. Disinilah guru mengamati dan meberikan bantuan atau bimbingan dalam kelompok jika siswa belum memahami pelajaran.

5. Kuis

Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan melakukan penilaian terhadap hasil pada


(48)

28 setiap siswa dan kelompok. Kuis diberikan secara individual dan jika berhasil dijawab akan menambah poin bagi kelompok.

6. Penghargaan Prestasi Tim

Pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok merupakan kegiatan uantuk memotivasi ssiwa dalam kelompok nya untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik lagi.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan apa yang telah dikembangkan oleh Rusman (2013) yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut:1) penyampaian tujuan dan arahan;2) pembagian kelompok;3) presentasi materi oleh guru;4) kegiatan belajar dalam kelompok dan mengerjakan tugas LKS;5) pemberian kuis;6) penghargaan tim atau kelompok. Alasan peneliti menggunakan langkah-langkah yang dikembangkan oleh Rusman yaitu karena dalam mencapai hasil yang maksimal dibentuk langkah-langkah yang jelas dan runut sehingga dapat diikuti secara jelas pula.

c. Keunggulan tipe STAD

Menurut Lie (dalam Abidin, 2014:248) keunggulan tipe STAD ini jika dikaitkan dengan pembentukan kelompok berdasarkan heterogen yaitu :

1. Kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar dan saling mendukung

2. Kelompok ini meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, agama, etnik dan gender.


(49)

29 3. Kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena dengan dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi, guru mendapatkan asisten untuk setiap tiga orang.

Menurut peneliti beberapa keunggulan model pembelajaran tipe STAD ini yaitu siswa merasa bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya sehingga memungkinkan mereka untuk bekerja keras dalam mencapai hasil yang maksimal,

B. Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang relevan yang pernah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya mengenai penerapan dari tipe ini terhadap peserta didik. 1. Purnomo. A. (2015). (skripsi) Judul penelitiannya “Penigkatan Kerjasama

dan Prestasi Belajar IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD”. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan keaktifan pada kondisi awal 53,4 (rendah), pada siklus I menjadi 70,4 (tinggi), dan pada siklus II menjadi 79,7 ( tinggi). Sedangkan pada peningkatan prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan yaitu dari kondisi awal 57,75, dengan persentase ketuntasan 40,62 % setelah dilakukan pada sisklus I menjadi 70,6 dengan persentase ketuntasan 67,5 % dan pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 73,6 dengan persentase ketuntasan 86,1%. 2. Nastiti, F.A. (2014) dengan judul penelitiannya “Peningkatan Kerjama dan

prestasi Belajar IPS dengan Pembelajaran Kooperatif STAD pada siswa Kelas III SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta. Hasil penelitiannya


(50)

30 membuktikan bahwa peningkatan kerjasama rata-rata dari 55,39% menjadi 68,82% pada siklus I dan siklus II meningkat mnejadi 91,13%. Prestasi belajar meningkat dari rata-rata kondisi awal 54,55 pada siklus I meningkat menjadi 80,03 dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 89,28.

3. Herwanto, A. (2015) dengan judul penelitian “Peningkatan kerja sama dan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas IIIA SD Negeri Denggung, Yogyakarta”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STADini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapatdi lihat dari kondisi awal rata-rata nilai ulanagan sebesar 64,54 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 55,72%, pada siklus I menjadi 69,18 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 67,86%, kemudian pada siklus II menjadi 78,04 dengan persentase pencapain KKM sebesar 78,57%.

Gambar bagan 2.1. Literatur Map Penelitian yang Relevan

Purnomo. A. (2015)

“Peningkatan Kerjasama

dan Prestasi Belajar IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada siswa kelas III B SDN

Denggung. Yogyakarta.

Nastiti,F.A.(2014)

“Peningkatan kerjasama

dan prestasi belajar IPS dengan pembelajaran Kooperatif STAD pada siswa kelas III SD Kanisius Kintelan I

Yogyakarta.”

Herwanto, A. (2015)

“Peningkatan kerja sama

dan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas IIIA SD Negeri Denggung, Yogyakarta

Yang saya teliti

Peningkatan kerjasama dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Karitas melalui pembelajaran kooperatif


(51)

31 C. Kerangka Berpikir

Kemampuan dan keberhasilan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran tergantung dari kerjasama anak dalam belajar. Kerjasama anak dalam belajar dapat didorong dengan berbagai macam metode yang cocok bagi mereka. Ada beberapa pendekatan yang memungkinkan mereka dapat belajar bersama dalam satu kelompok salah satunya adalah belajar dengan menggunakan tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD).

