Penulis menggunakan konsep dari Deddy Mulyana mengenai Dramaturgi yang diadopsi dari Erving Goffman. Deddy Mulyana dalam bukunya Metode
Penelitian Komunikasi menjelaskan bahwa, “Tidak hanya ada panggung depan
front stage dan panggung belakang back stage saja, tetapi juga meliputi panggung tengah
middle stage Mulyana, Deddy. 2007:58. ”
1. Panggung Depan Front Stage
“Panggung depan adalah ruang publik yang digunakan seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan kesan kepada orang lain melalui
pengelolaan kesan impression management Mulyana 2008: 57.
” Di panggung inilah seorang aktor mencoba menampilkan dirinya melalui peran-
peran tertentu yang dipilih dalam berjalan proses interaksi sosial dengan khalayak. Goffman membagi panggung depan menjadi dua bagian, yaitu
front pribadi personal front dan setting, yaitu situasi fisik yang harus ada ketika aktor harus melakukan pertunjukan.
Personal front terdiri dari alat-alat yang dapat dianggap khalayak sebagai perlengkapan yang dibawa aktor ke
dalam setting. Front pribadi ini mencakup juga bahasa verbal dan bahasa
tubuh sang aktor, seperti berbicara sopan, pengucapan istilah-istilah asing, intonasi, postur tubuh, ekspresi wajah, pakaian, penampakan usia, ciri-ciri
fisik, dan sebagainya Mulyana, 2008: 114-115. Pada panggung inilah
cross cover dance melakukan presentasi diri di depan penonton pada saat mereka tampil disetiap pertunjukkan yang diikuti.
Setiap anggota dari grup ini berusaha menampilkan peran yang dimainkan
dengan karakter yang mereka tiru dari setiap personil girlband Korea. Peran
yang dilakukan pada saat panggung ini sangat berbeda dengan kepribadian aslinya, yaitu pada saat berada di panggung belakang. Selain itu, pada
panggung ini seluruh aktor melakukan aktivitas sehari-hari dihadapan teman- temannya. Dengan kata lain, pada saat itulah para aktor menggunakan
“topeng” lain dihadapan teman-temannya pada saat beraktivitas sehari-hari. Setting pada front stage adalah panggung pertunjukan dan juga lingkungan
sekitar
2. Panggung Tengah Middle Stage
“Merupakan sebuah panggung lain di luar panggung resmi saat sang actor mengkomunikasikan pesan-pesannya, yakni panggung depan
front stage saat mereka beraksi di depan khalayak tetapi juga di luar
panggung belakang back stage saat mereka mempersiapkan pesan
pesannya Mulyana, 2008:58. ”
Seluruh anggota dari grup cross cover dance akan melakukan
pengelolaan kesan pada panggung ini. Hal ini bertujuan agar mendapatkan kesan yang diharapkan pada saat pertunjukan berlangsung. Kegiatan tersebut
diantaranya melakukan latihan di sanggar, tempat yang biasa dijadikan untuk berlatih, dan di ruang ganti sebelum pentas dimulai. Macam kegiatannya
berupa latihan koreografi, lipsync, penjiwaan karakter berupa ekspresi.
3. Panggung Belakang Back Stage
“Panggung belakang adalah wilayah dimana seorang aktor dapat menampilkan wajah aslinya. Di panggung ini juga seorang aktor menunjukan
kepribadian aslinya pada masyarakat sekitar Mulyana, 2008: 58. ”
Di wilayah inilah para anggota Poison cenderung menunjukan sifat asli
yang sangat berbeda jauh ketika berada di panggung depan. Menggunakan bahasa sehari-hari, berpenampilan sesuai dengan kesehariannya, dan
menjalani kehidupan seperti biasanya yang terlepas dari kegiatan yang ada pada panggung depan. Panggung belakang sangat identik dengan lingkungan
keluarga, dan pada saat itu para aktor tidak menggunakan “topeng”nya.
Mereka melakukan keseluruhan dari aktivitas secara natural.
Agar lebih mudah memahami kerangka pemikiran dalam penelitian ini, dapat dilihat sebuah bagan alur berpikir penulis, yaitu sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penulisan
Sumber: Penulis 2013
PANGGUNG BELAKANG
PANGGUNG TENGAH
PANGGUNG DEPAN
POISON
DRAMATURGI
PRESENTASI DIRI Self Presentation
INTERAKSI SIMBOLIK Aktivitas Manusia Pertukaran
Simbol yang Diberi Makna
57
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah sebuah grup cross cover dance yaitu Poison.
Cross cover dance adalah meng-cover idol grup lawan jenis, baik itu laki-laki yang meng-
cover idol grup perempuan, ataupun sebaliknya. Grup yang beranggotakan enam laki-laki ini meng-
cover girlband Korea Selatan.
3.1.1 Sejarah Singkat Perkembangan Cover Dance dan Cross Cover
Dance di Bandung
Awal mula Indonesia terkena hallyu adalah ketika sebuah drama
Korea berjudul Endless Love pada tahun 2002 yang ditayangkan disalah satu televisi swasta. Awalnya masih sedikit yang mengenal yang
berhubungan dengan Korea. Hingga pada saatnya, tahun 2009, masyarakat Indonesia sudah banyak mengenal dan menyukai dengan musik aliran K-
Pop, dan drama Korea yang selalu ditunggu-tunggu penayangannya. Namun yang lebih fenomenal di Indonesia yaitu produk dari gelombang
Korea, yaitu musik aliran K-Pop. Fans di Indonesia pun semakin banyak dan tak sering juga mengadakan
gathering idol favorit masing-masing. Idol yang dimaksudkan yaitu
boyband atau girlband K-Pop. Pada awalnya acara tersebut hanya sebatas ajang bertemunya sesama fans, menonton
video pertunjukan, dan bertukar koleksi saja. Namun dengan semakin banyaknya fans K-Pop, pada sekitar pertengahan 2009 khususnya di
Bandung mulailah menambahkan cover dance dalam setiap acara
gathering yang diselenggarakan. Hal ini menjadi sebuah inovasi baru untuk meramaikan acara. Para fans menarikan gerakan idola mereka, serta
mengenakan kostum, make up, serta gaya rambut yang nyaris menyerupai
idola mereka. Acara yang pertama kali digelar yaitu “From Indonesia With
Love” dengan menampilkan cover dance dan sing yang diselenggarakan oleh Oriental Touch Sky FM di Lucky Square Bandung.
Cover dance semakin diakui di Indonesia. Pada tahun 2011,
Korean Tourism Organization Indonesia mengadakan sebuah acara kompetisi cover dance
yang menghadiahkan sebuah perjalanan wisata ke Korea Selatan dan menjadi wakil dari Indonesia dalam perlombaan
cover dance tingkat international di Korea Selatan, yaitu “2011 K-Pop Cover Dance Festival”.
NYE Boys adalah salah satu kontestan perwakilan dari Indonesia yang mengikuti perlombaan di Korea Selatan. Pada saat itulah dari waktu ke
waktu, semakin banyaknya jumlah cover dance ataupun cross cover dance
di Indonesia khususnya di Bandung yang sudah terhitung jumlah yang terdaftar dan aktif pada tahun 2013 yaitu berjumlah 64
1
.
1
Sumber: Hasil wawancara bersama Ranti Dwi Lestari. Pengamat K-Pop, cover dancer. Bandung