Tipe I Lunak Tipe II Sedang Tipe III Keras Tipe IV

mahal. Untuk mengatasi hal ini gold dapat dialloykan dengan elemen-elemen tertentu yang dapat memberikan sifat-sifat mekanis yang lebih baik. 6. Logam mulia digunakan untuk inlay, mahkota dan jembatan karena daya tahannya terhadap karat dan korosi. Dari tujuh logam mulia yang dianggap mulia menurut standar kegunaannya di bidang kedokteran gigi, hanya emas, palladium dan platinum yang sekarang masih banyak digunakan didalam kedokteran gigi. 6,7,8.

2.2 Klasifikasi Logam Campur Emas

Ada beberapa jenis logam campur untuk dipergunakan di kedokteran gigi yang sekarang ini tersedia dipasaran dunia. Sebagian logam campur ini dirancang untuk keperluan mahkota logam penuh, jembatan, onlay dan inlay. 2. Menurut American Dental Association ADA Specification No. 5 logam emas diklasifikasikan berdasarkan kekuatan dan kandungan emasnya ke dalam 4 tipe seperti ditunjukan ditabel 1:

2.2.1 Tipe I Lunak

Dental casting logam emas tipe I ini merupakan logam campur emas dengan 79-92.5 emas. Komposisi dari logam ini terbatas dari emas, perak, tembaga, dan seng ditambah platinum. Titik cair logam emas tipe I ini relatif tinggi berkisar 940 C 1225 F. Logam emas tipe I memiliki kekerasan antara 40-75 Brinell Hard Number BHN. Logam ini pada umumnya sedikit sedikit ductil, menunjukan proportional limit yang rendah, dengan nilai elongasi yang berkisar 25 - 30. Yield strength dari logam emas ini berkisar antara 100-110 Mpa, yang menunjukan bahwa aloi tipe ini dapat langsung dibentuk dengan tekanan dari instrument kedokteran gigi. 7,8,9. Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Tipe II Sedang

Dental casting logam tipe II merupakan logam campur emas dengan kandungan emas 75-78 emas. Pada aloi ini mempunyai komposisi tembaga lebih banyak dari tipe I dengan titik cair yang berkisar antara 900 C 1650 F. Logam emas tipe II memiliki kekerasan berkisar antara 90 -140 BHN. Logam ini memiliki nilai elongasi hampir sama dengan alloy tipe I, yang menunjukan bahwa logam ini mempunyai ductility yang cukup baik. Logam emas ini mempunyai yield strength yang lebih tinggi dari logam emas tipe I. Kemampuan dari aloi tipe II ini untuk dibentuk dan dimanipulasikan langsung dengan instrument kedokteran gigi tidak semudah tipe I. 7,8,9.

2.2.3 Tipe III Keras

Dental casting logam emas tipe III merupakan logam campur emas dengan kandungan 62-78 emas. Komposisi dari logam emas ini memiliki persentasi yang tinggi dari elemen pengeras seperti platinum dan palladium, karena logam ini memerlukan kekuatan yang besar. Logam emas tipe III ini lebih keras dari kedua tipe di atas, sehingga dapat menggantikan penggunaan logam emas tipe I dan tipe II. Logam emas tipe III memiliki kekerasan 90-140 BHN. Logam emas ini memiliki titik lebur sama dengan tipe II yaitu berkisar antara 900 C 1650 F. Dengan proportional limit sebesar 290 Mpa. 7,8,9.

2.2.4 Tipe IV

Dental casting logam emas tipe IV ini merupakan logam campur emas dengan kandungan 60 -71.5. emas. Komposisi dari tipe IV ini mengandung jumlah logam Universitas Sumatera Utara murni sedikit sekali. Logam campur emas ini mempunyai sifat yang sangat keras sekali dengan kekerasan diatas 130 BHN. Titik cair dari tipe IV ini dibawah dari tipe tipe lainnya 870 C 1650 F. 7,8,9 Tabel 1 Klasifikasi Dental Gold Alloy, ADA specification No.5 Type Logam Emas BHN Min. Max. I Soft 83 40 75 IIMedium 78 70 100 IIIHard 78 90 140 IVExtra Hard 75 130 - Klasifikasi Dental Gold Alloy diatas pada umunnya kekerasannya akan bertambah tinggi dari type 1 hingga type 1V. Brinell Hardness Number BHN dari alloy-alloy ini berhubungan langsung dengan tensile strength. Pada umumnya gold alloy dengan BHN kurang dari 40 tidak boleh dipergunakan didalam mulut. Alloy tersebut sangat lunak, dan akan rusak oleh tekanan pengunyahan. Universitas Sumatera Utara BAB 3 KOMPOSISI DAN SIFAT- SIFAT LOGAM CAMPUR EMAS

3.1 Komposisi Logam Campur Emas