BAB 2
PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI LOGAM CAMPUR EMAS
2.1. Pengertian Logam Campur Emas
Emas adalah unsur kimia
dalam tabel periodik
yang memiliki simbol Au bahasa Latin
: aurum dan nomor atom
79. Sebuah logam transisi
trivalen dan univalen yang lunak, mengkilap, kuning, berat, malleable, dan ductile. Emas
tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya kecuali oleh klorin
dan fluorin
. Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat celcius.
4,5,6.
Emas murni atau pure gold adalah suatu logam yang mengandung 99.5 atau lebih Au Aurum di dalamnya. Logam campur emas adalah logam mulia yang
dicampur dengan logam yang kurang mulia. Logam yang dipakai disini adalah emas Au 24 karat dan logam lainnya seperti perak Ag, tembaga Cu, platina Pt,
palladium Pd dan seng Zn.
2,3,4.
Logam campur emas gold alloy yang digunakan dalam kedokteran gigi paling sedikit mengandung 2 macam logam maksimum 7-8 logam yang dicampur.
Banyak sedikitnya logam emas yang dipergunakan akan menunjukkan tinggi rendahnya karat logam campur mulia tersebut. Misalnya makin banyak tembaga Cu
yang dicampur makin rendah nilai karat logam campur emas tersebut dan logam campur emas 14 karat dapat menjadi lebih tinggi nilai karatnya dengan menambah
sejumlah logam campur emas 22 karat.
6,7.
Emas murni tidak dipergunakan untuk restorasi tuangan maupun untuk peralatan dikedokteran gigi karena bersifat lunak dan kenyal, serta harganya sangat
Universitas Sumatera Utara
mahal. Untuk mengatasi hal ini gold dapat dialloykan dengan elemen-elemen tertentu yang dapat memberikan sifat-sifat mekanis yang lebih baik.
6.
Logam mulia digunakan untuk inlay, mahkota dan jembatan karena daya tahannya terhadap karat dan korosi. Dari tujuh logam mulia yang dianggap mulia
menurut standar kegunaannya di bidang kedokteran gigi, hanya emas, palladium dan platinum yang sekarang masih banyak digunakan didalam kedokteran gigi.
6,7,8.
2.2 Klasifikasi Logam Campur Emas
Ada beberapa jenis logam campur untuk dipergunakan di kedokteran gigi yang sekarang ini tersedia dipasaran dunia. Sebagian logam campur ini dirancang
untuk keperluan mahkota logam penuh, jembatan, onlay dan inlay.
2.
Menurut American Dental Association ADA Specification No. 5 logam emas diklasifikasikan berdasarkan kekuatan dan kandungan emasnya ke dalam 4 tipe
seperti ditunjukan ditabel 1:
2.2.1 Tipe I Lunak
Dental casting logam emas tipe I ini merupakan logam campur emas dengan 79-92.5 emas. Komposisi dari logam ini terbatas dari emas, perak, tembaga, dan
seng ditambah platinum. Titik cair logam emas tipe I ini relatif tinggi berkisar 940 C
1225 F. Logam emas tipe I memiliki kekerasan antara 40-75 Brinell Hard Number
BHN. Logam ini pada umumnya sedikit sedikit ductil, menunjukan proportional limit yang rendah, dengan nilai elongasi yang berkisar 25 - 30. Yield strength dari
logam emas ini berkisar antara 100-110 Mpa, yang menunjukan bahwa aloi tipe ini dapat langsung dibentuk dengan tekanan dari instrument kedokteran gigi.
7,8,9.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Tipe II Sedang
Dental casting logam tipe II merupakan logam campur emas dengan kandungan emas 75-78 emas. Pada aloi ini mempunyai komposisi tembaga lebih
banyak dari tipe I dengan titik cair yang berkisar antara 900 C 1650
F. Logam emas tipe II memiliki kekerasan berkisar antara 90 -140 BHN. Logam ini memiliki
nilai elongasi hampir sama
dengan alloy tipe I, yang menunjukan bahwa logam ini mempunyai ductility yang cukup baik. Logam emas ini mempunyai yield strength yang lebih tinggi dari
logam emas tipe I. Kemampuan dari aloi tipe II ini untuk dibentuk dan dimanipulasikan langsung dengan instrument kedokteran gigi tidak semudah tipe
I.
7,8,9.