Tipe STAD ini diharapkan mampu meningkatkan kerja sama dan mendongkrak daya juang anak dalam belajar khususnya dalam belajar matematika sehingga mampu meningkatkan pretasi belajar mereka. Tipe STAD ini dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat dalam proses belajar mengajar dengan cara saling berkontribusi memberikan pengetahuan yang dimiliki untuk kemajuan kelompok.

Jadi salah satu cara untuk meningkatkan semangat juang peserta didik dalam proses belajar mengajar adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif yaitu tipe STAD. Tipe STAD ini diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan di atas, kerangka berpikir dan rumusan yang telah disajikan maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis bahwa:


(52)

32 4. Upaya peningkatan kerja sama dan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD tahun pelajaran 2016/2017 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Penyampaian tujuan pembelajaran dan pentingnya kerjasama dalam kelompok

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang mau dicapai oleh siswa dan menekankan pentingnya kerjasama dalam mencapai tujuan tersebut. b. Pembagian kelompok

Pemilihan kelompok secara heterogen ( terdapat laki-laki dan perempuan ) dalam satu kelompok.

c. Penyampaian materi oleh guru

Guru menyampaikan materi pada hari yang bersangkutan dan siswa diharapkan menyimak serta bertanya kalua ada materi yang belum jelas d. Kegiatan belajar dalam kelompok dan mengerjakan tugas LKS

Siswa diberikan materi ajar oleh guru dan mempelajarinya serta mendalami materi dalam kelompok kemudian mengerjakan tugas dalam LKS. Bila memungkinkan akan presentasi de depan kelas sesuai dengan materi yang dipelajari saat itu.

e. Pemberian kuis

Guru memberi kuis dan siswa menjawabnya. Pemberian kuis ini bersifat terbuka dan siswa berkompetensi dalam menjawabnya.


(53)

33 Guru memberikan penghargaan kepada tim yang dapat menjawab pertanyaan dengan meberinya berupa “piala”.

5. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kerja sama siswa kelas V SD Karitas Ngaglik pada pelajaran matematika tahun pelajaran 2016/2017

6. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Karitas Ngaglik tahun pelajaran 2016/2017.


(54)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III ini membahas tentang jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas serta teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas. Ebbutt (dalam Wiriadmaja,2007:12) mendefinisikan PTK adalah sebagai kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

Tindakan yang direncanakan dalam pembelajaran ini yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division) atau STAD dan metode ceramah untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas V SD Karitas Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. Rencana tindakan yang telah disusun oleh peneliti akan dipraktikkan sendiri di kelas V SD saat melakukan pembelajaran.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu dengan mengambarkan bagaimana suatu pembelajaran dilakukan dan diterapkan serta hasil yang dicapai. Penelitian ini mengacu pada pembelajaran yang berkesinambungan


(55)

35 yaitu proses-proses yang dilalui. Secara umum dari penelitian ini dijelaskan aspek-aspek yang dilakukan antara lain:

1. Perencanaan

Perencanaan ini memuat bagaimana penelitian ini dilakukan. Hal ini mengacu pada (apa, bagaimana, siapa, kapan dan dimana)

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah tahap dimana peneliti telah melakukan penelitian dan menerapkan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

3. Observasi

Observasi adalah tahap dimana peneliti mengamati interaksi siswa dan bagaimana mereka menyelesaikan suatu pekerjaan

4. Refleksi.

Refleksi ini memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melihat kembali apa yang telah terjadi dan tindakan apa yang akan dilakukan selanjutnya dengan mengacu pada pelaksanaan sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan di bawah ini:


(56)

36 Bagan 3. 1 Bagan siklus menurut Kemmis dan Taggart (Aqib, hal 23)

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Karitas, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta 2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas V SD Karitas Ngaglik tahun pelajaran 2016 / 2017. Siswa kelas V SD Karitas Ngaglik berjumlah 31 siswa 11 perempuan dan 20 laki-laki.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar siswa dan kerjasama siswa dengan menggunakan mode pembelajaran kooperatif tipe STAD mata pelajaran matematika materi SK 2. Menggunkaan pengukuran waktu, sudut, jarak dan kecepatan dalam pemecahan masalah, KD 2.2 Mengenal operasi satuan hitung dan KD 2.5 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak dan kecepatan.


