2.2.6  Evaluasi
Evaluasi  merupakan  salah  satu  komponen  penting  di  dalam  seluruh  rangkaian kegiatan  pembelajaran.  Dengan  melakukan  evaluasi  secara  benar,  dosen  dapat
mengetahui  tingkat  keberhasilan  proses  pembelajaran  yang  dilakukannya,  pada  tiap kali  pertemuan,  setiap  semester,  setiap  tahun,  bahkan  selama  berada  pada  satuan
pendidikan Aunurrahman,2009: 226. Menurut  Sudjana  2002:  29  Tujuan  evaluasi  adalah  untuk  menilai  sejauh  mana
tujuan  pembelajaran  telah  tercapai  dan  mengetahui  keefektifan  pembelajaran  dalam mencapai hasil belajar yang optimal.
Fungsi evaluasi menyangkut dua hal penting, yaitu 1 evaluasi dapat mengungkapkan kualitas  kinerja  lembaga  atau  program,  2  evaluasi  dapat  menjadi  perangkat
manajemen  yang  utama  dalam  pengelolaan  kelangsungan  lembaga  atau  program. Evaluasi yang lazim dilaksanakan di lingkungan perguruan tinggi di samping evaluasi
belajar  adalah  evaluasi  diri  yang  ditujukan  pada  pengenalan  diri  mengenai  kualitas kinerja.  Menurut  Sudjana  2002:33  asesmen  kinerja  adalah  melakukan  penilaian
dengan  menggunakan  penilaian  subjektif  yang  menyangkut  mutu  kinerja  atau  hasil kerja yang ditunjukkan mahasiswa.
Biasanya dengan penilaian yang demikian akan terjadi penilaian subjektif yang secara mudah  akan  kehilangan  realibilitas  dan  keadilan  dalam  penilaian.  Untuk  menjamin
realibilitas,  keadilan  dan  kebenaran  penilaian,  diperlukan  cara –cara  tertentu  yaitu
dengan  mengembangkan  kriteria  atau  rubrik  yang  digunakan  serbagai  alat  atau pedoman  penilaian  kinerja  atau  hasil  kerja  mahasiswa.  Dalam  mengembangkan
rubrik  perlu  diperhatikan  beberapa  langkah,  Sudjana  2002:  38  menyebutkan langkah- langkah pengembangan rubrik sebagai berikut :
1. Menentukan konsep, keterampilan atau kinerja yang akan dinilai
2. Merumuskan  dan  mendefinisikan  dan  menentukan  urutan  konsep  atau
keterampilan  yang  akan  dinilai  ke  dalam  rumusan  atau  definisi  yang  akan menggambarkan aspek kognitif dan aspek kinerja
3. Menentukan  konsep  atau  keterampilan  yang  terpenting  dalam  tugas  yang
harus dinilai 4.
Menentukan skala yang digunakan 5.
Mendeskripsikan kinerja mulai yang diharapkan sampai dengan kinerja yang tidak diharapkan.
6. Melakukan  uji  coba  dengan  membandingkan  kinerja  atau  hasil  kerja
mahasiswa dengan rubrik 7.
Merevisi skala yang digunakan
Sudjana 2002: 45 mengatakan bahwa penilaian kinerja terdiri atas tiga tipe yaitu 1 penilaian berdasarkan hasil, yaitu penilaian yang didasarkan adanya target-target dan
ukuran spesifik serta dapat diukur, 2 penilaian berdasarkan perilaku yaitu penilaian –
penilaian yang berkaitan dengan pekerjaan, 3 penilaian berdasarkan judgement yaitu penilaian  yang  didasarkan  kuantitas  pekerjaan,  koordinasi,  pengetahuan  pekerjaan
dan keterampilan, kreativitas semangat kerja, kepribadian, keramahan, dan integritas pribadi serta kesadaran dan dapat dipercaya dalam menyelesaikan pekerjaan.
2.3 Desain  Pembelajaran ASSURE
Model  ASSURE  dicetuskan  oleh  Heinich  sejak  tahun  1980  dan  terus  dikembangkan oleh  Smaldino  hingga  sekarang  Prawiradilaga  2008:  47  strategi  pembelajaran
dikembangkan  melalui  pemilihan  dan  pemanfaatan  metode,  media,  bahan  ajar,  serta peran serta peserta didik di kelas. Model desain ASSURE sebagai berikut:
Analize learner menganalisis peserta didik State objectives merumuskan tujuan pembelajaran
Select methods, media, material memilih metode, media, dan bahan ajar Utilize media and materials memanfaatkan media dan bahan ajar
Require learner participation mengembangkan peran serta peserta didik Evaluate and revise menilai dan memperbaiki
Gambar 2.3.Model rancangan pembelajaran ASSURE Prawiradilaga 2008 : 48 Adapun tahapan langkah-langkah model ASSURE adalah sebagai berikut :
1. Analyze Learners menganalisa siswapembelajar