Proses Restrukturisasi Sistem Pemerintahan Nagari Di Sumatera Barat (Studi kasus di Nagari Tigo...

PROSES RESTRUKTURISASI SISTEM PEMERINTAHAN
NAGARI DI SUMATERA BARAT
(Studi kasus di Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam,
Provinsi Sumatera Barat)

EMALISA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2005
Emalisa : Proses Restrukturisasi Sistem Pemerintahan Nagari Di Sumatera Barat (Studi kasus…, 2005
USU Repository © 2007

ABSTRAK
EMALISA. P06500001/SPD. Proses Restrukturisasi Sistem Pemerintahan Nagari di Sumatera
Barat studi kasus di Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera
Barat. Dibimbing oleh Dr. Ir. LALA M. KOLOPAKING, MS dan Dr. NURMALA K.
PANDJAITAN, MS., DEA.
Dengan ditetapkan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
atau yang lebih dikenal dengan istilah Undang-Undang Otonomi Daerah kini terbuka peluang bagi

Pemerintahan Daerah (Pemda) untuk menggali aspek-aspek sosial budaya setempat dalam
mendukung pembangunan. Salah satu Pemda di Indonesia yang telah memanfaatkan peluang
ini adalah Pemda Provinsi Sumatera Barat dengan menetapkan kembali Sistem Pemerintahan
Nagari (SPN) sekaligus menjadikan kembali nagari sebagai unit pemerintahan terbawahnya
menggantikan desa yang sebelumnya telah hampir satu generasi diberlakukan di daerah ini.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisa bagaimana implementasi proses
restrukturisasi SPN di Sumatera Barat, khususnya di Nagari Tigo Balai; 2) menganalisa dinamika
masyarakat nagari dalam proses implentasi SPN, dan 3) mengidentifikasi prospek
keberlanjutan penerapan SPN berdasarkan pandangan masyarakat nagari sendiri.
Hasil penelitian menunjukkan SPN yang berlaku saat ini disusun mengacu kepada
SPN yang berlaku di tahun 60-an serta disesuaikan dengan hukum yang berlaku di atasnya. Terlihat
adanya proses elitisasi dalam proses implementasi kembali SPN yang ditunjukkan oleh besarnya
dominasi peran para elit pemerintah maupun elit adat. Keberlanjutan implemntasi SPN yang
otonomi, parsipatori serta demokrasi sulit dicapai karena adanya berbagai faktor kendala yang ada
di nagari, meskipun harus diakui bahwa SPN telah memiliki legitimasi (formal maupun
tradisional). Faktor kendala tersebut adalah budaya politik masyarakat, revitalisasi budaya
Minangkabau yang masih bersifat parsial serta lemahnya kapasitas manajerial nagari.

Emalisa : Proses Restrukturisasi Sistem Pemerintahan Nagari Di Sumatera Barat (Studi kasus…, 2005
USU Repository © 2007