Pengaruh Kompetensi Dan Penempatan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada PT. Finansia Multi Finance Cabang Cimahi
(2)
(3)
DATA PRIBADI
Nama : Mohamad Sofyan Firdaus
Nama panggilan : Firda
TempatTanggalLahir : Bandung, 23 Juni 1992
Agama : Islam
Status perkawinan : Belum menikah
Alamat : Jl.kebon kopi no 116 rt/rw 01/28 ,Cimahi kode pos 40535
No telp : 082216762342
Jenis Kelamin : Laki - laki Kewarganegaraan : Indonesia
TinggiBadan : 181cm
BeratBadan : 81 kg
UkuranBaju : XL
Kesehatan : Baik
PENDIDIKAN FORMAL
SDN rancabentang 1 Cimahi, Lulus dan berijazah 2004 SLTP Negeri 2 Sumedang, Lulus dan berijazah 2007 SMA Negeri 17 Bandung, Lulus dan berijazah 2010
(4)
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian terdiri dari dua
variabel bebas dan satu variabel terikat. Menurut Sugiyono (2010:39)
mendefinisikan variabel sebagai berikut :
Variabel bebas (variabel independen) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (variabel terikat). Variabel terikat (variabel dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu Kompetensi (X1), Penempatan
Kerja (X2), sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah Kinerja Pegawai (Y).
Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitiannya adalah pegawai
PT Finansia Multi Finance . Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari
wawancara kepada Kepala Bagian Sumber Daya Manusia serta pegawai pada PT
Finansia Multi Finance sebagai responden.
3.2 Metode dan Desain Penelitian 3.2.1 Metode yang Digunakan
Metode penelitian merupakan prosedur dan cara melakukan pengolahan
data yang diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah penelitian
termasuk pengujian hipotesis sehingga memudahkan pembuatan kesimpulan.
(5)
Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah yang dilakukan untuk mendapatkan data yang objektif, valid, dan reliabel dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.
Berdasarkan variabel-variabel yang diteliti, maka penelitian ini bersifat
deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
bertujuan untuk memberikan gambaran dari variabel penelitian, sedangkan
penelitian verifikatif bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian.
Berdasarkan hal tersebut di atas, secara deskriptif penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh ciri-ciri variabel yang diteliti yaitu kompetensi dan
penempatan kerja serta kinerja pegawai. Secara verifikatif, penelitian ini bertujuan
untuk mengadakan penelitian sekaligus pengujian kebenaran dari hipotesis yang
didasarkan pada data penelitian di lapangan dimana penelitian ini akan diuji.
Adapun permasalahan yang akan diuji adalah apakah kompetensi dan penempatan
kerja mempengaruhi kinerja pegawai.
Dilihat dari jenis penelitiannya yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif,
maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey.
Metode explanatory survey digunakan untuk memprediksi dan
menjelaskan hubungan atau pengaruh dari suatu variabel ke variabel lainnya.
Metode ini mengemukakan fakta-fakta yang didukung oleh penyebaran angket
kepada responden serta pemahaman literatur. Explanatory survey, yaitu
menjelaskan hubungan kausal antara variabel - variabel yang ada melalui
(6)
Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun,
sehingga metode yang digunakan adalah cross sectional method, yaitu “ Metode penelitian dengan cara memperbaiki objek dalam kurun waktu tertentu atau tidak
berkesinambungan dalam jangka waktu yang panjang “ (Husain Umar, 2001:45).
3.2.2 Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan suatu perencanaan dan
perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik
dan sistematis. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:51) bahwa “ Desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai ancar-ancar
kegiatan yang akan dilaksanakan ”.
Menurut Istiyanto (2005:29) mengungkapkan bahwa desain riset dapat
dibagi menjadi tiga macam :
Pertama, riset eksplanatori yaitu desain riset yang digunakan untuk mengetahui permasalahan dasar. Kedua, riset deskriptif yaitu desain riset yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu. Dan ketiga, riset kausal yaitu untuk menguji hubungan sebab akibat.
Dalam desain penelitian terdapat penjelasan secara terperinci mengenai
tipe desain riset yang memuat prosedur yang sangat dibutuhkan dalam upaya
memperoleh informasi serta mengolahnya dalam rangka memecahkan masalah.
Tipe riset desain ini berhubungan dengan tingkat analisis yang direncanakan oleh
peneliti terhadap data yang dikumpulkan.
Menurut Husein Umar (2003:28), desain riset dibagi menjadi tiga macam
(7)
1. Riset Eksploratif
Riset eksploratif yaitu desain riset yang digunakan untuk mengetahui
permasalahan yang belum diketahui (kelayakan riset).
2. Riset Deskriptif
Riset Deskriptif yaitu desain riset yang digunakan untuk menggambarkan
sesuatu (hubungan).
3. Riset Kausal
Riset Kausal yaitu untuk menguji hubungan sebab akibat.
Menurut Husein Umar (2003:94) juga menambahkan untuk penelitian
yang menggunakan metode deskriptif dan atau metode eksperimen dapat
memakai desain kausalitas. Desain kausalitas ini berguna untuk menganalisis
hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana
suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Adapun menurut Jonathan
Sarwono (2006:27), desain penelitian khususnya dalam penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif merupakan alat dalam penelitian dimana
seorang peneliti tergantung dalam menentukan berhasil atau tidaknya suatu
penelitian yang sedang dilakukan. Dalam ilmu-ilmu sosial, penelitian terdiri dari
penelitian penjajakan, penelitian penjelasan (explanatory), dan penelitian
deskriptif verifikatif (descriptif verificative).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian merupakan
semua proses penelitian yang akan dilakukan mulai dari perencanaan sampai
(8)
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Mencari dan menetapkan fenomena yang terjadi pada PT Finansia Multi
Finance dan selanjutnya menetapkan judul penelitian.
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada PT Finansia Multi
Finance.
3. Merumuskan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan
dan hipotesis untuk diuji. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah
Kompetensi (variabel X1) dan Penempatan Kerja (variabel X2) serta
Kinerja Pegawai (variabel Y).
4. Menetapkan tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis pada PT
Finansia Multi Finance.
5. Menetapkan hipotesis penelitian sesuai dengan fenomena yang terjadi
pada PT Finansia Multi Finance berdasarkan teori.
6. Memilih serta memberi definisi terhadap setiap pengeluaran variabel.
Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengukuran dengan skala ordinal karena data yang diukurnya berupa
tingkatan. Pada skala ini, urutan simbol atau kode berupa angka yang
mempunyai arti urutan jenjang yang dimulai dari yang positif sampai yang
paling negatif dan sebaliknya.
7. Menetapkan data-data mengenai pengaruh kompetensi dan penempatan
kerja terhadap kinerja pegawai pada PT Finansia Multi Finance
(9)
penempatan kerja terhadap kinerja pegawai pada PT Finansia Multi
Finance.
8. Menyimpulkan penelitian, sehingga akan diperoleh penjelasan dan
jawaban atas identifikasi masalah dalam penelitian.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat di gambarkan desain dari
penelitian ini yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Metode Penelitian Unit Analisis Time Horizone
T1 Descriptive Descriptive
andSurvey Pegawai PT Finansia Multi Finance Cross Sectional
T2 Descriptive Descriptive
and Survey Pegawai PT Finansia Multi Finance Cross Sectional
T3 Descriptive Descriptive
and Survey Pegawai PT Finansia Multi Finance Cross Sectional
T4, T5 Descriptive and Verifikatif Descriptive and Explanatory Survey Pegawai PT Finansia Multi Finance Cross Sectional
(10)
Keterangan :
T1 = Kompetensi pada Pegawai PT Finansia Multi Finance.
T2 = Penempatan Kerja pada Pegawai PT Finansia Multi Finance. T3 = Kinerja Pegawai pada Pegawai PT Finansia Multi Finance.
T4,T5 = Kompetensi dan Penempatan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada Pegawai PT Finansia Multi Finance.
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan
antara dua variabel bebas secara bersamaan yang mempunyai hubungan dengan
satu variabel tergantung.
Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Desain Penelitian X1
X2
(11)
3.3 Operasionalisasi Variabel
Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah Kompetensi (X1),
Penempatan Kerja (X2), dan Kinerja Pegawai (Y). Secara lebih rinci dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 3.2 Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala
No kuesi oner Sumber Data Kompetensi X1 Karakter sikap dan perilaku , atau
kemampuan individual yang relative bersifat stabil karena menghadapi suatu
situasi di tempat kerja yang terbentuk dari sinergi watak, konsep diri, motivasi internal, serta kapasitas pengetahuan kontekstual Spencer Dan Spencer dalam Palan (2007)
Motif Tingkat semangat karyawan untuk berprestasi berdasarkan tujuan dan cara yang menantang O R D I N A L 1 Karyaw an PT Finansia Multi Finance
(12)
Watak Tingkat kepedulian karyawan dalam menerima keputusan dan tindakan atasan berdasarkan informasi yang akurat O R D I N A L 2
Konsep Diri Tingkat kemampuan karyawan dalam menetapkan rencana yang sistematik berdasarkan data yang akurat
3 Karyaw an PT Finansia Multi Finance Pengetahua n Tingkat pengetahuan karyawan untuk meningkatkan kinerja. 4 Keterampil an Tingkat keterampilan karyawan dalam penyelesaian pekerjaan 5 Penempatan Kerja X2 Penempatan adalah untuk menempatkan pegawai sebagai unsur pelaksana pekerjaan pada posisi yang sesuai dengan kemampuan,
Pendidikan -Tigkat kesesuaian pendidikan dengan pekerjaan. 1 Pengetahua n Kerja Tingkat kesesuaian pengetahuan 2
(13)
kecakapan, dan keahliannya. B. Siswanto Sastrohadiwiryo yang dikutip oleh Suwatno (2003:138) dengan pekerjaan. Keterampil an Kerja Tingkat kesesuaian keterampilan pekerjaan. 3 Pengalaman Kerja Tingkat kesesuaian pengalaman kerja karyawan dengan pekerjaan. 4 Karyaw an PT Finansia Multi Finance Kinerja Pegawai Y Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dikerjakan dan yang tidak dikerjakan oleh karyawan (Mathis dan Jackson 2002:78) Kuantitas kerja
• Tingkat kinerja pegawai karena terdapat
kesesuaian antara beban kerja yang diberikan dengan batas waktu penyelesaian pekerjaan tersebut Tingkat keinginan untuk menyelesaikan tugas tepat waktu
1
2
Kualitas Kerja
• Tingkat kinerja pegawai karena terdapat
kesesuaian antara kemampuan yang dimiliki dengan beban kerja yang diberikan
Tingkat dorongan untuk memperlihatkan kualitas kerja yang baik 3 4
(14)
Pemanfaata n waktu
• Tingkat kinerja pegawai karena ketersediaan waktu luang dalam bekerja 5 Tingkat kehadiran
• Tingkat kinerja pegawai karena adanya sistem absensi
6
Kerjasama • Tingkat kinerja pegawai yang disebabkan oleh keeratan
hubungan antara sesama pegawai Tingkat kinerja
pegawai yang disebabkan oleh adanya hubungan kerjasama antara pegawai
• Tingkat keinginan atas perhatian dari rekan sekerja Tingkat
keinginan untuk keakraban dengan rekan sekerja 7 8 9 10
3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Sumber Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:129) “ Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh “. Sumber data tersebut dapat diperoleh, baik secara langsung (data primer) maupun tidak langsung (data sekunder) yang
(15)
secara langsung dari subjek yang berhubungan dengan penelitian, seperti
wawancara, angket, dan sebagainya. Sedangkan data sekunder adalah sumber
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono,
2010:137).
a. Sumber Data Primer
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah data
berdasarkan wawancara kepada Kepala SDM dan melalui kuesioner yang
disebarkan kepada sejumlah responden yang sesuai dengan target sasaran
dan dianggap mewakili seluruh populasi data penelitian yaitu pegawai PT
Finansia Multi Finance.
b. Sumber Data Sekunder
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur,
artikel, serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang
dilakukan.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data mengacu pada media apa yang digunakan
peneliti dalam memperoleh data. Dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah
data primer, yaitu data diperoleh langsung dari responden dan data sekunder yang
tidak langsung diperoleh dari objek yang bersangkutan. Alat pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
(16)
yaitu kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indra. Jadi, observasi dapat dilakukan melalui
penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap (Suharsimi
Arikunto, 2006:156). Khususnya yang berhubungan dengan Kompetensi
dan Penempatan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Pada PT Finansia Multi
Finance.
2) Interview
yaitu wawancara lisan dengan pihak perusahaan diantaranya dengan
bagian Sumber Daya Manusia serta Pegawai PT Finansia Multi Finance
untuk memperoleh data mengenai Kompetensi dan Penempatan Kerja serta
Kinerja Pegawai.
3) Kuesioner
yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2006:155). Peneliti membagikan
kuesioner kepada Pegawai PT Finansia Multi Finance. Kuesioner
dimaksudkan untuk mengetahui hubungan Kompetensi dan Penempatan
Kerja terhadap Kinerja Pegawai. Kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner dengan skala lima sikap kategori Likert.
Langkah-langkah penyusunan kuesioner adalah sebagai berikut :
a) Menyusun kisi-kisi kuesioner atau daftar pertanyaan.
b) Merumuskan item-item untuk pertanyaan dan alternatif jawabannya. Jenis
(17)
bersifat tertutup yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai
alternatif jawaban yang telah disediakan sehingga responden hanya
memilih alternatif jawaban yang tersedia dengan membubuhkan tanda
checklist ().
c) Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Adapun kriteria
pembobotan nilai untuk alternatif jawaban dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 3.3
Kriteria Bobot Nilai Alternatif
Pilihan Jawaban
Skor Positif
(+)
Skor Negatif
(-)
Selalu/Sangat Tinggi/Sangat Teratur/Sangat Lengkap/Sangat Baik 5 1
Sering/Tinggi/Teratur/Lengkap/Baik 4 2
Jarang/Cukup Tinggi/Cukup Teratur/Cukup Lengkap/Cukup Baik 3 3 Kadang-kadang/Rendah/Kurang Teratur/Kurang Lengkap/Kurang Baik 2 4
Tidak Pernah/Sangat Rendah/Tidak Lengkap/Tidak Baik 1 5
3.5 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 3.5.1 Populasi
Setiap pelaksanaan penelitian tidak terlepas dari objek dan subjek
penelitian. Menurut Sugiyono (2010:215) mendefinisikan “ Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan “.
Berdasarkan definisi di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi
(18)
No. Bagian Jumlah
1. Office/ Administrasi 30
2. Customer Service 10
3. Sales/marketing 76
4. Security 9
Jumlah 125
3.5.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2010:215), yang dimaksud dengan sampel adalah
“ Sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut “. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan besarnya ukuran
sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan cara
Slovin, yakni ukuran sampel yang merupakan perbandingan dari ukuran populasi
dengan prosentase kelonggaran ketidaktelitian, karena dalam pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan. Pengambilan sampel ini menggunakan
taraf kesalahan sebesar 10%. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut :
Keterangan : n : Ukuran sampel
N : Ukuran populasi
e : Taraf kesalahan = 10% = 0.1 1+Ne2
(19)
Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel adalah sebagai berikut :
n = 55,55 ≈ 56
Dari perhitungan di atas, maka sampel dalam penelitian ini adalah
sebagian dari populasi penelitian, yaitu sebanyak 56 orang pegawai PT Finansia
Multi Finance yang akan menjadi objek penelitian ini melalui penyebaran
kuesioner.
3.5.3 Teknik Penarikan Sampel
Menurut Sugiyono (2010:81) bahwa “ Yang dimaksud dengan teknik
sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel “.
Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan Simple Random
Sampling yaitu cara pengambilan anggota sampel dari populasi secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Teknik ini digunakan karena
anggota populasi bersifat homogen (Sugiyono,2010:82).
Kerangka sampling dari penelitian ini adalah jumlah responden dari nomor
absensi 1 sampai 125 diundi sebanyak 56 orang pegawai bagian operasional.
Setelah dilakukan pengundian tersebut, maka nomor absensi yang terpilih yang
dijadikan sebagai responden
n = 125
1+125x0.12
n =
125
(20)
3.6 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis 3.6.1 Rancangan Analisis Data
Dalam penelitin ini dilakukan penelitian deskriptif yang digunakan untuk
menggambarkan bagaimana kompetensi dan penempatan kerja terhadap kinerja
pegawai.
Langkah – langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasi dalam lima
alternatif jawaban yang menggambarkan peringkat jawaban.
b. Dihitung total skor setiap variabel / subvariabel = jumlah skor dari
seluruh indikator variabel untuk semua jawaban responden.
c. Dihitung skor setiap variabel / subvariabel = rata – rata dari total skor. d. Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakam statistik
deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk tabel
ataupun grafik.
e. Untuk menjawab deskripsi tentang masing – masing variabel penelitian ini, digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut :
(21)
Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atau kuesioner yang telah
diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden
diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.
Menurut Umi Narimawati (2007:85), selanjutnya hasil perhitungan
perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal dikontribusikan dengan tabel
3.4 sebagai berikut :
Tabel 3.4
Kriteria Persentase Tanggapan Responden
NO % Jumlah Skor Kriteria
1 20.00% - 36.00% Tidak Baik
2 36.01% - 52.00% Kurang Baik
3 52.01% - 68.00% Cukup
4 68.01% - 84.00% Baik
5 84.01% - 100% Sangat Baik
Sumber : Umi Narimawati, 2007:85
3.6.1.2Teknik Analisis Data
a. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Untuk menguji kelayakan suatu kuesioner yang akan disebarkan pada
responden, maka dilakukan pengujian yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Hal
ini dikarenakan syarat suatu instrumen yang baik adalah valid dan reliabel.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168), “ Validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen ”.
“ Uji validitas dilakukan untuk melihat apakah instrumen yang digunakan mengukur apa yang seharusnya diukur “ (Sugiyono, 2009:141). Untuk pengujian
validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Selanjutnya nilai
(22)
korelasi Rank Spearman hasil perhitungan dibandingkan dengan r tabel, jika r hitung lebih besar dari r tabel berarti korelasi Rank Spearman untuk tiap butir pernyataan adalah valid. Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam uji validitas adalah korelasi Rank Spearman.
Pengertian dari Korelasi Rank Spearman menurut Jonathan Sarwono (2005:61) adalah sebagai berikut:
“Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui hubungan atau
pengaruh antara dua variabel berskala ordinal, yaitu variabel bebas dan variabel
tergantung.”
Uji validitas dihitung dengan rumus :
2 2
2 2
y y
n x x
n
y x xy
n r
(Sugiyono, 2009:212)
Dimana :
r = koefisien validitas item yang dicari
X = skor yang diperoleh subjek dalam setiap item Y = skor total yang diperoleh subjek dari seluruh item X = jumlah skor dalam distribusi X
Y = jumlah skor dalam distribusi Y
X² = jumlah kuadrat masing-masing skor X Y² = jumlah kuadrat masing-masing skor Y n = banyaknya responden
Kriteria pengujianpada = 0.05 : r hitung > r tabel : valid
(23)
Tabel 3.5
Uji Validitas X1,X2, dan Y
Variabel No
Item
R Hitung R T abel Keterangan
Kompeetensi
(X1)
1 0,883 0,377 Valid
2 0,881 0,377 Valid
3 0,855 0,377 Valid
4 0,817 0,377 Valid
5 0,755 0,377 Valid
Penempatan Kerja (X2)
1 0,868 0,377 Valid
2 0,878 0,377 Valid
3 0,763 0,377 Valid
4 0,820 0,377 Valid
Kinerja Karyawan
(X3)
1 0,876 0,377 Valid
2 0,937 0,377 Valid
3 0,917 0,377 Valid
4 0,837 0,377 Valid
5 0,892 0,377 Valid
6 0,903 0,377 Valid
7 0,883 0,377 Valid
8 0,927 0,377 Valid
9 0,945 0,377 Valid
10 0,693 0,377 Valid
Secara teknis pengujian instrumen dengan rumus-rumus di atas
menggunakan fasilitas software SPSS 16..0 for windows, dengan hasil yang
tercantum pada tabel 3.5 berikut :
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:178), “ Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
(24)
Untuk menguji tingkat reliabilitas dapat digunakan rumus Alpha
Croanbach yang merupakan statistik paling umum yang digunakan untuk menguji
reliabilitas suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian diindikasikan
memiliki tingkat reliabilitas memadai jika koefisien Alpha Croanbach lebih besar
atau sama dengan 0,70. Adapun koefisien Alpha Croanbach dirumuskan sebagai
berikut :
22 1 1 st si k k
C (Sugiyono, 2004:282-284)
Keterangan:
K = jumlah item
2si jumlah varians setiap item pertanyaan
2st varians skor total
Secara teknis pengujian instrumen dengan rumus-rumus di atas
menggunakan fasilitas software SPSS 16..0 for windows, dengan hasil yang
tercantum pada tabel 3.6 berikut :
Tabel 3.6
Hasil Pengujian Reliabiltas X1, X2, dan Y
Variabel
Nilai Cαhitung
Nilai
Cαminimum Keterangan
Kompetensi (X1) Penempatan Kerja (X2) Kinerja Karyawan (Y)
0,909 0,885 0,971 0,70 0,70 0,70 Reliabel Reliabel Reliabel
(25)
b. Methode Successive Interval (MSI)
Mengingat skala pengukuran data dalam penelitian ini seluruhnya diukur
dalam skala ordinal, yaitu skala yang berjenjang dimana sesuatu “lebih” atau
“kurang” dari yang lain, maka skala ordinal tersebut terlebih dahulu
ditransformasi menjadi skala interval, karena merupakan syarat pengolahan data
dengan penerapan statistik parametrik dengan menggunakan
Methode Successive Interval (MSI). Data yang disajikan adalah dengan
menggunakan skala ordinal 1-5. Metode ini dilakukan untuk data yang bersifat
ordinal sehingga akan memudahkan dalam perhitungannya. Langkah kerja
Methode Successive Interval (MSI) adalah sebagai berikut :
1. Hitung frekuensi (f) untuk masing-masing kategori responden.
2. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya
disebut proporsi (p).
3. Jumlahkan nilai proporsi kumulatif untuk masing-masing kategori
responden sebagai berikut :
PK1 = 0 + PK2
PK2 = PK1 + PK2
PK3 = PK2 + PK3
PK4 = PK3 + PK4
PK5 = PK4 + PK5
4. Diasumsikan proporsi kumulatif mengikuti distribusi normal baku maka
setiap nilai PK untuk masing-masing kategori responden akan
(26)
5. Perhitungan skala value (SV) untuk masing-masing kategori responden
secara umum yaitu dengan cara :
Area BelowUpper Limit
Are Below Lower Limit
Limit Upper at Dencity Limit
Lower at
Dencity Value
Scale
6. SV yang nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi
sama dengan 1 (=1). Tentukan nilai transformasi dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Y= SV + (1+ SVmin ) Dimana nilai k = 1+
c. Analisis Multiple Regresion
Analisis regresi digunakan untuk melakukan prediksi, bagaimana
perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikkan atau
diturunkan nilainya (dimanipulasi). Penelitian ini menggunakan regresi ganda.
Analisis regresi ganda menurut Sugiyono (2004:250) digunakan oleh peneliti bila
peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel
dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor
prediktor dimanipulasi.
Dalam analisis regresi ganda ini variabel yang dianalisis yaitu Kinerja
Pegawai (Y) sebagai variabel dependen. Sedangkan kompetensi (X1) dan
penempatan kerja (X2) sebagai variabel independen.
Persamaan regresi untuk dua faktor adalah :
(27)
Dimana :
Ŷ = Kinerja karyawan
X1 = Kompetensi
X2 = Penempatan Kerja
E = Faktor-faktor lain yang mempengaruhi
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b1, b2 = Koefisien regresi yang menunjukkan peningkatan atau penurunan
variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen.
Bila b (+) maka naik, bila b (-) maka terjadi penurunan.
d. Analisis Koefisien Korelasi Ganda
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menghitungnya
dengan menggunakan analisis korelasi yang bertujuan mencari hubungan antara
variabel yang diteliti. Menurut Sugiyono (2004:216) korelasi ganda (multiple
correlation) merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan
antara dua variabel secara bersama-sama atau lebih dengan variabel yang lain.
Penelitian ini menggunakan dua buah variabel bebas, yakni kompetensi (X1) dan
penempatan kerja (X2) dan satu variabel terikat, kinerja pegawai (Y). Penggunaan
korelasi ganda digunakan untuk menguji hubungan kedua variabel bebas X1 dan
X2 dengan Y.
Rumus korelasi ganda dua variabel ditunjukkan dengan rumus berikut :
(28)
Dimana :
= Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama dengan
variabel Y
ryx1 = Korelasi rank spearman antara X1 dengan Y
ryx2 = Korelasi rank spearman antara X2 dengan Y
rx1x2 = Korelasi rank spearman antara X1 dengan X2
Hubungan dua variabel terdiri dari dua macam yaitu hubungan positif dan
hubungan yang negatif. Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan
(penurunan) X pada umumnya diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y. Ukuran yang
dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara X dan Y disebut
koefisien korelasi (r). Nilai koefisien korelasi paling sedikit -1 dan paling besar 1
(-1 ≤ r ≥ 1) artinya :
- Jika nilai r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel
sangat kuat dan positif.
- Jika nilai r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua variabel sangat
kuat dan negatif
- Jika nilai r = 0 atau mendekati 0, maka korelasi variabel yang diteliti tidak ada
sama sekali atau sangat lemah.
Harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai
(29)
Tabel 3.7
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Sangat Rendah Rendah
Cukup Kuat Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2004:216)
3.6.1.2.3 Uji R2 (Pengujian Koefisien Determinasi)
Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X terhadap naik turunnya
nilai Y dapat dihitung dengan menggunakan suatu koefisien yaitu koefisien
determinasi. Rumusnya adalah seperti berikut :
(Sugiyono, 2010:190)
Keterangan : Kd = Koefisien Determinasi
r2 = Koefisien Korelasi
Nilai r2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < r2 < 1), dengan ketentuan sebagai
berikut :
Jika nilai semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel semakin erat atau baik
Jika nilai semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel kurang erat atau baik
(30)
3.6.2 Uji Hipotesis
Sebelum membuat kesimpulan, terlebih dahulu penulis harus melakukan
pengujian hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah
penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris dan dengan
pengujian tersebut maka akan diperoleh suatu keputusan untuk menolak atau
menerima suatu hipotesis.
Untuk menguji hipotesis tersebut, maka penulis menggunakan uji statistik
berupa uji simultan (uji F), uji parsial (uji t), dan uji koefisien determinasi
majemuk (R2).
3.6.2.1Uji F ( Pengujian Hipotesis Secara Simultan )
Pengujian hipotesis secara keseluruhan merupakan penggabungan variabel
X terhadap variabel terikat Y untuk diketahui seberapa besar pengaruhnya.
Pengujian dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1. Mencari F hitung dengan formula sebagai berikut :
Keterangan : Fh : Nilai F hitung
R2 : Koefisien korelasi ganda k : Jumlah variabel independen n : Jumlah anggota sampel
(31)
2. Setelah diperoleh F hitung, selanjutnya bandingkan dengan F tabel
berdasarkan besarnya dan df dimana besarnya ditentukan oleh numerator (k-1) dan df untuk denominator (n-k).
