Pengaruh Prasangka Sosial Terhadap Persepsi Kemampuan Kerja Karyawan

(1)

PEN GARUH PRASAN GKA SOSI AL TERH AD AP PERSEPSI KEM AM PUAN KERJA KARYAW AN

I RM AW ATI

Fa k u lt a s I lm u Sosia l D a n I lm u Polit ik Un iv e r sit a s Sum a t e r a Ut a r a

BAB I PEN D AH ULUAN LATAR BELAKAN G M ASALAH

Perkem bangan t eknologi yang sangat pesat , khususnya t eknologi dibidang inform asi, t elah m em bawa um at m anusia ke suat u era yang belum pernah dialam i sebelum nya. Cepat nya arus inform asi t elah m em ungkinkan apa yang t erj adi dibelahan dunia yang sat u dapat segera diket ahui, dan hal ini akan m em pengaruhi t indakan dan keput usan- keput usan orang dalam berbagai bidang yang berada dibelahan dunia yang lain. Fenom ena dim ana dunia sem akin m engecil sert a adanya int erdependensi yang sem akin besar diant ara bangsa-bangsa inilah yang sering dinam akan sebagai era globalisasi.

I ndonesia sebagai bagian dari m asyarakat dunia yang sedang giat - giat nya m em bangun, t ent u t idak luput dari pengaruh globalisasi ini. Pengaruh globalisasi t erlihat di berbagai aspek pem bangunan, baik pem bangunan fisik m aupun pem bangunan yang bersifat non fisik, dim ana unsur m anusianya lebih besar peranannya. Berbicara m engenai pem bangunan t ent u t idak t erlepas dari sum ber daya m anusia yang ada. Pem bangunan m enurut La- Piere, ( 1981) adalah m erupakan usaha yang secara sist em at is direncanakan dan dilakukan unt uk m engubah sit uasi dan kondisi m asyarakat ke t araf yang lebih sem purna. Pengert ian di at as m engandung m akna bahwa pem bangunan, sebenarnya m erupakan perubahab t ingkah laku m anusia sebagai warga negara yang sedang m em bangun.

Dalam kait annya dengan pengert ian di at as sum ber daya m anusia dalam pem bangunan m engandung art i bahwa m anusia it u sendiri m erupakan inst rum en unt uk m encapai perubahan yang direncanakan sekaligus m enj adi sasaran pem bangunan. Dengan dem ikian m anusia sebagai inst rum en yang berart i alat , m engindikasikan bahwa m anusia berperan sebagai obyek dan sasaran pem bangunan it u sendiri. Sebagaim ana diuraikan dalam GBHN ( Garis Besar Haluan Negara) t ahun 1988- 1993 secara j elas dinyat akan bahwa m anusia I ndonesia m erupakan subyek sekaligus obyek dari pem bangunan. Oleh karenanya sebagai obyek dan subyek pem bangunan, m anusia m em egang peranan yang sangat pent ing.

Masyarakat I ndonesia yang t erdiri dari banyak suku bangsa dan sedang berkem bang ke era indust rialisasi yang diikut i kem aj uan yang pesat dibidang inform asi dan t ransport asi, t idak saj a m em perkecil j arak ant ar bangsa t et api j uga m eningkat kan t ukar rnenukar inform asi, saling m em pengaruhi sat u sam a lain. Selain it u int eraksi sosial dari berbagai kelom pok t enis yang t ersebar di berbagai pelosok t anah air yang t erdiri dari ribuan pulau j uga m eningkat . Sebagai konsekuensi ant ar kelornpok et nis dan sem akin banyak organisasi at au perusahaan at aupun kelom pok kerj a lain yang beranggot akan orang dari berbagai k elornpok et nis, golongan, agarna, ras dan suku bangsa. ( Set iadi, 1993) .

Masing- m asing suku bangsa yang ada di I ndonesia m enurut Mart aniah, ( 1984) sudah barang t ent u rnem ilik i lat ar belakang kehidupan yang berbeda-beda. Dengan rnenget ahui perbedaan- perbedaan t ersebut bukan berart i bert uj uan unt uk m em isah- m isahkan m ereka at au m enonj olkan j urang pem isah di ant ara suku bangsa yang ada, akan t et api j ust ru dengan m enget ahui perbedaan- perbedaan t ersebut akan dapat dicarikan j alan keluar unt uk lebih m em persat ukan. Nam un dem ikian t idak dipungkiri dengan adanya perbedaan-perbedaan lat ar belakang kehidupan suku bangsa t ersebut akan dapat m em icu t erj adinya prasangka sosial. Mar'at , ( 1982) m engem ukakan bahwa suat u bangsa yang m em ilik i het erogenit as dari kelom pok- kelom pok et nis senant iasa rnenirnbulkan isu- isu yang m enj urus ke arah prasangka sosial.

Fenom ena dan perist iwa- perist iw a yang bercorak prasangka sosial dapat dit unj ukkan pada ber m acam - m acam m asyarakat dunia, m isalnya di beberapa negara di Eropa dan Am erika Serikat . Di Am erika Ser ikat nyat a bahwa prasangka sosial t erhadap golongan negro t erut am a di bagian Selat an t elah m enj adi m asalah sosial yang berkepanj angan dan sulit unt uk dihilangkan. Di I ndonesia j uga t erj adi perist iwa at au t indakan yang m erupakan cet usan dari prasangka


(2)

sosial yang dit uj ukan pada golongan non pribum i yakni kelom pok et nik ket urunan Cina. sepert i perist iw a 10 Mei di Bandung, pem bunuhan m assal di Tangerang, perist iwa Aceh dan lain sebagainya perist iw a yang serupa, ( Mar’at , 1981) .

Perist iwa yang serupa j uga t erj adi di Sum at era Ut ara baru- baru ini khususnya di kot a Medan, Pem at ang Siant ar,Tanj ung Morawa, Binj ai. Tindakan yang sem ula m erupakan t unt ut an at as hak- hak buruh ( dalam hal ini m asalah upah karyaw an) berubah m enj adi t indak kerusuhan yang didasari prasangka sosial. Masalah prasangka sosial dan realism e t am paknya t elah m enj adi perm asalahan sosial yang sulit dihilangkan di em pat kot a t ersebut di at as, ( Laan, dalam Tem po, April 1994) .

Menurut Bronner, ( dalam Mar’at , 1981) salah sat u penyebab t im bulnya prasangka sosial adalah pengalam an sej arah suat u bangsa. Sebagai cont oh t erj adinya prasangka sosial di I ndonesia t erhadap keluarga kelom pok et nis ket urunan Cina adalah dilat ar belakangi pengalam an sej arah, dim ana sej ak j am an kolonial Belanda orang Cina m erant au ke I ndonesia dan m em pert arungkan hidup dengan berbagai cara. Karena keberhasilan m ereka m aka pem erint ah kolonial Belanda m engandalkan pot ensi m ereka unt uk perdagangan. Kem aj uan- kem aj uan yang dicapai, sem ula m enim bulkan kom pet isi yang cukup sehat nam un berakhir dengan konflik- konflik yang m erugikan.

Prasangka sosial adalah dugaan- dugaan yang m em iliki nilai negat if yang diwarnai oleh perasaan sesaat , art inya kondisi em osional sesaat j uga ikut berperan m enim bulkan prasangka sosial. Selain it u perasangka sosial m em ilik i relevansi dengan aspek affect ive yang bersifat negat if t erut am a dihubungkan dengan kelom pok m inorit as, kelom pok t eknik t et ent u sehingga obyek prasangka sosial erat kait annya dengan int eraksi sosial, ( Mar'at . 1982) .

I nt eraksi sosial dalam kehidupan sehari- hari senant iasa t erj adi ant ar individu, kelom pok et nis dan m asyarakat pada um um nya. I nt eraksi sosial m enurut Sears et all, ( 1985) adalah suat u proses dim ana individu m em perhat ikan dan berespon t erhadap individu lain sehingga sehingga m enim bulkan perilaku t ert ent u. Selanj ut nya diuraikan bahwa int eraksi sosial diwarnai oleh berm acam - m acam pandangan. t ingkah laku m aupun sikap. Sikap dan perilak u it u sendir i bukan saj a hanya m em pengaruhi int eraksi sosial seseorang individu dengan yang lainnya, akan t et api j uga m em pengaruhi prasangka sosial dalam diri seseorang. Oleh karena prasangka sosial it u dipengaruhi sikap dan pandangan seseorang, m aka prasangka sosial pada set iap orang berbeda.

Prasangka sosial akan m em pengaruhi persepsi seseorang t erhadap obyek, subyek at au individu m aupun kelom pok lain yang m enj adi sasaran prasangka sosial m ereka, ( Schofield, 1980) . Selanj ut nya Spaulding, ( 1970) m engem ukakan bahwa persepsi adalah suat u proses dim ana seseorang m enyeleksi at au m em ilih aspek- aspek khusus dari berbagai sit uasi yang m ereka t erim a, lalu m engorganisasikannya ke dalam beberapa pola dan selanj ut nya m engklasifikasikan hasilnya, dan kem udian persepsi it u sendiri akan m em pengaruhi sikap dan perilaku seseorang t erhadap sit uasi t ersebut .

Set iap individu pada dasarnya berbeda dalam m em berikan t anggapan at au penafsiran t erhadap obyek yang sam a. Hal ini t erj adi karena set iap individu bert ingkah laku dan m enyesuaikan diri t erhadap lingkungannya selalu dipengaruhi oleh persepsinya. Dengan kat a lain t ingkah laku dan sikap indiv idu t erhadap suat u obyek, subyek sangat t ergant ung dari bagaim ana indiv idu m em persiapkan obyek at au subyek t ersebut , ( Branca, 1965) . Lebih j auh Morgan et all, ( dalam Walgit o, 1991) m enguraikan bahwa m em persepsikan obyek at au benda t ent unya berbeda dengan m em persepsikan subyek at au m anusia. Perbedaan t ersebut dikarenakan m anusia it u sem at a- m at a bukan hanya benda fisik, t et api m em ilik i perasaan- perasaan, harapan, kem am puan- kem am puan ( t erm asuk didalam nya kem am puan kerj a) , yang t idak dim iliki oleh obyek at au benda lainnya. Mem persiapkan kem am puan kerj a seseorang individu sering t idak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Hal ini m enurut Tagiuri dan Pet rullo, ( dalam Walgit o, 1991) dikarenakan orang yang dipersepsi t er sebut dapat m em berikan pengaruh kepada orang yang m em persepsikan kem am puan kerj a t ersebut .

Kem am puan kerj a karyawan m erupakan kesanggupan seseorang karyawan dalam m elak sanakan pekerj aan yang dit ugaskan kepadanya. Dalam upaya m encapai t uj uan suat u perusahaan at au organisasi dibut uhkan pekerj a yang m em iliki kem am puan kerj a yang baik, sehingga karyawan t ersebut dapat berpart isipasi dalam pencapaian t uj uan organisasi at au perusahaan, ( Siagian, 1981) .


