Analisis Biaya Operasional Pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjung Balai Asahan

(1)

ANALISIS BIAYA OPERASIONAL PADA KANTOR

PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN)

TANJUNG BALAI ASAHAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

RAHMAH SURYANI TAMBUNAN

NIM. 062101027

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III Keuangan

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

NAMA : RAHMAH SURYANI TAMBUNAN

NIM : 062101027

PROGRAM STUDI : D-III KEUANGAN

JUDUL : ANALISIS BIAYA OPERASIONAL PADA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN

NEGARA (KPPN) TANJUNG BALAI ASAHAN

Tanggal :………..2009 Dosen Pembimbing

(Syafrizal H. Situmorang, SE, MSi) NIP : 132 306 869

Tanggal :………..2009 Ketua Program Studi

(Prof. Dr. Paham Ginting, SE, MSi) NIP : 131 417 461

Tanggal :………..2009 DEKAN

(Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec) NIP : 131 285 985


(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim,,,

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul : “Analisis Biaya Operasional pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjung Balai”.

Selesainya penulisan tugas akhir ini, tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis patut menyampaiakn ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Teristimewa kepada Ibunda Syamsiar dan Ayahanda MS. Tambunan yang

tidak henti-hentinya memberikan perhatian, dukungan, serta do’a yang tulus kepada penulis. Kakakku Anggia Friyanti Sitanggang S.Si yang telah membimbing penulis dari awal melaksanakan perkuliahan. Kak Ayu, Kak Ita Jimbo, Kak Ita, Bank Anto beserta Istri, Abangku Rudi. Juga buat pona’an penulis yang selalu ceria. Ryan, Rio, dan Raihan. Terima kasih atas semuanya. 2. Bapak Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara Medan.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, SE, M.Si, selaku ketua jurusan Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.

4. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, selaku sekretaris jurusan


(4)

5. Bapak Muhammad Hasan selaku bendahara Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjung Balai dan Bapak Darisman BSc selaku Ketua Sub. Bagian Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjung balai yang telah memberikan izin riset kepada penulis serta membantu npenulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Rekan-rekan penulis yang selalu berada disamping penulis, Kak Dian, Bang

Iskandar, Oki, Reinaldi, Heru, Azhar, Fitri ginjang, Fitri kecil, Lia Aldina, dan semuanya.

7. Rasa terima kasih juga penulis ucapkan buat teman-teman penulis, Mega, Ari, Nita, Mutia, Hilda, Putri, Yuli, Lia, Yessi, Isty, dan teman-teman lain khususnya stambuk ‘06 yang telah terus bersemangat bersama penulis selama tiga tahun.

Tiada lain harapan penulis, mudah-mudahan tugas akhir ini walaupun masih dalam wujud jauh dari sempurna, dapat bermanfaat bagi penulis dan juga bagi pembaca. Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Medan, Mei 2009

Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas ... 7

B. Jenis Usaha / Kegiatan ... 10

C. Struktur Organisasi ... 10

D. Uraian Pekerjaan ... 13

E. Kinerja Usaha Terkini ... 16

BAB III PEMBAHASAN ... 19

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 31

B. Saran ... 32 DAFTAR PUSTAKA


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Realisasi Kinerja Karyawan KPPN ... 17 Tabel 3.1 Perbandingan Biaya Operasional dan Realisasi ... 24 Tabel 3.2 Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional dengan Variance ... 26


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan dewasa ini pada umumnya menunjukkan persaingan yang sengit dan kuat, baik itu pada perusahaan industri maupun pada perusahaan jasa. Banyak perusahaan yang tidak mampu berdiri lama disebabkan oleh ketidakmampuan perusahaan tersebut dalam bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang banyak bermunculan. Hal ini dapat dipengaruhi banyak faktor. Seperti lemahnya kerja sama manusia dalam mengelola sumber-sumber yang tersedia, pernanan kepemimpinan yang tidak efektif, serta kecilnya pendapatan perusahaan dibandingkan dengan pengeluarannya.

Sehubungan dengan itu untuk mengantisipasi persaingan yang begitu berat, perusahaan dituntut agar bekerja secara efektif dan efisien, terutama dalam mengelola sumber daya seoptimal mungkin seperti perencanaan kerja, perencanaan biaya, dan teknik lain yang dapat meningkatkan efektifitas usaha guna mencapai tujuan perusahaan yang tidak lain adalah laba.

Efektifitas kerja dalam suatu perusahaan sangatlah penting, karena efektifitas kerja menggambarkan suatu keberhasilan organisasi dalam menjalankan misi dan tujuannya untuk memperoleh hasil yang maksimal melalui perencanaan yang benar.


(8)

Dalam kaitan ini Widjaja (2000:5) efektifitas adalah merupakan suatu usaha pencapaian tujuan dengan berbagai pemanfaatan sumber-sumber yang telah tersedia dan telah dialokasikan untuk melakukan berbagai kegiatan yang telah ditentukan sebelumnya. Selain itu efektifitas juga adalah suatu pelaksanaan tugas dinilai dengan baik sangat tergantung kepada bilamana tugas itu diselesaikan, dan efisiensi biaya yang dikeluarkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Laba tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi laba dapat diperoleh melalui usaha yang dilakukan secara terencana, teratur, dan terus menerus. Dalam pengertian yang sederhana, laba menurut Welsch (2000:7) merupakan selisih antara pendapatan dan biaya. Untuk memperoleh laba, maka perusahaan harus dapat menekan biaya-biaya yang tidak diperlukan, yang nantinya akan menyebabkan pengeluaran yang lebih besar. Dimana secara umum semua perusahaan selalu menginginkan perolehan laba yang besar. Laba yang besar dapat diperoleh apabila perusahaan dapat meminimalisir biaya-biaya yang dianggap tidak diperlukan, yang dalam realisasinya hal ini diperlukan untuk mencegah kemungkinan yang akan merugikan perusahaan dimasa depan.

