KESIMPULAN SARAN Pengetahuan, sikap dan tindakan terhadap pola hidup terkait faktor risiko Diabetes Melitus tipe 2 pada remaja di Kecamatan Kraton Yogyakarta.

11 Menurut Maulana 2009, ada 3 faktor yang mempengaruhi terbentuknya tindakan yaitu faktor predisposisi predisposing factor, faktor pendorong enabling factor dan faktor penguat reinforcing factor. Dalam hal ini yang menjadi faktor predisposisi adalah pengetahuan dan sikap. Tingkat pengetahuan dan sikap responden yang hasilnya sebagian besar cukup baik dapat memiliki pengaruh pada tindakan responden. Pada penelitian ini diketahui sebagian besar responden memiliki tingkat aktivitas fisik dengan kategori sedang yang diperoleh melalui hasil perhitungan tiap indeks dari kuesioner Baecke, namun pada indeks olahraga ditemukan adanya responden yang tidak berolahraga yakni sebanyak 29 responden 30,2, hal ini diketahui melalui pertanyaan nomor 2 pada kuesioner, yaitu: “Apakah anda berolahraga?”. Responden yang memiliki indeks olahraga yang rendah bisa saja masuk dalam kategori aktivitas fisik sedang ataupun berat karena tingginya nilai dari indeks aktivitas sehari-hari ataupun indeks waktu luang, akan tetapi kebiasaan berolahraga seharusnya mulai dilakukan sejak remaja karena semakin bertambah usia risiko seseorang untuk terkena diabetes melitus semakin meningkat.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa remaja usia 15-19 tahun di kecamatan kraton memiliki tingkat pengetahuan dan sikap terhadap pola makan dan aktivitas fisik sebagai faktor risiko DM tipe 2 sudah cukup baik, tetapi masih ditemukan adanya pola makan yang kurang baik pada konsumsi jenis sumber protein, frekuensi konsumsi fast food, frekuensi jenis makanan selingan dan minuman mengandung pemanis. Aktivitas fisik responden sebagian besar berada pada kategori sedang, tetapi masih ditemukan adanya responden yang tidak berolahraga.

B. SARAN

Penelitian ini hanya melihat gambaran pola makan dan aktivitas fisik responden, tanpa menghubungkan variabel yang satu dengan lain. Oleh karena itu, dapat dilakukan penelitian lebih lanjut terkait hubungan pola hidup dengan karakteristik demografi serta dilakukan pemberian intervensi untuk memperbaiki pola makan yang masih salah agar risiko timbulnya diabetes melitus tipe 2 dapat dicegah. Selain itu, dapat dilakukan penelitian lebih lanjut yang difokuskan pada remaja yang telah memiliki risiko tinggi untuk terkena diabetes melitus. 12 DAFTAR PUSTAKA Baecke, J. A. H., Jan B., Jan E. R. F., 1982, A Short Questionnaire for The Measurement of Habitual Physical Activity in Epidemiological Studies, The American Journal of Clinical Nutrition , Vol. 36., pp. 936-942. Biro Tata Pemerintahan Setda DIY, 2016, http:www.kependudukan.jogjaprov6jenisdata =pendudukberdasarkan=golonganusiarentang=5prop=34kab=71kec=09, diakses pada tanggal 16 Agustus 2016. Budiman dan Riyanto, A., 2013, Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta, hal. 4-6, 8, 10, 15-18, 22. Dipiro, J. T., Robert L. T., et al, 2010, Pharmacoterapy: A Patofisiology Approach, 8 th edition, The McGraw-Hill Companies, Inc., New York, pp. 1261-1269. Dissen, A. R., Policastro P., Quick V., Byrd B., 2011, Interrelationships Among Nutrition Knowledge, Attitudes, Behaviors and Body Satisfaction, Health Education, 114 :283. Hodge, A. M., English D. R., ODea K, et al, 2006, Alcohol intake, consumption pattern and beverage type, and the risk of Type 2 diabetes, Diabet Med., 236: 690 –697. International Diabetes Federation, 2013, IDF Diabetes Atlas, 6 th Edition, pp. 11-12 . Jeffery, R.W., Baxter J., McGuire M., Linde J., 2006, Are fast food restaurants an Environmental Risk Factors for Obesity?, International Journal of Behavioral Nutrition and Phisycal Activity , 3 2 Kementerian Kesehatan RI, 2014, Pusat Data dan Informasi : Situasi dan Analisis Diabetes , Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, hal. 1-3. Kementerian Kesehatan RI, 2011, Strategi Nasional Penerapan Pola Konsumsi Makanan dan Aktivitas Fisik untuk Mencegah Penyakit Tidak Menular , Kementerian Kesehatan RI : Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta, hal. 4. Krisnatuti Yehrina, 2008, Diet Sehat Untuk Penderita Diabetes Melitus, Penebar Swadaya, Jakarta. Kristianti, N., Sarbini D., Mutalazimah, 2009, Hubungan Pengetahuan gizi dan Frekuensi Konsumsi Fast Food dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 1 Surakarta, Jurnal Ke sehatan, 21 :39-47. Maulana, Heri D. J., 2009, Promosi Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 226-227. 13 Notoatmodjo, S., 2010 , Ilmu Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, hal. 20- 22, 26-32, 76, 107-108, 140,146. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 2011, Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe- 2 di Indonesia , PB PERKENI, Jakarta, hal 15-20. Polikandrioti, M., Dokoutsidou H., 2009, The role of exercise and nutrition in type II diabetes mellitus management. Health Sci J., 34:216 –218. Rafanani, B., 2013, Buku Pintar Pola Makan Sehat Cerdas Bagi Penderita Diabetes, Yogyakarta, hal 60. Rahati, S., Mansour S., et al, 2014, Food Pattern, Lifestyle and Diabetes Mellitus, int J High Risk Behav Addict , 31 :e8725. Suhema, Ni ketut S. Tira S., 2015, Gambaran Riwayat Pola Makan dan Status Gizi Pasien Diabetes mellitus Tipe 2 Rawat jalan Peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat JAMKESMAS di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta, Jurnal Kesehatan Prima , Vol. 9, hal. 1453. Suyanto, 2011, Metodologi dan Aplikasi Penelitian keperawatan, Nuha Medika, Yogyakarta, hal. 45-46. Triastuti, N. J., 2010, Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Diabetes Mellitus terhadap Perubahan Perilaku Penduduk Desa Bulan, Wonosari, Klaten, Biomedika, 21, 38- 41. Trisnawati, S. K., Setyorogo, S., 2013, Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012, Jurnal Ilmiah Kesehatan, 51: 9. United Nation Children Fund’s, 2011, Adolescence An Age Opportunity, United Nation Children Fund’s UNICEF, New York, p. 6. 14 Lampiran 1. Ethical Clearance 15 Lampiran 2 . Surat izin penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 Lampiran 3. Informed Consent PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN INFORMED CONSENT Yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Nama : ……………………………………………………………………. 2. Alamat : Jalan………………………………………………………………. RT ……….. RW ……… Kelurahan ………………………….. Kec ……………………………… Setelah mendapat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penelitian ini, saya bersediatidak bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian “PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN TERHADAP POLA HIDUP TERKAIT FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA REMAJA DI KECAMATAN KRATON YOGYAKARTA ” dan memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan, sebab saya memahami keikutsertaan ini akan member manfaat dan kerahasiaannya akan tetap terjaga. ………………., …………………… Responden ……………………………. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 Lampiran 4 . Kuesioner penelitian pola makan dan aktivitas fisik

I. DATA DEMOGRAFI RESPONDEN

Nama : Umur :.............tahun Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan Pilihlah dengan cara melingkari pada jawaban yang tepat Alamat : Kecamatan : KelurahanDesa : Pendidikan Terakhir sedang ditempuh. : a. SD b. SMP c. SMA d. Strata-1 Pilihlah dengan cara melingkari pada jawaban yang tepat Penghasilan per bulan : a. Rp.1.500.000 b. ≥ Rp.1.500.000 Pilihlah dengan cara melingkari pada jawaban yang tepat 18

II. POLA MAKAN

A. Pengetahuan