(3)

Kem am puan kerj a karyawan m enurut Brech, ( dalam Ber net et all, 1988) dipengaruhi oleh fakt or kesulit an kerj a dan ket egangan kerj a. Kesulit an kerj a sering t im bul karena t idak adanya uraian at au rum usan t ugas yang j elas dalam organisasi at au perusahaan. Hal ini m enyebabkan t erj adinya kesim pangsiuran pelaksanaan t ugas. Kelalaian kerj a, sehingga seseorang karyaw an kurang m am pu m enj alankan t ugas yang dibebankan kepadanya. Sedangkan ket egangankerj a dalam suat u organisasi at au perusahaan dapat t im bul dikarenakan m asalah adm inist rasi, persaingan yang t idak sehat dalam m em peroleh kem aj uan, t ekanan yang t idak waj ar dari perusahaan, perbedaan lat ar belakang karyaw an.

Perbedaan lat ar belakang karyawan dalam suat u organisasi at au perusahaan sering m enyebabkan ket idak sam aan dalam m enj alankan t ugas at au pekerj aan, dan hal inilah yang m enj adikan karyaw an m em punyai sikap prasangka sosial, ( St rauss dan Sayles, 1991) .

Adanya prasangka sosial dalam dir i seseorang karyawan, m enurut Ahm adi, ( 1985) akan m enj adikan karyawan t ersebut m em bat asi sit uasi yang bersangkut paut dengan subyek yang diprasangkainya, at au dengan kat a lain akan cenderung m em persepsikannya dengan cara- cara yang sam a. Misalnya, seseorang karyawan yang m eyakini bahwa kem am puan kerj a kary awan yang berasal dari sat u suku/ ras t ert ent u j elek at au rendah, m aka at as dasar keyakinan ini segala pengalam an yang diperolehnya m engenai suku/ ras t ersebut akan dipersepsikan dari segi keyakinan t adi. Akibat nya, individu t ersebut t idak m au t ahu t erhadap kenyat aan yang t idak sesuai dengan persepsinya t erhadap orang yang diprasangkainya.

Dengan kem aj uan dunia ilm u penget ahuan dan t eknologi, t erut am a kem aj uan bidang inform asi dan kom unikasi t elah m em ungkinkan t erj adinya peningkat an int ensit as hubungan m anusia di sem ua aspek kehidupan. Keadaan ini diharapkan akan m am pu m engikis adanya prasangka sosial dalam dir i seseorang. Menipisnya prasangka sosial dalam dir i seseorang t ent unya akan m enj adikannya m am pu m em persepsikan segala sesuat u m enyangkut diri orang lain lebih baik. Dengan kat a lain kem am puan seseorang dalam m em persepsikan segala sesuat u yang m enyangkut individu lain diharapkan sem akin baik dan at au sesuai dengan kenyat aan yang sebenarnya.

BAB I I

TI N JAUAN PUSTAKA A. PERSEPSI KEM AM PUAN KERJA KARYAW AN

Karyawan at au pekerj a sebagai unsur ut am a dalam organisasi m em egang peranan yang sangat m enent ukan. Peranan ini dem ikian pent ing sehingga sem ua unsur organisasi kecuali m anusia t idak akan berfungsi t anpa dit angani oleh karyaw an at au pekerj a. Menurut New m an, ( dalam Moenir, 1994) orang- orang m elaksanakan pekerj aan di suat u organisasi at au perusahaan karena m ereka m enerim a dan m enem pat i peranan dalam organisasi t ersebut , m ereka dit unj uk m enduduki suat u j abat an pada lingkungan kerj a. Oleh karena it u besar kecilnya peranan seseorang dalam lingkungan kerj anya sepadan dengan kedudukan dan j enis pekerj aan yang dilakukan.

Kedudukan seseorang dalam suat u organisasi t ent u t idak t erlepas dari kem am puannya dalam m elaksanakan pekerj aan yang dibebankan kepadanya. Kem am puan kerj a seseorang sering dipersepsikan berbeda dari keadaan yang sebenarnya. Hal ini m enurut Kossen, ( 1986) disebabkan oleh adanya kecenderungan set iap individu dalam m em persepsikan sit uasi yang sam a dengan cara yang berbeda pula. Selain it u set iap m anusia m em iliki kecenderungan unt uk m em benarkan persepsinya sendiri. Dem ikian halnya dalam m em persepsikan kem am puan kerj a karyawan at au pekerj a lain.

1 . Pe n ge r t ia n Pe r se psi

Pengert ian m engenai persepsi t elah banyak dikem ukakan olen para ahli, diant aranya Bruner, ( dalam Sarwono, 1987) m enyat akan bahwa persepsi adalah proses kat egorisasi. Organism e dirangsang oleh m asukan t ert ent u ( obyek- obyek, subyek, perist iwa- perist iw a dan lain- lain) dan organism e m erespon dengan m enghubungkan m asukan it u dengan salah sat u kat egori ( golongan) obyek at au perist iw a. Proses ini berj alan akt if sehingga seseorang dapat m engenali at au m em berikan art i kepada m asukan it u. Persepsi dem ikian ini bersifat inferensial sert a bervariasi.

Menurut Moat es dan Schum acher, ( 1980) persepsi adalah proses penent u st im ulus yang t ert uj u kepada diri seseorang, art inya persepsi bagi seorang


(4)

individu adalah t ergant ung dari j enis inform asi yang dit erim a dar i lingkungan. Jadi, unt uk m enent ukan art i dari persepsi bagi seseorang t ergant ung dari st im ulus at au kej adian yang dirasakan seseorang, dim ana dalam hal ini t erj adi hubungan ant ara st im ulus lingkungan dengan penget ahuan yang dim ilik i seseorang.

Persepsi adalah kesediaan individu bereson t erhadap obyek- obyek dan kej adian- kej adian di lingkungannya yang dit erim a organ t ubuh individu sebagai suat u st im ulus, ( Hall, 1983) . Selanj ut nya Gibson, ( 1983) m erum uskan bahwa persepsi m enyangkut kognisi yang m eliput i obyek, t anda- t anda dan orang dari sudut penget ahuan orang yang bersangkut an.

Persepsi m enurut Pareek, ( 1984) m erupakan suat u cara kerj a at au proses yang rum it dan akt if, dim ana persepsi t ersebut t erdir i dari serangkaian proses. Proses t ersebut t erdiri dari proses m enerim a st im ulus, m enyeleksi, m engorganisasikan, m engart ikan, m enguj i, dan m em berikan reaksi kepada st im ulus t ersebut . Dengan dem ikian persepsi m erupakan penent u yang sangat pent ing bagi sikap dan perilaku seseorang.

Dari uraian t ersebut di at as dapat disarikan bahwa persepsi m erupakan suat u proses dalam diri seseorang unt uk m enget ahui, m engint erpret asikan dan m engevaluasi obyek at au subyek lain yang dipersepsi; m enyangkut sifat -sifat nya, kw alit asnya dan kedudukannya, sehingga t erbent uklah gam baran m engenai obyek at au subyek yang dipersepsik an.

2 . Pe n ge r t ia n Ke m a m pua n Ke r j a Ka r ya w a n

Yang dim aksud dengan kem am puan kerj a karyawan Moenir, ( 1994) ialah keadaan pada diri seseorang karyawan yang secara penuh kesungguhan, berdaya guna m elaksanakan pekerj aan sehingga m enghasilkan seseuat u yang opt im al. Selanj ut nya diuraikan bahwa kem am puan kerj a berhubungan dengan kwalit as pekerj aan. Hal ini sesuai dengan uraian Croft , ( dalam Moenir, 1994) bahwa sem ua orang yang dapat m enyelesaikan pekerj aan m er eka dengan kwalit as t inggi, baik hasilnya m aupun penyelenggaraannya adalah m enunj ukkan bahw a seseorang m em ilik i kem am puan kerj a yang baik.

Menurut Henem an et . all, ( 1980) kem am puan kerj a adalah kesanggupan at aupun kem ahiran seseorang individu dalam m engerj akan t ugas yang dibebankan kepadanya. Kem am puan kerj a seseorang karyawan akan t ercerm in dalam perilaku kerj anya sehari- hari. Lebih j auh diuraikan bahw a kem arnpuan kerj a karyawan dalam suat u organisasi at au perusahaan akan rneningkat kan perhat ian dan m inat t erhadap pekerj aannya sehingga si karyawan t ersebut dapat m engem ban t ugas dengan baik.

Kem am puan kerj a m enurut Vroom , ( 1964) adalah kem am puan yang dim iliki oleh individu unt uk m elaksanakan suat u t ugas. Jadi, kem am puan kerj a karyaw an m erupakan suat u pot ensi unt uk m elaksanakan suat u t ugas, dengan kat a lain kem am puan kerj a adalah apa yang dapat dilakuakan. Sedangkan Maier, ( dalam As’ad, 1991) m enguraikan kem am puan kerj a sebagai kesuksesan seseorang di dalam m elaksanakan suat u pekerj aan.

Selanj ut nya Ranupandoj o dan Husnan, ( 1983) m enguraikan bahw a kem am puan kerj a adalah kecakapan kerj a yang dim ilik i seseorang karyaw an at au pekerj a dalam m enyelesaikan suat u t ugas. Hal ini berkait an dengan uraian Cassio dan Valenzi, ( 1977) yang m enyat akan bahwa kem am puan kerj a adalah kesanggupan m elaksanakan dan m enyelesaikan suat u t ugas yang dibebankan kepadanya.

Dari bat asan- bat asan t ersebut j elaslah bahw a yang dim aksud dengan kem am puan kerj a adalah kem ahir an at aupun kesanggupan seseorang karyaw an dalam m engerj akan suat u t ugas yang dibebankan kepadanya. Jadi, kem am puan kerj a ialah suat u hasil yang dicapai oleh seseorang karyawan m enurut ukuran yang berlaku unt uk pekerj aan yang bersangkut an.

3 . Pe n ge r t ia n Pe r se psi Ke m a m pu a n Ke r j a .

Persepsi kem am puan kerj a pada hakekat nya adalah proses kognit if yang dialam i oleh seseorang individu di dalam upaya m em aham i inform asi yang m enyangkut diri orang lain. Jadi Persesi kem am puan kerj a t ersebut m erupakan penafsiran yang unik t erhadap sit uasi ( dalam hal ini kem am puan kerj a karyawan) dan bukan m erupakan pencat at an yang benar t erhadap sit uasi t ersebut . Sepert i dikat akan Krech. ( dalam Thoha, 1993) bahwa persepsi kem am puan kerj a adalah m erupakan proses kognit if yang kom plek dan m enghasilkan suat u gam bar yang unik t ent ang suat u kondisi yang barangkali sangat berbeda dari kenyat aanya.

Persepsi kem am puan kerj a seseorang secara langsung berkait an dengan bagaim ana seseorang individu m elihat dan m em aham i k em am puan orang lain.