3.
Ho : β1, β2 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh antara kompetensi terhadap
kinerja pegawai .
a
H : β1, β2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh antara kompetensi terhadap kinerja
pegawai .
Ho : β1, β2 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh antara penempatan kerja
terhadap kinerja pegawai .
a
H : β1, β2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh antara penempatan kerjaterhadap
kinerja pegawai .
4. Kriteria Uji F
Jika Fhitung >
tabel
F , maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
3.6.2.2Uji t ( Pengujian Hipotesis Secara Parsial )
Untuk merancang hipotesis dalam penelitian ini maka dilakukan Uji
Signifikansi Koefisien Korelasi dengan menggunakan rumus t hitung
thitung
:2
1 2
r n r thitung
(32)
Keterangan :
hitung
t
= Nilai t
r = Koefisien korelasi Rank Spearman
n = Jumlah anggota sampel
Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam pengambilan keputusan
penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut :
a. H0 : β1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh antara kompetensi terhadap
kinerja pegawai .
a
H : β1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh antara kompetensi terhadap kinerja
pegawai .
b. H0 : β2 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh antara penempatan kerja
terhadap kinerja pegawai .
a
H : β2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh antara penempatan kerja terhadap
kinerja pegawai .
c. Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah :
Jika thitung >
tabel
t , maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis dilakukan pada taraf
kesalahan 0,05 dengan derajat kebebasan dk (n-2) serta pada uji dua pihak.
d. Menggambarkan Daerah Penerimaan Hipotesis
Untuk menggambarkan daerah penerimaan dan penolakan terhadap sebuah
hipotesis dapat digambarkan dengan uji dua pihak daerah penerimaan dan
(33)
Gambar 3.2
Uji Dua Pihak Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
(34)
12
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kompetensi
2.1.1.1 Pengertian Kompetensi
Pada era ekonomi yang berbasis informasi dewasa ini, sumber daya
manusia akan menjadi sumber kekuatan bagi organisasi untuk mencapai tujuannya
apabila sumber daya manusia tersebut memiliki kompetensi yang handal dan
relevan dengan tuntutan pekerjaan yang akan dikerjakan. Oleh karena itu,
pimpinan organisasi harus merencanakan pengembangan kompetensi karyawan
sesuai dengan desain pekerjaan dan rencana pengembangan usaha baik pada masa
sekarang maupun di masa yang akan datang berdasarkan proyeksi pengembangan
organisasi yang telah tertuang dalam tujuan jangka panjang dan strategi yang telah
dipilih. Menurut Wibowo (2007:325), Pengertian kompetensi sebagai berikut:
”Suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan
atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta
(35)
Menurut Spencer Dan Spencer dalam Palan (2007), kompetensi adalah
sebagai berikut:
”Karakter sikap dan perilaku, atau kemauan dan kemampuan individual
yang relatif stabil ketika menghadapi situasi dan tempat kerja yang
terbentuk dari sinergi antara watak, konsep diri, motivasi internal, serta
kapasitas pengetahuan konseptual”.
Menurut Marshall (2003:39), kompetensi adalah sebagai berikut:
“Karakteristik dasar dari seseorang yang memungkinkannya memberikan kinerja unggul dalam pekerjaan, peran atau situasi tertentu.”
Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi yaitu
sifat dasar yang dimiliki atau bagian kepribadian yang mendalam dan melekat
kepada seseorang serta perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan
tugas pekerjaan sebagai dorongan untuk mempunyai prestasi dan keinginan
berusaha agar melaksanakan tugas dengan efektif. Ketidaksesuaian dalam
kompetensi-kompetensi inilah yang membedakan seorang pelaku unggul dari
pelaku yang berprestasi terbatas. Kompetensi terbatas dan kompetensi istimewa
untuk suatu pekerjaan tertentu merupakan pola atau pedoman dalam pemilihan
karyawan (personal selection), perencanaan pengalihan tugas (succession
planning), penilaian kerja (performance appraisal) dan pengembangan
(36)
2.1.1.2 Manfaat Kompetensi
Menurut Rylatt dan Lohan (1995:120) kompetensi memberikan beberapa
manfaat kepada karyawan dan organisasi, sebagai berikut :
1. Karyawan
a. Kejelasan relevansi pembelajaran sebelumnya, kemampuan untuk
mentransfer keterampilan, nilai, dari kualifikasi yang diakui, dan
potensi pengembangan karir.
b. Adanya kesempatan bagi pegawai untuk mendapatkan pendidikan dan
pelatihan melalui akses sertifikasi nasional berbasis standar yang ada.
c. Penempatan sasaran sebagai sarana pengembangan karir.
d. Kompetensi yang ada sekarang dan manfaatnya akan dapat
memberikan nilai tambah pada pembelajaran dan pertumbuhan.
2. Organisasi
a. Pemetaan yang akurat mengenai kompetensi angkatan kerja yang ada
yang dibutuhkan.
b. Meningkatnya efektivitas rekrutmen dengan cara menyesuaikan
kompetensi yang diperlukan dalam pekerjaan dengan yang dimiliki
pelamar.
c. Pendidikan dan pelatihan difokuskan pada kesenjangan keterampilan
(37)
d. Akses pada pendidikan dan pelatihan yang lebih efektif dari segi biaya
berbasis kebutuhan industry dan identifikasi penyedia pendidikan dan
pelatihan internal dan eksternal berbasis kompetensi yang diketahui.
e. Pengambil keputusan dalam organisasi akan lebih percaya diri karena
karyawan telah memiliki keterampilan yang akan diperoleh dalam
pendidikan dan pelatihan.
f. Penilaian pada pembelajaran sebelumnya dan penilaian hasil
pendidikan dan pelatihan akan lebih reliable dan konsisten.
g. Mempermudah terjadinya perubahan melalui identifikasi kompetensi
yang diperlukan untuk mengelola perubahan.
2.1.1.3 Karakteristik Kompetensi
Spencer dan Spencer (1993:9) mengemukakan bahwa kompetensi individu
merupakan karakter sikap dan perilaku, atau kemampuan individual yang
relative bersifat stabil karena menghadapi suatu situasi di tempat kerja
yang terbentuk dari sinergi antara watak, konsep diri, motivasi internal,
serta kapasitas pengetahuan kontekstual. Ada lima karakteristik utama dari
kompetensi yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja individu
karyawan, yaitu :
1. Motif (motives), yaitu sesuatu yang dipikirkan atau diinginkan oleh
seseorang secara konsisten dan adanya dorongan untuk
(38)
2. Watak (traits), yaitu karakteristik mental dan konsistensi respon
seseorang terhadap rangsangan, tekanan, situasi, atau informasi.
3. Konsep diri (self concept), yaitu tata nilai luhur yang dijunjung tinggi
oleh seseorang, yang mencerminkan tentang bayangan diri atau sikap
diri terhadap masa depan yang dicita – citakan atau terhadap suatu fenomena yang terjadi di lingkungannya.
4. Pengetahuan (knowledge), yaitu informasi yang memiliki makna yang
dimiliki seseorang dalam bidang kajian tertentu.
5. Keterampilan (skill), kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan
fisik atau mental.
2.1.2 Penempatan Kerja
2.1.2.1 Pengertian Penempatan Kerja
Penempatan (job placement) sebagai salah satu fungsi terpenting dalam
manajemen sumber daya manusia merupakan langkah yang diambil setelah
terlaksananya fungsi rekrutmen. Sebagian para ahli mendefenisikan penempatan
(job placement) dengan istilah penempatan kerja dan penempatan tenaga kerja.
Menurut Mathis dan Jackson (2006:262) mengatakan bahwa penempatan
adalah menempatkan posisi seseorang ke posisi pekerjaan yang tepat, seberapa
baik seorang karyawan cocok dengan pekerjaanya akan mempengaruhi jumlah
dan kualitas pekerjaan.
Hasibuan (2008:63) menyatakan penempatan karyawan adalah tindak
(39)
pada jabatan tertentu/pekerjaan yang membutuhkanya dan sekaligus mendelegasi
authority kepada orang tersebut.
Menurut B. Siswanto Sastrohadiwiryo yang dikutip oleh Suwatno
(2003:138) mengemukakan bahwa penempatan adalah untuk menempatkan
pegawai sebagai unsur pelaksana pekerjaan pada posisi yang sesuai dengan
kemampuan, kecakapan, dan keahliannya.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penempatan yaitu
proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada karyawan yang lulus dari seleksi,
yang terlebih dahulu dipertimbangkan berdasarkan kemampuan, kecakapan, dan
keahlian yang dimiliki karyawan tersebut.
2.1.2.2 Jenis – Jenis Penempatan Kerja
Dalam buku Veithzal Rivai (2008;211) terdapat tiga jenis penting
dari penempatan yaitu sebagai berikut:
1. Promosi
Promosi terjadi apabila seorang karyawan dipindahkan dari satu
pekerjaan ke pekerjaan lain yang lebih tinggi dalam pembayaran, tanggung
jawab dan atau level. Umumnya diberikan sebagai penghargaan, hadiah
(reward system)atas usaha dan prestasinya di masa lampau, maka akan
muncul dua permasalahan.
2. Transfer dan Demosi
Transfer dan demosi adalah dua kegiatan utama penempatan
(40)
seorang karyawan dipindahkan dari satu bidang tugas ke bidang tugas
lainnya yang tingkatannya hamper sama baik tingkat gaji, tanggung jawab,
maupun tingkat strukturnya. Demosi terjadi kalau seorang karyawan
dipindahkan dari satu posisi ke posisi lainnya yang lebih rendah
tingkatannya, baik tingkat gaji, tanggung jawab, maupun tingkat
strukturnya.
3. Job-Posting Programs
Job-Posting Program memberikan informasi kepada karyawan
tentang pembukaan lowongan kerja dan persyaratannya.Pengumuman
tentang lowongan kerja tersebut mengundang para karyawan yang
memenuhi syarat untuk melamarnya. Biasanya diumumkan melalui
bulletin atau surat kabar perusahaan baik surat kabar biasa maupun
elektronik. Kualifikasi dan ketentuan lain biasanya diambil dari informasi
analisis pekerjaan, melalui pencalonan diri ataupun dengan rekomendasi
supervisor, karyawan yang tertarik dapat mengajukan permohonan kepada
departemen SDM.
Tujuan program Job-Posting ini adalah untuk memberikan
dorongan bagi karyawan yang mencari promosi dan transfer serta
membantu departemen SDM dalam mengisi jabatan internal. Dengan
demikian, job posting dapat mempertemukan antara kepentingan
(41)
2.1.2.3 Metode Penempatan Kerja
Pemilihan metode yang sangat penting, supaya pelaksanaanya
efektif dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi perusahaan.
Manajer yang cakap akan menerapkan metode yang sesuai dan efektif
dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. Penempatan karyawan seperti promosi,
transfer dan demosi hendaknya dengan metode yang efektif dan efisien
supaya tercapai manfaat yang optimal.
Sebelum mengadakan penempatan pegawai dalam hal ini perlu
melihat metodemetode yang harus ditempuh dalam penempatan pegawai.
Adapun metode-metode yang harus ditempuh dalam hal ini menurut
sulistiyani & Rosidah (2003:155) adalah
a. Menentukan kebutuhan-kebutuhan sumber daya manusia.
b. Mengupayakan persetujuan anggaran untuk mengadakan atau mengisi
jabatan-jabatan.
c. Mengembangkan criteria penempatan yang valid.
d. Pengadaan (recruitment).
e. Mengadakan test atau sebaliknya men-secreening para pelamar.
f. Menyiapkan daftar dari para pelamar dan pegawai yang berkualitas
g. Mengadakan seleksi pegawai yang paling berkualitas.
2.1.3 Kinerja
2.1.3.1 Pengertian Kinerja
Kinerja karyawan yaitu hasil dari sebuah pekerjaan yang dilakukan dengan
(42)
kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Kinerja merupakan hasil pelaksanaan suatu pekerjaan baik bersifat
fisik/material maupun non fisik/imaterial. Dimana , setiap pekerjaan dalam
melaksanakan tugas-tugasnya sebagaimana terdapat dalam deskripsi pekerjaan
atau jabatan, perlu mendapatkan penilaian setelah tengah waktu tertentu. Menurut
Hasibuan (2007:105) “kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang
dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya”.
Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance).
Sebagaimana dikemukan oleh Mangkunegara (2007) bahwa isitilah kinerja dari
kata kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan padanya. Sedangkan menurut (Mathis dan
Jackson 2002:78) kinerja pada dasarnya adalah apa yang dikerjakan dan yang
tidak dikerjakan oleh karyawan. Kinerja karyawan mempengaruhi seberapa
banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi.
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
segala sesuatu yang dilakukan oleh seseorang untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan yang diberikan, kinerja seseorang juga dapat mengalami peningkatan
(43)
2.1.3.2 Indikator Kinerja
Ukuran secara kualitatif dan kuantitatif yang menunjukkan tingkatan
pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan adalah merupakan
sesuatu yang dapat dihitung serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau
melihat bahwa kinerja setiap hari dalam perusahaan dan perseorangan terus
mengalami peningkatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Menurut Mathis dan Jackson (2002) kinerja pegawai adalah
mempengaruhi seberapa banyak kontribusi kepada organisasi antara lain
termasuk:
1. Kuantitas Kerja
Standar ini dilakukan dengan cara membandingkan antara besarnya
volume kerja yang seharusnya (standar kerja norma) dengan
kemampuan sebenarnya.
2. Kualitas Kerja
Standar ini menekankan pada mutu kerja yang dihasilkan dibandingkan
volume kerja.
3. Pemanfaatan Waktu
Yaitu penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijaksanaan
(44)
4. Tingkat Kehadiran
Asumsi yang digunakan dalam standar ini adalah jika kehadiran
pegawai di bawah standar kerja yang ditetapkan maka pegawai tersebut
tidak akan mampu memberikan kontribusi yang optimal bagi
perusahaan .
5. Kerjasama
Keterlibatan seluruh pegawai dalam mencapai target yang ditetapkan
akan mempengaruhi keberhasilan bagian yang diawasi. Kerjasama
antara pegawai dapat ditingkatkan apabila pimpinan mampu
memotivasi pegawai dengan baik.
Adapun indikator kinerja karyawan menurut Guritno dan Waridin (2005)
adalah sebagai berikut :
1. Mampu meningkatkan target pekerjaan.
2. Mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
3. Mampu menciptakan inovasi dalam menyelesaikan pekerjaan.
4. Mampu menciptakan kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan.
5. Mampu meminimalkan kesalahan pekerjaan.
Berdasarkan keseluruhan definisi diatas dapat dilihat bahwa kinerja
pegawai merupakan output dari penggabungan faktor-faktor yang penting yakni
kemampuan dan minat, penerimaan seorang pekerja atas penjelasan delegasi tugas
dan peran serta tingkat motivasi seorang pekerja. Semakin tinggi faktor-faktor
(45)
2.1.3.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Simanjutak (2005) kinerja dipengaruhi oleh :
1. Kualitas dan kemampuan pegawai. Yaitu hal-hal yang berhubungan
dengan pendidikan/ pelatihan, etos kerja, motivasi kerja, sikap mental,
dan kondisi fisik pegawai.
2. Sarana pendukung, yaitu hal yang berhubungan dengan lingkungan
kerja (keselamatan kerja, kesehatan kerja, sarana produksi, teknologi)
dan hal-hal yang berhubungan dengan kesejahteraan pegawai (upah/
gaji, jaminan sosial, keamanan kerja).
3. Supra sarana, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan kebijaksanaan
pemerintah dan hubungan industrial manajemen.
Menurut Anwar P.Mangkunegara (2011:67) faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja adalah kualitas kerja, kuantitas kerja, tanggung jawab, dan
sikap. Berikut adalah penjabarannya, yang dapat disimpulkan :
a. Kualitas, yaitu hasil kegiatan yang dilakukan mendekati sempurna,
dalam arti menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan kegiatan
dalam memenuhi tujuan yang diharapkan dari suatu kegiatan.
b. Kuantitas, yaitu jumlah atau target yang dihasilkan dinyatakan dalam
istilah unit jumlah siklus aktivitas yang diselelsaikan.
c. Tanggung jawab, yaitu beban pekerjaan yang diemban perusahaan
kepada karyawannya.
d. Sikap, Perilaku yang mencerminkan keinginan karyawan dalam
(46)
Menurut Sedarmayanti (2007), instrumen pengukuran kinerja merupakan
alat yang dipakai dalam mengukur kinerja individu seorang pegawai yang
meliputi, yaitu :
1. Prestasi Kerja, hasil kerja pegawai dalam menjalankan tugas, baik
secara kualitas maupun kuantitas kerja.
2. Keahlian, tingkat kemampuan teknis yang dimiliki oleh pegawai dalam
menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya. Keahlian ini bisa
dalam bentuk kerjasama, komunikasi, insentif, dan lain-lain.
3. Perilaku, sikap dan tingkah laku pegawai yang melekat pada dirinya dan
dibawa dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Pengertian perilaku disini
juga mencakup kejujuran, tanggung jawab dan disiplin.
4. Kepemimpinan, merupakan aspek kemampuan manajerial dan seni
dalam memberikan pengaruh kepada orang lain untuk
mengkoordinasikan pekerjaan secara tepat dan cepat, termasuk
pengambilan keputusan, dan penentuan prioritas.
2.1.3.4 Penilaian Kerja
Penilaian kinerja adalah salah satu tugas penting untuk dilakukan oleh
seorang manajer atau pimpinan. Walaupun demikian, pelaksanaan kinerja yang
objektif bukanlah tugas yang sederhana. Penilaian harus dihindarkan adanya “like dan dislike”, dari penilai, agar objektifitas penilai dapat terjaga.
(47)
Mangkuprawira dan Vitalaya (2007), juga menyatakan bahwa, ”Penilaian kinerja yang dilakukan dalam sutu organisasi haruslah mengikuti standar kinerja
yang ditetapkan, dimana pengukuran kinerja tersebut memberikan umpan balik
yang positif kepada pegawai”.
Menurut Dessler (2007) ada lima faktor dalam penilaian kinerja yang
popular, yaitu :
1. Prestasi pekerjaan, meliputi : akurasi, ketelitian, keterampilan, dan
penerimaan keluaran.
2. Kuantitas pekerjaan, meliput : volume keluaran dan kontribusi.
3. Kepemimpinan yang diperlukan, meliputi : mmebutuhkan saran,
arahan atau perbaikan.
4. Kedisplinan, meliputi : kehadiran, sanksi, warkat, regulasi, dapat
dipercaya/ diandalkan dan ketepatan waktu.
5. Komunikasi, meliputi : hubungan antar pegawai maupun dengan
pimpinan, media komunikasi.
Penilaian kinerja dapat menjadi sumber informasi utama dan umpan balik
untuk pegawai, yang merupakan kunci pengembangan bagi pegawai di masa
mendatang.
2.1.3.5 Tujuan Penilaian Kerja
Wibowo (2007), menyatakan, “Penilaian kinerja seharusnya menciptakan
gambaran akurat dari kinerja perorangan. Penilaian tidak dilakukan hanya untuk
(48)
diidentifikasikan sehingga dapat dipakai sebagai dasar penilaian hal lainnya.
Untuk mencapai tujuan ini, sistem penilaian hendaknya terkait dengan pekerjaan
dan praktis, temasuk standar, dan menggunakan ukuran-ukuran yang terukur” Menurut Rivai (2006), kegunaan penilaian kinerja ditinjau dari berbagai
perspektif pengembangan perusahaan,khususnya manajemen Sumber Daya
Manusia (SDM) adalah :
1. Posisi Tawar
Untuk memungkinkan manajemen melakukan negosiasi yang objektif
dan rasional dengan serikat buruh (kalau ada) atau langsung dengan
pegawainya.
2. Perbaikan Kinerja
Umpan balik pelaksanaan kerja yang bermanfaat bagi karyawan dalam
bentuk kegiatan untuk meningkatkan kinerja karyawan.
3. Penyesuaian Kompensasi
Penilaian kinerja membantu pengambilan keputusan dalam penyesuaian
ganti rugi, menentukan siapa yang perlu dinaikkan gajinya
4. Keputusan Penempatan
Membantu dalam promosi, keputusan penempatan, perpindahan dan
penurunan pangkat pada umumnya didasarkan pada masa lampau atau
(49)
5. Pelatihan dan Pengembangan
Kinerja buruk mengindikasikan adanya suatu kebutuhan untuk latihan.
Demikian juga, kinerja baik dapat mencerminkan adanya potensi yang
belum digunakan dan harus dikembangkan.
2.1.4 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Tabel Penelitian Terdahulu
NO Peneliti Judul Kesimpulan
Penelitian Perbedaan Persamaan 1 Eva Maulida
Putri, Nasir Azis, dan Mukhlis Yunus (2012)
ISSN 2302-0199 Pengaruh Kompetensi dan Penempatan (Job Placement) Terhadap Kinerja Pegawai PT. PLN
(Persero) Wilayah Aceh
Kompetensi pegawai yang meliputi
kompetensi intelektual, kompetensi emosional dan kompetensi sosial atau disebut dengan
soft competency.
Dan Penempatan
(job placement)
berdasarkan kesesuaian pengetahuan, keterampilan dan pengalaman pada PT. PLN (Persero)
Wilayah Aceh berada dalam katagori cukup baik.
Sama-sama menggunaka n variabel Penempatan (Job Placement) sebagai variabel independen dan variabel Kinerja Pegawai sebagai variabel dependen Menggunakan variabel Kompetensi sebagai variabel independen
(50)
2. Frans Hendrik Kalesaran, Silvya L, Mandey, dan Peggy A. Mekel (2013) ISSN 2303-1174 Pengaruh Motivasi, Penempatan Kerja, dan Pengembang
an Karir
Terhadap Kinerja Pegawai Pada Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Utara. Motivasi, penempatan pegawai, dan pengembangan karir secara simultan
berpenaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai.Tetapi secara parsial Penempatan
Kerja dan
Pengembangan Karir tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai pada Badan
Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Utara.
Sama-sama menggunaka n variabel Penempatan Kerja sebagai variabel independen dan variabel Kinerja Pegawai sebagai variabel dependen Menggunakan variabel Motivasi dan Pengembanga
n Karir
sebagai variabel independen.
3. Winda Jennifer Rori, Peggy A. Mekel, dan Imelda Ogi (2014)
ISSN 2303-1174
Pendidikan, Pelatihan dan Penempatan Kerja Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Inspektorat Kota Manado Pendidikan, Pelatihan, dan Penempatan Kerja secara simultan dan parsial berpengaruh positif terhadap Kinerja Pegawai di kantor Inspektorat kota Manado. Terdapat variabel pendidikan dan pelatihan Variabel x2 penempatan kerja dan variabel Y kinerja pegawai
4. Luh
Aristarini, I Ketut Kirya, Ni Nyoman Yulianthini, 2014 Pengaruh Pengalaman Kerja, Kompetensi Sosial Dan Motivasi Kerja Kompetensi dan motivasi secara bersama – sama mempunyai pengaruh postif terhadap kinerja karyawan PT Menggunaka n variabel Kompetensi sebagai variable X1 dan Motivasi sebagai Terdapat variable Pengalaman Kerja
(51)
Terhadap Kinerja Karyawan Pada Bagian Pemasaran PT Adira Finance Singaraja Adira Finance Singaraja variable X2 yang mempengaru hi variable Y yaitu Kinerja
5 Eni Nurmiyati (2011)
Hubungan Pemberian Reward Dan Punishment Dengan Kinerja Karyawan BPRS Harta Insan Karimah Terdapat hubungan antara pemberian reward dan punishment dengan kinerja karyawan dengan koefisien 11,36 Objek penelitianny a berbeda Sama-sama menggunakan variabel kinerja karyawan
6 Safwan,
Nadirsyah, Syukry Abdullah, 2014 Pengaruh Kompetensi Dan Motivasi Terhadap Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pidie Jaya. Variable X1 berpengaruh terhadap variable Y sebesar 0,196 pada tingkat signifikansi 0,016. Variable X2 menunjukan pengaruh dan signifikan terhadap variable Y. Menggunaka n variabel motivasi Pada variabel X1 yaitu kompetensi dan variabel Y kinerja
(52)
7 Asaf Niwaz, Muhammad Saeed Khan, and Tariq Mehmood Khan (2013) ISSN 2164-4063
Evaluation of Job
Placement and
Statisfaction of Graduate Students of Virtual University Pakistan.
From the
findings of this study, it is evident that there is a high
level of
commitment to both official and social needs by the leaders in the libraries in Nigeria. There is cordial
relationship in the mode of communication from leaders to the subordinates and this made the subordinate to have high sense of
belonging and efficient at work.
Sama-sama menggunaka n variabel Job Placement sebagai variabel independen. Menggunakan variabel Statisfaction sebagai variabel independen.
8 Rahmah
Ismail, Syahida Zainal Abidin, 2010 Impact of workers’ competence on their performance in the Malaysian private service sector.
As a whole, a
worker’s
performance level in the private service sector in Malaysian is at a moderate level while the
worker’s
performance level is at a high level. Analyzing the factors that determine a
worker’s
performance, it is evident that a
worker’s Menggunaka n variabel X1 yaitu kompetensi dan variabel y yaitu kinerja. Tidak ada variabel motivasi dalam jurnal ini.
(53)
competence is the most influential and core factor, followed by other salient factors like human capital consisting of years of schooling, job experience and training
component. Besides these,
the worker’s
characteristics, comprising of work
satisfaction, ethics, value and personality also influence the
worker’s
performance.
1.2. Kerangka Pemikiran
Sumber daya manusia dalam suatu perusahaan merupakan aspek yang
sangat penting. Dalam pengelolaannya perlu mendapatkan perhatian yang serius
dan memadai karena kegagalan dalam pengelolaan sumber daya manusia suatu
perusahaan dapat mengakibatkan berbagai kemungkinan pada kehancuran atau
(54)
Kompetensi karyawan dan penempatan kerja merupakan salah satu hal
yang perlu di perhatikan oleh perusahaan. Belum baiknya kompetensi dan
penempatan kerja dilakukan oleh perusahaan kepada para pegawainya
menyebabkan kinerja para pegawai akan menurun. Pada dasarnya kompetensi dan
penempatan kerja yang sesuai akan membuat pegawai merasa senang dalam
melakukan pekerjaan sehinggan kinerja karyawan akan meningkat.
2.2.1 Keterkaitan Antara Variabel Penelitian
2.2.1.1 Hubungan Kompetensi dengan Kinerja Pegawai
Salah satu cara agar kinerja pegawai dapat dipertahankan dan ditingkatkan
adalah dengan melihat kompentensi dari setiap pegawai. Seperti pendapat
Yudistira dan Siwantara (2012) menyebutkan bahwa kompetensi berpengaruh
positif dan signifikan secara langsung terhadap kinerja karyawan.”.
Kompetensi dapat memperdalam dan memperluas kemampuan kerja.
Semakin sering seseorang melakukan pekerjaan yang sama, semakin terampil dan
semakin cepat pula dia menyelesaikan pekerjaan tersebut. Semakin banyak
macam pekerjaan yang dilakukan seseorang, pengalaman kerjanya semakin kaya
dan luas, dan memungkinkan peningkatan kinerjanya (Simanjuntak, 2005 : 113)
Kompetensi seseorang menunjukan jenis – jenis pekerjaan yang pernah dilakukan seseorang dan memberikan peluang yang besar bagi seseorang untuk
melakukan pekerjaan yang lebih baik. Semakin luas pengalaman kerja seseorang,
(55)
dan sikap dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Abriyani,
2004).
2.2.1.2 Hubungan Penempatan Kerja dengan Kinerja Pegawai
Siagian (2002: 40) bahwa kinerja seseorang dan produktivitas kerjanya
ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu motivasi, kemampuan, dan ketepatan
penugasan.
Agar terjadi ketepatan penugasan, maka dalam penempatan karyawan
berpedoman kepada prinsip penempatan orang-orang yang tepat dengan tempat
yang tepat dan penempatan orang yang tepat untuk jabatan yang tepat atau the
right man in the right place and the right man behind in the right job. (Hasibuan,
2010:62).
Siswanto (2002: 24) mengemukakan bahwa penempatan tenaga kerja
adalah suatu proses pemberian tugas dan pekerjaan kepada tenaga kerja yang lulus
dari seleksi untuk melaksanakan tugas secara kontinuitas dengan wewenang dan
tanggung jawab sebesar porsi dan komposisi yang ditetapkan serta mampu
mempertanggung jawabkan segala resiko dan kemungkinan yang terjadi, antara
(56)
Yudistira dan Siwantara (2012)
Siagian (2002: 40)
Gambar 2.2
Bagan Kerangka Penelitian Kompetensi
( X1 )
1. Motif 2. Watak 3. Konsep diri 4. Pengetahuan 5. Keterampilan
Spencer Dan Spencer dalam Palan (2007)
Kinerja Pegawai ( Y )
1. Kuantitas Kerja
2. Kualitas Kerja
3. Pemanfaatan Waktu
4. Tingkat Kehadiran
5. Kerjasama
Mathis dan Jackson (2002) Penempatan Kerja
( X2 )
1. Pendidikan 2. Pengetahuan kerja 3. Ketrampilan kerja 4. Pengalaman kerja Wahyudi dikutip Suwatno
(57)
Pengaruh Kompetensi dan Penempatan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai 2.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang secara teoritis dianggap
paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Sugiyono (2010:64)
mengatakan bahwa “ Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan ”. Sedangkan Suharsimi Arikunto (2006:71)
mengatakan : “ Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang
terkumpul ”.
Berdasarkan pengertian di atas maka peneliti merumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
1. Kompetensi pegawai PT Finansia Multi Finance sudah baik.
2. Penempatan kerja pada PT Finansia Multi Finance sudah sesuai.
3. Kinerja karyawan pada PT Finansia Multi Finance sudah baik.
4. Kompetensi berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT Finansia Multi
Finance.
5. Penempatan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT Finansia Multi
(58)
113
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh kompetensi dan
penempatan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Finansia Multi Finance,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan tanggapan responden mengenai kompetensi pada PT Finansia
Multi Finance dengan indikator :Pemberian imbalan bagi karyawan yang
berprestasi, Tidak ada tindakan berdasarkan kesalahan yang dilkukan,
Kesempatan memberikan rencana untuk kemajuan perusahaan, Pengetahuan yang
dimiliki sesuai dengan pekerjaan yang di berikan , dan Keterampilan yang
dimiliki sesuai dengan jenis pekerjaan yang diberikan. Namun dalam indikator,
mayoritas dari responden menyatakan kurangnya kesempatan yang diberikan oleh
perusahaan untuk memberikan rencana demi kemajuan perusahaan
2. Berdasarkan tanggapan responden mengenai penempatan kerja pada PT
Finansia Multi Finance dengan indikator Kesesuaian pendidikan dengan pekerjaan
yang di berikan, Pekerjaan tidak sesuai dengan kemampuan, , Keterampilan yang
dimiliki sesuai dengan beban kerja yang diberikan, dan Pekerjaan Yang Diberikan
Tidak Sesuai Dengan Pengalaman Kerja Pegawai, namun dalam indikator
mayoritas dari responden menyatakan tidak sesuainya pekerjaan yang diberikan
(59)
3. . Berdasarkan tanggapan responden mengenai kinerja karyawan pada PT
Finansia Multi Finance dengan indikator Beban Kerja Yang Diberikan Sesuai
Dengan Batas Waktu Penyelesaian Pekerjaan Tersebut, Keinginan Untuk
Menyelesaian Pekerjaan Tepat Waktu, Kinerja Pegawai Karena Terdapat
Kesesuaian Antara Kemampuan Yang Dimiliki Dengan Beban Kerja Yang
Diberikan, Dorongan Untuk Memperlihatkan Prestasi Kerja Yang Baik, Kinerja
Pegawai Karena Ketersediaan Waktu Luang Dalam Bekerja, Kinerja Pegawai
Karena Adanya Sistem Absensi , Menjalin Keeratan Hubungan Antara Sesama
Pegawai, Kinerja Pegawai Yang Disebabkan Oleh Adanya Hubungan Kerjasama
Antara Pegawai , dan Kepedulian Terhadap Sikap Penghormatan Dari Orang Lain
, dorongan Dalam Memberikan Bantuan namun dalam indikator mayoritas dari
responden menyatakan kurangnya rasa untuk saling memberikan bantuan terhadap
pegawai lainnya pada PT Finansia Multi Finance.
4. Berdasarkan pengujian hipotesis secara parsial kompetensi berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan.
5. Berdasarkan pengujian hipotesis secara parsial penempatan kerja berpengaruh
(60)
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian mengenai pengaruh kompetensi
dan penempatan kerja terhadap kinerja pegawai pada PT Finansia Multi Finance,
peneliti mengemukakan beberapa saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan
bagi pihak perusahaan dalam hal meningkatkan kinerja pegawai :
1. Berdasarkan tanggapan responden mengenai kompetensi pegawai PT
Finansia Multi Finance, sebaiknya lebih ditingkatkan lagi agar perusahaan
dapat mencapai target yang telah ditetapkan .
2. Berdasarkan tanggapan responden mengenai penempatan kerja, melihat
penempatan kerja berada pada klasifikasi cukup, sebaiknya baik atasan lebih
menempatkan posisi pegawainya sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
3. Kinerja karyawan PT Finansia Multi Finance berada pada klasifikasi cukup,
namun sebaiknya lebih ditingkatkan lagi untuk mencapai target yang telah
ditetapkan.
4. Kompetensi pegawai maupun penempatan kerja berpengaruh terhadap naik
turunnya kinerja karyawan pada PT Finansia Multi Finance .
5. Dalam penelitian ini, penulis hanya meneliti faktor-faktor kompetensi
pegawai dan penempatan kerja yang berpengaruh terhadap kinerja
karyawan. Oleh sebab itu, perlu ada penelitian lebih lanjut terhadap
faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja pegawai diantaranya adalah
motivasi, disiplin kerja, desain pekerjaan, serta faktor-faktor lainnya yang
(61)
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
Pada sub bab ini penulis akan menjelaskan dimana peneliti melakukan penelitian. Penulis melakukan penelitian di PT Finansia Multi Finance yang bertempat di Jl.Raya barat no.799,Padasuka.Cimahi 40526 Berikut disajikan beberapa bagian mengenai PT Finansia Multi Finance.
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT Finansia Multi Finance cabang Cimahi adalah salah satu cabang dari PT Finansia Multi Finance, yang beralamat di Jl. Raya cimahi No.799, CIMAHI,
sejarah singkat PT. Finansia Multi Finance dengan brand “ kredit plus”, didirikan pada tanggal 09 Juni 1994 yang berlokasi di jakarta setalah hampir 17 tahun melangsungkan kegiatanya, Memegang ijin usaha untuk menjalankan roda usaha pembiayaan dan kartu kredit. Merupakan suatu badan usaha bersama 2 perusahaan multi nasional (1 perusahaan gabungan profesional Indonesia dan Singapura dan 1 perusahaan Amerika).
Beranjak dari pembiayaan untuk motor, mobil dan alat-alat berat, Kreditplus
membangun usaha dan menjaring konsumen setianya, yang dipertahankan sejak Kreditplus berdiri sampai dengan tahun 1997. Saat krisis moneter melanda Indonesia pada tahun 1998, agar tetap bertahan Kreditplus melakukan berbagai diversifikasi usaha. Dan akhirnya bangkit kembali pada tahun 1999 dengan produk yang dibiayai terbatas pada motor dan mobil.
Kemudian pada tahun 2001, Kreditplus kembali melakukan pengembangan produk yang dibiayai dengan menambah produk Elektronik. Dengan hanya membiayai produk Motor dan Elektronik, Kreditplus kembali melaju dalam usaha dan menarik konsumen untuk bergabung dengan Kreditplus sampai dengan tahun 2007.
(62)
Kecepatan pelayanan dalam pengajuan aplikasi, kemudahan syarat dan pembayaran dipertahankan sampai saat ini sehingga menjadi unggulan dari Kredit Plus untuk bersaing dengan perusahaan pembiayaan lainnya.
