Sudut Pandang Sinematik Sudut Pandang Sinematik .1 Pengertian Sinematik

33

II.2.3 Sudut Pandang Sinematik

Joseph M Boggs seperti dikutip Asrul Sani, 1986, 128 menjelaskan “Istilah Sudut pandangan dalam sinematografi harus dipergunakan untuk suatu pengertian khusus yang berbeda sekali dari penggunaan istilah ini dalam dunia sastra. Salah satu perbedaan besarnya, ialah karena dalam sudut pandangan sinematik tidak diperlukan konsistensi.” Pada film yang dibangun dengan sudut pandangan sinematik yang bersifat konsisten justru akan terasa menjemukan film tersebut. Sifat konsisten dalam suatu sudut pandang juga dapat mungurangi komunikasi yang yang efektif dan juga dapat memberi batasan kesan dalam visual dalam film. Variasi atau banyak macam tentang sudut pandang pada film justru dapat menjaga kesinambungan dan keterpaduan serta dapat lebih menambahkan kesan dan makna tertentu sebagai pendukung unsur cerita dalam film. Sehingga, biarpun kita dengan bebas dapat berpindah-pindah dari satu sudut ke sudut yang lain, yang perlu kita ingat ialah supaya perbuatan kita itu selalu merupakan jawaban naluriah terhadap cara-cara kita melihat sesuatu yang berbeda-beda, sehingga perubahan-perubahan sudut pandang tersebut masuk akal secara visual biarpun tidak masuk akal menurut logika. Joseph M Boggs terjemahan Asrul Sani, 1986, 128 menjelaskan pada dasarnya ada empat sudut pandangan yang berbeda-beda yang dipergunakan dalam film :  Sudut Pandangan Obyektif Sudut pandang obyektif memusatkan pada aktor dan peristiwa tanpa menarik perhatian pada kamera. Kamera Obyektif mengesankan suatu jarak emosional yang cukup besar antara kamera dan subjek, seolah-olah fungsi kamera tidak lebih hanya sekedar alat perekam, yang merekam sejelas mungkin tokoh-tokoh dan peristiwa cerita yang sedang berlangsung dalam film. Kesinambungan dan komunikasi yang jelas dari adegan-adegan dramatik dalam kebanyakan film menuntut penggunaan sudut pandangan obyektif .  Sudut Pandangan Subyektif Sudut pandang subyektif memberikan pada kita pandangan visual dan intensitas emosional yang dirasakan oleh suatu tokoh yang terlibat dalam suatu kejadian. 34 Semakin subyektif sudut pandang yang dipergunakan dalam film maka makin dalam dan lebih langsung menjadi suatu penghayatan khusus bagi penonton, Karena akan semakin lama penonton terlibat dalam peristiwa yang diperlihatkan.  Sudut Pandangan Subyektif-Interpretif Dalam tipe shot atau pengambilan gambar yang lain, seorang sutradara tidak saja ingin memperlihatkan apa yang terjadi, tapi juga bagaimana kita harus melihat kejadian tersebut. Dengan jalan memotret adegan-adegan dari sudut-sudut pandangan yang khusus atau dengan mempergunakan lensa khusus, atau dengan menggunakan slow motion atau fast motion, hal ini dapat membebankan nada tertentu pada citra visual, sikap emosional tertentu atau gaya tertentu.  Sudut Pandangan Subyektif Tidak Langsung Sudut pandangan subyektif tidak langsung sebetulnya tidak menghasilkan sudut pandangan seseorang peserta. Hal ini hanya mendekatkan kita pada suatu peristiwa hingga kita merasa diri kita terlibat dengan sungguh-sungguh sedangkan penghayatan visual penonton menjadi lebih dalam. Misal dalam sebuah close-up yang mengungkapkan reaksi emosional seorang tokoh.

II.2.4 Tehnik Pengambilan Gambar Sebagai Bagian Unsur Sinematik