(5)

Karyawan- karyawan dalam suat u organisasi at au perusahaan secara aj ek akan t erlibat dalam proses persepsi kem am puan kerj a dalam hal m ereka m elihat , m em aham i, dan m enilai sat u sam a lainnya. Pem im pin akan m enilai baw ahannya, bawahanpun m enilai at asannya, dengan kat a lain set iap karyaw an saling m em persepsi sat u sam a lainnya, ( Thoha, 1993) .

Persepsi kem am puan kerj a adalah sej auh m ana seseorang m enafsirkan kesanggupan seseorang karyawan dalam m elihat hubungan- hubungan yang berguna dalam sit uasi at au kondisi yang berbeda, ( Kossen, 1986) . Selanj ut nya diuraikan bahwa persepsi kem am puan kerj a orang lain sering t erj adi kesalahan. Hal ini dikarenakan adanya kecenderungan seseorang unt uk m enganggap bahwa apa yang berlaku unt uk sat u sit uasi at au orang, j uga berlaku unt uk orang at au sit uasi yang lain dan hal inilah yang m enj adikan seseorang sering salah m em presepsikan kem am puan kerj a orang lain.

Dari uraian t ersebut di at as, dapat disarikan bahwa persepsi kem am puan kerj a karyawan adalah penafsiran at aupun penilaian t erhadapat kem am puan seseorang karyawan dalam m elaksanakan suat u pekerj aan yang dibebankan kepadanya. Jadi, persepsi kem am puan kerj a adalah proses kognit if yang unik dalam m enghasilkan suat u gam baran t ent ang kem am puan kerj a orang lain, bukan m erupakan pencat at an t ent ang kenyat aan yang ada, dengan kat a lain penafsiran t ent ang kem am puan kerj a t ersebut bisa saj a berbeda dengan keadaan sebenarnya.

4 . Fa k t or - fa k t or Ya n g M e m pe nga r u h i Pe r se psi Ke m a m pu a n Ke r j a Ka r ya w a n

Peranan seseorang dalam organisasi dapat berm anfaat secara opt im al apabila dipenuhi unsur pent ing, yait u kem am puan kerj a karyawan at au pekerj a yang bersangkut an. Set iap orang akan m em berikan persepsi yang berbeda pada kem am puan kerj a orang lain. Banyak fakt or yang m em pengaruhi persepsi seseorang, yait u cara indiv idu m em andang suat u sit uasi t ert ent u. Menurut Kossen, ( 1986) persepsi t erhadap kem am puan kerj a karyawan dipengaruhi oleh beberapa fakt or diant aranya yang paling pent ing adalah;

1 . Fa k t or - fa k t or k e t ur u n a n .

Dalam ilm u sains t elah banyak diuraikan secara t erperinci bahwa fakt or-fakt or heredit as m em pengaruhi ket urunan m isalnya; apabila seseor ang berasal dari ket urunan orang yang m em iliki persepsi warna yang t idak norm al, m ak a akan berbeda persepsinya dengan orang yang berasal dari ket urunan yang m em iliki persepsi warna yang norm al. Dem ikian halnya dengan persepsi kem am puan kerj a, bila seseorang berasal dari ket urunan keluarga yang m em ilik i persepsi j elek t erhadap kem am puan yang dim iliki oleh orang lain m aka ada kecenderungan orang t ersebut m em persepsikan kem am puan orang lain selalu j elek.

2 . La t a r be la k a n g lingk u nga n da n pe nga la m a n - pe nga la m a n

Lingkungan m em punyai pengaruh yang lebih besar at as apa yang kit a lihat dalam suat u sit uasi t ert ent u m isalnya, bila seseor ang anak pada t ahun-t ahun perahun-t am a perkem bangannya selalu diber i inform asi bahwa orang- orang lain it u m alas, m ereka t idak m au bekerj a dengan baik, m aka anak akan m em ilik i peluang dalam pert um buhannya m enj adi rem aj a at au seorang dewasa yang berkeyakinan t eguh dalam pernyat aan- pernyat aan t ersebut . Selain it u pengalam an- pengalam an m asa lalu akan t urut m em pengaruhi seseorang dalam m enyerap set iap sit uasi dan kondisi.

3 . Te k a na n t e m a n se j a w a t

Selain pengalam an- pengalam an m asa lalu, lingkungan, t em an sej aw at at au sahabat - sahabat kit a j uga sangat m em pengaruhi cara kit a unt uk m elihat sit uasi. Biasanya seseorang akan condong dan m em ihak t em an- t em annya yang m em punyai keyakinan dan kepent ingan bersam a.

4 . Pr oye k si

Proyeksi adalah m erupakan kecenderungan seseorang unt uk m elepaskan beberapa kesalahan pada orang lain. Seseorang yang t idak m em iliki kem am puan kerj a yang baik sering sekali m enyat akan bahw a orang lain sam a sekali t idak m em iliki kecakapan kerj a, dan akhirnya individu t ersebut selalu m em persepsikan kem am puan kerj a orang lain rendah.


(6)

5 . Pe n ila ia n ya n g t e r ge sa - ge sa

Kebanyakan seseorang individu ada kalanya berusaha m em buat penilaian yang t ergesa- gesa sebelum sem pat m engum pulkan fakt a yang cukup banyak unt uk sam pai pada kesim pulan- kesim pulan yang benar. Sering j uga seseorang berusaha m enyelesaikan suat u m asalah sebelum m enget ahui apa penyebab m asalah yang sebenarnya.

6 . H a lo e fe k

Halo efek m erupakan suat u hal yang sering m em pengaruhi persepsi seseorang yakni kecenderung m anusia unt uk m enggeneralisir suat u keadaan pada keadaan yang lain. Seseorang yang cakap dalam hal lain, m isalnya seorang operat or m esin yang sudah berpengalam an selam a 5 ( lim a) t ahun dan m em iliki kecakapan kerj a yang cukup baik. Kem udian ada kekosongan j abat an pada bagian pengelasan m aka ia direkom endasikan unt uk m engisi j abat an t ersebut padahal ia belum t ent u at au t idak m em iliki kecakapan pada bagian pengelasan.

Rosenberg et . all, ( dalam Sears, 1988) m enyat akan bahwa persepsi pada suat u obyek dan subyek didasarkan pada proses evaluasi. Seseorang m engevaluasi orang lain sesuai dengan kw alit as int elek t ual, art inya m anusia pert am a- t am a berfikir at as dasar suka dan t idak suka j ika m elihat orang lain. Dengan dem ikian bila seseorang cenderung m enyenangi orang lain m aka ia akan cenderung m em persepsikan kem am puan yang dim iliki orang lain t ersebut dengan lebih baik dem ikian j uga sebaliknya.

Fakt or yang m em pengaruhi persepsi kem am puan kerj a seseorang karyawan m enurut Taiuri dan pet rullo, ( dalam Walgit o, 1991) ada t iga hal yait u; ( 1) Keadaan st im ulus, dalam hal ini berw uj ud m anusia yang dipersepsi; ( 2) Sit uasi at au keadaan sosial yang m elat ar belakangi st im ulus dan; ( 3) Keadaan orang yang m em persepsi. Walaupun st im ulus personnya sam a, t et api bila sit uasi sosial yang m elat ar belakangi st im ulus person berbeda, m aka hasil persepsinya akan berbeda pula.

Menurut Maskowit z, ( dalam Walgit o, 1991) persepsi sebagai ak t ivit as yang t erint egrasi dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh banyak hal, sehingga bila seseorang m em persepsikan kem am puan kerj a seseor ang karyawan akan selalu dipengaruhi oleh perasaan, fikir fikiran, pengalam an-pengalam annya. Dengan kat a lain keadaan pribadi or ang yang bersangkut an akan m em pengaruhi persepsinya t erhadap orang lain.

Kesim pulan yang dapat diam bil dari uraian t ersebut di at as adalah bahwa fakt or- fakt or yang m em pengaruhi persepsi k em am puan kerj a kary awan adalah fakt or ket urunan, lat ar belakang lingkungan dan pengalam an- pengalam an seseorang, t em an sej awat , proyeksi, halo efek. Selain it u persepsi kem am puan kerj a karyawan dipengaruhi oleh fakt or keadaan st im ulus, sit uasi at au pribum i.

Menurut Sears et all, ( 1985) prasangka sosial adalah penilaian t erhadap kelom pok at au seorang individu yang t erut am a didasarkan pada keanggot aan kelom pok t ersebut , art inya prasangka sosial dit uj ukan pada orang at au kelom pok orang yang berbeda dengannya at au kelom poknya. Prasangka sosial m em iliki k w alit as suka dan t idak suka pada obyek yang diprasangkainya, dan kondisi ini akan m em pengaruhi t indakan at au perilaku seseorang yang berprasangka t ersebut . Selanj ut nya Kart ono, ( 1981) m enguraikan bahwa prasangka m erupakan penilaian yang t erlam pau t ergesa- gesa, berdasarkan generalisasi yang t erlam pau cepat , sifat nya berat sebelah dan dibarengi t indakan yang m enyederhanakan suat u realit as.

Prasangka sosial m enurut Papalia dan Sally, ( 1985) adalah sikap negat if yang dit uj ukan pada orang lain yang berbeda dengan kelom poknya t anpa adanya alasan yang m endasar pada pribadi orang t ersebut . Lebih lanj ut diuraikan bahw a prasangka sosial berasal dari adanya persaingan yang secara berlebihan ant ar individu at au kelom pok. Selain it u proses belaj ar j uga berperan dalam pem bent ukan prasangka sosial dan kesem uanya ini akan t erint egrasi dalam kepribadian seseorang.

Allport , ( dalam Zanden, 1984) m enguraikan bahwa prasangka sosial m erupakan suat u sikap yang m em benci kelom pok lain t anpa adanya alasan yang obyekt if unt uk m em benci kelom pok t ersebut . Selanj ut nya Kossen, ( 1986) m enguraikan bahwa prasangka sosial m erupakan gej ala yang int eren yang m em int a t indakan prahukum , at au m em buat keput usan- keput usan berdasarkan bukt i yang t idak cukup. Dengan dem ikian bila seseorang berupaya m em aham i orang lain dengan baik m aka t indakan prasangka sosial t idak perlu t erj adi.

Berbicara m engenai prasangka sosial sebenarnya t idak dapat dipisahkan dari sikap. Sebagaim ana diuraikan oleh Sherif dan Cant ril, ( dalam Mar’at , 1981) bahwa problem at ik prasangka it u sebenarnya m erupakan m asalah sikap secara


(7)

khusus, sehingga dalam m em bahas prasangka sosial t idak t erlepas dari m asalah sikap.

Sikap ialah suat u hal yang m enent ukan sifat dan hakekat perbuat an seseorang, baik perbuat an saat ini m aupun dim asa yang akan dat ang. Menurut Newcom b et all, ( 1981) sikap m erupakan suat u kesat uan kognisi yang m em punyai daya t arik psikologis ( valensi) dan akhirnya t erint egrasi dalam pola yang lebih luas. Selanj ut nya Gerungan, ( 1988) m enguraikan sikap sebagai perasaan t erhadap obyek t ert ent u yang disert ai kecenderungan unt uk bert indak sesuai dengan sikap t ersebut .