2.2.3 Tipe III Keras
Dental casting logam emas tipe III merupakan logam campur emas dengan kandungan 62-78 emas. Komposisi dari logam emas ini memiliki persentasi yang
tinggi dari elemen pengeras seperti platinum dan palladium, karena logam ini memerlukan kekuatan yang besar. Logam emas tipe III ini lebih keras dari kedua tipe
di atas, sehingga dapat menggantikan penggunaan logam emas tipe I dan tipe II. Logam emas tipe III memiliki kekerasan 90-140 BHN. Logam emas ini memiliki titik
lebur sama dengan tipe II yaitu berkisar antara 900 C 1650
F. Dengan proportional limit sebesar 290 Mpa.
7,8,9.
2.2.4 Tipe IV
Dental casting logam emas tipe IV ini merupakan logam campur emas dengan kandungan 60 -71.5. emas. Komposisi dari tipe IV ini mengandung jumlah logam
Universitas Sumatera Utara
murni sedikit sekali. Logam campur emas ini mempunyai sifat yang sangat keras sekali dengan kekerasan diatas 130 BHN. Titik cair dari tipe IV ini dibawah dari tipe
tipe lainnya 870 C 1650
F.
7,8,9
Tabel 1 Klasifikasi Dental Gold Alloy, ADA specification No.5
Type Logam Emas BHN Min. Max.
I Soft 83 40 75 IIMedium 78 70 100
IIIHard 78 90 140 IVExtra Hard 75 130 -
Klasifikasi Dental Gold Alloy diatas pada umunnya kekerasannya akan bertambah tinggi dari type 1 hingga type 1V. Brinell Hardness Number BHN dari
alloy-alloy ini berhubungan langsung dengan tensile strength. Pada umumnya gold alloy dengan BHN kurang dari 40 tidak boleh dipergunakan didalam mulut. Alloy
tersebut sangat lunak, dan akan rusak oleh tekanan pengunyahan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
KOMPOSISI DAN SIFAT- SIFAT LOGAM CAMPUR EMAS
3.1 Komposisi Logam Campur Emas
Hanya sedikit logam yang digunakan dalam bentuk murni untuk tujuan kedokteran gigi. Emas merupakan merupakan pengecualian yang menonjol. Menurut
ADA No 5, kandungan emas dari sebuah logam campur gigi dinyatakan berupa karat atau fineness. Karat mengacu pada bagian dari emas murni didalam 24 bagian logam
campur. Misalnya emas 24 karat adalah emas murni, sedangkan emas 22 adalah logam campur yang 22 bagiannya adalah emas murni dan 2 bagian lainnya adalah logam lain.
Selain daripada itu fineness mejelaskan logam campur emas menurut angka dari bagian-bagian per1000 bagian emas. Misalnya emas murni mempunyai angka fineness
1000, dan logam campur dengan angka fineness 650 memiliki kandungan emas sebesar 65. Jadi angka fineness adalah 10 kali angka persentasi kandungan emas didalam
sebuah logam campur. Adapun logam-logam yang digunakan sebagai campuran logam emas untuk mendapatkan kekerasan, kekuatan dan sebagainya seperti yang diinginkan
maka diperlukan tambahan dengan logam-logam lain seperti: 1.
Perak 2.
Tembaga 3.
Platina 4.
Palladium 5.
Seng
Logam Logam Campuran Gold Alloy
Universitas Sumatera Utara
3.2.1 Emas
Emas murni adalah logam gigi yang paling murni, jarang berubah warna atau berkarat dirongga mulut. Emas adalah logam yang paling bisa ditarik memanjang
ductilitas tinggi seperti yang ditunjukan oleh kemampuan dari bentuk silinder seberat 29g 91oz untuk ditarik menjadi sebuah kawat sepanjang 100 km 62mil. Emas
adalah logam yang paling bisa dibentuk, seperti ditunjukan oleh kemampuannya untuk ditempa sampai ketebalan 0,00013mm 0.13, yaitu sepertiga dari ketebalan lembaran
emas yang digunakan dalam kedokteran gigi. Emas murni sangat lunak, tetapi setelah didinginkan, kekerasannya 52 sampai 75 angka kekerasan vickers VHN, setara dan
bahkan melebihi logam campur emas tipe I dalam keadaan lunak yaitu 50 VHN, dan setelah pengerasan.
7,8.
