HASIL RISET EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI KULIT JERUK.

(1)

OLEH:

1. ROHMAN ABDILLAH (0431010146) 2. ALFIN BAHTIAR (0431010148)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Jeruk sudah sangat dikenal oleh masyarakat luas. Buah ini merupakan salah satu buah yang umum dikonsumsi oleh masyarakat. Harganya bervariasi,tergantung kualitas dari jeruk itu sendiri. Ada jeruk impor dan ada jeruk lokal. Cara konsumsi dengan dimakan dagingnya atau dibuat minuman jus. Kandungan nutrisi dan vitamin paling tinggi justru di bagian kulit jeruk dibandingkan pada dagingnya atau sari buah jeruk (Menurut Ir Pracaya dalam bukunya .Jeruk Manis). Jeruk berasal dari famili Rutaceae dengan nama ilmiahnya Citrus sinesis. Tanaman jeruk berasal dari daerah Cina Selatan, India Timur Laut, Birma Utara, dan Cochin Cina (daerah sekitar Vietnam), namun dibudidayakan pertama kali oleh orang Cina Selatan. Yang cukup terkenal dengan produksi jeruk adalah Florida dan Mexico. Banyak tipe jeruk yang dikawin-silangkan sehingga terjadi hibrid. Saat ini sudah terdapat berbagai jenis dan varietas, tetapi semua jenis jeruk berasal dari daerah Asia. Jeruk memberi banyak kegunaan bagi manusia, sebagai contoh aromanya mulai digunakan dalam aroma terapi yang berguna untuk menenangkan syaraf. Rasa jeruk yang asam dapat menambah selera makan; karena dapat membantu pencernaan.


(3)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 2

Kulit jeruk mengandung atsiri yang terdiri dari berbagai komponen seperti terpen, sesquiterpen, aldehida, ester dan sterol3. Minyak kulit jeruk dapat digunakan sebagaif lavor terhadap produk minuman, kosmetika, dan sanitari. Harga ekstrak minyak jeruk relatif mahal. Penjelasan berikut ini adalah cara membuat minyak kulit jeruk dengan cara yang sederhana dan murah.

I.2 Perumusan masalah

Sering kali kita memakan jeruk dan membuang kulitnya begitu saja, padahal banyak manfaat yang bisa kita peroleh dari kulit jeruk Seperti untuk manisan kulit jeruk, campuran pembuat kue, dan yang paling produktif adalah minyak kulit jeruk yang dapat digunakan sebagai flavor terhadap produk minuman, kosmetika, dan sanitari. Jeruk merupakan tanaman khas dan memerlukan suhu rata-rata 20 derajat, cocok untuk ditanam pada daerah sub tropis.

I.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengekstraksi kulit jeruk untuk diambil kandungan limonene yang selanjutnya dapat dipakai sebagai flavor produk minuman, kosmetika, dan sanitari.


(4)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 3 I.4 Manfaat

a. Bagi Mahasiswa

1. Peneliti dapat memahami tentang cara kerja dari ekstraksi kulit jeruk

2. Peneliti dapat mendaur ulang bahan bekas yang masih dapat

bermanfaat dan masih bisa digunakan. b. Bagi Lingkungan

1. Pencemaran lingkungan bisa dikurangi dengan mendaur ulang bahan bekas.


(5)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori umum

Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Itali. (Kemal Prihatman, 2000)

Klasifikasi botani tanaman jeruk adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rutales

Keluarga : Rutaceae

Genus : Citrus

Spesies : Citrus sp.

Tanaman jeruk adalah tanaman yang termasuk dalam genus Citrus yang terdiri dari 2 sub-Genus yaitu Eucitrus dan Papda. Tanaman jeruk yang termasuk Eucitrus paling banyak dan paling luas dibudidayakan karena buahnya nak dimakan. Tanaman jeruk yang termasuk Papeda, buahnya tidak enak dimakan karma daging buahnya terlalu banyak mengandung asam dan berbau wangi agak


(6)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 5

keras, sebagai contoh jeruk purut (Citrus Hystrise) yang digunakan untuk bumbu sayur atau cuci rambut.

