Proses Unloading A. Continous Flow
34
Gambar 6-4 : Running Procedure
Gambar 6-5 : Pulling Procedure
35
2. Pada saat ini hubungan pipa “U” antara tubing dan casing
annulus melalui gas lift valve. Masih diperlukan kenaikan
tekanan injeksi agar sedikit fluida tetap mengalir. 3. Valve yang pertama 1 dalam hal ini di set Pso = 625 Psi
mulai tersentuh gas. Kemudian dilanjutkan gas mulai masuk kedalam tubing melalui GLV kemudian mendorong “kill fluid”
dalam tubing kepermukaan. Hal ini bisa terlihat dipermukaan dari
kenaikan kecepatan aliran fluida. 4. Gas keluar bersama-sama dengan liquid dari dalam tubing
sedemikian rupa hingga tekanan didalam annulus turun dibawah 625 Psi. Hal ini akan menyebabkan valve 1 tertutup.
5. “Unloading Process” kemudian diteruskan melalui valve
dibawahnya. Tekanan injeksi di annulus cukup kuat untuk
mendorong liquid melalui valve 2 karena flowing gradient dalam tubing diatas valve 1 sudah banyak berkurang.
Sebagai contoh bila kill fluid gradient didalam tubing adalah 0,5 Psi Ft, sekarang bisa berubah menjadi 0,1 Psi Ft.
Bila valve 1 berada pada kedalaman 1.250 Ft maka tekanan didalam tubing didepan valve 1 berubah dari 625 Psi menjadi
125 Psi. 6. Segera setelah gas injeksi mencapai valve 2, gas mengalir
melalui GLV 2, kemudian mendorong kill fluid kepermuk aan. Keluarnya gas melalui valve ini mengakibatkan tekanan gas di
annulus turun dibawah 600 Psi yang menyebabkan valve 2 tertutup.
7. Pendorongan diteruskan melalui valve 3 dibawahnya. Urutan ini terus berlangsung hingga casing GLV tersentuh gas.
36
8. Berlanjut dengan pengangkatan fluida formasi ke permukaan, yang akan menyebabkan tekanan didasar sumur menurun Pwf.
Turunnya tekanan dasar sumur ini mengakibatkan cairan dari formasi masuk kedalam sumur dan pada saat ini komposisi
cairan didalam tubing menjadi gabungan antara cairan dari annulus dan cairan formasi.
9. Pada akhirnya bila valve 4 telah bekerja, maka tekanan injeksi akan tetap stabil dan sumur mulai memproduksi minyak dari
formasi.