Sifat-Sifat Emas Murni
A. Sifat Fisis:
• Warna : Emas mempunyai massa yang padat dan berwarna kuning, tapi bila
dibuat menjadi bagian yang lebih tipis, berwarna ungu, violet, delima, atau coklat.
• Berat Jenis : Mempunyai berat jenis yang tinggi yaitu 19,30-19,33,
tergantung pada tuangan cast atau gumpalan rolled, dan temperaturnya ditentukan oleh berat jenis seperti yang ditunjukan dalam tabel 2.
8,9,10.
Tabel 2 Sifat Fisis Emas Murni
Universitas Sumatera Utara
Sifat Besaran
Titik Lebur 1063
C1945 F
Titik Didih 2970
C
Berat Molekul 196,97
Density 19,32 grcc
Koefisien linear termal ekspansi 0,142
C x 10
-4
B. Sifat Mekanis
Emas memiliki sifat mekanik seperti Tensile strength, Hardness, dan Elastic Modulus. Emas memiliki yield strength yang rendah dan dapat ditipiskan dengan
setipis mungkin sehingga emas merupakan logam mulia yang paling ulet dan lunak sehingga mudah sekali dibentuk.
• Malleability : Malleability adalah kesanggupan suatu bahan untuk
mempertahankan suatu deformasi permanen oleh suatu compressive stress. Ketebalannya dapat dikurangi sewaktu ditempa sampai seperduaratus limapuluh
inchi. Emas dapat ditempa sedemikian tipisnya sehingga tumpukan dari 120000 lembar tidak lebih dari 1 cm tebalnya. Satu gram emas dapat menjadi kawat
sepanjang 2,5 km.
5,6,9.
• Ductility : Ductility adalah kesanggupan suatu bahan untuk mempertahankan
suatu deformasi permanen oleh tensile stress atau load tanpa putus. Paling besar dari semua logam-logam. Satu grain 0,0648 dapat dibuat panjang kawat
mendekati 500 kaki 1 kaki = 39,48 cm
7.
Universitas Sumatera Utara
• Kekerasan : Kekerasan adalah suatu sifat yang digunakan untuk memperkirakan
ketahanan aus suatu bahan dan kemampuan untuk mengabrasi atau mengikis struktur gigi antagonisnya. Kekerasan permukaan suatu bahan biasanya
merupakan interaksi beberapa sifat mekanis yang terdapat didalam bahan tersebut. Ada beberapa cara untuk mengukur kekerasan suatu bahan yaitu dengan
Brinell Hardness Test, Rockwell Test, Vickers Hardness Test. Kira-kira sepertiga dari kekerasan intan. Kekerasan ini akan bertambah bila dicampur dan dipalu atau
digiling. Brinell Hardnessnya 48 dalam perbandingan dengan tembaga 74 dan perak 59.
5,6,7.
• Tensile Strength : Tensile strength adalah stress maksimum yang dapat diterima
oleh suatu bahan dalam bentuk comperession atau tegangan pada saat benda itu patah atau rusak total. Tensile strength sering ditulis dengan U.T.S atau Ultimate
Tensile Sterngth. Ultimated Tensile Strength sering terjadi bila memberikan stress sebelum putus oleh karena sautu tension. Tensile strength dinyatakan dalam
satuan Mega Pascal Mpa. Menurut Hiorns emas sanggup menahan berat tujuh kali tiap inchi persegi. Emas dapat disolder dalam keadaan dingin sedangkan
kebanyakan logam-logam lain disolder dalam keadaan panas.
5,6,7.
• Modulus Elastisitas : Modulus Elastisitas adalah perbandingan yang konstan
antara tenaga-tenaga pada atom yang menahan perpindahan stress dengan derajat perpindahan atom tersebut Strain. Modulus elastisitas dinyatakan dalam
satuan Giga newton m
2
GNm
2 5,6,7.
• Proportional Limit : Proportional limit atau batas keseimbangan merupakan stress
maksimum yang masih dapat dihasilkan oleh suatu benda, dimana stress itu masih berbanding langsung dengan strain. Proportional limit dinyatakan dalam satuan
Mpa.
6,7.