Tanaman yang termasuk Sub-Genus Eucitrus adalah jeruk sitrun (Citrus medika L), jeruk lemon (Citrus lemon (L) Burn F), jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle), jeruk besar (Citrus maxima (Burn) Merr), grape fruit (Citrus paradise Maci), jeruk manis Citrus sinensis (L) Osbeck), jeruk jepun (Citrus nobilis (Andrew) var.chrysocarpa), jeruk siam (Citrus reticulata Blanco) dan jeruk kasturi (Citrus mitis Blanco). Jeruk yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia adalah jeruk siam, jeruk keprok, dan jeruk manis. (Dr.Nyoman Oka Tridjaja, 2004)

Manfaat tanaman

1) Manfaat tanaman jeruk sebagai makanan buah segar atau makanan olahan, dimana kandungan vitamin C yang tinggi.

2) Di Beberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes, alkohol dan pektin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai untuk membuat minyak wangi, sabun wangi, esens minuman dan untuk campuran kue.

3) Beberapa jenis jeruk seperti jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat

tradisional penurun panas, pereda nyeri saluran napas bagian atas dan penyembuh radang mata.


(7)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 6 Table 2.1 kandungan gizi jeruk keprok dalam (100 gr BBD)

Kulit jeruk mengandung atsiri yang terdiri dari berbagai komponen seperti terpen, sesquiterpen, aldehida, ester dan sterol3. Minyak kulit jeruk dapat digunakan sebagai lavor terhadap produk minuman, kosmetika, dan sanitari. Harga ekstrak minyak jeruk relatif mahal.

Rincian komponen minyak kulit jeruk adalah sebagai berikut: limonen (94%), mirsen (2%), linalol (0,5%), oktanal (0,5%), dekanal (0,4%), sitronelal (0,1%), neral (0,1%), geranial (0,1%), valensen (0,05%), β - sinnsial (0,02%), dan

α -sinensial (0,01%).Proses ekstraksi minyak kulit jeruk dapat dikerjakan dengan metode sederhana dengan menggunakan peralatan yang tidak terlalu


(8)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 7 II.2 Landasan teori

1. LEACHING

Leaching merupakan suatu proses dimana terjadinya pemisahan satu atau lebih komponen yang berbeda atau bercampur dengan fase padat dengan menggunakan pelarut cair. Leaching merupakan salah satu operasi tertua yang digunakan didalam industri kimia.

Misalnya ada campuran fasa padat A dan C yang akan diambil C-nya, maka ditambahkan solvent B cair yang bisamelarutkan C tetapi tidak melarutkan A. Diperoleh ekstrak berupa larutan C dalam B. Selanjutnya B dipisahkan dari C, biasanya dengan penguapan, dan dipakai lagi untuk leaching. Proses ini juga bisa dipakai untuk pengambilan minyak atsiri dari hasil-hasil tanaman Indonesia. Industri rakyat umumnya masih belum bisa memanfaatkan teknologi ini karena kelayakan proses ini ditentukan oleh keberhasilan pengembalian kembali (recovery) solvent, yang membutuhkan alat relative baik. Harga solvent biasanya relative mahal, sehingga kehilangan solvent akan merugikan. Kelemahan lain dari proses ini adalah adanya sedikit solvent yang tertinggal dalam produk (Wahyudi Budi Setiawan, 2000)

Ada 4 faktor yang harus diperhatikan dalam leaching :

a. Ukuran Partikel

Ukuran partikel yang lebih kecil akan memperbesar luas permukaan kontak antara partikel dengan liquid, akibatnya akan memperbesar rate transfer material, disamping itu juga akan memperkecil jarak diffuse. Tetapi partikel yang sangat halus akan membuat tidak effektif bila sirkulasi proses tidak dijalankan, disamping itu juga akan mempersulit drainage solid residu. Jadi


(9)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 8

harus ada range tertentu untuk ukuran-ukuran partikel dimana suatu partikel harus cukup kecil agar tiap partikel mempunyai waktu ekstraksi yang sama, tetapi juga tidak terlalu kecil sehingga tidak menggumpal dan menyulitkan aliran / drainage.

b. Jenis Solvent

Harus dipilih larutan yang cukup baik dimana tidak akan merusak konstituen / solute yang diharapkan atau residu. Disampimg itu tidak boleh pelarut dengan viskositas tinggi (kental). Agar sirkulasi bebas dapat terjadi. Umumnya pada awal ekstraksi pelarut dalam keadaan murni, tetapi setelah beberapa lama konsentrasi solute didalamnya akan bertanbah besar akibatnya rate ekstraksi akan menurun, pertama karena gradient konsentrasi berkurang dan kedua karena larutan bertambah pekat.

c. Temperature

Umumnya kelarutan suatu solute yang diekstraksi akan bertambah dengan bertambah tingginya suhu, demikian juga akan menambah besar diffuse, jadi secara keseluruhan akan menambah kecepatan ekstraksi. Tetapi harus diperhatikan bahwa pada suhu tertentu bahan yang akan dipisahkan dapat rusak.

d. Pengadukan

Dengan adanya pengadukan, maka diffusi eddy akan bertambah, dan perpindahan material dari permukaan partikel kedalam larutan (bulk) bertambah cepat, disamping itu dengan pengadukan akan mencegah terjadinya pengendapan.


(10)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 9 2. Destilasi

Destilasi adalah suatu proses yang bertujuan untuk memisahkan suatu campuran liquida yang miscible dan volatile menjadi komponennya masing-masing atau sekelompok komponen tertentu. Sebagai syarat dasar dari suatu pemisahan suatu kelompok komponen larutan dengan destilasi adalah komposisi uap harus berbeda dengan komposisinya liquid pada saat terjadi keseimbangan. Secara teoritis destilasi tidak akan menghasilkan produk yang benar-benar murni 100%, karena makin mendekati kemurnian 100% makin besar pula kerja yang harus diberikan.

Sebagai data dasar dalam penyelesaian persoalan destilasi adalah data keseimbangan antara fase liquida dan uap dari sistem yang didestilasi. Ada 2 macam metode destilasi yang sering digunakan dalam industri, antara lain :

1. Metode yang pertama, berdasarkan pembentukan uap dan kemudian uap

dikondensasi, setelah itu sebagaian destilat dikembalikan, hingga terjadi kontak antara destilat dengan uap yang baru terbentuk. Yang termasuk metode ini, adalah fraksinasi.

2. Metode yang kedua, berdasarkan pada pembentukan uap dan kemudian

uap ini dipisahkan langsung dengan liquidnya dan dikondensasi tanpa memberikan kesempatan adanya kontak antara destilat dengan uap yang baru terbentuk. Yang termasuk metode ini adalah destilasi Flash dan destilasi Simple.

Kedua metode diatas dapat dilakukan secara batch atau secara kontinue dan keduanya pula dapat dilakukan dengan destilasi steam.


(11)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 10 3. Limonene

Komponen

Formula C10H16

Berat Molekul 136,23

Specific Gravity 0,842

Melting Point -96,9 OC

Boiling Point 177 OC

Flash Point 113OF

Volatility 1,2

Tabel 2.2 Karakteristik Limonen

4. Natrium bikarbonat

Adalah senyawa kimia dengan rumus NaHCO3. Dalam penyebutannya

kerap disingkat menjadi bicnat. Senyawa ini termasuk kelompok garam dan telah digunakan sejak lama.Senyawa ini disebut juga baking soda (soda kue), natrium bikarbonat, natrium hidrogen karbonat, Carbonic acid monosodium salt, Carbonic acid sodium salt, dan sebagainya. Senyawa ini merupakan kristal yang sering terdapat dalam bentuk serbuk putih dan larut dalam air tetapi sukar larut dalam ethanol. (www.wikipedia.com).

Natrium bikarbonat dipakai untuk melunakkan kulit jeruk dan juga dipakai untuk mengikat limonene.


(12)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 11

Komponen

Melting point 600C (decomposes)

Spesifik gravity 2,159

pH 8.3 (0,1 mol)

Tabel 2.3 Karakteristik natrium bicarbonat

(www.chemicalland21.com)

5. Natrium sulphate

Natrium sulfat berbentuk serbuk putih berbentuk orthorhombic Critaline solid pada suhu ruangan (berbentuk monoclinic pada suhu >100oC dan berbentuk hexagonal pada suhu > 250oC). Natrium sulfat akan dapat larut dalam air pada suhu 32,4oC (49,7g / 100g).

Natrium sulfat digunakan untuk empat macam kategori :

1. Bubuk detergen yang digunakan pada saat proses aid dan filler. 2. Bubur kayu yang digunakan untuk proses pembuatan kraft paper. 3. Tekstil proses dyeing pada levelling agent untuk penetralisasi.

4. Digunakan untuk menghilangkan gelembung udara pada proses

molten glass.

Penambahan natrium sulfate bertujuan untuk mengikat air yang tidak dapat dipisahkan dengan destilasi.


