Umpan BalikTindak Lanjut KELOMPOK KOMPETENSI F PROFESIONAL KAJIAN MATERI IPS SD KELAS TINGGI
Modul Pelatihan SD Kelas Tinggi
31
saat ia sedang menerima pesan komunikasi. Komunikasi kita tidak akan efektif jika komunikan sedang marah, sedih, bingung, sakit, atau lapar.
2. Media komunikasi Media komunikasi sangat banyak jumlahnya, mulai dari yang tradisional sampai
dengan modern. Untuk mencapai sasaran komunikasi, kita bisa memilih salah satu atau menggabungkan beberapa media, tergantung pada tujuan yang akan
dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan teknik yang akan digunakan. Mana yang terbaik dari sekian banyak media komunikasi tidak dapat ditegaskan
dengan pasti, sebab masing-masing pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. 3. Tujuan pesan komunikasi
Pesan komunikasi memiliki tujuan tertentu. Ini menentukan teknik yang akan diambil.
4. Peranan komunikator dalam komunikasi Ada faktor yang penting dalam diri komunikator bila ia melakukan komunikasi,
yaitu daya tarik sumber dan kredibilitas sumber. a.
Daya Tarik Sumber Seorang komunikator akan berhasil dalam komunikasi mampu mengubah
sikap, opini, dan perilaku komunikan melalui mekanisme daya tarik, yakni ketika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengannya.
Dengan kata lain, komunikan merasa memiliki kesamaan dengan komunikator sehingga komunikan bersedia taat pada isi pesan yang
disampaikan komunikator. b. Kredibilitas Sumber
Faktor kedua yang bisa menyebabkan komunikasi berhasil adalah kepercayaan komunikan pada komunikator. Kepercayaan ini banyak
bersangkutan dengan profesi keahlian yang dimiliki seorang komunikator Onong Uchyana Effendy, 2006.
Berdasarkan kedua faktor tersebut seorang komunikator dalam menghadapi komunikan, haruslah bersikap empatik, yaitu kemampuan seseorang untuk
memproyeksikan dirinya kepada peranan orang lain. Dengan kata lain, dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain. Seorang komunikator harus bersikap
Kegiatan Pembelajaran 2
32
empatik ketika ia berkomunikasi dengan komunikan yang sedang sibuk, marah, bingung, sedih, sakit, kecewa, dan sebagainya.
Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran banyak ditentukan oleh keaktifan pendidik dan peserta didik dalam bentuk timbal balik berupa pertanyaan,
jawaban pertanyaan atau berupa perbuatan baik secara fisik maupun secara mental. Adanya umpan-balik ini memungkinkan pendidik mengadakan
perbaikan-perbaikan cara komunikasi yang pernah dilakukan. Keefektifan komunikasi menunjuk kepada kemampuan orang untuk menciptakan suatu
pesan dengan tepat, yaitu pengirim pesan dapat mengetahui bahwa penerima menginterprestasikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim.
Ada banyak strategi yang bisa dipilih guru dalam proses pembelajaran. Strategi- strategi tersebut di antaranya: ceramah, diskusi kelas, kerja kelompok, dan
kegiatan berbasis sumber belajar. Pada semua strategi tersebut, Komunikasi efektif guru penting untuk pencapaian tujuan pembelajaran.
Guru sebagai Penceramah
Ceramah merupakan strategi yang paling sering digunakan guru dalam komunikasi pembelajaran. Richmond dalam Iriantara dan Syaripudin menyatakan bahwa
ceramah ini dari sisi pemanfaatan waktu pembelajaran merupakan strategi yang paling efisien karena bisa menyampaikan cukup banyak informasi pada khalayak
dengan penggunaan alat bantu sangat minimal. Namun, ceramah dipandang sebagai metode pembelajaran yang kurang efektif karena peserta didik diposisikan pasif,
hanya menyimak dan kurang mendorong kegiatan tahap pembelajaran tingkat tinggi seperti: aplikasi, analisis, sintesis, atau evaluasi.
Ada baiknya guru berlatih public speaking untuk mengasah kemampuan komunikasi pembelajaran melalui ceramah. Hal ini penting karena peserta didik berharap guru
cukup memiliki pengetahuan dan mengomunikasikannya dengan cara yang mudah dipahami. Materi ceramahnya terorganisasi sehingga mudah diikuti, menarik, sesuai
dengan konteks peserta didik. Selain itu, gurunya pun dipandang kompeten dan antusias, dan memiliki rasa humor.