Widjaja (2000:5) mengatakan bahwa efisiensi dalam setiap kegiatan perusahaan juga merupakan faktor penting dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Agar perusahaan dapat bekerja secara efisien, perusahaan membutuhkan rencana kerja yang baik dan benar.

Dalam hal ini biaya sangat dibutuhkan oleh pihak manajemen dalam melaksanakan seluruh fungsi-fungsinya untuk menjamin kestatisan operasi sebagai alat untuk mengawasi pelaksanaan aktifitas perusahaan yang telah


(9)

direncanakan, agar operasi perusahaan dapat berjalan dengan tingkat efisiensi yang tinggi. Selain itu perencanaan dapat dibuat dalam berbagai bidang, dan salah satunya adalah pada bagian keuangan yaitu rencana-rencana yang dinilai dengan uang atau disebut juga dengan anggaran.

Anggaran merupakan rencana kegiatan yang dilakukan secara teliti, yang didasarkan atas pengalaman masa lalu dengan ramalan pada masa yang akan datang, atau dapat diartikan sebagai suatu rencana manajemen untuk membuat pedoman dalam pengambilan keputusan rencana anggaran biaya operasional dalam jangka periode waktu tertentu.

Dalam kaitan ini Welsch (2000:1) menyebutkan bahwa anggaran adalah istilah perencanaan untuk pengendalian laba menyeluruh yang dapat didefinisikan secara luas sebagai suatu anggaran sistematis dan formal untuk perencanaan, pengkoordinasian yang terpadu yang dalam kegiatannya perusahaan membutuhkan koordinasi dalam mengalokasikan faktor-faktor produksi dalam rangka mengalihkan barang-barang dan jasa-jasa, serta pengendalian tanggung jawab manajemen melalui proses tertentu dimana kegiatan-kegiatan operasi yang dilaksanakan harus selalu diawasi dan dikendalikan agar sesuai dengan sasaran yang telah direncanakan sebelumnya.

Perencanaan dalam penganggaran perusahaan menurut Welsch (2000:3) adalah suatu proses mengembangkan tujuan perusahaan dan memilih kegiatan-kegiatan yang kan dilakukan di masa mendatang untuk mencapai tujuan tersebut. Dimana proses ini mencakup penentuan tujuan perusahaan, pengembangan kondisi lingkungan agar tujuan tersebut dapat dicapai, pemilihan tindakan yang


(10)

akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, dan penentuan langkah-langkah untuk menerjemahkan rencana menjadi kegiatan yang sebenarnya, serta melakukan perencanaan kembali untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi. Selain itu Welsch menyebutkan pengendalian adalah merupakan suatu proses untuk menjamin terciptanya kinerja yang efisien yang memungkinkan tercapainya tujuan perusahaan.

Selain itu Napirin (2000:9) menyebutkan anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.

Perencanaan selalu diikuti dengan pengawasan untuk menjamin bahwa aktivitas yang telah direncanakan berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Pengawasan juga dimaksudkan untuk menilai sampai sejauh mana prinsip efisiensi telah tercapai. Anggaran juga dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan pengawasan, yaitu dengan cara membandingkan rencana anggaran dengan kenyataan. Dari perbandingan ini dapat dinilai apakah operasi perusahaan telah berjalan dengan efisien dan dapat diketahui apakah ada penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.

Jadi, dapat dirumuskan bahwa anggaran itu merupakan bentuk rencana kerja sistematis yang dinilai dengan uang yang dibuat dalam bentuk angka-angka serta disusun dalam suatu atau beberapa periode tertentu yang dipakai sebagai alat perencanaan dimana anggaran dapat digunakan sebagai alatuntuk merumuskan terlebih dahulu kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan yang diharapkan dapat


(11)

memberikan hasil yang terbaik bagi perusahaan. Anggaran yang disusun secara terperinci dan teliti dapat menjadi data yang sangat akurat bagi pemimpin dalam melaksanakan tugasnya.

Untuk memperoleh laba yang optimal, maka perencanaan dan pengawasan biaya operasional adalah kunci pokoknya. Mengingat pentingnya perencanaan dan pengawasan biaya operasional dalam mencapai tujuan perusahaan, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan sebuah riset yang berkaitan dengan pengendalian biaya operasional dengan judul : “Analisis Biaya Operasional pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjung Balai Asahan”.

B. Perumusan Masalah

Sebelum mengemukakan masalah pokok dalam penulisan ini, ada baiknya penulis terlebih dahulu mengemukakan pengertian masalah itu sendiri. Masalah adalah ketidakseimbangan antara yang diharapkan dengan kenyataan yang terdapat dalam realita kehidupan. Masalah timbul karena adanya tantangan, adanya kesanksian ataupun kebingungan terhadap suatu hal atau fenomena, adanya perbedaan penafsiran, adanya halangan dan rintangan, adanya celah antara kegiatan dengan fenomena baik yang telah ada maupun yang akan ada.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah Pengendalian Biaya Operasional pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjung balai telah berjalan dengan efektif dan efisien?”


(12)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini antara lain adalah:

1. Secara umum untuk mengetahui bagaimana pengendalian biaya operasional

pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

2. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi dalam pengendalian biaya

operasional pada perusahaan, dan mencoba untuk menganalisis dan mengevaluasinya.

3. Secara khusus untuk mengetahui apakah pengendalian biaya operasional pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) telah berjalan secara efektif dan efisien.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan penulis dari hasil riset ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Sebagai masukan atau saran guna perbaikan bagi Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN) dalam memecahkan masalah yang terjadi khususnya pada pengendalian biaya operasional.

2. Guna pengembangan dan peningkatan kemampuan berfikir melalui penulisan

tugas akhir serta melatih penulis menerangkan teri-teori yang telah didapat selama perkuliahan.

