B. 2. Sikap Terhadap Program Pengembangan Diri dalam KTSP SMP

rendah pada siswa. Subjek dikategorikan memiliki motivasi berprestasi tinggi apabila mendapatkan skor ≥  dan subjek dikatakan memiliki motivasi berprestasi rendah jika mendapatkan skor .

III. B. 2. Sikap Terhadap Program Pengembangan Diri dalam KTSP SMP

Sikap terhadap program pengembangan diri dalam KTSP SMP adalah bentuk evaluasi perasaan dan kecenderungan potensial untuk bereaksi dari siswa berupa sikap positif atau sikap negatif yang merupakan hasil interaksi antara komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling bereaksi didalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap program pengembangan diri dalam KTSP SMP. Sikap diungkap melalui skala sikap yang disusun berdasarkan tiga komponen sikap yang dikemukakan oleh Azwar 2005 dan komponen-komponen dari pengembangan diri. Skala sikap ini menggunakan skala model likert, yaitu skala yang didalamnya terdiri sejumlah item yang merefleksikan suatu gagasan atau daerah yang sedang diperhatikan. Skor tinggi pada skala ini menunjukkan sikap yang positif terhadap program pengembangan diri dalam KTSP SMP pada siswa dan sebaliknya skor rendah pada skala ini menunjukkan sikap yang negatif terhadap program pengembangan diri dalam KTSP SMP pada siswa. Subjek dikategorikan memiliki sikap positif apabila memperoleh skor ≥  dan subjek dikatakan memiliki sikap negatif jika memperoleh skor . Universitas Sumatera Utara III.C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel III.C.1. Populasi dan Sampel Masalah populasi dan sampel yang dipakai dalam penelitian merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan. Populasi adalah objek, gejala atau kejadian yang diselidiki terdiri dari semua individu untuk siapa kenyataan- kenyataan yang diperoleh dari sampel penelitian itu akan digeneralisasikan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri I Medan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 1122 orang yang terdiri dari orang yang berada di kelas 386 VII, 378 di kelas VIII, dan 358 berada di kelas IX. Mengingat keterbatasan peneliti untuk menjangkau keseluruhan populasi, maka peneliti hanya meneliti sebagian dari keseluruhan populasi yang dijadikan sebagai subjek penelitian, atau yang dikenal dengan nama sampel. Sampel merupakan sebagian dari populasi atau sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi dan harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama Hadi, 2000. Selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan dapat digeneralisasikan kepada populasinya. Hadi 2000 mengungkapkan bahwa syarat utama agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan maka sebaiknya sampel penelitian harus benar–benar mencerminkan keadaan populasinya atau dengan kata lain harus benar-benar representatif. Arikunto 1998 menyebutkan jika jumlah populasi lebih dari 100 orang maka jumlah sampel yang diambil antara 10-15 atau 20-25 atau lebih. Peneliti mengambil sampel 10 dari jumlah populasi, yaitu 106 orang yang terdiri dari 57 orang perempuan 49 orang laki-laki. Universitas Sumatera Utara III.C.2.Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel atau sampling menurut Kerlinger dalam Hadi, 2000 berarti mengambil suatu bagian dari populasi atau semesta itu. Teknik dalam pengambilan sampel adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu, dalam jumlah yang sesuai, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar benar-benar mewakili populasi Hadi, 2000. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik probability, dalam teknik probability semua individu dalam populasi diberi peluang yang sama untuk ditugaskan menjadi anggota sampel. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik stratified cluster random sampling dimana dalam teknik stratified cluster random sampling ini populasi dibagi menjadi dua segmen atau lebih yang mutually exclusive yang disebut strata, berdasarkan kategori-kategori dari satu atau lebih variabel yang relevan, baru kemudian dilakukan simple random sampling Hadi, 2000. III.D. Metode dan Alat Pengumpulan Data Skala adalah suatu prosedur pengambilan data yang merupakan suatu alat ukur aspek afektif, kognitif dan konatif yang merupakan konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu Azwar, 1999. Metode skala mempunyai kebaikan-kebaikan dan alasan-alasan penggunaan yaitu: a. Pertanyaan disusun untuk memancing jawaban yang merupakan refleksi dari keadaan diri sendiri subyek yang tidak disadari. Universitas Sumatera Utara b. Skala digunakan untuk mengungkap suatu atribut tunggal. c. Subyek tidak menyadari arah jawaban yang sesungguhnya diungkap dari pernyataan skala. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan skala sikap terhadap program pengembangan diri dalam KTSP dan skala motivasi berprestasi. Skala sikap terhadap program pengembangan diri dalam KTSP disusun berdasarkan tiga komponen sikap dan tiga komponen dari program pengembangan diri dengan blue print yang disajikan sebagai berikut : Tabel 1 Distribusi Aitem Skala Sikap Terhadap Program Pengembangan Diri dalam KTSP Sebelum Uji Coba No Aspek Kognitif Afektif Konatif Total Fav UnFav Fav UnFav Fav UnFav 1 Layanan dan kegiatan pendukung konseling 2 2 2 2 2 2 12 2 Kegiatan Ekstrakurikuler 2 2 2 2 2 2 12 3 Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram : a. Rutin b. Spontan c. Keteladanan, 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 12 12 12 Total 10 10 10 10 10 10 60 Universitas Sumatera Utara Skala motivasi berprestasi disusun berdasarkan karakteristik individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dengan blue print yang disajikan sebagai berikut : Tabel 2 Distribusi Aitem Skala Motivasi Berprestasi Sebelum Uji Coba N0 Karakteristik Fav UnFav Total 1 Selalu berusaha, tidak mudah menyerah dalam mencapai suatu kesuksesan maupun dalam berkompetisi, dengan menentukan sendiri standar bagi prestasinya dan yang memiliki arti. 3 2 5 2 Secara umum tidak menampilkan hasil yang lebih baik pada tugas-tugas rutin, tetapi biasanya menampilkan hasil yang lebih baik pada tugas-tugas khusus yang memiliki arti bagi mereka 2 3 5 3 Cenderung mengambil resiko yang wajar bertaraf sedang dan diperhitungkan. Tidak akan melakukan hal-hal yang dianggapnya terlalu mudah ataupun terlalu sulit. 2 2 4 4 Dalam melakukan suatu tindakan tidak didorong atau dipengaruhi oleh rewards hadiah atau uang. 3 2 5 5 Mencoba memperoleh umpan balik dari perbuatanya. 2 2 4 6 Mencermati lingkungan dan mencari kesempatan peluang. 3 2 5 7 Bergaul lebih baik memperoleh pengalaman. 2 2 4 8. Menyenangi situasi menantang, dimana mereka dapat memanfaatkan kemampuannya 3 2 5 9 Cenderung mencari cara-cara yang unik dalam menyelesaikan suatu masalah. 3 2 5 10 Dalam bekerja atau belajar seakan-akan dikejar waktu. 4 2 6 Total 27 21 48 Universitas Sumatera Utara Tabel 3 Bobot nilai pernyataan skala Bobot nilai STS TS S SS Favorable 1 2 3 4 Unfavorable 4 3 2 1 III.E. Uji Validitas Reliabilitas Alat Ukur III.E.1 Validitas Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi alat ukurnya. Valid tidaknya suatu alat ukur tergantung pada mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat Azwar 2005. Menurut Azwar 2005, estimasi validitas dilakukan dengan menggunakan teknik analisis korelasional yaitu yang dinyatakan melalui korelasi antara distribusi skor tes yang bersangkutan