Universitas Sumatera Utara
C. Sifat Kimia
• Emas dalam keadaan murni tidak berubah bila digunakan di dalam mulut,
tidak bereaksi dengan larutan-larutan asam maupun basa yang umumnya dapat melarutkan logam-logam yang lainnya. Emas hanya dapat dilarutkan
Aqua-regia atau King Walter yaitu campuran asam klorida dan asam nitrat. •
Dalam kamus kimia emas dikenal Aurum atau Au. •
Memiliki sifat antikorosi yang baik selain stainless steel
3.2.2 Tembaga
• Tembaga adalah untuk menambah kekerasan dan kekuatan dari campuran.
Brinell hardness number BHN dari emas murni adalah 32, tapi dengan menambah kira-kira 4 persen tembaga dapat memberi nilai BHN sampai
setinggi 54. •
Dapat menurukan daya tahan terhadap tarnish dan oksidasi dari campuran, oleh karena itu penggunaannya harus dibatasi kurang dari 15.
• Tembaga adalah konduktor yang baik untuk panas dan listrik
• Cenderung untuk menurunkan titik lebur dan menambah ductility dari
campuran •
Tembaga memberikan warna kemerahan-merahan pada campuran •
Titik Leburnya 1083 C.
10,11,12,13.
3.3.3 Perak
• Titik lebur perak adalah 961
• Mengurangi warna kuningan emas serta memutihkan logam campur emas.
C dan dapat melebur dengan mudah. •
Mempengaruhi pemanasan. •
Perak dapat menambah ductility, kekerasan pada logam campur emas.
Universitas Sumatera Utara
• Mengurangi daya tahan terhadap tarnish.
10,11,12,13
3.3.4 Seng
• Seng lebih banyak dikenal kuning atau brass dan memiliki simbol kimia
Zincum atau Zn. •
Peranan Zn apabila dicampur dengan Cu dalam logam campuran emas untuk memberikan warna yang kekuning-kuningan.
• Selain itu dapat meningkatkan ductility pada logam campur emas.
• Zn memiliki titik lebur yang jauh lebih rendah daripada emas, yakni 419
C, oleh karena itu memerlukan teknik tersendiri dalam mencampurkan Zn ke
dalam emas.
10,11,12,13.
3.3.5 Platina
• Berbanding dengan tembaga, platina memberikan kekerasan dan kekuatan yang
lebih besar tetapi pemakaian terbatas karena harganya mahal. •
Mengurangi ductility dan menambah titik lebur lebih dari 1000 •
Menambah daya tahan terhadap tarnish dan corrosi. C.
• Memutihkan logam campur emas.
• 3-4 persen kandungannya dalam logam campur emas.
10,11,12,13
3.3.6 Palladium
• Dapat memutihkan logam campur emas.
• Dapat menambah ketahanan terhadap tarnish dan korosi.
• Titik lebur dari palladium 1553
C •
Kandungan 5-6 persen dalam logam campur emas.
. 10,11,12,13.
Universitas Sumatera Utara
Menurut kegunaanya logam campur emas dibagi dalam tiga katagori yaitu dental casting gold alloy, wrought gold alloy dan soldering alloy.
3.3 Dental Casting Gold Alloy
Logam Campur Emas adalah emas murni yang dialloykan dengan tembaga, perak, platina, palladium, dan seng dalam komposisi tertentu. Komposisi suatu logam
adalah sangat penting karena akan menunjukan sifat logam tersebut seperti gold alloy berkilat, penghantar panas dan penghantar listrik yang baik disebabkan sifat ikatan
logam dan dapat dibentuk setipis mungkin. Gold alloy yang tersedia di kedokteran gigi ialah dalam keadaan tempa atau
lempegan metal atau kawat, juga dalam bentuk batang-batang kecil atau pelat kecil yang siap untuk dilebur dan dicasting.
12,14,15.
Contoh : 24 karat emas adalah emas murni. Perbandingan dental gold alloy adalah 24 bagian dari emas dalam alloynya.
22 karat emas adalah 22 bagiannya adalah emas murni dan yang 2 bagian lagi adalah dari logam-logam lain.
Finess dari suatu gold alloy adalah perseribu dari bagian emas murni Contoh : Emas murni adalah 1000 fine.
Tigaperempat dari alloy adalah emas murni, berarti : 750 fine.
6,7,9
Hubungan antara karat dan finenes : Karat24 =Finenes1000
Nilai karat dan fineness merupakan hal yang terpenting bagi dokter gigi, sebagai pertimbangan untuk harga, ketahanan terhadap tarnish dan untuk
menunjukkan sifat mekanis dari campuran.
