Kebijakan PTSP Bidang Penanaman Modal Di Daerah
Kebijakan PTSP di daerah diterapkan secara beragam. Fungsi kelembagaan penanaman modal dapat dikelompokkan menjadi tigapola :
1. Sebagai lembaga promosi dan informasi penanaman modal, seperti di jalankan di kebanyakan kabupatenkota.
2. Sebagai pembagi tugas ke dinas-dinas terkait. Contohnya di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, unit pelayanan terpadu setempat hanya berfungsi sebagai penyedia informasi dan
mengantar pemohon kepada instansi terkait. Demikian juga di Kabupaten Bantul, lembaga pelayanan terpadu menangani sepenuhnya proses penerbitan izin. Pemohon hanya berurusan
dengan unit pelayanan, tidak di perkenankan berhubungan dengan dinas terkait. 3. Sebagai lembaga yang mempunyai otoritas memberikan izin setelah berkoordinasi dengan
sektor terkait. Pola ini diterapkan di Kota Parepare, Sulawesi Selatan, kantor pelayanan menerima berkas pemohon, mengoordinasikan dengan dinas terkait, setelah itu menerbitkan
perizinan.
Keberagaman ini dapat dimengerti karena kemampuan setiap daerah untuk menyediakan sarana, sumber daya manusia, dan teknologi berbeda satu sama lain. Tingkat keberhasilan pembentukan
kelembagaan pelayanan terpadu juga tidak merata. Ada daerah-daerah yang organisasi pelayanan terpadunya sangat efektif, tetapi ada pula daerah yang tidak dapat terbentuk sama sekali. Bahkan
ada daerah yang telah membentuk unit pelayanan terpadu, namun karena tidak dapat berjalan, maka unit itu ditutup dan akhirnya kembali pada sistem lama. Sampai bulan September 2007
terdapat 160 kabupaten kota yang telah melaksanakan pelayanan terpadu. Kompas, 6 September 2007
Pelaksanaan kebijakan PTSP di daerah masih berpedoman pada Keppres No. 29 tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Penanaman Modal Dalam Rangka PMAdan PMDN melalui Sistem
Pelayanan Satu Atap dan Permendagri No. 24 Tahun 2006 tentang Pedoman PPTSP. Pemerintah daerah hendaknya juga mengetahui pengaturan pelayanan dalam UU No. 25 Tahun
2007.Meskipun ketiga peraturan perundang-undangan tersebut dapat dikatakan sejalan, dengan menggunakan dasar UU dan PP, maka pembuatan kebijakan dan pelaksanaan PTSP menjadi
lebih kuat.