3. Dapat memperkaya referensi bagi penulis lain yang ingin mendalami


(13)

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Ringkas Perusahaan

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) adalah merupakan bagian dari Kantor Wilayah II Direktorat Jenderal Anggaran Medan yang didirikan pada tanggal 14 Mei 1972 sesuai dengan instruksi Menteri Keuangan Republik Indonesia. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) pertama kali beroperasi di Jalan Letjend Jamin Ginting Km. 1 Tanjung Balai, dimana pada awal berdirinya Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dipimpin oleh Bapak Tumpal Sibuea, dengan Pangkat Pengatur Tk. I (Gol.II/D) dan dibantu oleh 7 (tujuh) orang pegawai.

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) tersebut didirikan karena mengingat perlunya pengembangan organisasi dengan memberikan kemudahan serta untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat (public service) terutama pada Bendaharawan Gaji Kantor/Instansi/Sekolah, Bendaharawan Proyek, serta para pensiunan di Tanjung Balai.

Keberadaan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) ini adalah merupakan kantor bayar dan kantor penerima pajak / non pajak untuk wilayah Kodya Tanjung Balai dan Kab. Asahan, dan juga merupakan Kantor Pembantu dari Kantor Perbendaharaan Negara di Jalan P. Diponegoro No. 30A Medan.


(14)

Jenis volume pekerjaan rutin yang sangat membantu masyarakat pada saat itu adalah dari segi pembayaran uang gaji dan pensiun yang berstatus pegawai pusat maupun pegawai daerah / otonom.

Menurut tata pelaksanaan / prosedur kerja antara Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara di Tanjung Balai dengan Kantor Perbenharaan Negara di Medan mempunyai hubungan yang sangat erat, karena setiap bendaharawan gaji kantor/instansi/sekolah maupun bendaharawan proyek untuk mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) harus dengan mengajukan SPP lengkap dengan lampiran yang berhubungan dengan maksud setiap pembayaran tersebut ke Kantor Perbendaharaan Negara di Medan. Setelah SPP tersebut diproses, maka diterbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) oleh KPN Medan, yang pembayarannya dilaksanakan oleh Kantor Perbendaharaan Negara Tanjung Balai.

Untuk memperlancar tugas harian antara KPPN Tanjung Balai dengan KPN Medan yang volume kerjanya terus meningkat, serta untuk lebih meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat, pada tanggal 11 September 1982 dibangun dan diresmikanlah Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara oleh Bapak Drs. Mujiono selaku Kepala Kantor, dengan jumlah pegawai sebanyak 23 orang, yang terdiri dari 4 (empat) jabatan Kepala Seksi dan 8 (delapan) orang Kasubsi serta 11 orang Pelaksana di Jalan Pahlawan No. 21 Tanjung Balai yang masih beroperasi sampai sekarang.


(15)

Dengan berdirinya Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara di Tanjung Balai adalah merupakan suatu hal yang sangat membantu tugas-tugas bendaharawan gaji kantor/instansi/sekolah dan para pensiunan baik dari segi waktu maupun pengeluaran segala biaya-biaya transportasi, yang selama ini jika setiap bendaharawan mengajukan SPP harus ke Kantor Perbendaharaan Negara yang berada di Medan.

Pada tanggal 9 Februari 1990, antara KPPN dan KPN diadakan reorganisasi (penggabungan) kedua unit kantor Tanjungbalai dan unit kantor Medan. Serta pada tanggal 20 April 1990 sebagian tugas KPPN Tanjungbalai dialihkan kepada PT. TASPEN Medan dalam hal melakukan pembayaran khusus kepada pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan ABRI.

Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, KPPN Tanjungbalai bertanggung jawab secara vertikal ke Kantor Wilayah II Direktorat Jenderal Anggaran Medan, yang secara rutin wajib membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan kepada:

1. Kantor Tata Usaha Anggaran di Medan

2. Kantor Wilayah II Direktorat Jenderal Anggaran di Medan

3. Kantor Pengolahan Data Informasi Anggaran di Bandung


(16)

B. Jenis Usaha / Kegiatan

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjungbalai merupakan kantor resmi yang dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia dimana jenis Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) ini merupakan jenis perusahaan yang tidak mencari keuntungan (no profit).

Jenis kegiatan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) ini adalah melaksanakan tugas bahagian dari APBN / APBD yang dilaksanankan selama 1 (satu) tahun sekali berdasarkan DIPA (Daftar Isian Pendapatan Anggaran) untuk Wilayah Tanjungbalai, Kab. Asahan, dan Kab. Batubara, serta menyalurkan dana APBN / APBD yang berasal dari pemerintah.

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi bagi perusahaan adalah sangat penting mengingat bahwa pembentukan struktur organisasi yang baik akan membantu pelaksanaan pembagian tugas serta tanggung jawab antara satu departemen dengab departemen lainnya, Selain itu struktur organisasi juga dapat diartikan sebagai sekelompok orang yang saling berinteraksi dan saling bekerja sama untuk merealisasikan tujuan bersama.

Menurut Adisaputra (2004:32) struktur organisasi mnecerminkan pembagian tugas operasional produksi, pemasaran, keuangan, dan administrasi ke dalam berbagai jabatan yang dibentuk oleh perusahaan itu, Struktur organisasi juga mencerminkan pembagian wewenang dan tanggung jawab masing-masing pejabat sesuai dengan hirarkinya.


(17)

Selain itu Adisaputra mengatakan bahwa struktur organisasi juga mencerminkan hubungan komando antara berbagai jabatan/ posisi yang ada di dalam organisasi tersebut.

Pembagian tugas dan tanggung jawab seperti tercantum dalam struktur organisasi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjungbalai yang dimaksudkan agar adanya kesatuan tugas dan keserasian dalam bertugas.

Untuk mempermudah koordinasi antara unit-unit kegiatan, perusahaan KPPN menggunakan struktur organisasi berbentuk garis, dimana semua satuan pelaksana yang kedudukan dan tanggung jawabnya bercabang pada setiap tingkat pimpinan, mulai dari yang teratas sampai kepada yang terbawah.