(13)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 12

Komponen

Melting point 880 – 888oC

Boiling point 1100oC (Decomposes)

Spesific Gravity 2,66 - 2,75

pH 7

Table 2.4 Karakteristik natrium sulfat

(www.Chemicalland21.com)

II.3 Hipotesa

Pada kulit jeruk terdapat bermacam-macam kandungan antara lain:

limonene, mirsen, linalool dan lain-lain. Pada penelitian ini limonene yang ada dalam kulit jeruk dapat diambil dengam menggunakan proses ekstraksi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses ekstraksi adalah ukuran partikel, jenis solvent, temperature dan pengadukan.

Ukuran partikel ditetapkan 0,5 cm2, karena semakin kecil ukuran partikel maka semakin besar besar luas permukaan kontak antara partikel dengan liquid (solvent), solvent yang dipakai adalah natrium bikarbonat (NaHCO3) 5, 10, 15 (%)

yang bertujuan untuk mengikat limonene pada saat perendaman dan untuk memperoleh hasil yang optimum maka fraksi minyak setelah proses ekstraksi dicuci dengan Na2SO4 bertujuan untuk mengikat sisa-sisa air setelah proses


(14)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 13 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Kulit jeruk

2. Larutan NaHCO3 beli di toko-toko bahan kimia

3. Na2SO4 anhidrat beli di toko-toko bahan kimia

3.2 Alat

Penilitian ini dilakukan dengan menggunakan alat yang sederhana yaitu terdiri atas :

Perajang.

Alat ini digunakan untuk merajang kulit jeruk. Alat paling sederhana adalah pisau dan talenan. Untuk kapasitas besar, perajangan perlu menggunakan mesin perajang.

Alat destilasi

Alat ini digunakan untuk memisahkan fraksi minyak kulit jeruk dengan kandungan air yang terkandung didalam emulsi. Alat ini bekerja berdasarkan perbedaan titik didih.


(15)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 14 3.3 Gambar Alat

( 1) ( 2 ) keterangan:

(1). Alat pemotong (2). Alat destilasi

3.4 Variabel

3.4.1. Kondisi yang ditetapkan

1. Kulit Jeruk keprok 0,25 Kg

2. Larutan Na2SO4 3 (gram/liter) fraksi minyak

3. Perbandingan kulit jeruk : pelarut ; 1 : 1 g/v 4. Ukuran partikel 5 cm2

3.4.2. Variabel yang dijalankan

1. Waktu rendaman (t) : 8, 10, 12, 14 (jam)


(16)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 15 3.5 Prosedur Percobaan

Kulit jeruk dicuci sampai bersih, kulit jeruk dirajang dengan ukuran 0,5 cm kemudian direndam di dalam larutan NaHCO3 selama 8 -14 jam.

Setiap kg kulit jeruk direndam dengan 1 liter larutan NaHCO3 dengan

konsentrasi 5, 10, 15. (%). Setelah proses perendaman bahan tersebut

kemudian diproses dengan cara destilasi agar terpisah antara padatan dan liquidnya. Untuk setiap liter fraksi minyak tersebut diberi Na2SO4 3 gr

untuk mengikat air yang tidak dapat dipisahkan kemudian disaring untuk memisahkan Na2SO4.

3.6 Metode Analisa


(17)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 16 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 TABEL HASIL PENGAMATAN KULIT JERUK 0,25 Kg

KONSENTRASI NaHCO3 DALAM 250 (ml) WAKTU PERENDAMAN (JAM) WAKTU DESTILASI (JAM) VOLUME SAMPEL SETELAH DESTILASI (ml) 2 52.65 4 76.80 6 129.00 8 8 255.10 2 51.00 4 77.45 6 132.50 10 8 256.30 2 56.45 4 78.15 6 133.95 5 % 12 8 256.75


(18)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 17 2 58.90 4 80.10 6 135.05 14 8 257.80 2 53.45 4 70.40 6 135.85 8 8 256.05 2 55.00 4 80.45 6 136.50 10 8 257.85 2 53.45 4 78.15 6 136.95 12 8 258.90 2 59.90 4 80.75 6 135.80 10 % 14 8 258.85 2 52.60 15% 8 4 75.80


(19)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 18 6 129.60 8 255.30 2 53.60 4 77.40 6 136.50 10

8 256.90 2 53.00 4 78.05 6 136.95 12

8 257.55 2 57.40 4 78.75 6 134.85 14

8 258.65 Tabel 4.1 Hasil Pengamatan


(20)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 19 4.2 GRAFIK HASIL PENGAMATAN

4.1 Grafik pengamatan dengan kadar 5% dan waktu perendaman 8 jam


(21)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 20 4.3 Grafik pengamatan dengan kadar 5% dan waktu perendaman 12 jam


(22)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 21 4.5 Grafik pengamatan dengan kadar 10% dan waktu perendaman 8 jam


(23)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 22 4.7 Grafik pengamatan dengan kadar 10% dan waktu perendaman 12 jam


(24)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 23 4.9 Grafik pengamatan dengan kadar 15% dan waktu perendaman 8 jam


(25)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 24 4.11 Grafik pengamatan dengan kadar 15% dan waktu perendaman 12 jam


(26)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 26 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. Dalam proses ektraksi hal-hal yang sangat berpengaruh adalah ukuran partikel, jenis solvent, temperatur dan ada tidaknya pengadukan.

