Latar Belakang Hubungan Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Siswa SD Negeri 200203 Padangsidimpuan

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kualitas sumber daya manusia SDM merupakan syarat mutlak menuju pembangunan di segala bidang. Status gizi merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada kualitas SDM terutama yang terkait dengan kecerdasan, produktivitas, dan kreativitas. Istilah gizi hanya merujuk pada kesehatan tubuh yang meliputi penyediaan energi, pemeliharaan jaringan tubuh, dan mengatur proses kehidupan dalam tubuh. Namun, saat ini gizi mempunyai pengertian yang sangat luas. Selain berhubungan dengan kesehatan, gizi juga dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berpengaruh dalam perkembangan otak, kemampuan belajar dan produktivitas kerja. Oleh karena itu, gizi menjadi faktor penting bagi pembentukan sumber daya manusia yg berkualitas. Pada saat ini Indonesia mengalami masalah gizi ganda, yaitu gizi lebih atau gizi kurang. Biasanya masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi, gizi seimbang dan kesehatan. Sebaliknya masalah gizi kurang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas Universitas Sumatera Utara 2 lingkungan sanitasi, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan. Secara nasional, penduduk Indonesia yang mengkonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal yaitu kurang dari 70 dari angka kecukupan gizi, bagi orang Indonesia adalah sebanyak 40,7. Kontribusi konsumsi karbohidrat terhadap konsumsi energi adalah 61, sedikit diatas angka yang dianjurkan PUGS Pedoman Umum Gizi Seimbang yaitu 50-60. Kontribusi protein terhadap konsumsi energi hanya 13,3 di bawah dari yang dianjurkan PUGS yaitu 15, dan kontribusi konsumsi lemak terhadap energi sebesar 25,6 melebihi yang dianjurkan PUGS yaitu 25. Asupan protein pada anak usia 7-12 tahun secara nasional rata-rata 113,2 dan di Sulawesi utara rata-rata 126,4. Di Indonesia asupan rata-rata protein sebesar 105,8, sedangkan di Sulawesi Utara rata-rata asupan protein 115,8. Terdapat perbedaan asupan protein antara Sulawesi Utara dengan angka nasional, dimana Sulawesi Utara 20,6 di bawah angka rata- rata asupan protein nasional. Depkes RI, 2010. Dari data yang diambil oleh Departemen Sosial tahun 2002 Di Jogjakarta terdapat 3,6 anak sekolah yang menderita gizi buruk dan 24 menderita gizi kurang. Hal ini bisa menyebabkan terhambatnya prestasi belajar mereka di sekolah Depsos.2002. Keadaan kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi. Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas hidangan. Kualitas hidangan Universitas Sumatera Utara 3 menunjukkan semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam susunan hidangan dan perbandingan yang satu terhadap yang lain. Kalau susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari sudut kualitas maupun kuantitas, maka tubuh akan mendapatkan kondisi kesehatan gizi yang sebaik – baiknya. Christien, 2007. Kurang gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan daya tahan, meningkatkan kesakitan dan kematian Achmad. 2000. Dalam Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2000 disebutkan bahwa pada anak usia sekolah kekurangan gizi akan mengakibatkan anak menjadi lemah, cepat lelah dan sakit - sakitan sehingga anak sering kali absen serta mengalami kesulitan mengikuti dan memahami pelajaran. Salah satu cara menilai kualitas seorang anak adalah dengan melihat prestasi belajarnya di sekolah. Prestasi yang dicapai menunjukkan hasil dari proses belajar Christien, 2007. Prestasi belajar anak didik dipakai sebagai ukuran untuk mengetahui sejauh mana mereka dapat menguasai pelajaran yang sudah diajarkan atau dipelajari. Hasil prestasi belajar ini biasanya bersifat dokumentatif yang dinyatakan dengan nilai rapor. Penelitian Huwae 2005 menyatakan dari 43 sampel anak sekolah yang diteliti di Kabupaten Nabire terdapat 36 menderita gizi kurang dan 1,3 mengalami gizi buruk. Penelitian ini menyatakan terdapat hubungan yang erat antara status gizi dengan prestasi belajar Universitas Sumatera Utara 4 siswa sekolah dasar yaitu semakin tinggi status gizi siswa maka akan semakin tinggi pula prestasi belajar mereka. Keadaan gizi juga akan mempengaruhi kemampuan anak dalam mengikuti pelajaran di sekolah dan akan mempengaruhi prestasi belajar. Penelitian kaitan indeks prestasi dengan status gizi anak : studi kasus anak di Kabupaten Nabire oleh Wilma 2006 menemukan bahwa semakin rendah status gizi siswa semakin rendah pula nilai prestasi mereka. Untuk Kota Padangsidimpuan prevalensi gizi kurang ditambah gizi buruk sebesar 12,7 dengan perincian prevalensi gizi kurang sebesar 9,5 dan gizi buruk sebesar 3,2 Profil Sumut, 2008. Untuk prestasi belajar didapatkan hasil yang sangat rendah dan kurang memuaskan. Prevalensi gizi kurang di kota Padangsidimpuan lebih rendah jika dibandingkan dengan prevalensi gizi kurang di Propinsi Sumatera Utara. Hal ini mungkin dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti asupan makanan, penyakit infeksi, persedian makanan keluarga, pelayanan kesehatan dan sosial ekonomi. Dalam hal ini keluarga juga mempunyai tanggung jawab dalam penyediaan biaya kesehatan dan peningkatan status sosial ekonomi keluarga. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan status gizi dan prestasi belajar siswa di SDN 200203 Padangsidimpuan. Universitas Sumatera Utara 5

2. Rumusan Masalah