Teknik synthesizer hopping ini sangat baik untuk diterapkan pada sel-sel dengan jumlah carrier yang sedikit. Untuk sel-sel dengan jumlah carrier yang
banyak, teknik baseband hopping merupakan teknik yang paling baik. Dan kedua teknik ini tidak bisa diterapkan sekaligus pada sebuah site BTS.
2.4 Jenis Antenna GSM3G
Gambar 2.4 3db Gain Magnetic Mount Antennas Tri-band 800 900 1800 1900
Part Number:KGH10 UPC: 69098120439 Description Gain: 3db
Cable Length: 10ft 3m Connector: FME Female
Frequency: 1.8 1.9 GHZ, 900MHZ, 800MHZ Magnet Base: 3 inch diameter
Antenna Height: 9 cm
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 2.5 11db Gain Magnetic Mount Antennas Tri-band 800 900 1800 1900
Part Number:KGH11 Description Gain: 11db
Cable: LMR 240 Low Loss Cable Cable Length: 3m
Antenna Height: 78cm Connector: SMA Male
Frequency: 1.8 1.9 GHZ, 900MHZ, 800MHZ
Gambar 2.6 15db Yagi Bolic
Gain: 15db Cable: LMR 240 Low Loss Cable
Cable Length: 10 m Antenna parabola diameter: 36 cm
Connector: SMA Male Frequency: 1.8 1.9 GHZ, 900MHZ, 800MHZ
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu diambil dari teori – teori atau dari data skripsi terdahulu yang menggunakan metode DFMA.
1. Oki Agung Setiyanto Teknik Industri FTI-ITS 2007
Judul : PENERAPAN DESIGN FOR MANUFACTURE AND ASSEMBLY PADA PRODUK MESIN GILAS TYPE MGD-4 DI PT BARATA
INDONESIA PERSERO Faktor design berpengaruh besar pada industri Mesin Gilas, karena
didalamnya juga dipertimbangkan proses manufaktur dan perakitan dalam pembuatan produk. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi design
produk yang ada dengan menggunkanan konsep DFMA Design for Manufacture andAssembly. DFMA adalah suatu metode yang dikembangkan
untuk merancang sebuah produk agar memiliki proses manufaktur dan proses perakitan yang paling tepat. Penelitian diawali dengan identifikasi pada design
awal Mesin Gilas. Kemudian dilakukan analisa dengan menggunakan software DFMA untuk mengetahui waktu perakitan serta biaya komponen pembentuk
produk awal. Selanjtnya dilakukan redesign pada produk untuk mereduksi waktu perakitan serta biaya komponen pembentuk produk. Redesign dilakukan
dengan mengurangi ataumenghilangjkan komponen yang tidak memberikan nilai tambah pada produk seperti fasteners atau connectors. Selanjutnya dari
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
hasil redesign dicari urutan perakitan yang paling optimal Assembly Sequence.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa waktu perakitan berkurang hingga 0,23,jumlah komponen berkurang hingga 13,35, serta biaya total
manufaktur berkurang hingga 0,61 .
2. Brianti Satrianti Utami Teknik Mesin – FTI UI 2008-2009
Judul : PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM PENDETEKSI GAYA MULTI AXIS UNTUK PEMBUATAN LINTASAN GERAK ROBOT
ARTIKULASI 5 DERAJAT KEBEBASAN Kebutuhan dalam dunia manufaktur yang tinggi dalam hal ekonomi dan
kualitas produk mendorong peneliti dan industriawan untuk terus mengembangkan teknologi manufaktur. Robot memungkinkan proses
manufaktur berjalan cepat, dengan tingkat kesalahan yang rendah. Akan tetapi robot manufaktur yang umum digunakan saat ini, yakni robot artikulasi dengan
kontrol posisi numerik, masih memiliki kelemahan tidak mampu mengindentifikasi perubahan gaya-gaya disekitarnya. Optimasi dari system
pendeteksi gaya multi axis ini adalah implementasi dari prinsip DFMA, yaitu gabungan dari DFA dan DFM. Dengan karakteristik seperti ini, robot tidak
dapat diaplikasikan untuk proses produksi yang memerlukan indera peraba manusia seperti deburring, polishing, dan proses perakitan yang presisi.
Peranti Sistem Pendeteksi Gaya Multi Axis memungkinkan robot artikulasi untuk mendeteksi gaya yang terjadi pada end effector dalam arah x,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
y, dan z relatif terhadap koordinat end effector. Sistem Pendeteksi Gaya Multi Axis dalam penelitian ini dirancang khusus untuk Robot Artikulasi 5 Derajat
Kebebasan RV-M1 yang tersedia di Laboratorium Departemen Teknik Mesin FTUI. Peranti utama yang digunakan untuk pendeteksi gaya adalah strain gage.
Penelitian ini terfokus pada perancangan mekanik sebagai tranducer, perancangan konfigurasi jembatan Wheatstone sebagai rangkaian elektrikal
strain gage,pengkondisian sinyal dan akuisisi data Sistem Pendeteksi Gaya Multi Axis. Dalam penelitian ini juga dilakukan pengujian prototipe alat untuk
meninjau persamaan konversi tegangan keluaran terhadap gaya yang diterima di titik asal koordinat end effector pada arah x, y, dan z, dengan bantuan anak
timbangan yang terkalibrasi nasional. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan Sistem Pendeteksi
Gaya Multi Axis dengan jangkauan pengukuran, keakuratan dan resolusi pengukuran yang tepat; karakteristik histerisis pengukuran yang baik; dan
displacement tranducer yang memadai untuk digunakan dalam rangkaian penelitian lebih lanjut yakni pembuatan lintasan gerak robot artikulasi 5 derajat
kebebasan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Identifikasi Variabel
Dalam pemecahan masalah membuat produk inovasi dengan desain inovasi yang lebih tinggi, penulis menggunakan konsep DFMA sebagai
model pemecahan masalah. Adapun variabel – variabel yang dibutuhkan. 1. Variabel Terikat
Yaitu variabel yang nilainya di pengaruhi dari variabel bebas. Variabel terikat yang diteliti adalah effisiensi biaya dan waktu perakitan E.
2. Variabel Bebas Yaitu variabel yang mempengaruhi nilai variabel terikat. Variabel bebas
yang digunakan terdiri dari : a.
Waktu perakitan Waktu perakitan adalah waktu yang digunakan dalam proses perakitan
produk dari tahap awal hingga akhir. b.
Jumlah komponen Jumlah komponen adalah banyaknya komponen yang digunakan.
c. Biaya komponen
Biaya komponen adalah biaya per partkomponen yang dipakai.
3.2 Langkah – Langkah Pemecahan Masalah
Metodologi penelitian ini menggambarkan tahapan proses penelitian, tahapan ini merupakan suatu rangkaian yang selalu berurutan. Output dari
suatu tahapan tertentu merupakan input bagi tahapan berikutnya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.