1
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Schneider 2010 menyatakan kanker merupakan suatu peristiwa
molekuler yang mengubah sifat normal sel. Dalam sel-sel kanker, sistem kontrol normal yang mencegah pertumbuhan berlebihan pada sel dan invasi jaringan lain
tidak berfungsi akibatnya sel terus berkembang dan bertumbuh. Sel-sel aktif membelah dan tumbuh sehingga tidak lagi membutuhkan sinyal khusus untuk
menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. American Cancer Society 2013 menyatakan kanker merupakan
sekelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan yang tidak terkendali dan menyebar dari sel-sel abnormal di dalam tubuh. Sel-sel kanker terus
membelah dan dengan demikian menciptakan lebih banyak sel bahkan ketika tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah.
American Cancer Society 2013 menyatakan bahwa jenis kanker yang paling banyak di derita oleh orang dewasa adalah kanker paru-paru, payudara,
kolorektal, prostat, dan kulit. Jenis kanker yang paling banyak diderita oleh anak- anak adalah kanker leukemia, neuroblastoma, lymphoma, osteosarcoma,
wilmtumor, retinoblastoma dan adrenokortikal karsinoma. Riset Kesehatan Dasar 2013 menyatakan bahwa prevalensi kanker di
Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 per orang. Kanker merupakan penyebab kematian nomor tujuh di Indonesia dengan presentasi 5,7
dari seluruh penyebab kematian. Kanker payudara dan leher rahim merupakan
Universitas Sumatera Utara
jenis kanker tertinggi pada pasien rawat inap maupun rawat jalan di seluruh rumah sakit di Indonesia, dengan jumlah pasien sebanyak 12.014 orang 28,7 untuk
payudara, dan kanker leher rahim 5.349 orang 12,8, leukemia 4.342 orang 10,4, lymphoma 3.486 orang 8,3 dan kanker paru 3.244 orang 7,8.
Cancer Research 2014 menyatakan bahwa di Inggris rata-rata 331.000 orang di diagnosa kanker setiap tahun dan setiap hari ada 910 orang di diagnosa
kanker. Kanker yang paling sering di diagnosa adalah kanker payudara 15, paru-paru 13, prostat 13, usus 13, kulit 4, kandung kemih 3,
ginjal 3, tumor otak 3, pankreas 3, dan kanker lainnya 28. World Health Organization 2013 menyatakan bahwa insiden kanker
meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus 2012. Sedangkan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi
8,2 juta pada tahun 2012. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia sebesar 13 setelah penyakit kardiovaskuler. Diperkirakan pada tahun 2030
insiden kanker dapat mencapai 26 juta orang dan 17 juta di antaranya meninggal akibat kanker, terlebih untuk negara miskin dan berkembang kejadiannya akan
lebih cepat. Faktor yang diduga dapat menyebabkan kanker yaitu faktor genetik, gaya
hidup, lingkungan yang terpapar radiasi dan zat kimia tertentu American Cancer Society, 2013. Yayasan Kanker Indonesia 2014 menyatakan penyebab
banyaknya angka kejadian kanker adalah kurang mengetahui informasi tentang kanker, kurangnya pengetahuan dan pengenalan dini tentang gejala kanker serta
kurangnya penanganan segera terhadap penyakit kanker.
Universitas Sumatera Utara
American Cancer Society 2013 menyatakan kanker memiliki prognosis baik apabila di diagnosa pada stadium awal, penggunaan obat-obatan yang efektif
serta usia dan karakteristik penderita. Penanganan pada kasus kanker meliputi pembedahan, radiasi dan kemoterapi telah meningkatkan harapan hidup penderita
kanker tindakan tersebut dalam waktu yang lama dapat menimbulkan efek samping berupa nyeri, kelelahan yang hebat, dan lesi pada kulit Graham
Chordas, 2003 American Cancer Society 2013 menyatakan bahwa penderita yang di
diagnosa kanker rata-rata harapan hidup hanya 5 tahun tetapi sekarang dengan meningkatnya penanganan kanker maka harapan hidup meningkat untuk semua
kanker di diagnosis pada 2004-2010 adalah 68, naik dari 49 pada 1975-1977. Peningkatan kelangsungan hidup mencerminkan diagnosa awal kanker tertentu
dan perbaikan dalam pengobatan. Penatalaksanaan yeng cepat dan tepat diharapkan dapat meningkatkan harapan hidup pasien kanker.
Penanganan penyakit kronis tidak hanya mengalami berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan aktivitas tetapi
juga mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidupnya. Maka kebutuhan pasien tidak hanya berfokus pada pengobatan gejala
fisik, namun juga pentingnya dukungan terhadap kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang dilakukan dengan pendekatan interdisiplin yang dikenal sebagai
perawatan paliatif Kepmenkes, 2007. National Hospice and Palliative Care Organization 2014 menyatakan
bahwa penderita kanker yang menerima perawatan paliatif di hospice care pada
Universitas Sumatera Utara
tahun 2009 sebanyak 1,3 juta penderita dan tahun 2013 sebanyak 1,5 juta penderita. Penderita kanker yang meninggal di hospice care pada tahun 2009
sebanyak 1,1 juta penderita dan pada tahun 2013 sebanyak 1.3 juta penderita. Departement of Health2009 menyatakan bahwa penderita kanker yang
memerlukan perawatan paliatif yaitu penderita kanker dengan kondisi hidupnya yang terbatas dimana tidak ada harapan yang rasional untuk dapat sembuh.
