Penyebab Miskonsepsi TINJAUAN PUSTAKA

15 konkret. Melalui metode ini siswa berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode demonstrasi mempunyai kelebihan dan kelemahan seperti yang diungkapkan Sanjaya 2006: 150 – 151 Kelebihannya: a. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dikurangi, b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, dan c. Siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan teori dengan kenyataan. Kelemahannya: a. Memerlukan persiapan yang lebih matang, b. Memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang memadai, dan c. Memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus. Penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran menjadikan siswa untuk memperhatikan langsung bahan pelajaran yang dijelaskan guru. Siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi. Siswa juga dapat menco- cokkan teori dengan kenyataan sehingga siswa lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran. Namun demonstrasi bisa gagal tanpa adanya persiapan yang memadai sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif. Bahkan untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali menco- banya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak. Selain itu penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan 16 dengan ceramah dan memerlukan kemampuan dan keterampilan guru sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Menurut Sanjaya 2006: 151 ada beberapa langkah yang dapat digunakan dalam melakukan metode demonstrasi tersebut, antara lain: 1 Tahap persiapan Hal-hal yang harus dilakukan adalah: a. Rumuskan tujuan yang hendak dicapai setelah proses demonstrasi berakhir b. Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan, dan c. Lakukan uji coba demonstrasi. 2 Tahap pelaksanaan a. Langkah pembukaan: 1. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan. 2. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa 3. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa. b. Langkah pelaksanaan demonstrasi 1. Memulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, 2. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa. 3. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu. c. Langkah mengakhiri demonstrasi Memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Metode demonstrasi memerlukan persiapan sebelum dilakukan di depan kelas dengan melakukan uji coba terlebih dahulu. Ketika pelaksanaannya, guru mem- beritahu siswa tentang apa yang harus mereka lakukan misalnya siswa ditugaskan 17 untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi. Kemudian guru memancing pengetahuan siswa misalnya melalui pertanyaan- pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa tertarik untuk memperhatikan demonstrasi. Terakhir guru memberikan tugas yang relevan dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakin- kan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberi- kan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

H. Kerangka Pikir

Ketika siswa berada di dalam kelas, siswa sudah memiliki konsepsi awal mengenai konsep gerak lurus. Hal ini dikarenakan mereka sudah pernah belajar sebelumnya ketika mereka duduk di bangku SMP. Akan tetapi, tidak semua konsepsi siswa sama dengan konsepsi ilmiah. Konsepsi yang tidak sesuai dengan konsepsi ilmiah inilah yang disebut miskonsepsi. M iskonsepsi siswa bisa berasal dari siswa sendiri, yaitu siswa salah menginterpretasi gejala atau peristiwa yang dihadapi dalam hidupnya. Selain itu, miskonsepsi yang dialami siswa bisa juga diperoleh dari p embelajaran dari gurunya. Pembelajaran yang dilakukan gurunya mungkin kurang terarah sehingga siswa melakukan interpretasi yang salah terhadap suatu konsep.