(57)

37 4. Waktu Penelitian

a. Waktu pelaksanaa penelitian ini yaitu dari bulan Juli 2016 - Februari 2017

Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan Bulan / 2016 Bulan /2017

6 7 8 9 10 11 12 1 2 1 Pembuatan

proposal 2 Persiapan

dan survey tempat penelitian 3 Pelaksanaan 4 Pengolahan

data 5 Pelaporan

C. Rencana Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan dan diteruskan dengan aksi/ observasi dan selalu direfleksikan apakah mengalami kemajuan atau tidak. Namun jika tidak mengalami kemjuan ataupun ada kemajuan selalu direvisi kembali sistem yang telah dilakukan. Menghentikan siklus pembelajaran tergantung dari kesepakatan antara peneliti dengan guru yang bersangkutan atau mitra dalam mengajar. Artinya jika model pembelajaran tipe STAD ini sudah sesuai dengan rencana dalam penelitian dan hasil yang telah didapatkan bahwa model ini dapat meningkatkan prestasi peserta didik dengan kategori baik atau meningkat.


(58)

38 Di bawah ini dijabarkan langkah-langkah perencanaan pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian yang dilakukan

1. Persiapan

a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SD Karitas Ngaglik. Permintan izin didimaksudkan agar pelaksaaan penelitian dapat berjalan lancar dengan persetujuan dari pihak sekolah khususnya dari Kepala Sekolah yang bertanggung jawab.

b. Observasi

Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data tentang kondisi sesungguhnya yang dialami oleh siswa kelas V SD Karitas Ngaglik, Sleman.

c. Mendata siswa ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dengan kategori tinggi, sedang dan rendah untuk pembentukan kelompok

d. Identifikasi masalah. Setelah diperoleh data dari observasi maka peneliti dapat mengedentifikasi masalah yang terjadi dan menentukan tindakan selanjutnya.

e. Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok. Hal tersebut dilakukan dengan merumuskan isi dan materi dari kopetensi dasar sehingga akan didaaptkan indikator

f. Menyiapkan dan menyusun instrumen pembelajaran (silabus, rpp, bahan ajar, kuis serta soal tes)


(59)

39 g. Menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data (lembar

observasi, kuesioner, kisi-kisi soal tes)

h. Mempersiapkan sarana pendukung dalam kegiatan pembelajaran yaitu media.

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus

Setelah peneliti mendapatkan gambaran tentang situasi kelas maka peneliti melakukan tindakan sebagai berikut:

a. Siklus I

1) Perencanaan

Pada tahap ini peneliti merancang tindakan yang dilakukan dalam penelitian yang meliputi beberapa tahap antara lain:

a) Menyusun rancangan pelaksanaan sesuai dengan temuan masalah dan gagasan awal rancangan ini tentunya sesuai dengan model yang diacu yaitu model STAD

b) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS, kuis dan tes

c) Mempersiapkan lembar observasi kegiatan pembelajaran. 2) Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam siklus I ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dengan masing-masing alokasi waktu 2 x 35 menit. Di bawah ini adalah rencana pelaksaan tindakan.

a) Pertemuan I Kegiatan Awal


(60)

40 ✓Salam dan doa pembuka

✓Guru melaksanakan apresiasi

✓ Guru menyampaikan tujuan pelajaran matematika (STAD

langkah 1)

✓Guru memberikan motivasi untuk siswa siap belajar dengan menyanyi sesuai materi

Kegiatan inti

✓ Guru mengemukakan maksud dari pembelajaran matematika (STAD langkah ke 2)

✓ Guru membentuk kelompok 5 - 6 siswa (STAD langkah ke 3)

✓ Guru menyampaikan materi matematika

✓ Siswa mendalami materi dalam kelompok (STAD langkah ke 4)

✓ Guru membagikan lembar kerja siswa ✓ Siswa mengerjakan tugas dalam LKS

✓ Siswa mempresentasikan hasil kerja mereka di depan kelas (STAD langkah ke 5)

✓ Siswa mengikuti kuis yang diberikan guru

✓ Siswa yang dapat menjawab diberikan “piala” (STAD langkah ke 6)