Sikap m em ilik i t iga m acam aspek yakni; aspek kognit if, aspek affekt if, aspek konat if clan ket iga aspek ini saling berkait an sat u sam a lain, ( Mar’at , 1981) .

1 . Aspe k k ogn it if

Sikap yang berhubungan dengan gej ala m engenai pikiran. Aspek ini senant iasa dikait kan dengan kej adian- kej adian yang berdir i sendir i dan sikap int erdependensi. Dalam hubungan ini kej adian- kej adian yang kongkrit dan det erm inant m ewarnai kej adian t ert ent u berdasarkan dim ensi kognit if.

2 . Aspe k Affe k t if

Aspek ini berwuj ud proses yang m enyangkut perasaan- perasaan t ert ent u sepert i ket akut an, kedengkian, sim pat i, ant ipat i dan sebagainya yang dit uj ukan pada obyek t ert ent u. Ada t iga fakt or yang m enj adikan seseorang berprasangka dalam hal ini yakni; perasaan, t indakan dan analisa. Dalam sikap afekt if ini, ego seseorang selalu berperan dan selalu m em pengaruhi ket iga fakt or t ersebut , sehingga t erbent uklah prasangka berdim ensi afekt if. 3 . Aspe k k ona t if

Aspek konat if ini berw uj ud kecenderungan unt uk berbuat sesuat u m isalnya kecenderungan m em beri, kecenderungan m enj auhkan dan sebagainya. Kom ponen ini m erupakan ekspresi dar i kom ponen kognit if dan affekt if. Tindakan seseorang akan dipengaruhi penalaran dan perasaannya, dem ikian halnya dengan prasangka sosial.

Dari uraian t ersebut di at as dapat disarik an bahwa prasangka sosial m erupakan sikap yang at aupun perasaan- perasaan negat if yang dit uj ukan kepada orang lain at au kelom pok orang lain yang m enj adi obyek prasangka t ersebut . Prasangka sosial akan m em pengaruhi t indakan seseorang dalam berbagai hal dan prasangka sosial biasanya m erupakan penilaian yang t idak obyekt if, dengan kat a lain didasarkan pada penilaian yang t ergesa- gesa.

Prasangka sosial berkait an erat dengan kom ponen- kom ponen sikap yakni kom ponen kognit if, afekt if, konat if. Prasangka sosial erat kait annya dengan perasaan subyekt if seseorang yang dit uj ukan pada orang lain at au kelom pok t ert ent u.

2 . Pe n ye ba b Tim bu ln ya Pr a sa n gk a Sosia l

Menurut Blum er, ( dalam Zanden, 1984) salah sat u penyebab t erj adinya prasangka sosial adalah; adanya perasaan berbeda dengan kelom pok lain at au orang lain m isalnya ant ara kelom pok m ayorit as dan kelom pok m inorit as.

Berkait an dengan kelom pok m ayorit as dan m inorit as t ersebut di at as Mar’at , ( 1988) m enguraikan bahwa prasangka sosial banyak dit im bulkan oleh beberapa hal sebagai berikut :

Kekuasaan fakt ual yang t erlihat dalam hubungan kelom pok m ayorit as dan m inorit as.

• Fakt a akan perlakuan t erhadap kelom pok m ayorit as dan m inorit as.

• Fakt a m engenai kesem pat an usaha ant ara kelom pok m ayorit as dan m inorit as. - Fakt a m engenai unsur geografik, dim ana keluarga kelom pok m ayorit as dan m inorit as m enduduki daerah- daerah t ert ent u.

• Posisi dan peranan dari sosial ek onom i yang pada um um nya dikuasai kelom pok m ayorit as.

• Pot ensi energi eksist ensi dari kelom pok m inorit as dalam m em pert ahankan hidupnya.

Prasangka sosial t erhadap kelom pok t ert ent u bukanlah suat u t anggapan yang dibawa sej ak lahir t et api m erupakan sesuat u yang dipelaj ari, ( Kossen, 1986) seseorang akan belaj ar dari or ang lain at au kelom pok t ert ent u yang m enggunakan j alan pint as m ent al prasangka. Jadi, seseorang m em ilik i prasangka t erhadap orang lain karena t erj adinya proses belaj ar.


(8)

3 . Fa k t or - fa k t or Ya n g M e m pe nga r u h i Pr a sa n gk a Sosia l

Proses pem bent ukan prasangka sosial m enurut Mar’at ( 1981) dipengaruhi oleh beberapa fakt or yait u;

1 . Pe n ga r uh Ke pr iba dia n

Dalam perkem bangan kepribadian seseorang akan t erlihat pula pem bent ukan prasangka sosial. Kepribadian ot orit er m engarahkan seseorang m em bent uk suat u konsep prasangka sosial, karena ada kecenderungan orang t ersebut selalu m erasa curiga, berfikir dogm at is dan berpola pada diri sendiri.

2 . Pe n didik a n da n St a t u s

Sem akin t inggi pendidikan seseorang dan sem akin t inggi st at us yang dim ilikinya akan m em pengaruhi cara berfikir nya dan akan m eredusir prasangka sosial.

3 . Pe n ga r uh Pe n didik a n Ana k ole h Or a ngt u a

Dalam hal ini orangt ua m em ilik i nilai- nilai t radisional yang dapat dikat akan berperan sebagai fam ili ideologi y ang akan m em pengaruhi prasangka sosial.

4 . Pe n ga r uh Ke lom pok

Kelom pok m em iliki norm a dan nilai t ersendiri dan akan m em pengaruhi pem bent ukan prasangka sosial pada kelom pok t ersebut . Oleh karenanya norm a kelom pok yang m em ilik i fungsi ot onom dan akan banyak m em berikan inform asi secara realist is at au secara em osional yang m em pengaruhi sist em sikap individu.

5 . Pe n ga r uh Polit ik da n Ek onom i

Polit ik dan ekonom i sering m endom inir pem bent ukan prasangka sosial. Pengaruh polit ik dan ekonom i t elah banyak m em icu t erj adinya prasangka sosial t erhadap kelom pok lain m isalnya kelom pok m inorit as. 6 . Pe n ga r uh Kom un ik a si

Kom unikasi j uga m em ilik i peranan pent ing dalam m em berikan inform asi y ang baik dan kom ponen sikap akan banyak dipengaruhi oleh m edia m assa sepert i radio, t elev isi, yang k esem uanya hal ini akan m em pengaruhi pem bent ukan prasangka sosial dalam diri seseorang. 7 . Pe n ga r uh H u bu n ga n Sosia l

Hubungan sosial m erupakan suat u m edia dalam m engurangi at au m em pert inggi pem bent ukan prasangka sosial.

Sehubungan dengan proses belaj ar sebagai sebab yang m enim bulkan t erj adinya prasangka sosial pada orang lain. m aka dalam hal ini orang t ua dianggap sebagai guru ut am a karena pengaruh m ereka paling besar pada t ahap m odeling pada usia anak- anak sekaligus m enanam kan perilaku prasangka sosial kepada kelom pok lain. Modeling sebagai proses m eniru perilaku orang lain pada usia anak- anak, m aka orang t ua dianggap m em ainkan peranan yang cukup besar. Hal ini sesuai dengan penelit ian y ang dilakukan oleh Ashm ore dan DelBoka, ( dalam Sears et all, 1985) yang m enunj ukkan bahwa orang t ua m em iliki peranan yang pent ing dalam pem bent ukan prasangka sosial dalam diri anak. Jadi, t erdapat korelasi ant ara sikap et nis dan rasial orang t ua dengan sikap et nis dan rasial pada diri anak.

Dari uraian singkat t ersebut di at as dapat disim pulkan bahwa prasangka sosial t erj adi disebabkan adanya perasaan berbeda dengan orang lain at au kelom pok lain. Selain it u prasangka sosial disebabkan oleh adanya proses belaj ar, j uga t im bul disebabkan oleh adanya perasaan m em benci ant ar individu at au kelom pok m isalnya ant ara kelom pok m ayorit as dan kelom pok m inorit as.

Rose, ( dalam Gerungan, 1991) m enguraikan bahwa fakt or yang m em pengaruhi prasangka sosial adalah fakt or kepent ingan perseorangan at au kelom pok t ert ent u, yang akan m em peroleh keunt ungan at au rezekinya apabila m ereka m em upuk prasangka sosial. Prasangka sosial yang dem ikian digunakan unt uk m engeksploit asi golongan- golongan lainnya dem i kem aj uan perseorangan at au golongan sendiri.

Prasangka sosial pada diri seseorang m enurut Kossen, ( 1986) dipengaruhi oleh ket idakt ahuan dan ket iadaan t ent ang obyek at au subyek yang diprasangkainya. Seseorang sering sekali m enghukum at au m em beri penilaian yang salah t erhadap obyek at au subyek t ert ent u sebelum m em eriksa kebenarannya, sehingga orang t ersebut m em beri penilaian t anpa m enget ahui perm asalahannya dengan j elas, at au dengan kat a lain penilaian t er sebut t idak didasarkan pada fakt a- fakt a yang cukup. Selanj ut nya Gerungan, ( 1991) m enguraikan bahw a prasangka sosial dipengaruhi oleh kurangnya penget ahuan dan pengert ian akan fakt a- fakt a kehidupan yang sebenarnya dari golongan-golongan orang yang diprasangkainya.


(9)

Dari uraian t ersebut di at as dapat disarikan bahwa prasangka sosial yang m erupakan t indakan m enghukum sebelum m em er iksa dengan baik yang dipengaruhi oleh beberapa fakt or yakni kurangnya penget ahuan dan pengert ian seseorang yang berprasangka t erhadap obyek at au subyek yang diprasangkainya, sehingga m em beri penilaian t anpa didasarkan akan fakt a- fakt a yang sebenarnya. Selain it u fakt or kom unikasi, peranan kelom pok, pendidikan, baik pendidikan form al m aupun pendidikan non form al j uga m em pengaruhi prasangka sosial dalam diri seseorang.

4 . D a m pa k Pr a sa n gk a Sosia l

Prasangka sosial m enurut Rose, ( dalam Gerungan, 1981) dapat m erugikan m asyarakat secara dan um um dan organisasi khususnya. Hal ini t erj adi kar ena prasangka sosial dapat m engham bat perkem bangan pot ensi individu secara m aksim al.

Selanj ut nya St eplan et all, ( 1978) m enguraikan bahwa prasangka sosial t idak saj a m em pengaruhi perilaku orang dewasa t et api j uga anak- anak sehingga dapat m em bat asi kesem pat an m ereka berkem bang m enj adi orang yang m em iliki t oleransi t er hadap kelom pok sasaran m isalnya kelom pok m inorit as.

Rosenbreg dan Sim m ons, ( 1971) j uga m enguraikan bahwa prasangka sosial akan m enj adikan kelom pok individu t ert ent u dengan kelom pok individu lain berbeda kedudukannya dan m enj adikan m ereka t idak m au bergabung at au bersosialisasi. Apabila hal ini t er j adi dalam organisasi at au perusahaan akan m erusak kerj asam a. Selanj ut nya diuraikan prasangka sosial dapat bert ahan dalam j angka wakt u yang lam a karena prasangka sosial m erupakann pengalam an yang kurang m enyenangkan bagi kelom pok yang diprasangkai t ersebut .