dengan distribusi skor suatu kriteria yang relevan. Tidak semua pendekatan validitas memerlukan analisis statistika. Tipe validitas yang berbeda menghendaki cara analisis yang berbeda pula. Tipe validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah content validity validitas isi yaitu validitas yang menujukkan sejauh mana aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur oleh tes itu. Pengujian validitas ini tidak melalui analisa statistika melainkan menggunakan analisis rasional yang dalam penelitian ini peneliti meminta pendapat profesional profesional judgement. Universitas Sumatera Utara III.E. 2. Reliabilitas Azwar 2000 menyatakan hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek tidak berubah. Uji reliabilitas alat ukur atau skala ini menggunakan koefisien reliabilitas Alpha. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas. Pengukuran bidang psikologi yang mencapai angka koefisien reliabilitas 1 tidak pernah dapat dijumpai Azwar, 2001. Menurut Sekaran dalam Hardaningtyas, 2005 pada umumnya bila koefisien alpha cronbach 0,6 dapat dikatakan tingkat reliabilitasnya kurang baik, sedangkan koefisien alpha cronbach 0,7-0,8 tingkat reliabilitasnya dapat diterima, dan akan sangat baik jika 0,8. Teknik yang digunakan adalah teknik koefisien reliabilitas alpha cronbach dengan bantuan program SPSS versi 15.0. III.F. Hasil Uji Coba Alat Ukur Uji coba skala sikap terhadap program pengembangan diri dalam KTSP SMP dan skala motivasi berprestasi dilakukan terhadap 60 orang siswa SMP Negri 1 Medan. Hasil perhitungan reliabilitas skala sikap terhadap program pengembangan diri dalam KTSP SMP adalah 0.912. Universitas Sumatera Utara Tabel 4 Distribusi Aitem skala sikap terhadap program pengembangan diri dalam KTSP SMP setelah uji Coba No Aspek Kognitif Afektif Konatif Total Fav UnFav Fav UnFav Fav UnFav 1 Layanan dan kegiatan pendukung konseling 7 20, 35 8, 26 19 9 - 7 2 Kegiatan Ekstrakurikuler 11, 43 27 10, 29 34, 21 22, 48 30 10 3 Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram : a. Rutin b. Spontan c. Keteladanan 12, 36 17, 32 6 13, 38 24 25 23, 35 16 1 - 4 42 14, 41 2, 31 18, 33 15, 39 28, 32 3 10 9 7 Total 9 7 8 5 9 6 44 Hasil perhitungan reliabilitas skala motivasi berprestasi adalah 0.825 Tabel 5 Distribusi Aitem skala motivasi berprestasi setelah uji Coba N0 Karakteristik Fav UnFav Total 1 Selalu berusaha, tidak mudah menyerah dalam mencapai suatu kesuksesan maupun dalam berkompetisi, dengan menentukan sendiri standar bagi prestasinya dan yang memiliki arti. 13, 21 - 2 2 Secara umum tidak menampilkan hasil yang lebih baik pada tugas-tugas rutin, tetapi biasanya menampilkan hasil yang lebih baik pada tugas-tugas khusus yang memiliki arti bagi mereka 2, 14, 25 3, 29 5 Universitas Sumatera Utara 3 Cenderung mengambil resiko yang wajar bertaraf sedang dan diperhitungkan. Tidak akan melakukan hal-hal yang dianggapnya terlalu mudah ataupun terlalu sulit. 12 20 2 4 Dalam melakukan suatu tindakan tidak didorong atau dipengaruhi oleh rewards hadiah atau uang. 1, 15, 22 11, 18 4 5 Mencoba memperoleh umpan balik dari perbuatanya. 9, 26 5 3 6 Mencermati lingkungan dan mencari kesempatan peluang. 10, 16, 31 6, 27 5 7 Bergaul lebih baik memperoleh pengalaman. 8 30 2 8. Menyenangi situasi menantang, dimana mereka dapat memanfaatkan kemampuannya 7, 23 19, 28 4 9 Cenderung mencari cara-cara yang unik dalam menyelesaikan suatu masalah. 4, 24 - 2 10 Dalam bekerja atau belajar seakan-akan dikejar waktu. 17 - 1 Total 20 11 31 III.G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari tiga tahap. Ketiga tahap tersebut adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan data.

III. G. 1. Tahap Persiapan