konsep SDGs juga penting untuk diketahui. Dengan harapan, setelah mengetahui itu semua gambaran komunitas sehat dan konsep kesehatan
komunitas dapat dipahami dengan baik.
1.2 Tujuan
1. Menjelaskan profil kesehatan di Indonesia 2. Menjelaskan masalah kesehatan di Indonesia
3. Menjelaskan indikator kesehatan masyarakat 4. Pencapaian MDGs dan konsep SDGs
5. Menjelaskan konsep komunitas sehat dan kesehatan komunitas
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PROFIL KESEHATAN INDONESIA
Visi dan Misi Visi
Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan
Misi
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani
Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan
Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan
Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik
Strategi
Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani
dalam pembangunan kesehatan melalui kerja sama nasional dan global.
Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti; dengan pengutamaan pada upaya promotif
dan preventif.
Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional.
Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang
merata dan bermutu.
Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.
Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan
yang bertanggungjawab.
Nilai - nilai 1. Pro Rakyat
4
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan harus menghasilkan yang
terbaik untuk rakyat. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi- tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa
membedakan suku, golongan, agama dan status sosial ekonomi.
2. Inklusif
Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh
Kementerian Kesehatan saja. Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor,
organisasi profesi, organisasi masyarakat pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.
3. Responsif
Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi
setempat, sosial budaya dan kondisi geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda,
sehingga diperlukan penangnganan yang berbeda pula.
4. Efektif
Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah ditetapkan dan bersifat efisien
5. Bersih
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme KKN, transparan, dan akuntabel.
Visi Misi Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat 2013-2018 Visi
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat
Masyarakat Jawa Barat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat
Misi Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat
1. Akselerator Pembangunan Kesehatan di Jawa Barat
5
2. Menjamin Pelayanan Kesehatan yang Prima 3. Mendukung Sumber Daya Pembangunan Kesehatan
4. Regulator Pembangunan Kesehatan di Jawa Barat
Isu Strategis
1. Kejadian beberapa penyakit menular, tidak menular, gangguan mental serta gangguan gizi makin meningkat. Terdapat beban ganda penyakit
diluar sasaran MDGs 2015, ancaman munculnya penyakit new emerging re-emerging serta Kejadian Luar Biasa KLB yang diakibatkan
perubahan perilaku manusia dan lingkungan; 2. Sistem Kesehatan perlu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di masa
yang akan datang baik dari sisi kuantitas maupun kualitas; 3. Sistem Pelayanan kesehatan belum efektif efisien, masih berorientasi
kepada kuratif daripada promotif preventif, hal ini terlihat dari proporsi anggaran lebih tinggi untuk kuratif;
4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS belum menjadi bagian dari budaya di masyarakat;
5. Kualitas kesehatan lingkungan masih rendah sebagai akibat dari pembangunan yang tidak berwawasan kesehatan;
6. Sumber Daya Kesehatan belum sesuai dengan standar untuk memenuhi pelayanan kesehatan prima;
7. Regulasi kesehatan perlu dilengkapi dan Sistem Informasi Kesehatan belum terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan.
Program
1. Program promosi kesehatan 2. Program Pengembangan lingkungan sehat
3. Program Pelayanan Kesehatan 4. Program Pengendalian Penyakit Menular dan tidak menular
5. Program Sumber Daya Kesehatan 6. Program Manajemen Kesehatan
6
2.2 MASALAH KESEHATAN DI INDONESIA
Data dikumpulkan dari sampel yang mewakili Indonesia, meliputi 41.590 kematian sepanjang 2014, dan pada semua kematian itu dilakukan autopsi verbal,
sesuai pedoman Badan Kesehatan Dunia WHO secara real time oleh dokter dan petugas terlatih
Dari data itu terlihat bahwa 10 jenis penyakit paling sering menjadi penyebab kematian di Indonesia adalah penyakt :
1. Cerebrovaskular atau pembuluh darah di otak seperti pada pasien stroke. 2. Penyakit jantung iskemik.
3. Diabetes Melitus dengan komplikasi. 4. Tubercolusis pernapasan.
5. Hipertensi atau tekanan darah tinggi dengan komplikasi. 6. Penyakit pernapasan khususnya Penyakit Paru Obstruktif Kronis PPOK.