Kesim pulan yang dapat diam bil dari uraian t ent ang dam pak prasangka sosial di at as adalah bahwa dengan adanya prasangka sosial akan m em pengaruhi sikap dan t ingkah laku seseorang dalam berbagai sit uasi. Prasangka sosial dapat m enj adikan seseorang at au kelom pok t ert ent u t idak m au bergabung at au bersosialisasi dengan kelom pok lain. Apabila kondisi t ersebut t erdapat dalam organisasi akan m engganggu kej asam a yang baik sehingga upaya pencapaian t uj uan organisasi kurang dapat t erealisir dengan baik.

BAB I I I PEM BAH ASAN

PRASAN GKA SOSI AL D AN PERSEPSI TERH AD AP KEH AM PUAN KERJA

Sebagaim ana t elah diuraikan dim uka, bangsa I ndonesia t erdiri dari banyak suku bangsa at au kelom pok et nik dan t iap- t iap suku bangsa t ersebut m em punyai kebudayaan dan sej arah perkem bangannya m asing- m asing yang pada akhirnya m em pengaruhi sikap seseorang. Sikap seseorang akan m em pengaruhi perilakunya t erm asuk di dalam nya prasangka sosial. Hal ini sesuai dengan pendapat LaVine, ( 1977) yang m enyat akan bahwa kebudayaan m em pengaruhi anggot a m asyarakat dalam segala aspek kehidupannya.

Selanj ut nya Boesch, ( 1980) m enyat akan bahwa kebudayaan adalah cara m anusia m enent ukan dan m eneropong lingkungannya, m aka dari it u kebudayaan adalah hasil perilaku m anusia dan kebudayaan j uga m em bent uk sert a m enent ukan perilaku m anusia. Dengan dem ikian j uga diart ik an, bahwa kebudayaan yang dim iliki oleh t iap- t iap suku bangsa yang ada di I ndonesia akan m em pengaruhi segala aspek kehidupan m anusia t erm asuk didalam nya prasangka sosial.

Menurut Allport , ( dalam Mar'at , 1981) ekspresi sikap prasangka m elibat kan peranan- peranan negat if sepert i m isalnya; penghinaan, ket idak sukaan, kebencian yang kesem uanya m enunj ukkan sikap ant ipat i. Jika dikait kan dengan prasangka sosial yang m engandung dinam ika yang bersifat negat if, m aka sum ber prasangka sosial dapat diakibat kan pendapat m asyarakat yang didasarkan at as pengalam an akt ual pribadi dan t erj adi secara t erburu- buru. Ket idak j elasan dari sum ber ket erangan m engenai obyek at au m asalah, orang at au kelom pok t ert ent u m engakibat kan suat u pandangan yang m enj urus pada prasangka sosial.

Prasangka sosial dalam diri seseorang t erj adi dikarenakan adanya perasaan berbeda pada m asing- m asing individu, sehingga t im bul rasa saling m encurigai. Apabila hal ini t erj adi dalam sat u lingkungan t ert ent u, m isalnya perusahaan akan sangat m erugikan ( Blum er Zanden, 1984) .


(10)

Di dalam dunia kerj a, dim ana ada karyaw an pribum i dan non pribum i sering m uncul prasangka sosial. Diduga t erj adinya prasangka ini sebagai adanya akibat adanya perbedaan posisi at au kedudukan j abat an dim ana karyawan non pribum i lebih banyak m enduduki j abat an yang lebih t inggi dibanding karyaw an pribum i sekalipun t ingkat pendidikan karyaw an pribum i lebih t inggi dari karyawan non pribum i. Perbedaan kekuasaan fakt ual sem acam ini m enurut Mar’at ( 1988) seringkali m em icu t erj adinya prasangka sosial. Selanj ut nya Mar’at , m enguraikan bahw a perbedaan kondisi sosial ekonom i biasanya akan m enj adikan seseorang at au kelom pok t ert ent u m erasa berbeda dengan yang lainnya dan akan cenderung m em iliki prasangka sosial.

Upaya m em peroleh keunt ungan dari orang lain j uga diduga dapat m em icu t erj adinya prasangka sosial, sebagaim ana diuraikan Rose ( dalam Gerungan, 1991) bahwa upaya m em peroleh keunt ungan dari orang lain m erupakan sum ber t erj adinya prasangka sosial dan hal ini t ent unya sangat m erugikan kelom pok, individu yang diprasangkainya. Sedang Mar’at m enguraikan bahwa hubungan sosial dapat m enim bulkan sekaligus m eredam t erj adinya prasangka sosial. Bila hubungan sosial baik, m aka hal t ersebut akan m eredusir t erj adinya prasangka sosial dan bila hubungan sosialnya t idak baik, m aka akan t erbent uk prasangka sosial.

Kenet h dan Gergen, ( 1981) m engem ukakan bahwa prasangka sosial sebenarnya adalah sikap dan t erbent uknya sikap t ersebut berawal dari persepsi. Jadi, prasangka sosial t erint egrasi dalam k epribadian seseorang dan dengan adanya prasangka sosial dalam diri seseorang akan m em pengaruhi persepsinya t erhadap subyek, obyek yang ada di lingkungannya. Selanj ut nya Davidoff, ( dalam Walgit o, 1991) m enguraikan bahwa m elalui persepsi individu dapat m enget ahui, m enyadari keadaan lingkungan sekit arnya, dan j uga t ent ang keberadaan individu dan kem am puan- kem am puan yang dim ilik inya.

Gibson, ( 1983) m enguraikan bahwa persepsi t erhadap obyek dan subyek dipengaruhi oleh sit uasi, kebut uhan dan perasaan. Dengan dem ikian bila perasaan seseorang diliput i prasangka sosial, m aka akan m em pengaruhi persepsinya t erhadap banyak aspek kehidupan m anusia t erm asuk didalam nya kem am puan kerj a orang lain yang diprasangkainya.

Hadi, ( 1989) j uga m enguraikan bahwa prasangka sosial selalu m em bayangi pengam at an at aupun persepsi seseorang. Orang yang m em ilik i prasangka sosial ser ing m enangkap suat u keadaan, kej adian, at au sit uasi t idak sepert i apa adanya. Tidak j arang prasangka sosial m erum uskan orang ke dalam kepalsuan dan at au ket idak benaran dalam m em persepsikan sesuat u, sepert i halnya kem am puan kerj a orang lain at aupun kelom pok lainnya.

Sekalipun prasangka sosial t idak dapat dipisahkan dari sikap seseorang, dim ana sikap ini akan m em pengaruhi t indakan seseorang dalam kehidupan sehari- hari ( Sherif dan Cant ril dalam Mar'at , 1981) . Nam un dalam kenyat aan sehari- hari, dapat dit em ui pula bahwa prasangka sosial belum t ent u at au t idak selam anya m em pengaruhi seseorang dalam m em persepsi, apalagi m em persepsi kem am puan yang dim ilik i oleh orang lain ( Nelson dan Vivekanant han, 1986) .

Orang t et ap m am pu m em persepsi orang lain dengan baik dapat dikarenakan adanya proses kognit if unt uk m erespon inform asi/ st im ulus yang dit erim a individu m enyangkut diri orang lain y ang pada akhirnya m ereka m am pu m em persepsi dengan baik. Sebagaim ana dikat akan Lut han ( Thoha, 1993) bahwa sekalipun persepsi seseorang sangat t ergant ung pada proses penginderaan, t et api proses kognit if biasanya akan m enyaring dan m enyederhanakan at au m engubah dat a ( obyek, subyek t ert ent u) secara sem purna. Nelson dan Vivekanant han ( 1986) m engungkapkan bahwa orang akan m engevaluasi orang lain sesuai dengan kwalit as int elekt ual. Art inya orang m enilai orang lain dengan m engenyam pingkan unsur sent im en apalagi yang berhubungan dengan t ugas m ereka. Hal ini m engindikasikan, sekalipun seseorang m em ilik i prasangka sosial pada orang lain, belum t ent u m em pengaruhi persepsinya pada saat ia harus m em persepsi kem am puan kerj a orang lain.

Hal lain yang m em ungkinkan orang m am pu m em persepsikan kem am puan kerj a seseorang secara t epat , karena ada kait annya dengan lam anya seseorang it u bergaul dengan orang yang ia persepsikan kem am puannya. Dalam art i int ensit as hubungan yang diperoleh m elalui m asa kerj a pada prinsipnya akan m enj adikan seseorang lebih m am pu m em perhat ikan suat u st im ulus dengan baik dan dengan dem ikian, orang t ersebut m am pu m em persepsikannya dengan lebih baik pula ( Thoha, 1993) . Selain it u, adanya proses belaj ar at au pem aham an yang diperoleh seseor ang m elalui int ensit as hubungan langsung dalam sit uasi kerj a yang diperoleh dari m asa kerj a. Kondisi inilah yang m enj adikan seseorang m am pu m em persepsikan kem am puan kerj a orang lain dengan baik.


(11)

Tingkat pendidikan ikut m em egang peranan dalam m em persepsi kem am puan kerj a seseorang. Hal ini disebabkan karena pendidikan adalah pengalam an yang m em berikan proses pengert ian, perubahan pandangan t erhadap sat u obyek at au subyek, yang sekaligus m enj adikan seseorang sem akin m am pu bert ingkah laku secara t epat dalam berbagai sit uasi ( Set ianingsih, 1986) .

Melalui pendidikan seseorang m em peroleh kecakapan- kecakapan, pengalam an, penguasaan ide- ide yang abst rak. Oleh karena it u t ingkat pendidikan seseorang akan pengaruhinya dalam m em persepsikan dengan lebih baik ( Crow dan Crow, 1991) . Selanj ut nya Mar’at ( 1981) m enguraikan bahwa m anusia m engam at i at aupun m em persepsikan sesuat u m elalui k acam at anya sendiri. Art inya, persepsi yang m erupakan proses pengam at an dalam diri seseorang dipengaruhi oleh lat ar belakang individu t ersebut , lat ar belakang pendidikan, budaya, sosial ekonom i, pengalam an dan proses belaj ar yang kesem uanya ini m em berikan bent uk dan st rukt ur t erhadap apa yang dipersepsik annya.

BAB I V KESI M PULAN

Prasangka sosial sebenarnya adalah sikap dan t erbent uknya sikap t ersebut berawal dar i persepsi. Jadi prasangka sosial t erint egrasi dalam kepribadian seseorang dan dengan adanya prasangka sosial dalam diri seseorang akan m em pengaruhi persepsinya t erhadap subyek at au obyek yang ada dilingkungannya.

