Metode Pengumpulan Data Kualitas hadis-hadis kemaksuman Nabi Muhammad SAW

E. Kajian Pustaka

Terdapat beberapa kajian penelitian terdahulu yang membahas kemaksuman para Nabi dan Rasul berupa skripsi, Tesis, bukukitab, dan artikel, dengan catatan semuanya berbeda pembahasan satu sama lainnya, diantaranya: a. Adithia Warman, 34 dari Fakultas Dirasat Islamiyah 2010, skripsinya berjudul “Konsep Ishmah Para Nabi Menurut Imam Fakhr al-Dīn al-R zī”. Skripsi ini lebih fokus mengkaji pemahaman al- I ṣmah para Nabi menurut Imam al-R zī dengan menjelaskan pengertian Nabi dan Rasul, perbedaan antara mu ʻjizat, karamah, dan sihir, dan kemaksuman para Nabi serta pembagian kemaksuman. b. Muhammad Ridwan, 35 dari Fakultas Dirasat Islamiyah 2009, skripsinya berjudul “Konsep Kenabian Menurut Mazhab Asy ary”Ṭ Skripsi ini hanya menjelaskan pengertian Nabi dan Rasul, seputar madzhab al- Asy irah berikut ulama-ulama besar yang bermadzhabkan al- Asy irah, dan teori kenabian menurut al- Asy irah. c. Muhammad Yusfik, 36 Tesisnya berjudul “Kenabian Muhammad Saw. Menurut Al-Quran: Kajian Tematik tentang Misi Kenabian Muhammad SawṬ” Tesis ini mengulas sejarah Nabi Muhammad Saw. dari sebelum kenabian hingga sesudah kenabian, menjelaskan konsep kenabian Muhammad Saw. dan misi kenabian Muhammad Saw. menurut al- Qur’an. 34 Adithia Warman, “Konsep Ishmah Para Nabi Menurut Imam Fakhr al-Dīn al-Razi,” Skripsi S 1 Fakultas Dirasat Islamiyah, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010. 35 Ahmad Ridwan , “Konsep Kenabian Menurut Mazhab Asyary,” Skripsi S1 Fakultas Dirasat Islamiyah, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009. 36 Muhammad Yusfik, “Kenabian Muhammad SawṬ Menurut Al-Qur‟an: Kajian Tematik tentang Misi Kenabian Muhammad SawṬ” Tesis S2 Universitas Islam Negeri Jakarta, 2005. d. Syarīf al-Murtaḍá w. 436 H., 37 dengan judul “Tanzīh al-Anbiy ”. Karya ini berisikan tentang perbedaan pendapat dalam kesucian para Nabi dari dosa, kesempurnaan kesucian para Nabi dari dosa kecil dan besar dengan memberikan contoh dari kesucian Nabi Adam as. sampai pada kesucian Nabi Muhammad Saw. namun tidak menjelaskan seluruh para Nabi hanya beberapa Nabi saja serta para Imam yang dianggap suci seperti sahabat ʻAlī, al- asan b. ʻAlī, Abū ʻAbdullah al- usayn b. ʻAlī, Abū al- asan ʻAlī b. Mūsá, dan al- Q im al-Mahdī. e. Fakhr al-Dīn al-R zī w. 606 H., 38 dengan judul “ Iṣmat al-Anbiy ”Ṭ Karya ini berisikan tentang sekilas pendapat-pendapat madzhab dalam hal kemaksuman para Nabi, dan pendapat Fakhr al-D īn al-R zī sendiri mengenai wajibnya kemaksuman para Nabi serta memberikan lima belas dalil dalam pembahasan kemaksuman para Nabi. f. Jaʻfar al-Sub nī, 39 dengan judul “ʻIṣmat al-Anbiy fī al-Qur‟ n al-Karīm”Ṭ Karya ini menjelaskan munculnya teori al- I ṣmah, hakikat arti maksum, apakah kemaksuman itu hasil dari ikhtiar atau karunia Ilahi, dan kemaksuman para Nabi yang terdapat di dalam al- Qur’an, seperti Nabi dam, Nabi Nū , Nabi Ibr hīm, Nabi Yūsuf, Nabi Mūsá, Nabi D wud, Nabi Sulaym n, Nabi yūb, Nabi Yūnus, dan Nabi Muhammad Saw. 37 Syarīf al-Murtaḍá, Tanzīh al-Anbiy Qum: Amīr, 1955, 15. 38 Fakhr al- Dīn al-R zī, ʻIṣmat al-Anbiy Beirūt: D r al-Kutub al-ʻIlmīyah, 1986, 39- 40. 39 Ja ʻfar al-Sub nī, ʻIṣmat al-Anbiy fī al-Qur‟ n al-Karīm Beirūt: D r al-Wal , 2004, Cet. 2, 8.