7. Penyakit liver atau hati. 8. Akibat kecelakaan lalu lintas.
9. Pneumonia atau radang paru-paru. 10. Diare atau gastro-enteritis yang berasal dari infeksi.
Menurut Tjandra Yoga, data tersebut di atas menunjukkan ada peningkatan peringkat Penyakit Tidak Menular PTM atau sering juga disebut sebagai
penyakit degeneratif sebagai penyebab kematian di Indonesia.
a. Jenis Masalah
1 Tingginya angka pertumbuhan penduduk. 2 Tingginya angka kematian ibu dan anak
3 Tingginya angka kesakitan dan kematian karena penyakit menular 4 Tingginya angka kesakitan dan kematian karena penyakit tidak menular
5 Masalah kesehatan lingkungan :
Keadaan lingkungan fisik dan biologis yang belum memadai.
Sarana air bersih dan fasilitas kesehatann yang belum merata.
Pembinaan program peningkatan kesehatan lingkungan belum berjalan seperti yang diharapkan.
b. Penyebab Masalah
1 Faktor sosial ekonomi
Tingkat pendidikan yang masih rendah
7
Tingkat penghasilan yang rendah
Kurangnya Kesadaran pemeliharaan kesehatan
2 Gaya hidup dan perilaku masyarakat
Banyak kebiasaan masyarakat yang merugukan kesehatan
Adat istiadat yang tidak menunjang peningkatan kesehatan 3 Lingkungan masyarakat
Kurangnya peran serta masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan.
Kurangnya tanggung jawab masyarakat dalam bidang kesehatan.
4 System pelayanan kesehatan
Cakupan pelayanan kesehatan yang belum menyeluruh
Upaya pelayanan kesehatan yang sebagaian besar masih berorientasi pada pelayanan kuratif.
Masalah kesehatan di Jawa Barat
1. Masih tingginya AKI dan AKB. Berdasarkan Susenas 2008, AKI Jabar masih berkisar pada 28100.000 penduduk.
2. Masih tingginya angka kesakitan dan kematian karena beberapa penyakit menular maupun tudak menular. Penyakit menular yaitu DBD, diare, TBC,
kusta, malaria, filariasis. Jawa Barat sudah harus mulai memberikan perhatian khusus pula terhadap penyakit yang tidak menular karena data
2008 didapatkan beberapa penyakit tidak menular yang mulai meninggi di Jabar seperti penyakit tekanan darah tinggi, kencing manis, gangguan
emosional, gastritis, serta radang gout. 3. Masih ditemukannya masalah kekurangan gizi. Masalah gizi ini hampir
menyebar di semua kabupatenkota. Hal ini disebabkan karena ketidaktahuan keluarga dalam memilih makanan atau ketidakterjangkauan
masyarakat untuk mengakses makanan yang seimbang. 4. Penyebaran tenaga kesehatan yang tidak merata. Untuk dapat mengakses
kelayakan kesehatan harus dipertimbangkan keberadaan dan penyebaran
8
tenaga kesehatan, mulai dari tenaga dokter sampai tenaga kesehatan lainnya.
5. Kurang meratanya sarana dan prasaran pendukung kesehatan, seperti rumah sakit, puskesmas, polindes, dll. Padahal aksesibilitas masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan akan dipengaruhi pula oleh ketersediaan sarana kesehatan mulai dari puskesmas, puskesmas
pembantu, rumah sakit, polindes, bahkan rumah sakit swasta atau dokterbidan praktik swasta. Penyebaran fasilitas kesehatan yang lebih
banyak di kota juga berhubungan dengan penyebaran tenaga kesehatan. 6. Pembiayaan kesehatan yang masih rendah. Data menunjukkan besaran
biaya kesehatan yang disediakan pemerintah tidak jauh berkisar di antara 2,5-3,5.
7. Lemahnya peran serta masyarakat di bidang kesehatan.
2.3 INDIKATOR KESEHATAN MASYARAKAT