15.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3 Komposisi Persentase Berat Logam Campur Dental Casting Gold Alloy
2,4.ytu
Tipe Unsur UtamaAu Au Cu Ag Pd Sn,In,Fe,Zn,Ga
1 Sangat Mulia 83 6 10 0,5 Seimbang 11 Sangat Mulia 78 7 14 1 Seimbang
111 Mulia 78 9 11 3,5 Seimbang 1V Mulia 75 8 39 6 Seimbang
Pada beberapa contoh platina diganti dengan palladium 5 . Pada white gold alloy komposisinya dirubah hingga mengandung emas 25 atau dibawahnya. Pada
dasarnya white gold alloy terdiri dari palladium dan perak dengan persentase emas sedikit. Alloy ini sebenarnya tidak dianggap sebagai gold alloy karena emas hanya
sebagian kecil.
Tabel 4 Komposisi Dari Dental Casting Gold Alloy Menurut Skinner.
1
Type Emas Tembaga Perak Palladium Platina Seng
1 80,2-95,8 1,6-6,2 2,4-12,0 0,0-3,6 0,0-1,0 0,0-1,2
11 73,0-83,0 5,8-10,5 6,9-14,6 0,0-5,6 0,0-4,2 0,0-1,4 111 71,0-79,8 7,1-12,6 5,2-13,4 0,0-6,5 0,0-7,5 0,0-2,0
1V 62,4-71,9 8,6-15,4 8,0-17,4 0,0-10,1 0,2-8,2 0,0-2,7
Klasifikasi yang terlihat pada tabel 3 dan 4 relatif sama akan tetapi untuk mendapatkan hasil casting yang paling baik dokter gigi harus memilih aloi emas yang
memenuhi persyaratan menurut spesifikasi No .5 dari American Dental Association. Menurut pemakaiannya gold alloy dibagi kepada tiga bagian yaitu, casting
gold alloy, wrought gold alloy, soldering gold alloy.
Universitas Sumatera Utara
3.3.1 Sifat Logam Campur Emas Gold Alloy
A. Sifat Fisis
Bahan- bahan yang dipergunakan keperluan didokteran gigi haruslah cukup kuat, kaku serta tahan terhadap abrasi. Oleh karena itu penting untuk mengetahui
sifat-sifat fisis dari bahan-bahan tersebut agar baik dalam penggunannya. Sifat-sifat dari logam emas antara lain:
• Ukuran kepadatan Density
Kepadatan adalah suatu hal penting untuk sifat dari logam, karena kepadatan mempengaruhi kandungan klinis lainnya. Kepadatan yang rendah menambah
perpanjangan dan tensile strength dari logam tuang emas tetapi tidak mempengaruhi kekerasan ataupun yield strength.
13,15,17.
• Warna
Warna merupakan sifat fisis dari logam. Berdasarkan warna dan unsur unsur yang terdapat maka gold alloy dibagi dua yaitu yellow logam emas dan white gold
alloy. Warna dari campuran dapat dibuat putih atau warna perak dengan penambahan platina, palladium atau perak dan dapat juga dengan seng dalam jumlah yang kecil.
Warna sering kali menjadi fokus utama bagi dokter gigi dan pasien. Logam emas mempunyai warna yang kuning hal ini dikarenakan kandungan emas yang tinggi.
15,17.
• Resistensi korosi
Salah satu persyaratan utama bagi logam yang dipergunakan didalam rongga mulut adalah harus tidak menghasilkan produk-produk korosi yang merusak struktur
logam. Korosi bukan merupakan hanya satu deposit pada permukaan logam, tetapi
Universitas Sumatera Utara
merupakan suatu perusakan sebenarnya melalui reaksi lingkungan. Korosi dapat menyebabkan kehilangan kualitas estetis dan merubah sifat-sifat dari logam.
15,17.
• Konduktivitas termal
Kondukitivitas termal dari suatu logam adalah kemampuan suatu benda untuk meneruskan atau menghantar panas melalui senyawa padat biasanya terjadi dengan
bantuan konduksi. Di dalam pemilihan bahan restorasi gigi seharusnya dicari suatu bahan yang sifat konduktivitasnya serendah mungkin. Di Sistem Internasional yang
biasa digunakan untuk konduktivitas termal adalah watt meter K.
