Meneliti Kandungan Matan Hadis
Rasulallah Saw. diperintahkan untuk menyampaikan risalah sebagaimana yang telah diwahyukan, agar senantiasa tidak takut celaka dan tidak perlu dikawal,
tidak menanggapi ejekan orang-orang Yahudi, tidak membenci orang-orang munafiq. Kemudian apabila tidak menyampaikan risalah sebagaimana yang
diperintahkan Allah Swt. ataupun hanya sebagian saja, itu seperti halnya batal salat karena meninggalkan salah satu rukunnya. Karena setiap yang
menyembunyikan sesuatu dari agama dalam hal ini yang dimaksud adalah risalah Tuhan maka sama halnya Nabi Saw. meninggalkan semuanya, dalam arti rusak
misi kerasulan diutusnya Nabi Muhammad Saw. kepada umatnya. Jika ada seseorang yang hendak merendahkan atau menaklukkan Nabi Muhammad maka
Allah Swt. lah yang menjaganya dari mereka orang-orang yang membenci Nabi Saw..
13
Pada ayat diawali dengan ism al-Jal lah
keagungan, ini menunjukkan bentuk kepedulian ataupun jaminan yang diberikan kepada Nabi Muhammad Saw. secara langsung dengan memberikan perintah
yakni menyampaikan risalah kepada umat manusia, tentu sesuai dengan yang diwahyukan oleh Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. Maka perlunya
dengan yakin menyebut Asma Allah Swt., dalam arti apabila selalu bersama Allah Swt. maka Allah Swt. akan memberi penjagaanpertolongan Muhammad Saw..
Menurut Syaikh ʻAbd al-Q har bahwa dengan menghilangkan keraguan terhadap
janji Allah Swt. maka Allah Swt. akan memberikan kesempurnaan janjinya
13
Syai kh an wī Jawharī, al-Jaw hir fī Tafsīr al-Qur n al-Karīm Kairo: Mu afá al-
B bī al- alabī, 1350J. 3, 184.
kepada Nabi Muhammad Saw.
14
Menurut Mu ammad usayn al- ab ab
ī bahwa al- iṣmah mempunyai arti penjagaan dari keburukan manusia yang diarahkan kepada Nabi Muhammad
Saw., baik itu karena tujuan agama dan mengemban risalah, karena semua itu masuk kedalam area yang suci. Maksum dari manusia ini tanpa ada penjelasan,
bahwa maksum dari setiap permasalahan manusia seperti kekerasan pada tubuh baik itu pembunuhan, meracun atau setiap yang ada hubungannya dengan
menghilangkan nyawa atau berupa fitnah, penghinaan atau hal lain seperti perbuatan licik, penipuan, tipu daya, dan semua itu tidak nampak dari
kemaksuman Nabi Saw. sebagai penyamarataan. Akan tetapi, itu hanya konteks keburukan mereka yang ditujukan kepada Nabi Muhammad Saw. agar jatuh atau
gagal dalam mengemban tugas risalah Tuhan.
15
Tidak dapat dikatakan sebagaimana umumnya, mengenai perlindungan dari setiap kesulitan dan bahaya, karena pandangan seperti itu dibantah oleh al-
Quran, hadis ma tsūr dan sejarah yang dapat diterima. Allah Swt. telah
menjadikan Nabi Muhammad Saw. lebih umum dari umatnya dalam arti Nabi Saw. mengalami kondisi sebagaimana umatnya, baik itu orang
mu’min, orang- orang kafir atau munafik dari kemalangan seperti, kesengsaraan dan aneka
penderitaan dan keluhan yang tak seorang pun yang mampu menghadapi itu semua kecuali jiwa Nabi Saw. yang mulia.
16
14
Ibn ʻ syūr, Tafsīr al-Taḥrīr wal-Tanwīr Tūnis: D r al-Tūnisīyah, 1984, J. 6, 263.
15
Mu ammas usayn al- ab ab ī, al-Mīz n fī Tafsīr al-Qur‟ n Beirūt: al-Mu assasah al-
Aʻlamī lil-Ma būʻ t, 1997, J. 6, 50-51.
16
Mu ammas usayn al- ab ab ī, al-Mīz n fī Tafsīr al-Qur‟ n Beirūt: al-Mu assasah al-
Aʻlamī lil-Ma būʻ t, 1997, J. 6, 53.
Adapaun tujuan dari turunnya ayat ini adalah sebagai penguat al-Ta k īd
mental Nabi Muhammad Saw. dalam mengemban risalah dan al- i ṣmah pada ayat
di atas bermakna penjagaan Nabi Saw. dari tipu daya musuh yaitu orang-orang kafir dari Yahudi, orang-orang munafiq, dan orang-orang musyrik.
17
Dalam kitab al-Dur al-Mants ūr, mengutip riwayat yang bersumber dari Ibn
Ab ī tim, Ibn Marduwayh dan Ibn ʻAs kir dari Abī Saʻīd al-Khudrī, ia berkata:
Ayat ini yaitu turun kepada Rasulullah Saw.
pada hari Ghad īr Khumm
18
sehubungan dengan ʻAlī b. Abī lib.
19
Menurut al- W
id ī bahwa hadis ini sanadnya ḍa īf karena menurutnya dua rawi seperti ʻAlī b.
ʻ bas dinilai ḍa īf dan ʻA iyah b. Saʻd al-ʻAwfī dinilai ṣadūq bermadzhab Syi’ah yang mudallis.
20
Al- abr n ī, Abū al-Syaikh, Ibn Marduwayh dan Abī Naʻīm dalam kitab
al-Dal il, dan Ibn ʻAs kir meriwayatkan dari Ibn al-ʻAbb s, ia berkata: Nabi Saw.
perlu pendamping untuk menjaganya, maka diutuslah Ab ū
lib untuk mendampinginya. Setiap hari tokoh-tokoh dari Ban
ī H syim menjaganya, sehingga turun ayat
. Maka pamannya hendak mengutus
seseorang untuk menjaga Nabi Saw. Kemudian Nabi Saw. bersabda: Wahai
17
Ibn ʻ syūr, Tafsīr al-Taḥrīr wal-Tanwīr Tūnis: D r al-Tūnisīyah, 1984, J. 6, 263.
18
Lokasi di Arab Saudi, di tengah-tengah antara Mekkah dan Madinah lebih kurang 200 mil atau daerah itu lebih dikenal sebagai tempat penobatan ʻAlī b. Abī lib sebagai wali dan
khalifah yang dilakukan oleh Nabi Saw.
19
Jal l al-Dīn al-Suyū ī, al-Durr al-Mantsūr fi Tafsīr al-Qur‟ n al-Q hirah:, 2003, Cet. 1, J. 5, 383.
20
Abī al- asan ʻAlī b. A mad al-W idī, Asb b Nuzūl al-Qur n Beirūt: D r al-Kutub al-
ʻIlmiyah, 1991, Cet. 1, 204.
pamanku, Sesungguhnya Allah Swt. telah menjagaku dari jin dan manusia .
21
Menurut al-W id
ī bahwa hadis di atas sanadnya ḍa īf karena menurutnya ada seorang rawi al-Na
ḍr b ʻAbd al-Ra m n Abū ʻUmar al-Khuzz z yang dinilai matr
ūk tertuduh dusta.
22
Dalam riwayat yang lain diriwayatkan oleh Ibn ibb n dan Ibn
Marduwayh dari jalan Ab ī Salamah dari Abī Hurayrah, ia berkata: Ketika
Rasulullah Saw. berhenti di suatu tempat yang dipilihkan oleh para sahabatnya di dekat pohon, kemudian meletakkan pedangnya pada sebatang dahan pohon.
Kemudian datanglah seorang dusun arab lalu mendekati sedangkan Nabi Saw. sedang tidur kemudian ia membangunkan Nabi Saw. dan menghunus pedangnya
serya berkata: Siapakah yang akan menghalangimu dariku? Rasulullah Saw. menjawab: Allah Swt. yang akan menolongku darimu, jatuhkanlah pedangmu.