Secara sistematik struktur organisasi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjungbalai dapat digambarkan pada halaman berikut:


(18)

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN) TANJUNG BALAI ASAHAN

Sumber : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjung Balai

KEPALA KANTOR

KASSUBAG UMUM

PL. KEPEGAWAIAN TU & KEUANGAN RT & PELAP

KASI PERBENDAHARAAN I KASI PERBENDAHARAAN II KASI BANK/GIRO POS KASI PERSEPSI KASI VERAK


(19)

D. Uraian Pekerjaan Perusahaan

Berdasarkan skematik struktur organisasi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjungbalai, dapat terlihat pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing bagian yaitu:

a. Kepala Kantor

Tugas dan wewenang serta tanggung jawabnya adalah:

1. Menetapkan rencana kerja dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi KPPN,

2. Menyelenggarakan tugas pokok yang berkaitan dengan surat menyurat,

3. Menyelenggarakan tugas pokok yang berkaitan dengan pelaksanaan teknis

perbendaharaan dan pelaksanaan tugas Bendaharawan Umum,

4. Membina pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)

untuk meningkatkan prestasi dan disiplin,

5. Mengkoordinir pelaksanaan tugas KPPN dalam rangka kelancaran

pelaksanaan tugas dengan kepala-kepala seksi,

6. Mengkoordinir penyusunan laporan berkala dari seksi-seksi sebagai

pertanggung jawaban pelaksanaan tugas KPPN.

b. Kepala Sub. Bagian Umum

Tugas dan wewenang serta tanggung jawabnya adalah: 1. Menerima, meneliti surat usulan calon peserta diklat,


(20)

2. Menerima, meneliti, serta memarap Konsep Nota Pertimbangan Usul KGB dan Surat Pemberitahuan KGB,

3. Mengkoordinir urusan kepegawaian KPPN, urusan tata usaha dan

keuangan, urusan rumah tangga KPPN sesuai dengan peraturan yang berlaku,

4. Mengkoordinir pelaksanaan tugas bawahan Sub. Bagian Umum dalam

rangka kelancaran pelaksanaan tugas,

5. Mengkoordinir urusan laporan sesuai dengan bidang tugasnya.

c. Kepala Seksi Perbendaharaan I dan II

Tugas dan wewenang serta tanggung jawabnya adalah:

1. Menelaah pemeriksaan penatausahaan DIP/DIK/SKO, Surat Kuasa

Penerbitan Surat Pemerintah Membayar (SPM),

2. Menelaah dokumen pelengkap pembayaran lainnya dari atasan langsung

untuk diteruskan kepada Sub. Bagian Seksi Perbendaharaan,

3. Menelaah dan menguji konsep SPM gaji rutin dan pembangunan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku,

4. Menerbitkan SPM gaji, rutin dan pembangunan sepanjang wewenangnya

5. Menelaah penerbitan Surat Penagihan (Spn), 6. Menelaah daftar gaji otonom,

7. Menelaah dokumen dan surat-surat lainnya,

8 Menelaah Surat Keterangan Penghentian Pembayaran (SKPP),


(21)

10. Menelaah dokumen penerbitan daftar perhitungan hutang,

11. Menyelesaikan surat peringatan kepada yang lalai membayar angsuran piutang Negara,

12. Membimbing pegawai bawahan pada seksi perbendaharaan dalam rangka pembinaan pegawai,

13. Mengkoordinasi pelaksanaan tugas bawahan pada seksi perbendaharaan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas,

14. Membuat laporan kegiatan seksi perbendaharaan sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas,

15. Menyelesaikan dokumen D.O beras.

d. Pelaksana Perbendaharaan I dan II

Tugas dan wewenang serta tanggung jawabnya adalah:

1. Menerima SPM dan dokumen pendukungnya,

2. Merekam data setoran UP/TUP,

3. Merekam data kontrak dalam kartu pengawasan kontrak berdasarkan

resume kontrak,

4. Mencetak kartu pengawasan DIPA Satker,

5. Menerima, meneliti dan menyampaikan disposisi Kepala Seksi


(22)

E. Kinerja Usaha Terkini

Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjungbalai menerapkan penyusunan anggaran dengan memberikan otoritas penuh pada bagian yang terlibat dalam penyusunan biaya operasional di dalam perusahaan, dengan cara mempelajari data dan informasi pada tahun sebelumnya dan melakukan perkiraan atau estimasi akan berjalan perusahaan dimasa depan yang tentu saja harus memperhatikan faktor internal dan eksternal perusahaan yang lebih mengacu kepada kebutuhan operasinal kantor saja.

Penyusunan anggaran dengan sistem ini dilakukan dengan dasar pertimbangan bahwa bagian tersebutlah yang lebih mengetahui program apa yang akan dilaksanakan dan berapa besar dana yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan biaya operasional perusahaan secara efektif dan efisien. Penetapan standar yang digunakan juga dapat digunakan sebagai pedoman dalam pengawasan.

Hal ini dimaksudkan agar sistem penggunaan bentuk dan sasaran yang ditetapkan dalam suatu anggaran untuk mengawasi kegiatan-kegiatan manajerial dengan melakukan perbandingan pelaksanaan nyata dan pelaksanaan yang masih direncanakan. Untuk mengetahui perkembangan kinerja perusahaan penulis membuat time series realisasi kinerja karyawan (karena KPPN merupakan perusahaan no profit dan tidak menghasilkan produk, sehingga penilaian kinerja hanya berdasarkan kebutuhan karyawan dan kebutuhan operasinal kantor saja) dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 yang tercantum dalam tabel seperti berikut :


(23)

Tabel 2.1

REALISASI KINERJA KARYAWAN TAHUN 2005-2008

URAIAN 2005 2006 2007 2008

Kenaikan jabatan berdasarkan prestasi pegawai (orang)

5 orang 7 orang 13 orang 9 orang

Permintaan biaya lembur (Rp)

11.645.000 12.130.000 16. 985.000 21.290.350

Sumber : bagian kepegawaian Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

(KPPN) Tanjungbalai

Disini perbandingan variance antara kenaikan jabatan berdasarkan prestasi pegawai dengan Permintaan biaya berdasarkan tahun 2005 yang dijadikan sebagai tahun awal perbandingan.