Kegiatan penutup

✓ Siswa melakukan refleksi bersama guru


(61)

41 ✓ Doa penutup

b) Pertemuan II Kegiatan Awal

✓ Salam dan doa pembuka ✓ Guru melaksanakan apresiasi

✓ Guru memberikan motivasi untuk siswa siap belajar

✓ Guru menyampaikan tujuan pelajaran matematika (STAD

langkah 1) Kegiatan inti

✓ Guru mengemukakan maksud dari pembelajaran matematika (STAD langkah ke 2)

✓ Guru menyampaikan materi matematika

✓ Siswa mendalami materi dalam kelompok (STAD langkah ke 3)

✓ Guru membagikan lembar kerja siswa

Siswa mengerjakan tugas dalam LKS (STAD langkah ke 4)

✓ Siswa mempresentasikan hasil kerja mereka di depan kelas (STAD langkah ke 5)

✓ Siswa mengikuti kuis yang diberikan guru

✓ Siswa yang dapat menjawab diberikan “piala” (STAD langkah ke 6)

Kegiatan penutup


(62)

42 ✓ Guru menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini

✓ Doa penutup 3) Observasi

Observasi merupakan kegiatan mengamati pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan oleh guru dan peserta didik. Observasi ini dilakuakan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.

4) Refleksi

Tahap ini peneliti mengumpulkan data yang telah terkumpul dalam kegiatan observasi dan kuesioner. Dari data yang terkumpul tersebut kemudian peneliti mendiskusikannya dengan guru mengenai hasil data tersebut. Data tersebut dapat berupa kelebihan, kekurangan dan hasil yang telah dicapai oleh peserta didik. Hal ini kemudian disimpulkan supaya dapat pertimbangan untuk menyusun siklus selanjutnya.

5) Revisi

Revisi ini bertujuan untuk melihat kekurangan dan kelebihan dari proses pembelajaran yang telah berlangsung. Revisi ini juga berkaitan dengan peningkatan dari apa yang telah dilakukan.


(63)

43 b. Siklus II

Siklus II merupakan bentuk kelanjutan dari siklus I yang melihat dari hasil dari data observasi pada siklus pertama. Tahap-tahap kegiatannya sama dengan tahap siklus I setelah mengalami revisi. Anggota kelompok juga sama dengan siklus I.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh keterangan-keterangan yang diperlukan dalam penelitian. Teknik ini untuk memperoleh data yang obyektif tentang proses yang sedang berlangsung.

1. Kerjasama

Tenkik penggumpulan data variabel kerjasama diambil melalui observasi dan kuesioner.

a. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui tindakan guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran matematika dengan mengunakan tipe STAD. Observasi ini dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung dan dilakukan tanpa mengganggu proses kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung. Observasi ini berisi lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya dengan melihat format pengisiannya.


(64)

44 b. Kuesioner

Kuesioner dapat digunakan untuk melihat sejauh mana peserta didik dapat memahami pelajaran yang ia dapatkan. Hal tersebut juga mengetahui bagaimana cara belajar dalam kelompok yang telah mereka lakukan. Kuesioner diisi oleh siswa tanpa dibantu oleh teman lainnya dan bersifat pribadi.

2. Prestasi belajar

Pengukuran prestasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis. Masidjo (1995:38) mendefinisikan tes adalah suatu alat pengukur yang berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam suatu situasi yang distandarisasikan, dan dimaksudkan untuk mengukur kemampuan dan hasil belajar individua tau kelompok. Pemberian tes setelah siswa mempelajari materi yang diujikan.

Tes tertulis yang diberikan kepada siswa tersebut bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa melalui materi yangtelah disampaikan. Tes yang berikan berupa tes pilihan ganda yang berjumlah 20 soal dengan 4 pilihan alternative yaitu A, B, C, D. Siswa hanya diperbolehkan memilih satu dari jawaban yang diberikan.

E. Instrumen Penelitian

Berdasarkan dari variabel yang akan diteliti maka teknik pengumpulan datanya dapat berupa instrumen yang mendukung penelitian tersebut meliputi: 1. Instrumen Observasi kerjasama


(65)

45 Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran matematika mengunakan tipe STAD yang sedang berlangsung. Peneliti membuat dua model observasi yaitu

a. Instrumen observasi untuk aktivitas peserta didik.