Untuk mendukung tujuan perusahan, maka tterdapat visi, misi dan nilai perusahaan diantaranya sebgai berikut :
Visi: Leading Provider Means:
It is the goal of Finansia to become a major player in Indonesia for consumer financing in the middle to low income segment. Management goal is to make this company to become number 1 in the business that we choose
Misi : Consumer Finacing Product and Service Means:
Finansia is focusing in Consumer financing business, with a portfolio consisting of motorcycles, automobiles and white goods financing.
Misi To provide the best consumer financing products and services to the community.
To establish a framework for people to learn, to develop and to perform, creating value and opportunities.
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Manajemen yang baik dapat tertuang dalam struktur organisasi perusahaan, hal ini dikarenakan didalam suatu struktur organisasi dapat menunjukkan suatu pola yang saling berhubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda didalam lingkungan manajemen perusahaan.
Bila kita lihat struktur organisasi yang dimiliki oleh PT. Finansia Multi Fiance merupakan gabungan dari jenis organisasi dalam bentuk lini dan staf.
(63)
Dimana wewenang dari pucuk pimpinan mengalir langsung kepada kepala bagian yang memimpin satuan-satuan organisasi menurut jenjang organisasi. Adapun struktur organisasi PT. Finansia Multi Fiance adalah sebagai berikut :
“ struktur Organisasi perusahaan PT.FINANSIA MULTI FINANCE CABANG CIMAHI terlampir di bagian lampiran “
4.1.3 Deskripsi Pekerjaan
1. Branch manager
Fungsi branch manager adalah:
Melakukan pengendalian terhadap seluruh aktifitas cabang terutama marketing &
collection dalam rangka mengoptimal-kan branch profit
Tugas Pokok branch manager adalah:
a. Merumuskan strategi penjualan yang disesuaikan dengan target cabang
b. Melakukan evaluasi & analisa atas pencapaian target pada setiap bulannya
c. Melakukan evaluasi & perbaikan secara kontinu atas proses kredit sehingga aset
yang dibukukan adalah aset yang berkualitas.
d. Memantau & menganalisa situasi pasar & kompetisi yang terjadi di daerah
tersebut.
e. Melakukan kunjungan berkala & membina hubungan baik dengan para dealer.
Wewenang branch manager adalah:
(64)
b. Mengeluarkan uang di cabang sesuai dengan peraturan yang ada.
c. Memberikan discount denda kepada konsumen sesuai dengan peraturan yang
ada.
d. Mengatur aktifitas marketing & collection cabang termasuk orang-orangnya
yang disesuaikan dengan tujuan perusahaan.
e. Menandatangani perjanjian kerjasama dengan dealer sesuai dengan peraturan
yang ada.
2. Marketing head
Fungsi marketing head adalah :
Melakukan pengendalian terhadap aktivitas dan hasil kerja dari setiap Credit
Marketing Officer, serta memastikan Policy dan Prosedur berjalan dengan benar,
tuntas dan konsisten.
Tugas Pokok marketing head adalah:
a. Memastikan keberadaan dealer dan kelangsungan usaha dari dealer tersebut.
b. Mencari dan mengumpulkan informasi pasar yang up to date.
c. Memeriksa hasil survey (Aplikasi Kredit, Survey & Rekomendasi) yang
dilakukan oleh Credit Marketing Officer untuk memastikan bahwa survey telah
dilakukan sesuai dengan materi survey yang diinginkan dan bila perlu dilakukan
(1)
DAFTAR PUSTAKA
AA. Anwar Prabu Mangkunegara, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, cetakan pertama, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Bina Aksara.Cetakan Pertama, Yogyakarta : Salemba Empat. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dessler, Gary, 2007, Manajemen Personalia, Edisi Ketiga, Jakarta: Erlangga. Dessler, Gary. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Copyright byPrentice
Hall, Inc. PT. Indeks.
Dharma, A. (1991), Manajemen Prestasi Kerja, Rajawali, Jakarta.
Guritno, Bambang dan Waridin. 2005. Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku Kepemimpinan, Kepuasan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja. JRBI, Vol.1 No. 1, pp.63-74.
Hasibuan, Malayu S. P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :PT Bumi Aksara.
Kepemimpinan Transformasional Ketua Koperasi dan Kompetensi Kecerdasan Emosional Manajer Koperasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Manajer Koperasi di Kabupaten Buleleng. Jurnal manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan. (6):1 h: 99 -108
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Mangkuprawira, Syafri dan Hubeis, Aida Vitalaya. 2007. Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia.Penerbit : Galia Indonesia. Bogor.
Mathis, dan Jackson, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia , Edisi pertama. Mohd Fitri Mansor, Lecturer Saidah Nafisah Borhannuddin, Student Bibi Noraini
Mohd Yusuf, Lecturer. 2012. The Effect of Rewards towards Job Performance among Chemical-Based Employees. International Journal of Business and Management Tomorrow Vol. 2 No. 12 ISSN: 2249-9962.
Nugroho, Bambang. 2006. Reward dan Punishment. Bulletin cipta karya, departemen pekerjaan umum edisi no 6/IV/ juni 2006. Persada.
(2)
Nurmiyati, Eni. 2011. Hubungan Pemberian Reward Dan Punishment Dengan Kinerja Karyawan BPRS Harta Insan Karimah.
Pahlevi, Resa Nur. 2012. Pengaruh Penerapan Reward dan Punishment Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Badan Kepegawaian dan Diklat Kota Cilegon. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang (online).
Purwanto, Ngalim. 1993. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung : Remadja Karya.
Sedarmayanti, 2004, Good Governance ( Kepemimpinan yang Baik ) Jilid II. Bandung; Mandar Maju.
Sedarmayanti. 2000. Tata Kerja Dan Produktivitas Kerja (Suatu Tinjauan dari Aspek Ergonomo Atau Kaitan Antara Manusia Dengan Lingkungan Kerja), Bandung : CV.Mandar Maju.
Simanjuntak, Payaman J. 2005. Manajemen dan Evaluasi Kerja. Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta.
Spencer, L.M. & Spencer, S.M. 1993. Cometence at work Models for Superior Performance. New York : Jhon Wiley & Sons. Inc.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta. Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Umar, Husein. (2004). Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Veithzal, Rivai. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Wibowo, 2007. Manajemen Kinerja. Cetakan Pertama. Jakarta: Raja Grafindo Yudistira, Cokorda Gede Putra. dan I Wayan Siwantara. 2012. Pengaruh Gaya Mangkuprawira, Syafri dan Hubeis, Aida Vitalaya. 2007. Manajemen Mutu
Sumber Daya Manusia.Penerbit : Galia Indonesia. Bogor.
Veithzal, Rivai. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
W. L. Njanja1, R. N. Maina1, L. K. Kibet1 & Kageni Njagi1, 2012. Effect of Reward on Employee Performance: A Case of Kenya Power and Lighting
(3)
Company Ltd., Nakuru, Kenya. International Journal of Business and Management; Vol. 8, No. 21; 2013 ISSN 1833-3850 E-ISSN 1833-8119 Published by Canadian Center of Science and Education.
(4)
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “PENGARUH KOMPETENSI DAN
PENEMPATAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
PADA PT.FINANSIA MULTI FINANCE CABANG CIMAHI”.
Usulan penelitian ini diajukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk penyusunan skripsi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Komputer Indonesia Bandung.
Penyusunan Skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis menyampaikan hormat dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. H. Edi Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Ibu Prof. Dr. Dwi Kartini, SE., Spec., Lic Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Ibu Dr. Raeny Dwisanty, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan selaku Dosen Wali MN3.
4. Ibu Isniar Budiarti, SE., M.Si, selaku Pembimbing yang telah meluangkan waktu dari kesibukan beliau dengan sabar untuk memberikan bimbingan
(5)
ii
dan pengarahan, ilmu pengetahuan serta semangat kepada penulis selama dalam penyusunan usulan penelitian ini.
5. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati SE.,M.Si., selaku Penguji I Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia.
6. Ibu Lita Wulantika, SE., M.Si, selaku Penguji II Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia.
7. Bapak / Ibu Pimpinan dan Pembantu Pimpinan di Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia, atas segala kebijakan yang telah ditetapkan, khususnya kebijakan akademik yang sangat menunjang keberhasilan penulis dalam menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
8. Bapak Taufani Hendrasyah penulis mengucapkan terima kasih dalam membantu membimbing pembuatan usulan penelitian dan memberikan informasi data-data yang telah diberikan selama penulis menyelesaikan usulan penelitian ini.
9. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan doa, kasih sayang, kesabaran, dukungan, nasihat, bimbingan dan pengorbanan yang tiada hentinya.
10. Kepada Saudara dan Teman-teman juga seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuannya yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu, saya hanya bisa mendo’akan agar semua amal dan kebaikannya dapat diterima oleh Allah SWT. Amin.
(6)
ii
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan Skripsi ini masih jauh dari sempurna karena saya masih dalam tahap pembelajaran, dan sebagai motivasi agar lebih baik dimasa yang akan datang saya mohon kritik dan saran dari semua pihak. Atas segala motivasi, kritik dan sarannya saya ucapkan banyak terima kasih. Semoga laporan Skripsi ini bermanfaat untuk pembelajaran bagi penulis dan pihak - pihak lainnya.
Bandung, Februari 2016 Penulis