1. Kenaikan jabatan berdasarkan prestasi pegawai dari tahun 2000 sampai

dengan tahun 2007 selalu meningkat signifikan. Hal ini seiring dengan baiknya kinerja karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjungbalai. Namun, pada tahun 2008 kenaikan jabatan pegawai menurun menjadi 9 orang dari tahun sebelumnya.

2. Permintaan biaya lembur dari tahun ketahun terus meningkat. Hal ini


(24)

Namun, permintaan lembur dapat juga digunakan sebagai alat petunjuk peningkatan kinerja pegawai di dalam melaksanankan tugas-tugasnya.


(25)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Perencanaan Biaya Operasional

Perencanaan yaitu suatu proses mengembangkan tujuan perusahaan dan memilih kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dimasa mendatang untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut. Biaya sendiri menurut Adisaputra (2004:32) adalah proses tentang bagaimana menentukan pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan barang dan jasa. Perencanaan biaya operasional dilakukan melalui penyusunan anggaran biaya. Penyusunan anggaran biaya pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjungbalai dimulai dengan penyusunan rencana biaya dalam menjalankan operasi normal.

B. Anggaran Biaya Operasional

Menurut Adisaputra (2004:3) Anggaran atau budget adalah merupakan ungkapan keuangan dari program kerja untuk mencapai sasaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menyatakan anggaran perusahaan, yaitu business budget, profit planning and control. Penyusunan anggaran biaya operasional pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjungbalai dilakukan bersama-sama dengan anggaran lainnya. Instruksi penyusunan kepala kantor KPPN disampaikan kepada bagian keuangan serta memberikan pengarahan dan penyusunan anggaran.


(26)

Dalam penyusunan anggaran ini Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjungbalai menggunakan beberapa dasar, yaitu:

1. Anggaran tahun lalu

Salah satu pertimbangan didalam penyusunan anggaran tahun yang akan dating adalah anggaran tahun-tahun yang telah lewat. Dalam hal ini yang menjadi perhatian adalah angka-angka dari rata-rata.

2. Realisasi tahun berjalan

Realisasi tahun berjalan merupakan hal yang sangat paling penting dalam menyusun anggaran, karena angka-angka dari realisasi ini merupakan hal yang paling akurat/ nyata.

3. Ramalan untuk tahun yang akan datang

Ramalan dalam hal-hal yang mungkin timbul pada masa yang akan datang harus disesuaikan, hal ini penting agar anggaran yang disusun dapat mendekati realisasi tahun yang akan datang.

Pada umumnya anggaran operasional yang lazim terjadi di perusahaan ada 3 (tiga) yaitu anggaran biaya tetap, anggaran variabel, dan anggaran semi variabel. Ketiga anggaran ini tergolong pada anggaran Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjungbalai.

1. Anggaran biaya tetap adalah anggaran biaya yang jumlahnya tetap, tidak

berubah meskipun volume produk berubah sampai dengan kapasitas tertentu. Yang termasuk di dalam biaya tetap adalah biaya sewa, biaya asuransi, biaya penyusutan, biaya dan biaya pajak. Proses penyusunan anggaran biaya tetap


(27)

dapat dilakukan dengan menganalisis biaya tetap masa lalu, kemudian biaya ini diteliti dan dibuat pertimbangan sebelumnya.

2. Anggaran biaya variabel adalah anggaran biaya yang disusun berdasarkan interval kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. Yang termasuk ke dalam anggaran biaya variabel adalah biaya pemasaran, biaya listrik dan air, biaya perjalanan dinas, biaya pengangkutan, biaya telepon dan faksimili, dan sebagainya.

3. Anggaran biaya semi variabel adalah gabungan antara anggaran biaya tetap dengan anggaran biaya variabel. Yang termasuk ke dalam anggaran biaya semi variabel antara lain adalah biaya gaji dan tunjangan karyawan, biaya perbaikan dan pemeliharaan, biaya jasa professional, biaya keperluan kantor, biaya pemeliharaan gedung, dan sebagainya.

Menurut Nafarin (2000:17) anggaran juga dapat dikelompokkan dari beberapa sudut pandang sebagai berikut :

a. Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari :

1. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis), adalah anggaran yang dibuat

dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek.

2. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis), adalah anggaran yang

dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang.


(28)

b. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari :

1. Anggaran periodik, yaitu anggaran yang disusun untuk satu periode

tertentu, umumnya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.

2. Anggaran kontiniu, yaitu anggaran yang disusun untuk memperbaiki

anggaran yang telah dibuat pada periode sebelumnya.

C. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasional

Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atas penyusunan dan pelaksanaan anggaran adalah pimpinan tertinggi perusahaan. Tetapi tugas menyiapkan dan menyusun serta melaksanakan kegiatan anggaran tidak harus ditangani sendiri, melainkan didelegasikan kepada bagian lain. Penyusunan anggaran biaya operasional juga melibatkan panitia anggaran. Pada umumnya anggaran biaya dilakukan pada rencana-rencana dan program-program tertentu.

Kebijakan manajemen dari dalam kondisi-kondisi umum perekonomian sangat membantu dalam penyusunan anggaran biaya operasional pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjungbalai yang juga menjadi dasar untuk penyusunan anggaran ini. Untuk mendapatkan suatu anggaran yang baik diperlukan kerjasama antara bidang-bidang fungsional yang ada di dalam perusahaan agar menghasilkan sasaran yang diinginkan.

Penyusunan dan pelaksanaan anggaran biaya operasional pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjungbalai tidak begitu rumit, sehingga bawahan dapat mengerti maksud dari anggaran tersebut. Untuk itu


(29)

kepala bagian dan sub-sub unitnya memberikan pengertian pada saat para bawahan membaca laporan tersebut yang mungkin tidak mereka mengerti.