Tabel 3.2. Pernyataan Instrumen Kuesioner Kerjasama

Indikator Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Tanggung jawab dalam

menyelesaiakan pekerjaan secara bersama dalam kelompok

Selalu hadir dalam kelompok ketika kerjakan tugas

Sering meninggalkan teman sewaktu kerja kelompok dan lebih sering pergi ke kelompok lain Saya mengetahui tujuan

kegiatan yang dilakuakan dalam kelompok Saya tidak mengetahui tujuan kegiatan yang dilakukan dalam kelompok Saya ikut mempresentasikan

hasil kerja kelompok

Saya tidak ikut berpartisipasi dalam presentasi kelompok Saling memberi

masukan / kontribusi dalam setiap persoalan bagi kelompok

Kelompok saya dapat berjalan sesuai dengan arahan bersama

Tugas saya, saya kerjakan dengan bekerjasama dengan kelompok lain Saya melaksanakan keputusan

bersama dalam kelompok

Saya kurang fokus dengan kelompok sendiri

Saya menyusun laporan bersama dengan kelompok

Saya kurang percaya kepada teman yang mengerjakan tugas kelompok

Memberikan

kemampuan secara total bagi kemajuan

kelompok

Saya bertanya kepada teman apabila ada hal yang kurang saya mengerti

Saya memilih diam saja ketika ada materi yang belum jelas dan malas bertanya Kelompok saya berhasil

menyelesaikan laporan tepat waktu

Kelompok saya gagal menyelesaikan tugas yang diberikan Saya memberikan pujian

kepada teman yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik

Saya tidak

memberikan pujian kepada teman yang mengerkajan tugas dengan baik


(66)

46 Ketika teman bertanya saya

menanggapi dan memberikan jawaban yang pantas

Saya tidak mau mendengarkan teman yang bertanya kepada saya Saya berpendapat dengan suka

rela Saya selalu berpendapat apabila disuruh guru sehingga mendapat nilai baik Menghadapi setiap permasalahan secara bersama-sama

Saya memberi semangat kepada teman yang kurang bersemangat/malas

Saya cuek kepada teman yang malas bekerja sama dan lebih sering mengabaikannya Teman kelompok merupakan

teman belajar saya

Teman kelompok merupakan saingan saya dalam belajar Saya mengetahui

permasalahan yang dikerjakan kelompok

Saya tidak mengetahui permasalahan yang dikerjakan kelompok Saya mendengarkan pendapat

teman ketika ia sedang berbicara

Saya kurang serius dalam mendengarkan pendapat teman

Instrumen yang dikerjakan oleh siswa ada pernyataan yang bersifat positif dan ada juga yang bersifat negatif. Pernyataan positif menandakan bahwa siswa selalu memberikan kontribusi kepada keompok. Sedangkan pernyataan negatif menandakan siswa kurang aktif dengan kelompoknya.

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Kuesioner Kerja Sama

Variabel No Indikator No Item Jumlah Favorabel Unfavorabel

Kerjasama 1 Tanggung jawab dalam

menyelesaiakan pekerjaan secara bersama dalam kelompok

1,17,27 5, 18, 24 6

2 Saling memberi masukan/kontribusi dalam setiap persoalan bagi kelompok


(67)

47 3 Memberikan

kemampuan secara total bagi kemajuan kelompok

10,7,26,28, 13

30, 8, 20, 29, 2

10

4 Menghadapi setiap permasalahan secara bersama-sama

16, 22, 12, 14

25, 21, 11, 15

8

Kisi- kisi pernyataan di atas memberikan gambaran mengenai jumlah soal yang terdapat pada setiap indikator yang mau dicapai dalam setiap variabel.

Tabel 3.4. Kuesioner kerjasama siswa.

No Pernyataan Pilihan Jawaban

SS S TS STS 1 Saya selalu hadir dalam kelompok

2 Saya selalu berpendapat apabila disuruh guru sehingga mendapat nilai baik

3 Saya melaksanakan keputusan bersama dalam kelompok

4 Saya menyusun laporan bersama dengan kelompok

5 Saya berjalan-jalan ke kelompok lain ketika mengerjakan tugas

6 Saya kurang fokus dengan kelompok sendiri 7 Kelompok saya berhasil menyelesaikan

laporan tepat waktu

8 Kelompok saya gagal menyelesaikan tugas yang diberikan

9 Kelompok saya dapat berjalan sesuai dengan arahan bersama

10 Saya bertanya kepada teman apabila ada hal yang kurang saya mengerti

11 Saya tidak mengetahui permasalahan yang dikerjakan kelompok

12 Saya mengetahui permasalahan yang dikerjakan kelompok

13 Saya berpendapat dengan suka rela

14 Saya mendengarkan pendapat teman ketika ia sedang berbicara

15 Saya kurang serius dalam mendengarkan pendapat teman

16 Saya memberi semangat kepada teman yang kurang bersemangat/malas


(1)