Maka ia menjatuhkan pedangnya. Maka turunlah ayat:
23
2 Menghimpun Hadis-hadis yang Satu Tema.
Terdapat tiga periwayatan dalam a ḥīḥ al-Bukh rī, dua periwayatan dalam
aḥīḥ Muslim, dan empat periwayatan dalam Musnad Aḥmad b. anbal. Namun, dari ketiga Mukharrij masing-masing banyak kesamaan dan sedikit perbedaan
pada beberapa penggunaan kata dalam lafadz matan hadis. Namun tidak merubah
21
Jal l al-Dīn al-Suyū ī, Asb b al-Nuzūl al-Musammá Lub b al-Nuqūl fī Asb b al-Nuzūl Beirūt: Mu assasah al-Kutub al-Tsaq fiyah, 2002, Cet. 1, 106. Lihat juga tafsirnya al-Durr al-
Mantsūr fi Tafsīr al-Qur‟ n al-Q hirah:, 2003, Cet. 1, J. 5, 385-386.
22
Abī al- asan ʻAlī b. A mad al-W idī, Asb b Nuzūl al-Qur n Beirūt: D r al-Kutub al-
ʻIlmiyah, 1991, Cet. 1, 205.
23
Hadisnya ḥasan lihat Muqbil b. H dī al-W diʻī, al- aḥīḥ al-Musnad min Asb b al-
Nuzūl al-Yaman: Maktabah anaʻ al-Atsariyah, 2004, Cet. 2, 99. Dan sanadnya L ba sa bih lihat
ʻI m b. ʻAbd al-Mu sin al- amīd n, al- aḥīḥ min Asb b al-Nuẓūl Beirūt: Mu assasah al- Riy n, 1999, Cet. 1, 168.
maksud dari hadis tersebut dan masih dalam satu tema yaitu berbicara mengenai keikutsertaan Muhammad Saw. dalam perbaikan Kaʻbah.
Berikut tabel lafadz yang digunakan tiga mukharrij hadis: Mukharrij
Jalur 1 Jalur 2
Jalur 3 Jalur 4
Al- Bukh rī
–
Muslim
–
A mad
– –
Adapun keterangan tabel di atas, dari tiga jalur periwayatan dalam a ḥīḥ
al- Bukh rī ada persamaan dalam penggunaan kata raqabah ada juga yang
menggunakan kata Mankib. Begitu juga pada jalur periwayatan dalam a ḥīḥ
Muslim dan A ḥmad b.
anbal. Menurut Ibn R fiʻ dalam riwayatnya
menggunakan “ ala Raqabatika” dan tidak mengatakan “ ala
tiqika”.
24
Berikut arti kata yang digunakan mukharrij dalam matan hadis tersebut: 1.
Raqabah mempunyai arti al- Unuq leher, ada yang mengatakan bagian atas al-
Unuq dan bagian bawah al- Unuq.
25
2. Mankib mempunya arti Mujtama un ra si al-Katifi wal- Aḍudi tempat
pertemuan bahu dan lengan atas.
26
3. tiq mempunyai arti Ma bayna al-Mankib wal- Unuq bagian diantara bahu
dan leher.
27
4. Ury n mempunyai arti Ariya min Tsawbihi bertalanjangmelepaskan
24
Muslim, aḥīḥ Muslim Beirūt: D r al-Fikr, 2009, J. 1, 165.
25
Ibn Manẓūr, Lis n al- Arab Beirūt: D r al-Fikr, 1990, Cet. 1, J. 1, 427.
26
Ibn Manẓūr, Lis n al- Arab Beirūt: D r al-Fikr, 1990, Cet. 1, J. 1, 771.
27
Ibn Manẓūr, Lis n al- Arab Beirūt: D r al-Fikr, 1990, Cet. 1, J. 10, 237
pakaiannya.
28
Kata Ury n asal kata dari
di dalam al- Qur’an hanya terdapat satu
ayat yaitu mengkisahkan Nabi Adam dan istrinya di dalam surga dan keluar dari surga disebabkan bisikan setan karena setan merupakan musuh bagi keduanya.
Kemudian Allah Swt. menggambarkan keadaan di dalam surga, sebagaimana termuat dalam surah
h ayat 118; yang artinya
Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang. Ayat tersebut menunjukkan adanya kesesuaian antara lapar dan telanjang.
Apabila lapar merupakan kekosongan tubuh yang tersembunyi dan yang dapat menjaga dari rasa sakit adalah makanan, sedangkan telanjang merupakan
kekosongan tubuh yang nampak dan yang dapat melindungi dari rasa hembusan angin dan dingin adalah pakaian.
