Aliran ini awalnya disebut Gerakan Adventis yang semula berasal dari persekutuan yang informal, bahkan namanya belum ada yang pasti. Akan tetapi, sejak tahun 1855 mereka memiliki
semacam kantor pusat di Battle Creek. “Pada tanggal 1 Oktober 1860 nama Sevent-Day Adventist diresmikan dan pada tahun 1863 dan diselenggarakan Konferensi Umum yang
pertama.” Aritonang, 2005. Tokoh yang paling berperan dalam gereja ini yaitu Ny. Ellen G. White yang dibawah kepemimpinannya gereja Advent merumuskan Statement of Faith
Pernyataan Iman mereka. Pasal 26 Penyataan Iman 1980 tentang Milenium adalah seribu tahun pemerintahan Kristus dengan orang-orang sucinya di sorga di antara kebangkitan pertama
dan kedua. Pada masa ini yang mendiami bumi adalah iblis dan malaikat-malaikatnya sedangkan orang yang jahat yang sudah mati akan dihakimi kemudian akan dibangkitkan dan bersama iblis
dengan malaikat-malaikatnya. Allah akan mengirim api dan menelan mereka serta membersihkan bumi Anihilasi, sehingga alam bebas dari dosa dan para pendosa untuk selama-
lamanya.
4. PANDANGAN REFORMED
Doktrin akhir zaman mengenai penghukuman kekal menimbulkan begitu banyak penafsiran di berbagai kalangan. Menurut kaum Reformed ada dua kondisi pada saat
kedatangaan Tuhan Yesus kedua kalinya, yaitu penderitaan kekal dan sukacita kekal. Orang- orang yang menaruh imannya dalam Kristus akan menerima sukacita abadi pada saat kedatangan
Kristus kedua kalinya Yohanes 3:18. Ayat Alkitab ini jelas menunjukkan bahwa penghukuman kekal ditujukan kepada orang-orang yang tidak percaya, sedangkan orang percaya akan bersama
dengan Allah dalam Yerusalem baru Wahyu 3:12. Kaum Reformed percaya bahwa orang-orang fasik akan mendapatkan penderitaan kekal di suatu tempat bernama neraka gehenna Santoso,
2006. Keyakinan ini didasarkan pada Alkitab sebagai sumber kebenaran yang sejati terlebih lagi fakta bahwa Kristus membicarakan mengenai neraka lebih banyak dari pada tokoh Alkitab lain,
contohnya dalam kotbah-Nya di bukit. Ia menyebutkan tiga referensi mengenai neraka Mat. 5:22-30. Kata neraka yang digunakan Yesus dalam perikop ini menggunakan kata Yunani
Gehenna yang dalam perjanjian baru diterjemahkan sebagai neraka Hoekema, 2004. Kaum yang mendukung paham penghukuman kekal dengan cara anihilasi seperti kaum
Advent hari ke-7 dan saksi Jehovah menggunakan ayat alkitab Mat. 2:13 untuk mendukung pendapat mereka. Padahal jika ditelusuri lebih dalam dari terjemahan aslinya kata “membunuh”
dalam Mat. 2:13 bukan berarti meniadakan karena membunuh dalam ayat ini menggunakan kata apolesai, apollymi dalam bahasa Yunani yang berarti membunuh secara jasmani atau membunuh
tubuh Santoso, 2006, sedangkan Yesus mengatakan kepada para rasul dalam injil Mat. 10:28, “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak
berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa
maupun tubuh di dalam neraka”. Hoekema 2004 mengatakan bahwa Apollymi justru mengandung makna penghukuman kekal, sebagai hukuman dalam kondisi terhilang dari
persekutuan dengan Allah tanpa akhir. Oleh karena itu ayat Alkitab yang digunakan oleh paham anihilasi tidak sesuai karena ketika seseorang membunuh dia tidak meniadakan, partikel tubuh
yang mati akan mengalami pembusukkan dan berubah menjadi materi dalam wujud yang berbeda.
Alkitab yang adalah Firman Tuhan dan sebagai sumber kebenaran yang sejati menunjukkan begitu banyak bukti, terutama Yesus sendiri mengatakan hal ini yaitu mengenai
penghukuman kekal yang akan diterima orang fasik yaitu neraka Mat.5:22-30; Luk. 16:23; 2Raj. 16:3, 21:6; Yer. 32:35 , 7:32 , 19:6; Mar. 9:43; Yes. 66:24; Mat. 13:41-42; Yoh. 3:16; Mat.
9:17 hal inilah yang menyebabkan kaum Reformed menolak paham penghukuman kekal yaitu anihilasi yang berarti penghukuman kekal dengan cara meniadakan orang-orang fasik.
5. PEMBAHASAN KELOMPOK