Perencanaan tidak terlepas dari unsur pelaksanaan dan pengawasan yang termasuk pemantauan, penilaian, dan pelaporan. Pengawasan diperlukan dalam perencanaan agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan. Penyusunan anggaran biaya operasional pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjungbalai dimulai dengan penyusunan rencana biaya dalam menjalankan operasi normal dengan berpedoman pada data dan informasi/ realisasi anggaran pada tahun sebelumnya dengan memperhitungkan tingkat kenaikan biaya untuk tahun/ periode anggaran berikutnya.


(30)

Tabel 3.1

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjung Balai Perbandingan Anggaran Biaya Operasional Dengan Realisasi

URAIAN ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) Biaya Umum :

Gaji dan tunjangan karyawan 1,337,008,005 1,196,241,300

Perjalanan dinas 1,085,420,946 1,000,540,258

Pemeliharaan dan perbaikan bangunan

708,873,899 670,924,986

Pemeliharaan dan perbaikan inventaris kantor

550,443,886 565,040,594

Transportasi 120,070,200 125,785,200

Keperluan kantor 783,700,740 700,677,200

Biaya listrik dan air 661,291,347 674,466,012

Biaya telepon dan faksimili 1,233,557,379 987,429,000

Biaya keamanan 893,644,282 743,211,980

Biaya sewa peralatan kantor 499,770,000 485,238,220

Biaya uang lelah tenaga kebersihan

50,000,000 42,000,000

Biaya lain-lain 1,203,024,032 1,370,027,812

Jumlah Biaya Umum 9,126,804,716 8,561,582,562 Biaya tidak langsung :

Biaya honorarium tim pengelola sistem akuntansi

827,667,874 504,491,908

Biaya penyusunan Renstra RKA-KL dan data dukung

472,208,410 357,796,000

Jumlah Biaya Tdk Langsung 1,299,876,284 862,287,908 Sumber : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjungbalai


(31)

Setelah melihat tabel di atas, kita telah dapat mengetahui bahwa realisasi perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan anggaran perusahaan. Kita mengetahui bahwa anggaran (budget) juga merupakan “Tool of control” yang menunjukkan bahwa budget dapat dijadikan sebagai alat untuk standar kerja.

Kemungkinan sistem akuntansi atau sistem informasi lainnya akan menjadi angka actual yang dapat kita harapkan dengan standar atau sasaran yaitu budget. Untuk itu perlu dibuat selisih (variance) antara anggaran dan realisasi dari biaya-biaya perusahaan. Perbedaan antara dua angka ini akan merupakan penyimpangan, dan biasanya variance ini ada 2 (dua) kemungkinan, yaitu:

1. Penyimpangan anggaran menguntungkan (favorable variance)

Apabila penyimpangan yang terjadi menguntungkan perusahaan maka disebut favorable variance. Hal ini terjadi apabila anggaran lebih besar daripada realisasi.

2. Penyimpangan tidak menguntungkan (unfavorable variance)

Apabila penyimpangan yang terjadi merugikan perusahaan maka disebut unfavorable variance. Hal ini terjadi apabila realisasi perusahaan lebih besar daripada anggaran perusahaan.


(32)

Tabel 3.2

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjung Balai Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional Dengan Variance

URAIAN ANGGARAN

(Rp)

REALISASI (Rp)

VARIANCE

(Rp) %

Biaya Umum :

Gaji dan tunjangan karyawan 1,337,008,005 1,196,241,300 140,766,705 10.53

Perjalanan dinas 1,085,420,946 1,000,540,258 84,880,688 7,82

Pemeliharaan dan perbaikan bangunan

708,873,899 670,924,986 37,948,913 5,35

Pemeliharaan dan perbaikan inventaris kantor

550,443,886 565,040,594 (14,596,708) (2,65)

Transportasi 120,070,200 125,785,200 (5,715,000) (4,76)

Keperluan kantor 783,700,740 700,677,200 83,023,540 10,59

Biaya listrik dan air 661,291,347 674,466,012 (13,174,665) (1,99)

Biaya telepon dan faksimili 1,233,557,379 987,429,000 246,128,379 19,95

Biaya keamanan 893,644,282 743,211,980 150,432,302 16,83

Biaya sewa peralatan kantor 499,770,000 485,238,220 14,531,780 2,90

Biaya uang lelah tenaga kebersihan

50,000,000 42,000,000 8,000,000 19,04

Biaya lain-lain 1,203,024,032 1,370,027,812 (167,003,780) (13,8)

Jumlah Biaya Umum 9,126,804,716 8,561,582,562 565,222,154 6,19 Biaya tidak langsung :

Biaya honorarium tim pengelola sistem akuntansi

827,667,874 504,491,908 323,275,966 39,04

Biaya penyusunan Renstra RKA-KL dan data dukung

472,208,410 357,796,000 114,412,410 24,22

Jumlah Biaya Tdk Langsung 1,299,876,284 862,287,908 437,588,376 33,66 Sumber : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjungbalai


(33)

Berdasarkan tabel di atas secara keseluruhan biaya operasional Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjungbalai pada tahun 2007. Dapat kita lihat bahwa keseluruhan jumlah biaya yang dianggarkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjungbalai sebesar Rp10,426,681,000 sedangkan biaya yang terealisasi adalah sebesar Rp9,423,870,470.

Keseluruhan biaya operasional diatas juga memiliki penyimpangan-penyimpangan yang terjadi baik sifatnya favorable variance maupun unfavorable variance sesuai dengan budget yang telah ditetapkan. Penyimpangan-penyimpangan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Untuk biaya gaji dan tunjangan karyawan, perusahaan menganggarkan Rp1,337,008,005 dan pada kenyataannya sebesar Rp1,196,241,300. Maka selisihnya disebut favorable variance.

2. Untuk biaya perjalanan dinas, perusahaan menganggarkan biaya sebesar Rp1,085,420,946 dan pada kenyataannya sebesar Rp1,000,540,258. Maka selisihnya disebut favorable variance.

