Implementasi Sistem Analisis Hasil

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS HASIL

Pada bab ini berisikan tentang implementasi dari algoritma yang sudah digunakan serta analisa terhadap hasil prediksi keluaran sistem.

4.1 Implementasi Sistem

Gambar 4.1 Tampilan Sistem

4.2 Pengujian

Pada saat melakukan implementasi sistem dilakukan pula beberapa kali pengujian untuk mendapatkan hasil yang paling optimal dimulai dari menguji dan merubah jaringan, delay data, hingga jumlah data train. Semua ini dilakukan untuk mengetahui kombinasi yang terbaik dari sistem yang dibangun.

4.2.1 Optimalisasi Jaringan

Pada proses optimalisasi jaringan ini akan digunakan data pelatihan sebanyak 900 data dengan delay 50 data dan total epoch 1000 kali. Berikut hasil dari proses optimalisasi jaringan yang dilakukan : Hidden Layer = 1 ; Fungsi Transfer = Logsig Metode Train = traingdm ; Learning Rate = 0,1 Tabel 4.1 Tabel Pengujian 1 Neuron Kombinasi Jumlah Neuron Rataan Akurasi 1 50 85,4 2 100 83,8 Hidden Layer = 2 Fungsi Transfer Hidden Layer 1 = Tansig Fungsi Transfer Hidden Layer 2 = Logsig Metode Train = traingd ; Learning Rate = 0,1 Tabel 4.2 Tabel Pengujian 2 Neuron Kombinasi Neuron Hidden Layer 1 Neuron Hidden Layer 2 Rataan Akurasi 3 50 50 85,9 4 100 100 84,3 Hidden Layer = 2 Neuron Hidden Layer 1 = 50 ; Fungsi Transfer = Logsig Neuron Hidden Layer 2 = 50 ; Fungsi Transfer = Logsig Metode Train = traingd Tabel 4.3 Tabel Pengujian Learning Rate Kombinasi Learning Rate Rataan Akurasi 5 0,1 86,3 6 0,5 76,8 7 0,05 86,3 8 0,01 87, 4 Hidden Layer = 2 Fungsi Transfer Hidden Layer 1 = Logsig Fungsi Transfer Hidden Layer 2 = Logsig Metode Train = traincgf Tabel 4.4 Tabel Pengujian Jumlah Neuron dan Learning Rate Kombinasi Neuron Hidden Layer 1 Neuron Hidden Layer 2 Learning Rate Rataan Akurasi 9 50 50 0,05 91,8 10 100 100 0,01 94,4 11 200 200 0,01 X Hidden Layer = 2 Neuron Hidden Layer 1 = 100 ; Fungsi Transfer = Logsig Neuron Hidden Layer 2 = 100 ; Fungsi Transfer = Logsig Learning Rate = 0,01 Tabel 4.5 Tabel Pengujian Metode Train Kombinasi Metode Train Rataan Akurasi 12 trainscg 86,9 13 traincgb X 14 traingdm X 15 trainoss X 16 traincgp X Sehingga dari proses pengujian yang dilakukan didapatkan hasil dalam bentuk grafik sebagai berikut : Gambar 4.2 Grafik Akurasi Pengujian Jaringan

4.2.2 Optimalisasi Delay pada Data

Pada proses ini akan dilakukan pengujian terhadap beberapa delay untuk menemukan delay yang paling optimal untuk system yang akan digunakan. Hasil yang didapat adalah sebagai berikut : 20 40 60 80 100 Kom b in a si 1 Kom b in a si 2 Kom b in a si 3 Kom b in a si 4 Kom b in a si 5 Kom b in a si 6 Kom b in a si 7 Kom b in a si 8 Kom b in a si 9 Kom b in a si 10 Kom b in a si 11 Kom b in a si 12 Kom b in a si 13 Kom b in a si 14 Kom b in a si 15 K om b ina si 16 Akurasi akurasi Hidden Layer = 2 Neuron Hidden Layer 1 = 100 ; Fungsi Transfer = Logsig Neuron Hidden Layer 2 = 100 ; Fungsi Transfer 2 = Logsig Metode Training = traingd ; Epoch = 1000 ; Learning Rate = 0,01 Tabel 4.6 Tabel Pengujian Jumlah Delay Kombinasi Delay Rataan Akurasi 1 10 86,2 2 20 75,9 3 30 79,9 4 40 74,7 5 50 93,4 6 60 79,1 7 100 89,8 Dari proses pengujian untuk delay yang dilakukan didapatkan hasil dalam bentuk grafik sebagai berikut : Gambar 4.3 Grafik Akurasi Pengujian Delay 20 40 60 80 100 Delay 10 Delay 20 Delay 30 Delay 40 Delay 50 Delay 60 Delay 100 Akurasi Akurasi