29
Sehingga rasa lapar itu dikategorikan sebagai hinaan yang tak nampak dan telanjang sebagai hinaan yang nampak jelas yang
menjadikan orang tersebut menjadi malu.
30
Dari beberapa makna yang telah dipaparkan di atas, menunjukkan tempat meletakkan
iz r-nya dibagian antara batas lengan atas dan bagian bawah leher. Berkesimpulan bahwa Nabi Saw. meletakkan
iz r-nya di atas bahu untuk menjaga rasa sakit dan meringankan berat beban batu yang diangkat oleh Nabi Saw. dan
orang-orang Quraisy lainnya. Kemudian riwayat lain menginformasikan bahwa
28
Ibn Manẓūr, Lis n al- Arab Beirūt: D r al-Fikr, 1990, Cet. 1, J. 15, 46.
29
Ibn ʻ syūr, Tafsīr al-Taḥrīr wal-Tanwīr Tūnis: D r al-Tūnisīyah, 1984, J. 16, 322.
30
Ibn Katsīr, Tafsīr al-Qur‟ n al- Aẓīm al-Riy ḍ: D r ayyibah, 1999, Cet. 2, J. 5, 320.
Nabi Saw. tidak pernah lagi berjalan tanpa mengenakan pakaian Ury n setelah
peristiwa tersebut.
31
3 Mengetahui Asbāb al
-Wurūd Hadis Memahami hadis sesuai dengan latar belakang, situasi dan kondisi serta tujuannya.
Pada masa sebelum kenabian, terdapat perbedaan pendapat mengenai usia Nabi Saw. ketika ikut kegiatan
perbaikan Kaʻbah, menurut al-Zuhrī saat itu Nabi belum dewasa, m
enurut Ibn Ba l saat itu usia Nabi lima belas tahun 15, menurut His
y m lima 5 tahun sebelum kenabian, ada yang mengatakan pada usia tiga puluh enam tahun 36, menurut al-
Bayhaqī sebelum Nabi menikah dengan Khadījah, dan pendapat yang masyhur adalah sepuluh tahun 10 setelah
menikah dengan Khadījah yaitu tiga puluh lima tahun 35.
32
Kaʻbah sempat mengalami perbaikan kembali karena kota Makkah sering di landa banjir
mengakibatkan bangunan Kaʻbah semakin rapuh sehingga meretakkan dinding Kaʻbah. Orang-orang Quraisy berpendapat bahwa perlu diadakannya perbaikan
bangunan Kaʻbah untuk memelihara kedudukannya sebagai tempat yang disucikan oleh bangsa Arab, umumnya segenap penjuru jazirah Arab.
33
Diriwayatkan dari al- ʻAbb s bahwa bersama Nabi Saw. dan orang-orang
Quraisy memindahkan batu untuk merenovasi bangunan Kaʻbah, sedangkan anak
perempuan berada di rumah. Ketika orang-orang Quraisy hendak mengangkat batu-batu, ditugaskan dua orang dua orang laki-laki untuk memindahkan batu dan
para perempuan memindahkan kapur pelabur dinding. Al- ʻAbb s bersama Nabi
31
Muslim, aḥīḥ Muslim Beirūt: D r al-Fikr, 2009, J. 1, 165.
32
Badr al- Dīn Abī Mu ammad, Umdat al-Q rī Syarḥ aḥīḥ al-Bukh rī Beirūt: D r al-
Kutub al- ʻIlmīyah, 2001, J. 4, 106.
33
Moenawar Khalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Saw Jakarta: Gema Insani Press, 2001, Cet. 1, 93.
Saw. memindahkan batu di atas bahu. Ketika al- ʻAbb s dan Nabi Saw. berada di
tengah banyak orang keduanya masih mengenakan pakaiannya, Nabi Saw. berada di depan pamannya al-
ʻAbb s. Dalam perjalanan mengangkat batu Al-ʻAbb s dan Nabi Saw. melepaskan pakaiannya kemudian diletakkan di atas bahu mereka
untuk meringankan beban batu, terasa panas al- ʻAbb s berjalan cepat dan tiba-tiba
Nabi Saw. jatuh dan matanya terbelalak memandang ke atas langit. Al- ʻAbb s
bertanya kepada Nabi Saw.: Ada apa? Kemudian Nabi Saw. berdiri dan mengambil pakaiannya, seraya bersabda: “Aku dilarang berjalan telanjang”.