3. Untuk biaya pemeliharaan dan perbaikan bangunan, perusahaan menganggarkan biaya sebesar Rp708,873,899 dan pada kenyataannya sebesar Rp670,924,986. Maka selisihnya disebut favorable variance. Hal ini disebabkan karena bangunan yang ditempati masih dalam keadaan baik.


(34)

4. Untuk biaya pemeliharaan dan perbaikan inventaris kantor, perusahaan menganggarkan biaya sebesar Rp550,443,886 dan pada kenyataannya sebesar Rp565,040,594. Maka selisihnya disebut unfavorable variance. Hal ini disebabkan karena banyaknya barang-barang inventaris yang sudah rusak.

5. Untuk transportasi kantor, perusahaan menganggarkan biaya sebesar Rp120,070,200 dan pada kenyataannya sebesar Rp125,785,200. Maka selisihnya disebut unfavorable variance. Hal ini diakibatkan karena banyaknya budget yang dikeluarkan untuk kelengkapan transportasi.

6. Untuk keperluan kantor perusahaan menganggarkan biaya sebesar Rp783,700,740 sedangkan pada kenyataannya sebesar Rp700,677,200. Maka selisihnya disebut favorable variance. Hal ini disebabkan karena alat-alat keperluan kantor dipergunakan secara hemat.

7. Untuk biaya listrik dan air, perusahaan menganggarkan biaya sebesar Rp661,291,347, sedangkan pada kenyataannya sebesar Rp674,466,012. Maka selisihnya disebut unfavorable variance. Hal ini disebabkan karena pemakaian listrik dan air yang boros.

8. Untuk biaya telepon dan faksimili, perusahaan menganggarkan biaya sebesar Rp1,233,557,379 sedangkan pada kenyataannya sebesar Rp987,429,000.


(35)

Maka selisihnya disebut favorable variance. Hal ini disebabkan pemakaian tetepon dan faksimili secara hemat.

9. Untuk biaya keamanan perusahaan menganggarkan biaya sebesar Rp893,644,282 sedangkan pada kenyataannya sebesar Rp743,211,980. Maka selisihnya disebut favorable variance.

10. Untuk biaya sewa peralatan kantor, perusahaan menganggarkan biaya sebesar Rp499,770,000 sedangkan pada kenyataannya sebesar Rp485,238,220. Maka selisihnya disebut favorable variance.

11. Untuk biaya uang lelah petugas kebersihan perusahaan menganggarkan biaya sebesar Rp50,000,000 sedangkan pada kenyataannya sebesar Rp42,000,000. Maka selisihnya disebut favorable variance.

12. Untuk biaya lain-lain, perusahaan menganggarkan biaya sebesar Rp1,203,024,032 sedangkan pada kenyataannya sebesar Rp1,370,027,812. Maka selisihnya disebut unfavorable variance. Hal ini disebabkan ketidakmampuan perusahaan dalam menangulangi biaya-biaya lain yang dianggap merugikan.


(36)

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjungbalai telah melakukan pengawasan yang baik sehingga tidak terlalu mengalami kerugian. Hal ini dapat kita lihat dari laporan perbandingan realisasi dengan anggaran biaya operasional yang telah direncanakan. Dimana setiap penyimpangan dapat diketahui dan diidentifikasikan serta dianalisis kembali untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan penyimpangan tersebut. Penyimpangan yang didapat melalui evaluasi dijadikan bahan acuan untuk peiode yang akan datang.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa anggaran biaya operasional perusahaan telah disusun secara efektif dan efisien. Hal ini dapat dibuktikan dari selisih anggaran dengan realisasi yang tidak terlalu besar. Hal ini perlu dipertahankan atau ditingkatkan lagi untuk tahun yang akan datang sehingga perusahaan dapat terus membiayai seluruh kegiatan operasionalnya dengan baik secara efektif dan efisien.


(37)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari uraian terakhir dari tugas akhir ini, penulis mencoba memberikan kesimpulan dari yang telah dijelaskan dan dijabarkan pada uraian sebelumnya, sekaligus memberikan sumbangan saran yang mungkin berguna bagi perusahaan.

A. Kesimpulan

1. Pengendalian biaya operasional pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan

Negara (KPPN) Tanjungbalai berjalan secara efektif dan efisien, dimana Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjungbalai melakukan perbandingan antara biaya variance yang terjadi pada tahun 2007 bersifat positif dan menguntungkan. Hal ini terbukti dari perbandingan anggaran perusahaan yang lebih besar daripada realisasi perusahaan.

2. Struktur organisasi yang digunakan oleh Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjungbalai berbentuk struktur organisasi garis, dimana kekuasaan dan tanggung jawab bercabang pada setiap tingkat pimpinan, mulai dari yang teratas sampai dengan yang terbawah.

3. Perencanaan yang dibuat Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara


(38)

yang ada di dalam perusahaan sehingga semua pihak bertanggung jawab dalam penyusunan anggaran.

4. Anggaran yang disusun oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

(KPPN) Tanjungbalai ada yang memiliki penyimpangan-penyimpangan. Hal ini disebabkan karena meningkatnya pengeluaran-pengeluaran yang diperlukan perusahaan.

B. Saran

Dalam bagian terakhir ini, penulis mencoba memberikan saran-saran yang mungkin akan berguna bagi perkembangan perusahaan.

1. Mengingat pentingnya peranan anggaran, sebaiknya anggaran disusun

secra teliti dengan membentuk suatu panitia anggaran atau seksi khusus lainnya sehingga anggaran benar-benar pedoman kerja.

2. Agar anggaran perusahaan dapat memenuhi fungsinya sebagai alat

perancanaan dan pengawasan maka perlu diadakan peningkatan dalam hal penyusunan.

3. Setiap pimpinan sebaiknya mendelegasikan wewenang yang diberikan

kepada bawahan, mereka harus dapat memberikan pengertian kepada setiap departemen, sehingga mereka memahami pentingnya anggaran dan berusaha bekerja lebih giat dalam melaksanakan anggaran yang telah dibuat.