4.2.3 Optimalisasi Penggunaan Data Training

Pada proses ini dilakukan pengujian terhadap beberapa penggunaan data pelatihan atau training untuk menemukan jumlah data pelatihan atau training yang paling optimal untuk sistem yang akan digunakan. Hasil yang didapat adalah sebagai berikut : Hidden Layer = 2 Neuron Hidden Layer 1 = 100 ; Fungsi Transfer = Logsig Neuron Hidden Layer 2 = 100 ; Fungsi Transfer 2 = Logsig Metode Training = traingd Learning Rate = 0,01 ; Epoch = 1000 Delay = 50 Tabel 4.7 Tabel Pengujian Jumlah Data Train Kombinasi Jumlah Data Train Rataan Akurasi 1 900 93,4 2 600 94,3 3 500 98,3 4 400 92,9 Dari proses pengujian untuk menentukan jumlah data pelatihan atau training yang dilakukan didapatkan hasil dalam bentuk grafik sebagai berikut : Gambar 4.4 Grafik Pengujian Jumlah Data Train

4.2.4 Pengujian Terhadap Sistem

Dalam proses pengujian ini dilakukan pengujian terhadap sistem yang bertujuan untuk mengetahui kapabilitas sistem yang dibangun terhadap beragam data. Pada pengujian ini diambil 500 data untuk proses pelatihan dan 50 data untuk pengujian. Dalam proses ini akan dilakukan 11 kali pengujian dengan data tes yang berbeda-beda. Hasil dari pengujian sistem adalah sebagai berikut : 90 92 94 96 98 100 Data Train 900 Data Train 600 Data Train 500 Data Train 400 Akurasi Akurasi Tabel 4.8 Tabel Pengujian Sistem Percobaan Data Pengujian Rataan Akurasi 1 1 hingga 50 98,3 2 51 hingga 100 95,4 3 101 hingga 150 97,3 4 151 hingga 200 97,9 5 201 hingga 250 96,6 6 251 hingga 300 97,1 7 301 hingga 350 96,9 8 351 hingga 400 96,7 9 401 hingga 450 97,2 10 451 hingga 500 95,7 11 501 hingga 550 98,5

4.2.5 Pengujian Menggunakan Data Pelatihan Lampau

Dalam proses pengujian ini dilakukan pengujian terhadap sistem dengan menggunakan data pelatihan dan data pengujian yang tidak berurut serta data pelatihan yang akan digunakan berselisih 1 tahun dengan data pengujian yang digunakan. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kemampuan sistem untuk melakukan prediksi dengan menggunakan data pelatihan yang tidak update. Pada pengujian ini diambil 500 data dari awal tahun 2011 untuk proses pelatihan dan 50 data untuk pengujian dari tahun 2014. Hasil dari pengujian ini adalah sebagai berikut : Tabel 4.9 Tabel Pengujian Menggunakan Data Pelatihan Lampau Percobaan Akurasi 1 83,2 2 84,9 3 79,7 4 88,4 5 81,6 Rataan Akurasi = 83,6

4.2.6 Pengujian Menggunakan Fungsi Keanggotaan Liner

Dalam proses pengujian ini dilakukan pengujian dengan menggunakan fungsi keanggotaan linear. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk membandingkan hasil yang didapat sistem dengan proses fuzzyfikasi menggunakan fungsi keanggotaan linear dan fungsi keanggotaan kurva-S. Sehingga akan didapat kesimpulan mengenai rumus fuzzyfikasi yang paling sesuai untuk data yang digunakan. Hasil dari pengujian ini dan perbandingan dengan hasil menggunakan fungsi keanggotaan kurva-S adalah sebagai berikut : Tabel 4.10 Tabel Perbandingan Pengujian Menggunakan Fungsi Keanggotaan Linear dan Fungsi Keanggotaan Kurva-S Percobaan Akurasi Linear Akurasi Kurva-S 1 94,6 98,1 2 97,2 97,3 3 92,4 99,2 4 89,3 99,4 5 91,7 98,7 Rataan Akurasi 93 98,5

4.3 Analisis Hasil

Setelah semua pengujian selesai dilakukan, didapat kombinasi dan spesifikasi terbaik untuk jaringan yang dibangun yaitu : Hidden Layer = 2 ; Output = 1 Neuron Hidden Layer 1 = 100 ; Neuron Hidden Layer 2 = 100 Fungsi Transfer Hidden Layer 1 = Logsig Fungsi Transfer Hidden Layer 2 = Logsig Fungsi Transfer Output = Purelin Metode Training = traincgf Data Train = 500 ; Delay = 50 Epoch = 1000 ; Learning Rate = 0,01 Gambar 4.5 Gambar Tampilan Arsitektur Jaringan dan Pelatihan Optimal Hasil yang didapat dari pengujian sangat baik dengan akurasi rata-rata mencapai 98. Hasil ini didapat dengan jumlah data pelatihan yang tidak banyak yaitu hanya 500 data saja. Hal ini dikarenakan data saham pada rentang 500 hari adalah yang paling optimal. Sehingga data saham tidak terlalu lama yang dapat mengakibatkan perbedaan margin yang terlalu besar antara data tertinggi dan terendah yang akan berdampak pada buruknya hasil fuzzyfikasi. Dan juga data saham tidak terlalu pendek sehingga Jaringan Syaraf Tiruan masih dapat membaca pola dengan baik. Gambar 4.6 Gambar Tampilan Salah Satu Hasil Pengujian Data IHSG Untuk data pengujian didapat hasil optimal dengan 50 delay, sehingga data pengujian juga menjadi 50 saja. Hal ini disebabkan oleh pergerakan saham yang cenderung lebih fluktuatif apabila lebih dari 50 data. Bisa dikatakan 50 data adalah sekitar 2 bulan pergerakan saham. Sehingga melalui 2 bulan saja sistem sudah dapat membaca pola dan menyesuaikan dengan data pelatihan. Apabila data yang digunakan kurang dari 50 data atau kurang dari 2 bulan pergerakan saham terbukti sistem belum bisa membaca secara maksimal, sedangkan apabila lebih dari 50 data atau 2 bulan maka pola pergerakan saham sudah cenderung berubah lebih fluktuatif yang mengakibatkan sistem juga mengalami penurunan kemampuan untuk membaca pola yang ada. Saat melakukan pengujian terhadap sistem terdapat hal yang menarik. Ketika data pengujian ada pada awal dan akhir seluruh data maka sistem bekerja dengan sangat baik dengan memperoleh akurasi yang tinggi. Sedangkan apabila data pengujian ada tepat sebelum data awal dan data akhir didapat akurasi yang paling rendah di antara pengujian lainnya. Hal ini bisa jadi disebabkan karena data pelatihan yang terpotong di awal dan akhir data sehingga tidak terbaca dan tidak membentuk pola dengan baik. Sebaliknya ketika pengujian ada di awal dan akhir rangkaian data maka sistem dapat membaca dengan baik, karena pergerakan data saham yang cenderung bergerak kontinu sehingga ketika data pelatihan sama sekali tidak mengalami perpotongan maka hasil akan menjadi optimal. Hal ini dipertegas dengan pengujian yang dilakukan menggunakan data pelatihan lampau. Hasil dari pengujian dengan data pelatihan lampau menunjukkan kelemahan sistem yang tidak bisa mendapatkan akurasi yang baik ketika data yang digunakan untuk pelatihan adalah data yang sudah terlalu lampau dikarenakan pergerakan saham sudah tidak sama lagi dengan keadaan terbaru. Terakhir ketika dilakukan pengujian dengan menggunakan proses fuzzyfikasi yang berbeda yaitu dengan fungsi keanggotaan linear didapat hasil yang cukup baik namun tetap tidak lebih baik dibandingkan dengan fungsi keanggotaan kurva-S. Hal ini dikarenakan pergerakan saham yang dinamis dan sangat berbeda dengan ciri kurva linear yang bergerak cenderung stabil dibandingkan dengan kurva-S.

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil anĂ¡lisis, pengujian, dan implementasi sistem didapatkan kesimpulan sebagai berikut : a. Sistem Prediksi Harga Saham Menggunakan Algoritma Fuzzy Neural Network ini dapat memprediksi harga saham dengan cukup akurat dengan persentase akurasi mencapai 98. b. Kombinasi Backpropagation Jaringan Syaraf Tiruan dengan Logika Kabur menggunakan fungsi keanggotaan kurva-S dapat menghasilkan hasil yang memuaskan. c. Arsitektur optimal untuk sistem yang didapat adalah dengan spesifikasi jaringan 2 layer tersembunyi masing-masing memiliki 100 neuron dengan fungsi transfer masing-masing adalah logsig. Metode training yang digunakan adalah traincgf dengan jumlah epoch 1000 dan learning rate 0,01. Jumlah data pelatihan yang digunakan adalah 500 data dengan delay 50 data. d. Kekurangan sistem ini adalah selisih harga saham hasil prediksi dengan harga real masih cukup besar apabila dilihat secara nilai real. Hal ini dikarenakan harga saham yang sudah cukup tinggi sehingga selisih 1 saja bisa menghasilkan selisih harga di atas 50 poin. e. Sistem ini lebih bekerja baik digunakan untuk memprediksi pergerakan saham yaitu naik atau turun dibanding dengan memprediksi harga real yang akan terjadi.