Sekalipun prasangka t idak dapat dipisahkan dari sikap seseorang, nam un dalam kenyat aan sehari- hari, dapat dit em ui pula bahwa prasangka sosial belum t ent u at au t idak selam anya m em pengaruhi seseorang dalam m em persepsi, apalagi m em persepsi kem am puan yang dim ilik i oleh orang lain.

Makin lam a seseorang bekerj a dalam sit uasi yang sam a dengan orang lain, akan sem akin m eningkat kan int ensit as hubungan langsung dan oleh kerenanya m akin sem akin baik pula dalam m em persepsi kem am puan kerj a orang lain.

Tingkat pendidikan ikut m em egang peranan dalam m em persepsi kem am puan kerj a seseorang. Makin t inggi t ingkat pendidikan seseorang, m aka sem akin baik pula ia m em persepsi kem am puan kerj a orang lain.

D AFTAR PUSTAKA

Abdulsyani, ( 1987) Manaj em en Orgarisasi, Penerbit Bina Aksara, Jakart a. Ahm adi Abu H, ( 1979) Psikologi Sosial, Penerbit Bina I lm u, Surabaya. Alwin L. Bert erand, ( 1980) Sosiologi, Penerbit . PT. Bina I lm u, Surabaya. Anoraga Pandj i, ( 1992) Psikologi Kerj a, Penerbit Rieneka Cipt a, Jakart a.

Anoraga Pandj i dan Suyat i Sri, ( 1995) Psikologi I ndust ri dan Sosial, Penerbit Pust aka Jaya, Jakart a.

Arikunt o S, ( 1993) Dasar- dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bina Aksara, Jakart a.

As'ad M, ( 1989) Psikologi I ndust ri, Penerbit Libert y, Yogyakart a.

Bernadet t e N. Set iadi, ( 1993) Peranan Psikologi Sosial dalam Era Pem bangunan, Jurnal Psikologi dan Masyarakat . Penerbit PT. Gram edia, Jakart a. Blum M. L, ( 1956) I ndust rial Psychology and I t s Social Foundat ion, Penerbit

McGraw- Hill Com pany New York.

Dale Ernest dan L.C. Michelon, ( 1986) Met ode- m et ode Manaj em en Modern, Penerbit Andalas Put ra, Jakart a.

Dessler Gary, ( 1984) Personnel Managem ent, Penerbit Rist on Publishing Com pany I nc. Florida.


(12)

Drucker dan Fost er, ( 1983) Manaj em en Tugas, Tanggung Jaw ab Prakt ek,

Penerbit PT. Gram edia, Jakart a.

Fleishm en A. Edwin, ( 1967) St udies in Personal I ndust rial Psychology, Penerbit Hasper & Row Publishing er I nc, New York.

Gerungan W.A, ( 1988) Psikologi Sosial, Penerbit PT. Eresco, Bandung.

Haire Mason. ( 1964) Psychology in Managem ent, Penerbit McGraw - Hill. New York.

Herber & Runyon, ( 1984) Psychology of Adj usm ent, Penerbit The Dosey Press, USA.

Jam es W. Vander Zanden. ( 1984) Social Psychology, Penerbit Random and Com pany, Bost on.

Kart ono Kart ini, ( 1981) Psikologi Sosial Perusahaan dan I ndust ri, Penerbit Libert y, Yogyakart a.

Kennet h J. & Mary M. Gergen, ( 1981) Social Psychology, Penerbit Harcourt Brace Javanovich I nc. New York.

Kossen St an. ( 1986) Aspek Manusia dalam organisasi, Penerbit Erlangga, Jakart a.

Laan Van Der Herm an, ( 1994) Maj alah Tem po, Penerbit PT. Graffit i, Jakart a. Mar'at . ( 1981) Prasangka, Penerbit Fakult as Psikologi UNPAD, Bandung.

Organ W. Dennis, ( 1983) The Applied Psychology of Work Behavior, Penerbit Busness Publicat ions I nc, USA.

Papalia E. Diane & Sally Wendhas olds, ( 1985) Psychology, Penerbit McGraw- Hill Book Com pany, New York.

Pareek Udai, ( 1991) Perilaku Organisasi, Penerbit PT. Binaan Persindo, Jakart a. Pally Usm an. ( 1994) Maj alah Tem po, Penerbit PT. Graffit i. Jakart a.

Sears O. David. Freedm en J.L. Peplau L.A. ( 1985) Social Psychology, Penerbit Prent ice- Hill I nc, Los Angeles.

Siagian Sondang P. ( 1980) Dasar- dasar Manaj em en, Penerbit Gunung Agung, Jakart a.

Sim am ora Hendry, ( 1995) Manaj em en Sum ber Daya Manusia, Penerbit STI E YKPN, Yogyakart a.

St eer R.M, L.W. Port er, ( 1983) Mot ivat ion and Work Behavior, Penerbit McGraw-Hill Com pany, New York.

St rauss George, Leonard R. Syles, ( 1980) The Hum an Problem of Managem ent ,

Penerbit Prebt ice- Hall, USA,

Terry R. George, ( 1986) Azaz- azaz Manaj em en Modern. Penerbit Alum ni, Bandung.

Walgit o Bim o. ( 1991) Psikologi Sosial, Penerbit Andi Offset , Yogyakart a.

Yusuf Yurm ar. ( 1991) Psikologi Ant ar Budaya, Penerbit PT. Rasda Karya, Bandung.


(1)

khusus, sehingga dalam m em bahas prasangka sosial t idak t erlepas dari m asalah sikap.

Sikap ialah suat u hal yang m enent ukan sifat dan hakekat perbuat an seseorang, baik perbuat an saat ini m aupun dim asa yang akan dat ang. Menurut Newcom b et all, ( 1981) sikap m erupakan suat u kesat uan kognisi yang m em punyai daya t arik psikologis ( valensi) dan akhirnya t erint egrasi dalam pola yang lebih luas. Selanj ut nya Gerungan, ( 1988) m enguraikan sikap sebagai perasaan t erhadap obyek t ert ent u yang disert ai kecenderungan unt uk bert indak sesuai dengan sikap t ersebut .

Sikap m em ilik i t iga m acam aspek yakni; aspek kognit if, aspek affekt if, aspek konat if clan ket iga aspek ini saling berkait an sat u sam a lain, ( Mar’at , 1981) .

1 . Aspe k k ogn it if

Sikap yang berhubungan dengan gej ala m engenai pikiran. Aspek ini senant iasa dikait kan dengan kej adian- kej adian yang berdir i sendir i dan sikap int erdependensi. Dalam hubungan ini kej adian- kej adian yang kongkrit dan det erm inant m ewarnai kej adian t ert ent u berdasarkan dim ensi kognit if.

2 . Aspe k Affe k t if

Aspek ini berwuj ud proses yang m enyangkut perasaan- perasaan t ert ent u sepert i ket akut an, kedengkian, sim pat i, ant ipat i dan sebagainya yang dit uj ukan pada obyek t ert ent u. Ada t iga fakt or yang m enj adikan seseorang berprasangka dalam hal ini yakni; perasaan, t indakan dan analisa. Dalam sikap afekt if ini, ego seseorang selalu berperan dan selalu m em pengaruhi ket iga fakt or t ersebut , sehingga t erbent uklah prasangka berdim ensi afekt if. 3 . Aspe k k ona t if

Aspek konat if ini berw uj ud kecenderungan unt uk berbuat sesuat u m isalnya kecenderungan m em beri, kecenderungan m enj auhkan dan sebagainya. Kom ponen ini m erupakan ekspresi dar i kom ponen kognit if dan affekt if. Tindakan seseorang akan dipengaruhi penalaran dan perasaannya, dem ikian halnya dengan prasangka sosial.

Dari uraian t ersebut di at as dapat disarik an bahwa prasangka sosial m erupakan sikap yang at aupun perasaan- perasaan negat if yang dit uj ukan kepada orang lain at au kelom pok orang lain yang m enj adi obyek prasangka t ersebut . Prasangka sosial akan m em pengaruhi t indakan seseorang dalam berbagai hal dan prasangka sosial biasanya m erupakan penilaian yang t idak obyekt if, dengan kat a lain didasarkan pada penilaian yang t ergesa- gesa.

Prasangka sosial berkait an erat dengan kom ponen- kom ponen sikap yakni kom ponen kognit if, afekt if, konat if. Prasangka sosial erat kait annya dengan perasaan subyekt if seseorang yang dit uj ukan pada orang lain at au kelom pok t ert ent u.

2 . Pe n ye ba b Tim bu ln ya Pr a sa n gk a Sosia l

Menurut Blum er, ( dalam Zanden, 1984) salah sat u penyebab t erj adinya prasangka sosial adalah; adanya perasaan berbeda dengan kelom pok lain at au orang lain m isalnya ant ara kelom pok m ayorit as dan kelom pok m inorit as.

Berkait an dengan kelom pok m ayorit as dan m inorit as t ersebut di at as Mar’at , ( 1988) m enguraikan bahwa prasangka sosial banyak dit im bulkan oleh beberapa hal sebagai berikut :

Kekuasaan fakt ual yang t erlihat dalam hubungan kelom pok m ayorit as dan m inorit as.

• Fakt a akan perlakuan t erhadap kelom pok m ayorit as dan m inorit as.

• Fakt a m engenai kesem pat an usaha ant ara kelom pok m ayorit as dan m inorit as. - Fakt a m engenai unsur geografik, dim ana keluarga kelom pok m ayorit as dan m inorit as m enduduki daerah- daerah t ert ent u.

• Posisi dan peranan dari sosial ek onom i yang pada um um nya dikuasai kelom pok m ayorit as.

• Pot ensi energi eksist ensi dari kelom pok m inorit as dalam m em pert ahankan hidupnya.

Prasangka sosial t erhadap kelom pok t ert ent u bukanlah suat u t anggapan yang dibawa sej ak lahir t et api m erupakan sesuat u yang dipelaj ari, ( Kossen, 1986) seseorang akan belaj ar dari or ang lain at au kelom pok t ert ent u yang m enggunakan j alan pint as m ent al prasangka. Jadi, seseorang m em ilik i prasangka t erhadap orang lain karena t erj adinya proses belaj ar.


(2)

3 . Fa k t or - fa k t or Ya n g M e m pe nga r u h i Pr a sa n gk a Sosia l

Proses pem bent ukan prasangka sosial m enurut Mar’at ( 1981) dipengaruhi oleh beberapa fakt or yait u;

1 . Pe n ga r uh Ke pr iba dia n

Dalam perkem bangan kepribadian seseorang akan t erlihat pula pem bent ukan prasangka sosial. Kepribadian ot orit er m engarahkan seseorang m em bent uk suat u konsep prasangka sosial, karena ada kecenderungan orang t ersebut selalu m erasa curiga, berfikir dogm at is dan berpola pada diri sendiri.

2 . Pe n didik a n da n St a t u s

Sem akin t inggi pendidikan seseorang dan sem akin t inggi st at us yang dim ilikinya akan m em pengaruhi cara berfikir nya dan akan m eredusir prasangka sosial.

3 . Pe n ga r uh Pe n didik a n Ana k ole h Or a ngt u a

Dalam hal ini orangt ua m em ilik i nilai- nilai t radisional yang dapat dikat akan berperan sebagai fam ili ideologi y ang akan m em pengaruhi prasangka sosial.

4 . Pe n ga r uh Ke lom pok

Kelom pok m em iliki norm a dan nilai t ersendiri dan akan m em pengaruhi pem bent ukan prasangka sosial pada kelom pok t ersebut . Oleh karenanya norm a kelom pok yang m em ilik i fungsi ot onom dan akan banyak m em berikan inform asi secara realist is at au secara em osional yang m em pengaruhi sist em sikap individu.

5 . Pe n ga r uh Polit ik da n Ek onom i

Polit ik dan ekonom i sering m endom inir pem bent ukan prasangka sosial. Pengaruh polit ik dan ekonom i t elah banyak m em icu t erj adinya prasangka sosial t erhadap kelom pok lain m isalnya kelom pok m inorit as. 6 . Pe n ga r uh Kom un ik a si

Kom unikasi j uga m em ilik i peranan pent ing dalam m em berikan inform asi y ang baik dan kom ponen sikap akan banyak dipengaruhi oleh m edia m assa sepert i radio, t elev isi, yang k esem uanya hal ini akan m em pengaruhi pem bent ukan prasangka sosial dalam diri seseorang. 7 . Pe n ga r uh H u bu n ga n Sosia l

Hubungan sosial m erupakan suat u m edia dalam m engurangi at au m em pert inggi pem bent ukan prasangka sosial.

Sehubungan dengan proses belaj ar sebagai sebab yang m enim bulkan t erj adinya prasangka sosial pada orang lain. m aka dalam hal ini orang t ua dianggap sebagai guru ut am a karena pengaruh m ereka paling besar pada t ahap m odeling pada usia anak- anak sekaligus m enanam kan perilaku prasangka sosial kepada kelom pok lain. Modeling sebagai proses m eniru perilaku orang lain pada usia anak- anak, m aka orang t ua dianggap m em ainkan peranan yang cukup besar. Hal ini sesuai dengan penelit ian y ang dilakukan oleh Ashm ore dan DelBoka, ( dalam Sears et all, 1985) yang m enunj ukkan bahwa orang t ua m em iliki peranan yang pent ing dalam pem bent ukan prasangka sosial dalam diri anak. Jadi, t erdapat korelasi ant ara sikap et nis dan rasial orang t ua dengan sikap et nis dan rasial pada diri anak.

Dari uraian singkat t ersebut di at as dapat disim pulkan bahwa prasangka sosial t erj adi disebabkan adanya perasaan berbeda dengan orang lain at au kelom pok lain. Selain it u prasangka sosial disebabkan oleh adanya proses belaj ar, j uga t im bul disebabkan oleh adanya perasaan m em benci ant ar individu at au kelom pok m isalnya ant ara kelom pok m ayorit as dan kelom pok m inorit as.

Rose, ( dalam Gerungan, 1991) m enguraikan bahwa fakt or yang m em pengaruhi prasangka sosial adalah fakt or kepent ingan perseorangan at au kelom pok t ert ent u, yang akan m em peroleh keunt ungan at au rezekinya apabila m ereka m em upuk prasangka sosial. Prasangka sosial yang dem ikian digunakan unt uk m engeksploit asi golongan- golongan lainnya dem i kem aj uan perseorangan at au golongan sendiri.

Prasangka sosial pada diri seseorang m enurut Kossen, ( 1986) dipengaruhi oleh ket idakt ahuan dan ket iadaan t ent ang obyek at au subyek yang diprasangkainya. Seseorang sering sekali m enghukum at au m em beri penilaian yang salah t erhadap obyek at au subyek t ert ent u sebelum m em eriksa kebenarannya, sehingga orang t ersebut m em beri penilaian t anpa m enget ahui perm asalahannya dengan j elas, at au dengan kat a lain penilaian t er sebut t idak didasarkan pada fakt a- fakt a yang cukup. Selanj ut nya Gerungan, ( 1991) m enguraikan bahw a prasangka sosial dipengaruhi oleh kurangnya penget ahuan dan pengert ian akan fakt a- fakt a kehidupan yang sebenarnya dari golongan-golongan orang yang diprasangkainya.


(3)

Dari uraian t ersebut di at as dapat disarikan bahwa prasangka sosial yang m erupakan t indakan m enghukum sebelum m em er iksa dengan baik yang dipengaruhi oleh beberapa fakt or yakni kurangnya penget ahuan dan pengert ian seseorang yang berprasangka t erhadap obyek at au subyek yang diprasangkainya, sehingga m em beri penilaian t anpa didasarkan akan fakt a- fakt a yang sebenarnya. Selain it u fakt or kom unikasi, peranan kelom pok, pendidikan, baik pendidikan form al m aupun pendidikan non form al j uga m em pengaruhi prasangka sosial dalam diri seseorang.

4 . D a m pa k Pr a sa n gk a Sosia l

Prasangka sosial m enurut Rose, ( dalam Gerungan, 1981) dapat m erugikan m asyarakat secara dan um um dan organisasi khususnya. Hal ini t erj adi kar ena prasangka sosial dapat m engham bat perkem bangan pot ensi individu secara m aksim al.

Selanj ut nya St eplan et all, ( 1978) m enguraikan bahwa prasangka sosial t idak saj a m em pengaruhi perilaku orang dewasa t et api j uga anak- anak sehingga dapat m em bat asi kesem pat an m ereka berkem bang m enj adi orang yang m em iliki t oleransi t er hadap kelom pok sasaran m isalnya kelom pok m inorit as.

Rosenbreg dan Sim m ons, ( 1971) j uga m enguraikan bahwa prasangka sosial akan m enj adikan kelom pok individu t ert ent u dengan kelom pok individu lain berbeda kedudukannya dan m enj adikan m ereka t idak m au bergabung at au bersosialisasi. Apabila hal ini t er j adi dalam organisasi at au perusahaan akan m erusak kerj asam a. Selanj ut nya diuraikan prasangka sosial dapat bert ahan dalam j angka wakt u yang lam a karena prasangka sosial m erupakann pengalam an yang kurang m enyenangkan bagi kelom pok yang diprasangkai t ersebut .

Kesim pulan yang dapat diam bil dari uraian t ent ang dam pak prasangka sosial di at as adalah bahwa dengan adanya prasangka sosial akan m em pengaruhi sikap dan t ingkah laku seseorang dalam berbagai sit uasi. Prasangka sosial dapat m enj adikan seseorang at au kelom pok t ert ent u t idak m au bergabung at au bersosialisasi dengan kelom pok lain. Apabila kondisi t ersebut t erdapat dalam organisasi akan m engganggu kej asam a yang baik sehingga upaya pencapaian t uj uan organisasi kurang dapat t erealisir dengan baik.

BAB I I I PEM BAH ASAN

PRASAN GKA SOSI AL D AN PERSEPSI TERH AD AP KEH AM PUAN KERJA

Sebagaim ana t elah diuraikan dim uka, bangsa I ndonesia t erdiri dari banyak suku bangsa at au kelom pok et nik dan t iap- t iap suku bangsa t ersebut m em punyai kebudayaan dan sej arah perkem bangannya m asing- m asing yang pada akhirnya m em pengaruhi sikap seseorang. Sikap seseorang akan m em pengaruhi perilakunya t erm asuk di dalam nya prasangka sosial. Hal ini sesuai dengan pendapat LaVine, ( 1977) yang m enyat akan bahwa kebudayaan m em pengaruhi anggot a m asyarakat dalam segala aspek kehidupannya.

Selanj ut nya Boesch, ( 1980) m enyat akan bahwa kebudayaan adalah cara m anusia m enent ukan dan m eneropong lingkungannya, m aka dari it u kebudayaan adalah hasil perilaku m anusia dan kebudayaan j uga m em bent uk sert a m enent ukan perilaku m anusia. Dengan dem ikian j uga diart ik an, bahwa kebudayaan yang dim iliki oleh t iap- t iap suku bangsa yang ada di I ndonesia akan m em pengaruhi segala aspek kehidupan m anusia t erm asuk didalam nya prasangka sosial.

Menurut Allport , ( dalam Mar'at , 1981) ekspresi sikap prasangka m elibat kan peranan- peranan negat if sepert i m isalnya; penghinaan, ket idak sukaan, kebencian yang kesem uanya m enunj ukkan sikap ant ipat i. Jika dikait kan dengan prasangka sosial yang m engandung dinam ika yang bersifat negat if, m aka sum ber prasangka sosial dapat diakibat kan pendapat m asyarakat yang didasarkan at as pengalam an akt ual pribadi dan t erj adi secara t erburu- buru. Ket idak j elasan dari sum ber ket erangan m engenai obyek at au m asalah, orang at au kelom pok t ert ent u m engakibat kan suat u pandangan yang m enj urus pada prasangka sosial.

Prasangka sosial dalam diri seseorang t erj adi dikarenakan adanya perasaan berbeda pada m asing- m asing individu, sehingga t im bul rasa saling m encurigai. Apabila hal ini t erj adi dalam sat u lingkungan t ert ent u, m isalnya perusahaan akan sangat m erugikan ( Blum er Zanden, 1984) .


(4)

Di dalam dunia kerj a, dim ana ada karyaw an pribum i dan non pribum i sering m uncul prasangka sosial. Diduga t erj adinya prasangka ini sebagai adanya akibat adanya perbedaan posisi at au kedudukan j abat an dim ana karyawan non pribum i lebih banyak m enduduki j abat an yang lebih t inggi dibanding karyaw an pribum i sekalipun t ingkat pendidikan karyaw an pribum i lebih t inggi dari karyawan non pribum i. Perbedaan kekuasaan fakt ual sem acam ini m enurut Mar’at ( 1988) seringkali m em icu t erj adinya prasangka sosial. Selanj ut nya Mar’at , m enguraikan bahw a perbedaan kondisi sosial ekonom i biasanya akan m enj adikan seseorang at au kelom pok t ert ent u m erasa berbeda dengan yang lainnya dan akan cenderung m em iliki prasangka sosial.

Upaya m em peroleh keunt ungan dari orang lain j uga diduga dapat m em icu t erj adinya prasangka sosial, sebagaim ana diuraikan Rose ( dalam Gerungan, 1991) bahwa upaya m em peroleh keunt ungan dari orang lain m erupakan sum ber t erj adinya prasangka sosial dan hal ini t ent unya sangat m erugikan kelom pok, individu yang diprasangkainya. Sedang Mar’at m enguraikan bahwa hubungan sosial dapat m enim bulkan sekaligus m eredam t erj adinya prasangka sosial. Bila hubungan sosial baik, m aka hal t ersebut akan m eredusir t erj adinya prasangka sosial dan bila hubungan sosialnya t idak baik, m aka akan t erbent uk prasangka sosial.

Kenet h dan Gergen, ( 1981) m engem ukakan bahwa prasangka sosial sebenarnya adalah sikap dan t erbent uknya sikap t ersebut berawal dari persepsi. Jadi, prasangka sosial t erint egrasi dalam k epribadian seseorang dan dengan adanya prasangka sosial dalam diri seseorang akan m em pengaruhi persepsinya t erhadap subyek, obyek yang ada di lingkungannya. Selanj ut nya Davidoff, ( dalam Walgit o, 1991) m enguraikan bahwa m elalui persepsi individu dapat m enget ahui, m enyadari keadaan lingkungan sekit arnya, dan j uga t ent ang keberadaan individu dan kem am puan- kem am puan yang dim ilik inya.

Gibson, ( 1983) m enguraikan bahwa persepsi t erhadap obyek dan subyek dipengaruhi oleh sit uasi, kebut uhan dan perasaan. Dengan dem ikian bila perasaan seseorang diliput i prasangka sosial, m aka akan m em pengaruhi persepsinya t erhadap banyak aspek kehidupan m anusia t erm asuk didalam nya kem am puan kerj a orang lain yang diprasangkainya.

Hadi, ( 1989) j uga m enguraikan bahwa prasangka sosial selalu m em bayangi pengam at an at aupun persepsi seseorang. Orang yang m em ilik i prasangka sosial ser ing m enangkap suat u keadaan, kej adian, at au sit uasi t idak sepert i apa adanya. Tidak j arang prasangka sosial m erum uskan orang ke dalam kepalsuan dan at au ket idak benaran dalam m em persepsikan sesuat u, sepert i halnya kem am puan kerj a orang lain at aupun kelom pok lainnya.

Sekalipun prasangka sosial t idak dapat dipisahkan dari sikap seseorang, dim ana sikap ini akan m em pengaruhi t indakan seseorang dalam kehidupan sehari- hari ( Sherif dan Cant ril dalam Mar'at , 1981) . Nam un dalam kenyat aan sehari- hari, dapat dit em ui pula bahwa prasangka sosial belum t ent u at au t idak selam anya m em pengaruhi seseorang dalam m em persepsi, apalagi m em persepsi kem am puan yang dim ilik i oleh orang lain ( Nelson dan Vivekanant han, 1986) .

Orang t et ap m am pu m em persepsi orang lain dengan baik dapat dikarenakan adanya proses kognit if unt uk m erespon inform asi/ st im ulus yang dit erim a individu m enyangkut diri orang lain y ang pada akhirnya m ereka m am pu m em persepsi dengan baik. Sebagaim ana dikat akan Lut han ( Thoha, 1993) bahwa sekalipun persepsi seseorang sangat t ergant ung pada proses penginderaan, t et api proses kognit if biasanya akan m enyaring dan m enyederhanakan at au m engubah dat a ( obyek, subyek t ert ent u) secara sem purna. Nelson dan Vivekanant han ( 1986) m engungkapkan bahwa orang akan m engevaluasi orang lain sesuai dengan kwalit as int elekt ual. Art inya orang m enilai orang lain dengan m engenyam pingkan unsur sent im en apalagi yang berhubungan dengan t ugas m ereka. Hal ini m engindikasikan, sekalipun seseorang m em ilik i prasangka sosial pada orang lain, belum t ent u m em pengaruhi persepsinya pada saat ia harus m em persepsi kem am puan kerj a orang lain.

Hal lain yang m em ungkinkan orang m am pu m em persepsikan kem am puan kerj a seseorang secara t epat , karena ada kait annya dengan lam anya seseorang it u bergaul dengan orang yang ia persepsikan kem am puannya. Dalam art i int ensit as hubungan yang diperoleh m elalui m asa kerj a pada prinsipnya akan m enj adikan seseorang lebih m am pu m em perhat ikan suat u st im ulus dengan baik dan dengan dem ikian, orang t ersebut m am pu m em persepsikannya dengan lebih baik pula ( Thoha, 1993) . Selain it u, adanya proses belaj ar at au pem aham an yang diperoleh seseor ang m elalui int ensit as hubungan langsung dalam sit uasi kerj a yang diperoleh dari m asa kerj a. Kondisi inilah yang m enj adikan seseorang m am pu m em persepsikan kem am puan kerj a orang lain dengan baik.


(5)

Tingkat pendidikan ikut m em egang peranan dalam m em persepsi kem am puan kerj a seseorang. Hal ini disebabkan karena pendidikan adalah pengalam an yang m em berikan proses pengert ian, perubahan pandangan t erhadap sat u obyek at au subyek, yang sekaligus m enj adikan seseorang sem akin m am pu bert ingkah laku secara t epat dalam berbagai sit uasi ( Set ianingsih, 1986) .

Melalui pendidikan seseorang m em peroleh kecakapan- kecakapan, pengalam an, penguasaan ide- ide yang abst rak. Oleh karena it u t ingkat pendidikan seseorang akan pengaruhinya dalam m em persepsikan dengan lebih baik ( Crow dan Crow, 1991) . Selanj ut nya Mar’at ( 1981) m enguraikan bahwa m anusia m engam at i at aupun m em persepsikan sesuat u m elalui k acam at anya sendiri. Art inya, persepsi yang m erupakan proses pengam at an dalam diri seseorang dipengaruhi oleh lat ar belakang individu t ersebut , lat ar belakang pendidikan, budaya, sosial ekonom i, pengalam an dan proses belaj ar yang kesem uanya ini m em berikan bent uk dan st rukt ur t erhadap apa yang dipersepsik annya.

BAB I V KESI M PULAN

Prasangka sosial sebenarnya adalah sikap dan t erbent uknya sikap t ersebut berawal dar i persepsi. Jadi prasangka sosial t erint egrasi dalam kepribadian seseorang dan dengan adanya prasangka sosial dalam diri seseorang akan m em pengaruhi persepsinya t erhadap subyek at au obyek yang ada dilingkungannya.

Sekalipun prasangka t idak dapat dipisahkan dari sikap seseorang, nam un dalam kenyat aan sehari- hari, dapat dit em ui pula bahwa prasangka sosial belum t ent u at au t idak selam anya m em pengaruhi seseorang dalam m em persepsi, apalagi m em persepsi kem am puan yang dim ilik i oleh orang lain.

Makin lam a seseorang bekerj a dalam sit uasi yang sam a dengan orang lain, akan sem akin m eningkat kan int ensit as hubungan langsung dan oleh kerenanya m akin sem akin baik pula dalam m em persepsi kem am puan kerj a orang lain.

Tingkat pendidikan ikut m em egang peranan dalam m em persepsi kem am puan kerj a seseorang. Makin t inggi t ingkat pendidikan seseorang, m aka sem akin baik pula ia m em persepsi kem am puan kerj a orang lain.

D AFTAR PUSTAKA

Abdulsyani, ( 1987) Manaj em en Orgarisasi, Penerbit Bina Aksara, Jakart a. Ahm adi Abu H, ( 1979) Psikologi Sosial, Penerbit Bina I lm u, Surabaya. Alwin L. Bert erand, ( 1980) Sosiologi, Penerbit . PT. Bina I lm u, Surabaya. Anoraga Pandj i, ( 1992) Psikologi Kerj a, Penerbit Rieneka Cipt a, Jakart a.

Anoraga Pandj i dan Suyat i Sri, ( 1995) Psikologi I ndust ri dan Sosial, Penerbit Pust aka Jaya, Jakart a.

Arikunt o S, ( 1993) Dasar- dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bina Aksara, Jakart a.

As'ad M, ( 1989) Psikologi I ndust ri, Penerbit Libert y, Yogyakart a.

Bernadet t e N. Set iadi, ( 1993) Peranan Psikologi Sosial dalam Era Pem bangunan, Jurnal Psikologi dan Masyarakat . Penerbit PT. Gram edia, Jakart a. Blum M. L, ( 1956) I ndust rial Psychology and I t s Social Foundat ion, Penerbit

McGraw- Hill Com pany New York.

Dale Ernest dan L.C. Michelon, ( 1986) Met ode- m et ode Manaj em en Modern, Penerbit Andalas Put ra, Jakart a.

Dessler Gary, ( 1984) Personnel Managem ent, Penerbit Rist on Publishing Com pany I nc. Florida.


(6)

Drucker dan Fost er, ( 1983) Manaj em en Tugas, Tanggung Jaw ab Prakt ek,

Penerbit PT. Gram edia, Jakart a.

Fleishm en A. Edwin, ( 1967) St udies in Personal I ndust rial Psychology, Penerbit Hasper & Row Publishing er I nc, New York.

Gerungan W.A, ( 1988) Psikologi Sosial, Penerbit PT. Eresco, Bandung.

Haire Mason. ( 1964) Psychology in Managem ent, Penerbit McGraw - Hill. New York.

Herber & Runyon, ( 1984) Psychology of Adj usm ent, Penerbit The Dosey Press, USA.

Jam es W. Vander Zanden. ( 1984) Social Psychology, Penerbit Random and Com pany, Bost on.

Kart ono Kart ini, ( 1981) Psikologi Sosial Perusahaan dan I ndust ri, Penerbit Libert y, Yogyakart a.

Kennet h J. & Mary M. Gergen, ( 1981) Social Psychology, Penerbit Harcourt Brace Javanovich I nc. New York.

Kossen St an. ( 1986) Aspek Manusia dalam organisasi, Penerbit Erlangga, Jakart a.

Laan Van Der Herm an, ( 1994) Maj alah Tem po, Penerbit PT. Graffit i, Jakart a. Mar'at . ( 1981) Prasangka, Penerbit Fakult as Psikologi UNPAD, Bandung.

Organ W. Dennis, ( 1983) The Applied Psychology of Work Behavior, Penerbit Busness Publicat ions I nc, USA.

Papalia E. Diane & Sally Wendhas olds, ( 1985) Psychology, Penerbit McGraw- Hill Book Com pany, New York.

Pareek Udai, ( 1991) Perilaku Organisasi, Penerbit PT. Binaan Persindo, Jakart a. Pally Usm an. ( 1994) Maj alah Tem po, Penerbit PT. Graffit i. Jakart a.

Sears O. David. Freedm en J.L. Peplau L.A. ( 1985) Social Psychology, Penerbit Prent ice- Hill I nc, Los Angeles.

Siagian Sondang P. ( 1980) Dasar- dasar Manaj em en, Penerbit Gunung Agung, Jakart a.

Sim am ora Hendry, ( 1995) Manaj em en Sum ber Daya Manusia, Penerbit STI E YKPN, Yogyakart a.

St eer R.M, L.W. Port er, ( 1983) Mot ivat ion and Work Behavior, Penerbit McGraw-Hill Com pany, New York.

St rauss George, Leonard R. Syles, ( 1980) The Hum an Problem of Managem ent ,

Penerbit Prebt ice- Hall, USA,

Terry R. George, ( 1986) Azaz- azaz Manaj em en Modern. Penerbit Alum ni, Bandung.

Walgit o Bim o. ( 1991) Psikologi Sosial, Penerbit Andi Offset , Yogyakart a.

Yusuf Yurm ar. ( 1991) Psikologi Ant ar Budaya, Penerbit PT. Rasda Karya, Bandung.