Dasar Hukum Pelayanan Terpadu Satu Pintu

3. Perpres No. 27 Tahun 2009 tentang PTSP di Bidang Penanaman Modal Pasal 1 angka 4 Perpres No. 27 Tahun 2009 menyebutkan bahwaPTSP adalah penyelenggaraan suatu perizinan dan nonperizinan yang mendapat pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan perizinan dan nonperizinan yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan terbitnya dokumen yang dilakukan dalam satu tempat. Pasal 2 Perpres No. 27 Tahun 2009 menyebutkan bahwa PTSP di bidang penanaman modal berdasarkan asas: a. Kepastian Hukum b. Keterbukaan c. Akuntabilitas d. Perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal Negara e. Efisiensi berkeadilan Pada pasal 3 Perpres No. 27 Tahun 2009 menyebutkan bahwa PTSP di bidang penanaman modal bertujuan untuk membantu penanam modal dalam memperoleh kemudahan pelayanan, fasilitas fiskal dan informasi mengenai penanaman modal, dengan cara mempercepat, menyederhanakan pelayanan, dan meringankan atau menghilangkan biaya pengurusan perizinan dan Nonperizinan 4. Peraturan Kepala BKPM No. 12 Tahun 2009 Pasal 2 Peraturan Kepala BKPM No. 12 Tahun 2009 menyatakan bahwa Maksud Pedoman Tata Cara Penanaman Modal adalah sebagai panduan bagi para penyelenggara PTSP di bidang penanaman modal, serta masyarakat dalam memahami prosedur pengajuan dan proses penyelesaian permohonan perizinan dan nonperizinan penanaman modal 5. Permendagri No. 24 Tahun 2006 tentang Pedoman PPTSP. Pasal 1 angka 6 Permendagri No. 24 Tahun 2006 menjelaskan bahwa Perangkat Daerah PPTSP adalah perangkat daerah yang memiliki tugas pokok dan fungsi mengelola semua bentuk pelayanan perizinan dan nonperizinan di daerah dengan sistem satu pintu. Pasal 1 angka 11 Permendagri No. 24 Tahun 2006 menjelaskan bahwa PPTSP adalah kegiatan penyelenggaraan perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sarnpai ke tahap terbitnya dokumen dilakukan dalam satu tempat. 6. Pergub Lampung No. 15 Tahun 2009 tentang SOP Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan pada Lembaga Sekretariat UPTP Perizinan Provinsi Lampung 7. Pergub Lampung No. 15 Tahun 2011 tentang Pelimpahan Kewenangan di Bidang Perizinan dan Nonperizinan Kepada BPMPPT Provinsi Lampung

2.3 Pengertian Investasi

Menurut Sunariyah 2003:4: “Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.” Dewasa ini banyak negara-negara yang melakukan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan investasi baik domestik ataupun modal asing. Hal ini dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan investasi akan mendorong pula kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan, penghematan devisa atau bahkan penambahan devisa. Menurut Sadono Sukirno 1997:107 investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang- barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Berikut adalahalasan melakukan investasi : a. Produktivitas seseorang yang terus mengalami penurunan. b. Tidak menentunya lingkungan perekonomian sehingga memungkinkan suatu saat penghasilan jauh lebih kecil dari pengeluaran. c. Kebutuhan-kebutuhan yang cenderung mengalami peningkatan.

2.4 Kewenangan Pemerintah Daerah di Bidang Investasi

Kewenangan daerah di bidang investasi dalam konteks desentralisasi merupakan pelaksanaan kewenangan yang diamanatkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.Bidang investasi tidak termasuk bidang yang masih menjadi kewenangan pemerintah pusat. Kewenangan Pemerintah Pusat menurut Pasal 10 ayat 3 UU Nomor 32 Tahun 2004 meliputi kewenangan di bidang politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter, fiskal nasional dan agama. Ini terlihat jelas di dalam Pasal 176 UU No. 32 Tahun 2004 bahwa Pemerintah Daerahdalam meningkatkan perekonomian daerah dapat memberikan insentif danatau kemudahan kepada masyarakat danatau investor yang diatur dalam Perda dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.