Belajar Aktivitas Belajar TINJAUAN PUSTAKA

10 mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya 4. Guru memberikan games akademik untuk memastikan seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran. 5. Dalam games akademik siswa dibagi dalam meja-meja tournament, dimana setiap meja tournament merupakan wakil dari kelompok masing- masing. 6. Dalam setiap meja games tournament diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. 7. Siswa dikelompokkan dalam satu meja tournament secara homogen dari segi kemampuan akademik, artinya dalam satu meja tournament kemampuan setiap peserta diusahakan agar setara. 8. Permainan pada meja tiap tournament dilakukan dengan aturan sebagai berikut: a Setiap pemain dalam tiap meja menentukan pembaca soal dan pemain yang pertama. b Pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal. c Pembaca soal membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain. d Soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal. e Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditanggapi oleh penantang searah jarum jam. f Skor hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar dan berhak mendapat kartu jawaban. Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua soal habis dibacakan, setiap peserta dalam satu meja tournament dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain, dan penantang. g Selanjutnya pemain kembali ke kelompok asal dan menghitung skor yang diperoleh masing-masing pemain. h Ketua kelompok memasukkan poin yang diperoleh anggota kelompoknya pada tabel yang telah disediakan.

B. Belajar

Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh seorang secara sadar untuk men- capai suatu perubahan yang sebelumnya belum mengerti menjadi mengerti. Pe- rubahan yang dicapai karena adanya proses belajar yang disebut dengan perubah- an hasil belajar tersebut seperti penambahan pengetahuan baru. Penambahan pe- 11 ngalaman dan keterampilan dan sejenisnya yang mencakup kepada aspek kognitif, Afektif dan Psikomotorik dengan menggunakan belajar kelompok. Menurut pendapat Sudirman 1965 : 23 : Belajar adalah sebagai rangkaian jiwa psikofisik untuk memenuhi per- kembangan pribadi manusia seutuhnya yang berarti bagi masyarakat unsur cipta rasa dan karsa, rana, kognitif, efektif dan fisiko motorik. Proses pem- belajaran akan berlangsung dalam situasi yang sadar dan direncanakan serta dengan tujuan yang jelas. Proses belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan dibenak siswa mereka sendiri. Proses tersebut melibatkan interaksi antara guru dengan siswa secara emosional. Ikatan emosional yang terjalin baik akan sangat mendukung ke- pada tercapainya hasil belajar yang baik pula. Oleh sebab itu proses pem- belajaran peran guru sebagai fasilator, administrator, motivator sangat di- tentukan. Menurut Hamalik, 1975 : 28, - an pada diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Melalui pengajaran dan latihan, siswa diupanyakan memiliki pengalaman yang baik terhadap diri dan gurunya yang didukung dengan terjadinya perubahan dalam dirinya kearah yang positif. Selain itu dalam proses belajar juga terjadi proses bimbingan dari guru kepada siswa dalam penguasaan materi dan bahan pelajaran agar tercapai hasil yang optimal.

C. Aktivitas Belajar

Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Dalam pembelajaran, siswalah yang menjadi subjek, dialah pelaku kegiatan belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya me- rencanakan pembelajaran, yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar. Dimyati dan Mudjiono, 2006: 62 berpendapat bahwa guru harus 12 berperan dalam mengorganisasikan kesempatan belajar bagi masing-masing siswa, artinya mengubah peran guru dari bersifat didaktis menjadi lebih bersifat mengindividualis, yaitu menjamin bahwa setiap siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. Thomas M. Risk dalam Rohani, 2004: 6 mengemukakan tentang belajar mengajar sebagai berikut: mengajar adalah proses membimbing pengalaman belajar. Pengalaman itu sendiri hanya mungkin diperoleh jika peserta didik itu dengan keaktifannya sendiri bereaksi terhadap lingkungannya. Kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran akan berdampak baik pada hasil belajarnya. Seperti yang dikemukakan oleh Djamarah, 2000:67 bahwa: mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang dapat didapatkan oleh anak Senada dengan hal diatas, Gie, 1985: 6 mengatakan bahwa: dalam belajar tergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran. Aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam diri- nya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya p Sedangkan John dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006:44 mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri, guru sekedar pembimbing dan 13 pengarah. Sedangkan menurut Hamalik, 2001:171 mengatakan bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dilain pihak, Rohani, 2004:96 menyatakan bahwa: Belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat-aktif dengan anggota badan, membuat suatu bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Kegiatan fisik tersebut se-bagai kegiatan yang tampak, yaitu saat peserta didik melakukan percobaan, membuat kontruksi model, dan lain-lain. Sedangkan peserta didik yang me-miliki aktivitas psikis kejiwaan terjadi jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam pengajaran. Ia mendengarkan, me-ngamati, menyelidiki, mengingat, dan sebagainya. Kegiatan psikis tersebut tampak bila ia sedang mengamati dengan teliti, memecahkan persoalan, me-ngambil keputusan, dan sebagainya. Selanjutnya penggunaan aktivitas besar nilainya dalam pembelajaran, sebab dengan melakukan aktivitas pada proses pembelajaran, siswa dapat mencari pe- ngalaman sendiri, memupuk kerjasama yang harmonis dikalangan siswa, siswa dapat bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri, siswa dapat mengembang- kan pemahaman dan berpikir kritis, dapat mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa, suasana belajar menjadi lebih hidup sehingga kegiatan yang dilakukan se- lama pembelajaran menyenangkan. Hamalik , 2001: 175 Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa se- lama proses pembelajaran. Dengan melakukan berbagai aktivitas dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri tentang konsep-konsep IPA dengan bantuan guru. Dalam hal ini, aktivitas yang diamati selama kegiatan pembelajaran berlangsung dibatasi pada ruang lingkup. 14

D. Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 TALANG JAWA KECAMATAN MERBAU MATARAM TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 16 42

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SD NEGERI 1 TALANG JAWA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 34

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS II SD NEGERI 1 TALANG JAWA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 36

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 1 WAYHALOM TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 67

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VA SD NEGERI 8 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 11 79

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE COOPERATIVE SCRIPT PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DIKELAS IV SDN 1 TALANG JAWA KECAMATAN MERBAU MATARAM KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 28

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENTS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PURWODADI DALAM TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 13 33

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 WONODADI KECAMATAN GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 11 49

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SUKAMULYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 11 67