276 Data Validasi Soal Siklus II

Catatan :

* = Corelation is significant at the 0,05 level (2- tailed) ** = Corelation is significant at the 0,01 level (2-tailed) Case Processing Summary

N %

Cases Valid 42 100.0

Excludeda 0 .0

Total 42 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.719 21

No Ite m Nilai Korelasi (r hitung)

Nilai r tabel (n=42)

Valid/ Tidak Valid

1 0,532** 0,304 Valid 2 0,590** 0,304 Valid 3 0,744** 0,304 Valid 4 0,378* 0,304 Valid 5 0,653** 0,304 Valid 6 0,364* 0,304 Valid 7 0,070 0,304 Tidak Valid 8 0,623** 0,304 Valid 9 0,445** 0,304 Valid 10 0,479** 0,304 Valid 11 0,412** 0,304 Valid 12 0,426** 0,304 Valid 13 0,515** 0,304 Valid 14 0,641** 0,304 Valid 15 0,477** 0,304 Valid 16 0,581** 0,304 Valid 17 0,586** 0,304 Valid 18 0,678** 0,304 Valid 19 0,478** 0,304 Valid 20 0,608** 0,304 Valid


(2)

277

LAMPIRAN XVI

FOTO-FOTO


(3)

278 Berdoa sebelum memulai belajar

Menjelaskan tujuan dan arahan


(4)

279 Mengerjakan tugas dan LKS

Siswa menulis jawaban di Papan tulis


(5)

280

LAMPIRAN XVII

BIOGRAFI PENULIS


(6)

281 BIOGRAFI PENULIS

Marten lahir di Gunung Tamang, kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya (Kalbar), tanggal 9 Maret 1984. Pendidikan Dasar diperoleh di SD Negeri 13 Gunung Tamang tamat tanun 1999. Pendidikan Menengah Pertama kelas I di SMP Negeri 1 Sungai Ambawang, Kubu Raya, Kalbar kemudian kelas 2-3 dilanjutkan di SMP K Karmel Sanggau Kapuas tamat tahun 2002. Sekolah Menengah Atas dilanjutkan di SMA N 1 Sanggau Kapuas, Kalbar tamat tahun 2005. Tahun 2006 masuk kongregasi Bruder MTB di Pati (Jawa Tengah) sebagai postulant sampai 2007. Tahun 2008-2009 menjadi novis MTB di Banguntapan, Bantul. Tahun 2009-2011 menjadi Pembina Asrama di Putussibau, (Kalbar) dan Singkawang (Kalbar). Tahun 2011-2012 masuk di program MIPA USD jurusan Pendidikan Matematika sampai semester 2. Tahun 2012 masuk program studi Pendididkan Guru Sekolah Dasar Univesitas Sanata

Dharma. Judul skripsi yang diteliti “Peningkatan Kerja Sama Dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sd Karitas Tahun Pelajaran 2016/2017 Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Student Team Achievment


Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar PKn melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe card sort di kelas III MI Al – Furqon Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor

1 3 108

Peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis melalui model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa kelas IV SD Negeri Sukamaju 3 Depok

0 6 189

Upaya peningkatan kreativitas belajar biologi siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

0 7 116

Peningkatan hasil belajar siswa melalui model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran IPS Kelas IV MI Al-Karimiyah Jakarta

0 5 158

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

0 10 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Peningkatan prestasi belajar PAI melalui pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa Kelas X SMAN 90 Jakarta

1 53 118

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian - Perbandingan model pembelajaran kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan Student Team Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar dan konsep diri (self concept) siswa p

0 0 21

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) menggunakan peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi tubuh tumbuhan di Kelas VIII MTs Miftahul Jannah Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016

1 0 16

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian - Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) menggunakan peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi struktur dan fungsi tubuh tumbuhan di Kela

0 0 16