LEACHING HASIL RISET EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI KULIT JERUK.

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 7

II.2 Landasan teori

1. LEACHING

Leaching merupakan suatu proses dimana terjadinya pemisahan satu atau lebih komponen yang berbeda atau bercampur dengan fase padat dengan menggunakan pelarut cair. Leaching merupakan salah satu operasi tertua yang digunakan didalam industri kimia. Misalnya ada campuran fasa padat A dan C yang akan diambil C-nya, maka ditambahkan solvent B cair yang bisamelarutkan C tetapi tidak melarutkan A. Diperoleh ekstrak berupa larutan C dalam B. Selanjutnya B dipisahkan dari C, biasanya dengan penguapan, dan dipakai lagi untuk leaching. Proses ini juga bisa dipakai untuk pengambilan minyak atsiri dari hasil-hasil tanaman Indonesia. Industri rakyat umumnya masih belum bisa memanfaatkan teknologi ini karena kelayakan proses ini ditentukan oleh keberhasilan pengembalian kembali recovery solvent, yang membutuhkan alat relative baik. Harga solvent biasanya relative mahal, sehingga kehilangan solvent akan merugikan. Kelemahan lain dari proses ini adalah adanya sedikit solvent yang tertinggal dalam produk Wahyudi Budi Setiawan, 2000 Ada 4 faktor yang harus diperhatikan dalam leaching : a. Ukuran Partikel Ukuran partikel yang lebih kecil akan memperbesar luas permukaan kontak antara partikel dengan liquid, akibatnya akan memperbesar rate transfer material, disamping itu juga akan memperkecil jarak diffuse. Tetapi partikel yang sangat halus akan membuat tidak effektif bila sirkulasi proses tidak dijalankan, disamping itu juga akan mempersulit drainage solid residu. Jadi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 8 harus ada range tertentu untuk ukuran-ukuran partikel dimana suatu partikel harus cukup kecil agar tiap partikel mempunyai waktu ekstraksi yang sama, tetapi juga tidak terlalu kecil sehingga tidak menggumpal dan menyulitkan aliran drainage. b. Jenis Solvent Harus dipilih larutan yang cukup baik dimana tidak akan merusak konstituen solute yang diharapkan atau residu. Disampimg itu tidak boleh pelarut dengan viskositas tinggi kental. Agar sirkulasi bebas dapat terjadi. Umumnya pada awal ekstraksi pelarut dalam keadaan murni, tetapi setelah beberapa lama konsentrasi solute didalamnya akan bertanbah besar akibatnya rate ekstraksi akan menurun, pertama karena gradient konsentrasi berkurang dan kedua karena larutan bertambah pekat. c. Temperature Umumnya kelarutan suatu solute yang diekstraksi akan bertambah dengan bertambah tingginya suhu, demikian juga akan menambah besar diffuse, jadi secara keseluruhan akan menambah kecepatan ekstraksi. Tetapi harus diperhatikan bahwa pada suhu tertentu bahan yang akan dipisahkan dapat rusak. d. Pengadukan Dengan adanya pengadukan, maka diffusi eddy akan bertambah, dan perpindahan material dari permukaan partikel kedalam larutan bulk bertambah cepat, disamping itu dengan pengadukan akan mencegah terjadinya pengendapan. Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 9

2. Destilasi