2. Limonen dapat diekstrak dari kulit jeruk dengan menggunakan solvent sodium bicarbonat.

3. Pemisahan antara limonen dengan solventnya dapat dilakukan dengan cara distilasi ataupun penguapan.

4. Hasil penguapan kadar air terbaik yang di peroleh dari penelitian ekstraksi minyak atsiri dari kulit jeruk adalah pada waktu perendaman 14 jam, dengan konsntrasi sodium bicarbonat 15 % yaitu sebesar 8.85 ml hasil ini didapat dari perhitungan:

Vlimonen = Vsample – ( Vawal + kadar air)

Sample yang dipakai adalah sample dengan waktu destilasi selama 8 jam.

5.2 SARAN

Kami sarankan lanjutkan penelitian ini dengan menggunakan variabel yang lebih banyak jenisnya. Perhatikan juga penggunaan alat penelitian agar memperoleh hasil yang diinginkan.


(27)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur

DAFTAR PUSTAKA

Emma S. Wirakusumah, Dra, M.Sc, 2001, Buah dan Sayur Untuk Terapi, penebar swadaya.

Hawley’s, 1987, “Condensed Chemical Dictionary”, edisi ke-8, New York

Nyoman Oka Tridjaja, Dr, 2004, “Panduan Teknologi Pasca Panen dan Pengolahan Jeruk, Departemen Pertanian, Jakarta

Perry, R.H., “Perry’s Chemical Engineering Hand Book”, 6th ed., 7th ed., McGraw-Hill Book Company, Singapore.

http://www.chemicalland21.com http://opensource.jawatengah.go.id http://www.wikipedia.com


(1)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 21 4.5 Grafik pengamatan dengan kadar 10% dan waktu perendaman 8 jam


(2)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 22 4.7 Grafik pengamatan dengan kadar 10% dan waktu perendaman 12 jam


(3)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 23 4.9 Grafik pengamatan dengan kadar 15% dan waktu perendaman 8 jam


(4)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 24 4.11 Grafik pengamatan dengan kadar 15% dan waktu perendaman 12 jam


(5)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 26

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. Dalam proses ektraksi hal-hal yang sangat berpengaruh adalah ukuran partikel, jenis solvent, temperatur dan ada tidaknya pengadukan.

2. Limonen dapat diekstrak dari kulit jeruk dengan menggunakan solvent sodium bicarbonat.

3. Pemisahan antara limonen dengan solventnya dapat dilakukan dengan cara distilasi ataupun penguapan.

4. Hasil penguapan kadar air terbaik yang di peroleh dari penelitian ekstraksi minyak atsiri dari kulit jeruk adalah pada waktu perendaman 14 jam, dengan konsntrasi sodium bicarbonat 15 % yaitu sebesar 8.85 ml hasil ini didapat dari perhitungan:

Vlimonen = Vsample – ( Vawal + kadar air)

Sample yang dipakai adalah sample dengan waktu destilasi selama 8 jam.

5.2 SARAN

Kami sarankan lanjutkan penelitian ini dengan menggunakan variabel yang lebih banyak jenisnya. Perhatikan juga penggunaan alat penelitian agar memperoleh hasil yang diinginkan.


(6)

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur

DAFTAR PUSTAKA

Emma S. Wirakusumah, Dra, M.Sc, 2001, Buah dan Sayur Untuk Terapi, penebar swadaya.

Hawley’s, 1987, “Condensed Chemical Dictionary”, edisi ke-8, New York

Nyoman Oka Tridjaja, Dr, 2004, “Panduan Teknologi Pasca Panen dan Pengolahan Jeruk, Departemen Pertanian, Jakarta

Perry, R.H., “Perry’s Chemical Engineering Hand Book”, 6th ed., 7th ed., McGraw-Hill Book Company, Singapore.

http://www.chemicalland21.com http://opensource.jawatengah.go.id http://www.wikipedia.com