4. Dalam upaya penyewaan peraltan kantor dan pengeluaran perusahaan,


(39)

melakukan analisis dalam melihat kondisi perekonomian perusahaan dimasa yang kan datang sehingga fungsi anggaran benar-benar tercpai secara efektif dan efisien.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputra Gunawan, Asri Marwan, 2004, Anggaran Perusahaan, Edisi Satu, BPPE, Yogyakarta.

Napirin, 2000, Penganggaran Perusahaan, Edisi Satu, Salemba Empat, Jakarta. Munandar M, 2001, Budgeting, Edisi Satu, BPFE, Yogyakarta.

Tunggal Widjaja Amin, Drs, 2000, Management Audit, Rineka Cipta, Jakarta. Welsch Glenn, 2000, Anggaran, Edisi Satu, Salemba Empat, Jakarta.


(1)

Maka selisihnya disebut favorable variance. Hal ini disebabkan pemakaian tetepon dan faksimili secara hemat.

9. Untuk biaya keamanan perusahaan menganggarkan biaya sebesar Rp893,644,282 sedangkan pada kenyataannya sebesar Rp743,211,980. Maka selisihnya disebut favorable variance.

10. Untuk biaya sewa peralatan kantor, perusahaan menganggarkan biaya sebesar Rp499,770,000 sedangkan pada kenyataannya sebesar Rp485,238,220. Maka selisihnya disebut favorable variance.

11. Untuk biaya uang lelah petugas kebersihan perusahaan menganggarkan biaya sebesar Rp50,000,000 sedangkan pada kenyataannya sebesar Rp42,000,000. Maka selisihnya disebut favorable variance.

12. Untuk biaya lain-lain, perusahaan menganggarkan biaya sebesar Rp1,203,024,032 sedangkan pada kenyataannya sebesar Rp1,370,027,812. Maka selisihnya disebut unfavorable variance. Hal ini disebabkan ketidakmampuan perusahaan dalam menangulangi biaya-biaya lain yang dianggap merugikan.


(2)

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjungbalai telah melakukan pengawasan yang baik sehingga tidak terlalu mengalami kerugian. Hal ini dapat kita lihat dari laporan perbandingan realisasi dengan anggaran biaya operasional yang telah direncanakan. Dimana setiap penyimpangan dapat diketahui dan diidentifikasikan serta dianalisis kembali untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan penyimpangan tersebut. Penyimpangan yang didapat melalui evaluasi dijadikan bahan acuan untuk peiode yang akan datang.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa anggaran biaya operasional perusahaan telah disusun secara efektif dan efisien. Hal ini dapat dibuktikan dari selisih anggaran dengan realisasi yang tidak terlalu besar. Hal ini perlu dipertahankan atau ditingkatkan lagi untuk tahun yang akan datang sehingga perusahaan dapat terus membiayai seluruh kegiatan operasionalnya dengan baik secara efektif dan efisien.


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari uraian terakhir dari tugas akhir ini, penulis mencoba memberikan kesimpulan dari yang telah dijelaskan dan dijabarkan pada uraian sebelumnya, sekaligus memberikan sumbangan saran yang mungkin berguna bagi perusahaan.

A. Kesimpulan

1. Pengendalian biaya operasional pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjungbalai berjalan secara efektif dan efisien, dimana Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjungbalai melakukan perbandingan antara biaya variance yang terjadi pada tahun 2007 bersifat positif dan menguntungkan. Hal ini terbukti dari perbandingan anggaran perusahaan yang lebih besar daripada realisasi perusahaan.

2. Struktur organisasi yang digunakan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjungbalai berbentuk struktur organisasi garis, dimana kekuasaan dan tanggung jawab bercabang pada setiap tingkat pimpinan, mulai dari yang teratas sampai dengan yang terbawah.

3. Perencanaan yang dibuat Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjungbalai sangat baik karena melibatkan semua departemen


(4)

yang ada di dalam perusahaan sehingga semua pihak bertanggung jawab dalam penyusunan anggaran.

4. Anggaran yang disusun oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tanjungbalai ada yang memiliki penyimpangan-penyimpangan. Hal ini disebabkan karena meningkatnya pengeluaran-pengeluaran yang diperlukan perusahaan.

B. Saran

Dalam bagian terakhir ini, penulis mencoba memberikan saran-saran yang mungkin akan berguna bagi perkembangan perusahaan.

1. Mengingat pentingnya peranan anggaran, sebaiknya anggaran disusun secra teliti dengan membentuk suatu panitia anggaran atau seksi khusus lainnya sehingga anggaran benar-benar pedoman kerja.

2. Agar anggaran perusahaan dapat memenuhi fungsinya sebagai alat perancanaan dan pengawasan maka perlu diadakan peningkatan dalam hal penyusunan.

3. Setiap pimpinan sebaiknya mendelegasikan wewenang yang diberikan kepada bawahan, mereka harus dapat memberikan pengertian kepada setiap departemen, sehingga mereka memahami pentingnya anggaran dan berusaha bekerja lebih giat dalam melaksanakan anggaran yang telah dibuat.

4. Dalam upaya penyewaan peraltan kantor dan pengeluaran perusahaan, perlu adanya suatu departemen atau bagian perusahaan yang bisa


(5)

melakukan analisis dalam melihat kondisi perekonomian perusahaan dimasa yang kan datang sehingga fungsi anggaran benar-benar tercpai secara efektif dan efisien.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputra Gunawan, Asri Marwan, 2004, Anggaran Perusahaan, Edisi Satu, BPPE, Yogyakarta.

Napirin, 2000, Penganggaran Perusahaan, Edisi Satu, Salemba Empat, Jakarta. Munandar M, 2001, Budgeting, Edisi Satu, BPFE, Yogyakarta.

Tunggal Widjaja Amin, Drs, 2000, Management Audit, Rineka Cipta, Jakarta. Welsch Glenn, 2000, Anggaran, Edisi Satu, Salemba Empat, Jakarta.