BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Gula merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok kebutuhan manusia. Setiap hari manusia tidak lepas dari gula. Dalam kehidupan
sehari–hari, gula digunakan manusia untuk kebutuhan rumah tangga dan industri. Dalam kebutuhan rumah tangga, gula digunakan untuk memasak,
membuat minuman, atau makanan. Di dalam industri, baik industri kecil maupun industri besar, gula digunakan sebagai bahan pemanis produk
makanan atau minuman. Begitu penting gula bagi kehidupan manusia, maka untuk memenuhi semua kebutuhan akan gula, diperlukan gula
berkwalitas. Kwalitas gula dapat dilihat dari segi kimiawi, segi biologi, dan segi
fisika. Secara fisika kwalitas gula dapat ditentukan dari warna gula, tingkat kekeringannya dan nilai putaran optik. Putaran optik merupakan salah satu
sifat yang dimiliki oleh gula. Dengan mengetahui nilai putaran optik gula, maka dapat diketahui kwalitas gula [NN, 2001].
Gula yang berkwalitas mempunyai nilai spesifikasi putaran optik relatif sebesar 52,7
⎟⎟ ⎠
⎞ ⎜⎜
⎝ ⎛
mL gr
dm derajat
100
sampai 112,7
⎟⎟ ⎠
⎞ ⎜⎜
⎝ ⎛
mL gr
dm derajat
100
. Nilai
spesifikasi putaran optik diukur pada suhu dan Sodium D Line
dengan panjang gelombang digunakan sebagai sumber cahaya
[Hill, 1976]. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam skripsi ini telah C
o
20 nm
589
1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilakukan suatu penelitian ekperimen untuk mengetahui nilai spesifikasi putaran optik dari larutan gula.
Polarimeter merupakan alat untuk mengukur perputaran optik. Prinsip kerja polarimeter yaitu mempolarisasikan cahaya dari cahaya tak
terpolarisasi menjadi cahaya terpolarisasi. Cahaya terpolarisasi dilewatkan pada sampel dan dianalisa menggunakan analisator. Penganalisa akan
menganalisa seberapa besar perputaran optik yang terjadi [Phywe, 1986]. Pada polarimeter, bagian penganalisa bekerja dengan cara memutar
analisator. Analisator diputar sampai terjadi perubahan intensitas cahaya. Pemutaran sudut analisator dimulai dari intensitas cahaya minimum
sampai intensitas cahaya maksimum. Perubahan intensitas cahaya dari intensitas minimum sampai intensitas maksimum diamati dengan mata.
Sumber cahaya yang digunakan yaitu menggunakan sumber cahaya Sodium D Line dengan panjang gelombang 589 nm [Phywe, 1986].
Dengan mengamati perubahan intensitas cahaya menggunakan mata, muncul masalah yaitu ketepatan hasil pengukuran. Mata mempunyai
keterbatasan dalam mengikuti perubahan intensitas cahaya. Untuk mengatasi permasalahan di atas telah dikembangkan suatu polarimeter
dengan sistem otomatisasi. Pada bagian penganalisa sudah menggunakan pemutar otomatis, sehingga berputar secara kontinu. Dengan berputarnya
penganalisa secara kontinu maka terjadi perubahan intensitas cahaya secara kontinu. Pada bagian pendeteksian intensitas cahaya telah
dilengkapi dengan detektor cahaya. Detektor cahaya mendeteksi setiap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perubahan intensitas cahaya. Detektor telah dilengkapi dengan komputer sehingga setiap perubahan intensitas cahaya dapat dicatat, disimpan dan
ditampilkan secara langsung ke komputer [Ribeiro et. al., 1998]. Pada penelitian ini telah dilakukan pengukuran perputaran optik
larutan gula mengunakan polarimeter yang dilengkapi detektor cahaya dengan perputaran analisator secara manual. Set alat yang digunakan
dalam penelitian ini dibuat berdasarkan set alat yang pernah ada sebelumnya dengan sinar laser sebagai sumber cahaya. Sehingga masalah
ketepatan hasil pengukuran dapat diatasi dengan baik.
B. Rumusan Masalah