13
2.1.3 Kepuasan Kerja
Robbins dan Judge 2008:107 mendefinisikan kepuasan kerja adalah sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil
dari sebuah evaluasi karakteristiknya. Kepuasan kerja menggambarkan perasaan karyawan terhadap pekerjaannya terlihat pada perilaku dan sikap karyawan,
biasanya ditunjukkan dengan tanggapan positif dalam bekerja. Kepuasan kerja merupakan faktor yang mendorong karyawan untuk lebih giat dalam bekerja
Suwardi dan Utomo, 2011. Menurut Tranggono dan Kartika 2008 kegembiraan yang dirasakan karyawan akan berdampak positif kepada organisasi. Apabila
karyawan merasa puas akan pekerjaan yang dijalaninya, maka rasa senang pun akan datang, sehingga akan menimbulkan rasa aman dan nyaman untuk selalu
bekerja di lingkungan kerjanya. Naeem et al. 2014 mengatakan kepuasan kerja sangat penting adanya
dalam organisasi karena memiliki dampak yang signifikan di berbagai bidang seperti manajemen sumber daya manusia, perilaku organisasi, sosiologi, dll.
Karyawan menerima penghargaan tidak hanya dalam bentuk gaji berdasarkan kinerja mereka saja, tetapi juga bisa dalam bentuk prestasi atau rasa kepuasan
internal. Karyawan dengan kepuasan kerja yang tinggi diharapkan membuatnya menjadi semakin setia kepada organisasi, termotivasi, merasa senang dalam
bekerja, dan pada akhirnya akan tercapai tujuan perusahaan. Karyawan yang tidak puas cenderung menghindar dari tugas dan tanggung jawab, sehingga dapat
mengganggu proses pencapaian tujuan perusahaan Indrawan dan Dewi, 2014. Diaksa dan Dewi 2014 berpandangan sebaiknya perusahaan lebih meningkatkan
14 perhatian terhadap jumlah bonus yang diberikan kepada karyawan sesuai dengan
keahlian dari masing-masing karyawan sehingga tidak ada keluhan yang bisa mengakibatkan penurunan kepuasan kerja.
Menurut Nafqi et al. 2013 karyawan cenderung untuk menjadi lebih efektif dan produktif dikarenakan karyawan merasa puas dengan hasil yang
diberikan organisasi. Kepuasan karyawan ini akan berpengaruh terhadap keinginan karyawan untuk tetap bertahan dalam organisasi. Yucel 2012
menambahkan organisasi harus menyadari bahwa kepuasan kerja akan mempengaruhi komitmen karyawan dan keinginan karyawan untuk pindah dari
organisasi. Manajer dan pembuat kebijakan perusahaan harus merumuskan strategi dan program untuk memastikan komitmen organisasional dan kepuasan
kerja karyawannya. Keberhasilan ekonomi tergantung pada seberapa efektif organisasi pemerintah berfungsi. Keberhasilan organisasi terletak pada peran
anggota organisasi itu sendiri. Keadilan yang tinggi, termotivasi dan berkomitmen akan berdampak pada kinerja mereka sehingga organisasi menjadi sangat efisien
dan efektif Khan et al., 2014. Putra dan Putra 2014 menambahkan bahwa jika perusahaan ingin mempertahankan karyawannya untuk tetap berada di perusahaan
maka perusahaan harus menjaga kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan karena karyawan cenderung memilih pekerjaan yang mampu memenuhi keinginan
dan kepuasan mereka. Berdasarkan pendapat para ahli, maka dapat dikatakan bahwa kepuasan
kerja merupakan perilaku atau sikap individu terhadap tugas dan hasil yang diberikan oleh organisasi. Apabila seorang individu memiliki tingkat kepuasan
15 yang tinggi terhadap tugasnya, maka kinerja dari individu tersebut akan baik.
Sebaliknya jika seorang individu memiliki tingkat kepuasan yang rendah akan tugasnya, maka kemungkinan besar kinerja dari individu tersebut akan rendah
yang akan memicu terjadinya kemangkiran, tingkat abnsensi yang tinggi dan rendahnya tingkat komitmen dalam organisasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja Puspitawati dan Riana, 2014 meliputi:
1 Beban kerja. Merupakan sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan
oleh karyawan. 2
Gaji. Merupakan sejumlah pemberian imbalan terhadap hasil kerja karyawan.
3 Kenaikan jabatan. Merupakan kesempatan bagi karyawan untuk terus
maju dan berkembang sebagai bentuk pengembangan diri. 4
Pengawas. Merupakan kemampuan pimpinan untuk menunjukkan perhatian dan memberikan bantuan kepada karyawan saat mereka
mengalami kesulitan kerja. 5
Rekan kerja. Merupakan sejauh mana karyawan bisa menjalin persahabatan dan saling mendukung di dalam lingkungan kerja.
2.1.4 Komitmen Organisasional