Kemudian al- ʻAbb s menyembunyikan kejadian tersebut, sebab khawatir kalau
peristiwa tersebut diceritakan kepada orang-orang, mereka akan menganggap Nabi Saw. gila, sampai Allah Swt. mengangkatnya menjadi Nabi dan Rasul-
Nya.
34
Sebelum melakukan renovasi Kaʻbah, orang-orang Quraisy menemukan sebuah kapal dagang asing yang terkena badai besar mengakibatkan kapal itu
pecah dan terdampar di tepi Laut Merah Jeddah. Riwayat lain menginformasikan bahwa kapal itu milik Baqum, ia merupakan saudagar besar
Mesir dari bangsa Romawi yang pandai dalam hal pertukangan. Kemudian tiba- tiba kapal milik Baqum itu dihantam badai mengakibatkan kapal tersebut
34
Ibn amzah al- usaynī al- anafi, al-Bay n wal-Ta rīf fī Asb b al-Wurūd al- adīts al-
Syarīf, Penerjemah. M. Suwarta Wijaya Jakarta: Kalam Mulia, 2002. J. 3, 344. Lihat juga A mad b. ʻAmrū b. al- a k Abū Bakar al-Syayb nī, al- ḥ d wal-Mats nī al-Riyaḍ: D r al-
R yah, 1991, J. 1, 51. no. 354
terdampar di pantai jazirah Arab Jeddah.
35
Dalam merenovasi Kaʻbah, para pembesar Quraisy berkomitmen harta benda yang digunakan untuk perbaikan bangunan Kaʻbah harus suci, tidak berasal
dari hasil menipu, merampas, berjudi, dan sebagainya. Jadi, bahan bangunan yang ditemukan di pantai jazirah Arab Jeddah ini bukan barang hasil temuan belaka.
Akan tetapi, kapal yang terdampar itu terdengar oleh penduduk kota Mekah, hingga akhirnya para pembesar Quraisy yang dikepalai Walid b. Mughirah
mendatangi kapal tersebut dan membelinya. Kemudian Baqum, diminta untuk membantu dan mengatur proses perbaikan bangunan
Kaʻbah yang rusak dan Baqum menerima permintaan tersebut.
36
Dalam melakukan perbaikan bangunan Kaʻbah, Walid b. Mughirah membagi pekerjaan mereka dibeberapa tempat untuk setiap kabilah Quraisy.
Misalnya, yang mengerjakan di bagian pintu Kaʻbah diserahkan kepada Bani Abdi Manaf dan Bani Zuhrah, bagian Rukun Aswad dan Rukun Yamani
diserahkan kepada Bani Makhzum dan beberapa kabilah Quraisy, begitupun seterusnya.
37
Kemudian mereka memperluas ukuran Kaʻbah dan menambah ketinggian bangunan
Kaʻbah dari 9 hasta menjadi 18 hasta 8,46 meter. Bagian dalam utara Kaʻbah telah dibuatkan tangga, sementara di bagian dalam barat
Kaʻbah pintu belakang tertutup dan pintu timur dipertinggi untuk menghindari
35
Moenawar Khalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Saw Jakarta: Gema Insani Press, 2001, Cet. 1, 94. lihat juga Ibn ajar al-ʻAsqal nī, Fatḥ al-B rī al-Riy ḍ: Maktabat al-
Mulk, 2001, Cet. 1, J. 3, 516.
36
Moenawar Khalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Saw Jakarta: Gema Insani Press, 2001, Cet. 1, 95.
37
Moenawar Khalil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Saw Jakarta: Gema Insani Press, 2001, Cet. 1, 95.
banjir dan mencegah masuk para penyusup.
38
Dengan pembagian seperti itu, setiap kabilah Quraisy merasa ikut serta dalam kegiatan
perbaikan Kaʻbah tempat suci dan Muhammad Saw. juga ikut mengangkat bebatuan bersama al-
ʻAbb s.