15,17.
• Koefisien termal ekspansi
Termal ini penting bagi dokter gigi. Termal ekspansi merupakan kemampuan suatu bahan akan memuai ekspansi bila dipanaskan dan menyusut kontraksi bila
didinginkan. Ekspansi dan kontraksi ini diukur dan dinyatakan sebagai Koefisien Linier Termal Ekspansi yaitu penambahan panjang suatu benda dibanding dengan
unit panjang semula bila temperatur dinaikkan 1 C.
15,17.
• Titik Lebur
Titik lebur dari suatu emas juga termasuk kedalam sifat fisis dari logam emas. Titik lebur dari logam emas tergantung pada komposisi dari logam tersebut, namum
jarang berbeda dengan emas murni yaitu 1063 C. Biasanya tingginya titik lebur
tergantung kepada kandungan platinum yang terdapat dalam logam. Pada tabel berikut ini dapat kita lihat titik lebur dari logam emas.
15,17.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5 Sifat Fisis Logam Campur Emas
2,3,5.
Dari tabel 5 dapat disimpulkan bahwa hardness, proportional limit, strength, logam campur emas meningkat dari tipe I ke tipe IV, tetapi ductility, kepadatan dan titik
lebur menurun dari tipe I ke tipe IV.
B. Sifat Mekanis
Kebanyakan bahan kedokteran gigi harus mampu menahan adanya tekanan pada penggunaan maupun pembuatannya. Oleh karena itu penting untuk mengetahui
sifat – sifat mekanis yang terdapat pada suatu bahan agar baik di dalam penggunannya. Pada tabel berikut ini dapat dilihat sifat – sifat mekanis logam emas.
Logam campur emas memiliki sifat mekanis seperti hardness, modulus of elasticity, tensile strength, proptional limit. Yield stress tinggi apabila hasil restorasi
akan memberikan beban yang besar didalam mulut. Bila alloy tidak cukup ductility maka dapat patah selama pekerjaan pemolesan. Hardness atau kekerasan suatu alloy
merupakan petunjuk apakah alloy tersebut sukar diasah dan dihaluskan.
Tipe UnsurUtamaAu TitikCair Kepadatan Persentasi Perpanjangan C gcm
3
1 83 1100 – 1180 16,6 36
11 78 920 – 970 15,9 38
111 78 900 – 960 15,5 39
1V 75 880 – 950 12,8 30
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6 Sifat Mekanis Logam Campur Emas
Sifat Mekanis
Tipe Logam Campur Emas
I II
III IV
HardnessVHN 50 -90
90 - 120 120 - 160
150 -230 Modulus of
elasticity Gpa 80
80 85
95 Tensile Strength
Mpa 250
340 360
500 Proportional
Limit Mpa 100
150 290
350
C. Sifat Kimia
Logam emas yang digunakan di kedokteran gigi tidak bereaksi dengan hydrochlorit dan asam sulfur, walaupun digunakan untuk membersihkan restorasi yang
telah dicasting atau disolder. Logam emas mengalami tarnish dan corrosi didalam mulut pada keadaan tertentu, contohnya seperti logam-logam yang mengandung emas,
platina, dan palladium komposisinya harus tepat untuk mencegah pudar.
13,14.
Biokompatibilitas Logam emas dalam kedokteran gigi menunjukan sedikit atau tidak ada sama
sekali efek yang membahayakan pada jaringan mulut, tetapi dengan adanya tembaga dan sedikit perak dapat mengurangi biokompatibilitas dari logam emas.
Dari logam-logam murni emas dan paladium adalah yang paling tidak toxic diikuti oleh perak, nikel, tembaga. Logam dengan kandungan emas yang rendah dan
Universitas Sumatera Utara
kandungan tembaga yang tinggi memperlihatkan toxisitas sel yang lebih besar. Dengan penambahan palladium dalam logam emas dapat mengurangi toxisitas tembaga dengan
lebih efektif dari pada emas. Logam nikel memiliki masalah khusus karena sering menjadi alergen, dimana 6 populasi wanita dan 2 populasi pria sensitif terhadap
logam ini.
11,12.
3.4 Wrought Gold Alloy Setiap bentuk struktur logam yang dikerjakan secara mekanis disebut wrought
metal. Komposisi sedikit berbeda dibandingkan dengan casting gold alloy seperti terlihat
pada tabel 7.