Crozier dan Hancock 2012 menyatakan bahwa perawatan paliatif bukanlah merupakan alternatif metode pengobatan bagi penderita kanker tetapi
sebaliknya metode perawatan yang dapat diberikan berdampingan dengan perawatan kuratif untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi penderita
kanker. Perawatan paliatif befokus pada penatalaksanaan gejala-gejala yang timbul selama proses pengobatan, kualitas hidup penderita dan keluarga serta
dukungan keluarga. Keputusan Menteri Kesehatan Kepmenkes RI nomor 812 tahun 2007
menyatakan bahwa perawatan paliatif merupakan pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang
berhubungan dengan penyakit yang mengancam jiwa, pencegahan dengan identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-
masalah lain seperti fisik, psikososial, dan spiritual. Tan et al 2006 menyatakan bahwa perawatan paliatif bertujuan untuk
memastikan akhir kehidupan pasien kanker adalah bermartabat dan hal itu harus diterapkan dimanapun baik di rumah, di rumah sakit atau rumah perawatan.
Menurut Hill dan Coyne 2012 pelaksanaan perawatan paliatif sebaiknya
Universitas Sumatera Utara
menerapkan prinsip-prinsip perawatan paliatif khusus seperti menyediakan perawatan yang berpusat pada keluarga, mengurangi rasa nyeri atau
ketidaknyamanan selama tindakan pengobatan, meningkatkan kualitas hidup pasien kanker dan keluarga, serta menyediakan perawatan yang cukup dan
membantu dalam proses berkabung ketika penderita meninggal. Penelitian Ewing 2009 menyatakan perawat melihat pasien kanker
sebagai bagian dari unit keluarga dan melibatkan keluarga dalam perencanaan dan pemberian perawatan. Penelitian ini di dukung Brook dan Hain 2008 yang
menyatakan perawat harus bekerjasama dengan keluarga, mendengarkan setiap keluhan-keluhan dari keluarga, menjawab pertanyaan-pertanyaan dan membantu
keluarga dalam membuat suatu keputusan. Penelitian Rushton 2005 menyatakan bahwa dalam memberikan
perawatan paliatif perawat menghadapi perasaan emosional termasuk rasa sakit, stres dan kelelahan ketika merawat pasien kanker yang sekarat. Perawat perlu
mengembangkan kompetensi dan keyakinan dalam memberikan perawatan paliatif dan perawat juga perlu untuk mengelola serta mampu mengatasi
kesedihan untuk keberhasilan perawatan pasien Rushton et al., 2006. Penelitian Brunelli dan Mulligan 2004 menyatakan bahwa proses
kesedihan bagi perawat berbeda dengan kesedihan dengan anggota keluarga. Ketika mengalami kesedihan perawat menemukan diri mereka dalam peran yang
saling bertentangan. Pada satu sisi mereka adalah orang-orang yang harus tetap kuat dalam memberikan dukungan, pada sisi lain mereka juga terpengaruh oleh
hilangnya seseorang yang pernah berhubungan erat dengannya akibatnya perawat
Universitas Sumatera Utara
mengadopsi mekanisme koping yang tidak efektif seperti menghindari diri dari pengalaman yang dapat mengakibatkan perasaan emosional.
Hal ini juga didukung oleh penelitian Wright dan Hogan 2008 yang menyatakan pemimpin perawatan mengenali bahwa perawat mengalami
kesedihan ketika pasien mereka meninggal dan banyak perawat yang minimal dalam menghadapi proses kesedihan.
Penelitian Davies et al 2008 menyatakan bahwa hambatan dalam memberikan paliatif yaitu akses terbatas penyedia perawatan paliatif,
ketidakpastian dalam prognosis dan hasil pengobatan dan kurangnya komunikasi serta hambatan dari pemberi perawatan. Sejalan dengan penelitian di atas banyak
penelitian telah mencatat bahawa kurangnya pendidikan dan pelatihan keterampilan adalah penghalang untuk perawatan paliatif Ogle et al., 2003.
Perawatan paliatif di wilayah Sumatera Utara tepatnya di kota Medan masih sangat terbatas. Dari 40 rumah sakit yang terdapat di kota medan, peneliti
mendapat 2 rumah sakit yang menyediakan perawatan paliatif yaitu Rumah sakit Adam Malik dan rumah sakit Murni Teguh. Kedua rumah sakit umum tersebut
peneliti melakukan wawancara kepada perawat dari masing-masing rumah sakit, dan peneliti menemukan perbedaan dalam melaksanakan perawatan paliatif.
Rumah sakit Adam Malik melaksanakan perawatan paliatif khusus untuk penderita TB paru tetapi rumah sakit Murni Teguh melaksanakan perawatan
paliatif khusus untuk penderita kanker. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merasa perlu untuk meneliti pengalaman perawat dalam memberikan
perawatan paliatif pada pasien kanker di rumah sakit Murni Teguh kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
2. Rumusan Masalah Bagaimana pengalaman perawat dalam memberikan perawatan paliatif
pada pasien kanker? 3. Tujuan Penelitian
Untuk mengeksplorasi pengalaman perawat dalam memberikan perawatan paliatif pada pasien kanker.
4. Manfaat Penelitian 4.1 Bagi praktik keperawatan
Hasil penelitian yang diperoleh nantinya dapat dijadikan sumber pengetahuan dan strategi bagi tenaga pelayanan khususnya bagi perawat dalam menerapkan
perawatan paliatif pada pasien kanker. 4.2 Bagi pendidikan keperawatan
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi pendidikan keperawatan tentang gambaran praktek rumah sakit. Sehingga dapat menjadi
motivasi dan sumber pengetahuan bagi mahasiswa dalam menerapkan perawatan paliatif pada pasien kanker.
4.3 Bagi penelitian keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi tambahan
yang berguna bagi pengembangan penelitian keperawatan selanjutnya dalam menerapkan perawatan paliatif pada pasien kanker.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA