PENDAHULUAN Pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap pola hidup terkait faktor risiko Diabetes Melitus tipe 2 pada remaja di Kecamatan Kraton Yogyakarta.

1

A. PENDAHULUAN

Salah satu penyakit degeneratif yang menjadi masalah kesehatan pada saat ini adalah Diabetes Melitus DM. Diabetes melitus merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula darah. Akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa di dalam darah Kementerian Kesehatan RI, 2013. Didunia, kejadian DM diperkirakan 8,3 orang dewasa 382 juta orang memiliki diabetes, dan diperkirakan jumlah orang yang menderita penyakit ini akan bertambah melampaui 592 juta jiwa meningkat 55 dalam waktu kurang dari 25 tahun. Indonesia sendiri menempati urutan ke-7 sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes 20-70 tahun terbanyak di dunia setelah China, India, USA, Brazil, Rusia, dan Mexico International Diabetes Federation, 2013. Diabetes melitus tipe 2 merupakan tipe diabetes yang ditandai dengan adanya resistensi pada insulin dan berkurangnya sekresi insulin relatif. Sebagian besar pada individu dengan resistensi insulin menunjukkan adanya obesitas abdominal yang dengan sendirinya menyebabkan resistensi insulin Dipiro, 2011. Pola hidup merupakan salah satu faktor risiko yang cukup berperan sebagai penyebab penyakit DM tipe 2. Perbaikan pola hidup yang kurang baik seperti pola makan yang tidak teratur, konsumsi alkohol, merokok dan jarang beraktivitas olahraga sebenarnya dapat dijadikan sebagai upaya untuk pencegahan timbulnya penyakit DM tipe 2 Kementrian Kesehatan RI, 2014. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Rahati 2014 dapat disimpulkan bahwa tingkat kejadian penyakit DM tipe 2 meningkat pada negara-negara berkembang akibat pola makan yang tidak sehat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati dan Setyorogo pada kejadian DM tipe 2 di Puskesmas Kecamatan Cengkareng pada tahun 2012 ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan kejadian DM tipe 2. Orang yang aktivitas fisik sehari-harinya berat memiliki risiko yang rendah untuk terkena DM tipe 2 dibandingkan dengan orang yang aktivitas fisik sehari-harinya ringan. Pola konsumsi makanan beragam, bergizi seimbang dan aman yang diwariskan oleh pendahulu bangsa melalui menu makanan tradisional yang diolah dari bahan baku segar, tinggi serat dan menggunakan bumbu herbal ternyata telah bergeser menjadi pola konsumsi makanan cepat saji yang tinggi kadar lemak jenuh, tinggi garam dan gula serta 2 miskin serat makanan. Selain itu, peningkatan pendapatan keluarga membawa perubahan gaya hidup dengan terjadinya pemanfaatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut, di satu sisi meningkatkan efisiensi dan produktivitas seperti penggunaan transportasi cepat dengan kendaraan bermotor, namun di sisi lain menyebabkan seseorang kurang melakukan aktivitas fisik dan hidup terlalu santai mulai dari rumah tangga, dalam perjalanan, di sekolah, di tempat kerja serta di tempat-tempat umum lainnya Kementerian Kesehatan RI, 2011. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi pola makan dan aktivitas fisik pada remaja. Pemilihan kategori usia remaja sebagai subjek penelitian dikarenakan remaja saat ini sangat berperan pada peningkatan data demografik penderita DM kurang lebih 25 tahun yang akan datang, sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dalam rangka upaya pencegahan DM di masyarakat yang akan datang.

B. METODE PENELITIAN 1.