9.
Tabel 7 Komposisi dari wrought gold alloy
Unsur Utama Persentase
Emas 60
Perak 15
Tembaga 12
Platina 8
Palladium 4
Seng 1
Nikel kadang kadang dimasukkan juga dalam jumlah kecil dan mempunyai pengaruh yang sama seperti pada casting gold alloy. Nikel dalam jumlah yang
berlebihan mengurangi ductility dan ketahanan dari alloy terhadap tarnish.
Universitas Sumatera Utara
3.5 Soldering Gold Alloy Soldering adalah proses penyambungan dua logam dengan peleburan logam
solder diantaranya, biasanya peleburan diantara alloy harus di bawah temperatur titik lebur disebut solder. Dalam bidang kedokteran gigi soldering sangat berperan penting
sebagai penyambung bagian dari suatu restorasi, seperti pada restorasi bridge, dan menyambung kawat clasp dalam perawatan ortodonti. Komposisi dasar dari logam
emas adalah sama dengan casting gold alloy dengan penambahan timah untuk mengurangi temperatur lebur fusion temperatur, seperi terlihat pada tabel 8.
9,11.
Tabel 8 Komposisi solder emas
Unsur Utama Persentase
Emas 65
Perak 16
Tembaga 13
Seng 4
Timah 2
Temperatur lebur bahan solder harus lebih rendah daripada temperatur logam yang disolder, sehingga bagian logam tersebut tidak melebur selama proses
penyolderan. Logam solder tersedia dalam beberapa jenis dari yang lunak sampai yang keras. Yang biasa digunakan dalam kedokteran gigi adalah solder keras atau ”High
fusion solder”.
Universitas Sumatera Utara
Sifat-sifat yang dimiliki oleh logam solder yang keras adalah : 1.
Titik lebur harus dibawah dari alloy yang akan disolder. 2.
Harus mempunyai daya gabung yang baik untuk alloy akan disolder. 3.
Harus bebas mengalir ketika melebur dan harus mempunyai tegangan permukaan yang rendah ketika melebur.
4. Warna harus sesuai dengan alloy yang akan disolder.
5. Harus tidak tarnish dan corrosi didalam mulut.
6. Sifat fisis harus sebanding dengan alloy-alloy yang akan disolder.
10,11,14.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 KEUNTUNGAN
DAN KERUGIAN
DAN PENGARUH
LOGAM CAMPUR
EMAS
4.1 Keuntungan Dari Logam Campur Emas
2,3,4,5, 6,8, 15,16,17.
1. Tidak larut dalam cairan mulut.
2. Dapat menyesuaikan diri dengan dengan dinding kavitas, jika dikerjakan dengan
baik. 3.
Sangat padat, tahan terhadap perusakan dan pinggiran kuat. 4.
Dapat dipolish dan mampu bertahan supaya tetap berkilat. 5.
Kecenderungan untuk merubah molekulnya rendah, bebas dari penyusutan atau ekspansi.
6. Tidak membutuhkan bahan lain diantara cement dengan logam campur emas.
7. Tensile strength baik:
• Karena logam tersebut dapat menahan dan melawan daya kunyah yang besar.
• Misalnya pada emas Au ditambah dengan perak Ag akan menambah
tensile strength.
8. Ductility yang baik karena :
• Logam dapat ditarik menjadi panjang membentuk kawat dengan ukuran 1
grain emas dapat dibuat kawat sepanjang kawat 550 feet dengan diameter 15000 inchi.
9. Mudah disolder karena bahan logam yang disolder akan sesuai dengan bahan
solder. Bahan solder yang digunakan adalah solder emas dan solder perak.
Universitas Sumatera Utara
10. Kekerasan cukup : •
Misalnya emas bila makin rendah nilai karatnya maka kekerasan makin bertambah.
• Contoh-contoh logam yang dimasukkan untuk menambah kekuatan adalah
tembaga, platina, palladium.
11. Malleability tinggi:
Yaitu mudah dibentuk dan dibuat tipis contohnya,1grain emas dapat dibuat lempengan tipis seluas 75 sq inchi dengan tebal 1370,000 inchi.
12. Logam emas merupakan logam yang paling tidak memberikan pengaruh atau tidak beracun sama sekali terhadap rongga mulut.
4.2 Kerugian Logam Campur Emas